Selasa, 29 November 2016

The K2 - Episode 13 Part 2



Panggilan Anna terus diabaikan oleh Sung Won. Sampai akhirnya Je Ha pulang dan mereka berdua duduk di atap. Anna meminta maaf karena selama ini tak mengatakan yang sebenarnya bahwa ia pergi ke penjara “Maaf karena telah berbohong padamu. Kurasa aku memang bodoh.”

Je Ha meletakkan kepala Anna dipundaknya, memintanya jangan menangis karena pertarungan yang sebenarnya baru dimulai.

Terdengar suara mesin mobil memasuki rumah, rupanya Se Joon datang kesana. Je Ha menyuruh Anna menemuinya dan mendengarkannya.

Anna menuruti saran Je Ha dan menemui Ayahnya. Se Joon langsung saja meminta maaf atas apa yang telah ia katakan. Ayahnya memang orang yang mengerikan. Semua yang ia katakan di konferensi pers adalah kebohongan. Ibu Anna tak pernah memerasnya, dia hanya memohon. Dan juga, Ibu Anna tidak meninggal karena bunuh diri.

Dan saat di ruang medis JSS, apa yang ia katakan juga kebohongan. Dia sengaja menyakiti perasaan Anna karena Yoo Jin memperhatikan mereka.

Anna menghapus air matanya dan bersikap tegar “Kenapa kau mengatakan ini padaku sekarang? Aku tidak ingin mendengar semua ini.”

Se Joon hanya khawatir kalau Anna akan berakhir sama sepertinya. Anna tak sependapat, ayahnya hanya takut harus mundur dari politik. Se Joon menyangkal, politik adalah satu – satunya yang ia miliki. Dirinya takut tak bisa menyelamatkan Anna dan membahagiakannya.

Anna semakin jengkel saja mendengar ucapan Ayahnya. Jadi itu alasan Ayah meninggalkannya dan ibu? Jadi dia akan tetap diam dan tak membuat masalah sampai menjadi presiden? Ayahnya tak ingin membiarkannya menyelidiki masalah kematian Ibu? 

Kalau begitu, Anna menegaskan bahwa alasan Ayahnya mengatakan hal kejam diruang medis bukanlah karena Yoo Jin menonton mereka berdua “Tapi itulah yang kau rasakan sesungguhnya. Jangan takut lagi.. karena Ayah.. sudah kehilangan putrimu.”
Se Joon meneteskan air mata mendengar ucapan putrinya.

Saat keluar dari kamar Anna, Se Joon berpapasan dengan Je Ha, keduanya sama – sama terdiam dan saling bertatapan sejenak.
Setelah pertemuan mereka, Je Ha mungkin telah merencanakan sesuatu dan pergi ke Cloud Nine. Dia bicara pada cermin “Ayo kita mulai dari awal..”

Entah apa saja yang diucapkan oleh Je Ha, tapi tampaknya dia mengajukan banyak sekali pertanyaan.
Disisi lain, Se Joon kembali meyakinkan hati rakyat dan melakukan blusukan ke pasar tradisional. Merangkul mereka dan menunjukkan wajah ramah. Yoo Jin juga ikut mendampinginya.
Sedangkan Anna menyaksikan liputan acara blusukan mereka, dia tampaknya enggan untuk melihat keduanya. Ada raut kekecewaan dan ia pun memutuskan untuk tak menonton TV lagi.

Saat sedang sibuk sendiri mengajukan pertanyaan pada cermin, Sekretaris Kim datang ke Cloud Nine dan memergoki tingkah mencurigakannya. Ia pun memutuskan untuk tak mengintrupsi –nya dan pergi dari sana.
Anna mengunjungi makam ibunya lagi, ia terus saja mengucapkan kata maaf, dia sudah merusak segalanya.
Ketika Anna menangis, Yoo Jin datang kesana dan meletakkan sebuket bunga dimakam ibunya. Ibu Anna memang seperti bunga. Se Joon pernah pulang dalam keadaan mabuk dengan membawa sebuket bunga, dia bertanya “bukankah kau suka ini?” Yoo Jin mengaku tak begitu menyukainya tapi ia cukup senang. Sampai suatu hari, dia datang ke rumah Anna dan menemukan sebuket bunga dalam vas ruang tamu.

Yoo Jin bilang kalau dia tak pernah sepenuhnya membenci Anna karena dia pikir Anna memiliki kemiripan dengannya. Dia sudah tak punya Ibu saat seusia Anna. Dan posisi Ibunya digantikan oleh Ibu Tiri yang telah merebut Ayahnya. Tapi ironisnya, sekarang Yoo Jin menjadi seorang Ibu Tiri juga.

Yoo Jin mengaku kalau dia tahu jika Hye Rin sedang mengandung. Ia sudah menduga kalau dia akan menikah dengan pria lain, memiliki anak, bercerai kemudian mencari pria yang menjadi Ayah biologis dari anaknya. Jadi menurut Anna, apa yang harus ia lakukan ketika ia telah melepaskan segalanya demi Se Joon?
“Jadi, kau mencoba memberitahuku itu sebabnya kau membunuh ibuku?” sela Anna.

Tak menjawab, Yoo Jin bilang kalau sangat menyenangkan jika Anna adalah putri kandungnya. Tapi memang Anna akan menjadi putrinya.. secara hukum. Toh dia sendiri tak memiliki anak jadi kalau Anna mau tetap diam, dia akan menjadi putri seorang presiden. Selain itu, suatu hari mungkin dia akan mewarisi JB Grup. Jadi kalau Anna mau balas dendam, balas dendamlah ketika dia sudah memiliki semua yang Yoo Jin punya. Lakukanlah..


Anna menolaknya. Baik kalau begitu, Yoo Jin memintanya untuk pergi sekarang juga. Temui saja Lafelt dan menjadi modelnya, atau apalah terserah Anna. Dia akan membantu Anna sebisa mungkin. Toh disini dia tak bisa berbuat apapun, sudah sangat terlambat untuk mengekspos segalanya. 

“Lalu bagaimana kalau aku ingin berusaha mengungkapkan kematian ibuku?”
Maka Yoo Jin dengan yakin mengatakan bahwa hidup Anna yang penuh tragedi akan berlanjut. Dia akan melihat semua orang yang dicintainya mati. Mi Ran, Sung Gyu, Ahjumma.. dan juga Kim Je Ha. Mereka semua akan mati saat mencoba melindunginya.

“Tidak. Sebelum itu terjadi, Je Ha akan membunuhmu.”

Yoo Jin tersenyum sinis, rupanya Anna tidak tahu kalau Je Ha juga memiliki trauma. Dia tak akan bisa membunuh seseorang. Makanya Yoo Jin bersedia bekerjasama dengannya dan membantu menarik pelatuh agar dia bisa balas dendam.

“Balas dendam?” tanya Anna tak tahu.

Iya. Yoo Jin membantu Je Ha untuk membalas dendam kematian seorang yang ia cintai. Sepertinya mereka sudah tunangan, jadi mungkin saja Je Ha akan meninggalkan Anna kalau dia sudah balas dendam.

Anna tak percaya lagipula dia sudah berjanji akan pergi bersama. Yoo Jin makin mengejeknya yang tak tahu apa – apa tentang Je Ha. Nama “Kim Je Ha” yang digunakan saat ini adalah alias. Jadi dia tak akan bisa pergi keluar negeri karena dia buronan interpol.

Sepertinya Anna tak tahu sedetil itu, tapi dia berkata kalau dia tahu kok. Dia tahu kalau Je Ha dijebak.

“Jadi itu yang ia katakan padamu, sayang? Bahwa dia dijebak untuk pembunuhan Rania?”

“Rania?”

Yoo Jin makin mengejeknya yang tak tahu nama tunangan Je Ha. Tapi yang lebih penting lagi, Kim Je Ha bukan menjadi buronan akibat pembunuhan Rania melainkan karena dia melakukan pembantai warga sipil di Irak. Dan dia dianggap melakukan kejahatan perang karena hal itu. Kalau memang tak percaya, Anna bisa tanya sendiri. Je Ha tak bisa hidup tanpa ID nama yang ia berikan. Dengan satu panggilan saja maka Je Ha sudah dipenjara. Apa kau mau melakukan itu?

Se Joon dan Yoo Jin melanjutkan kegiatan sosialnya demi image baik mereka.
Saat berniat pulang, Je Ha menemui Se Joon dan keduanya berbicara. Se Joon bertanya mengenai kondisi Anna. Secara fisik mungkin baik – baik saja, tapi secara mental Je Ha tak yakin. Dan menurutnya, Se Joon adalah sosok Ayah yang buruk sehingga ia ingin memberikan sebuah kesempatan agar dia bisa memperbaikinya.
Se Joon sudah pesimis, sudah terlambat.

Je Ha akan membantu Se Joon menang melawan Gwan Soo dan terlepas dari genggaman Yoo Jin. Tapi imbalannya, dia memohon agar Se Joon bisa mengungkapkan kasus kematian Ibu Anna. Ini demi kebaikannya.
Sekretaris Kim mengadu atas apa yang ia lihat, memangnya perlu bagi Yoo Jin membiarkan Je Ha bisa mengakses cerminnya? Yoo Jin dengan santai berkata kalau cerminnya diberi nama cermin dengan sebuah alasan, agar mereka tahu bagaimana tampang sebenarnya orang yang bercermin.

Yoo Jin meminta cermin untuk memberitahukan apa saja yang sudah Je Ha tanyakan padanya.

Cermin pun menjawab dan intinya yang Je Ha cari adalah “Bukti tentang gerbang Kumar”

Kalau memang Je Ha bisa membebaskannya dari cengkeraman Yoo Jin, Se Joon bersedia bekerjasama dengannya. Je Ha tahu bahwa sekelompok orang melakukan korupsi dalam jumlah besar, Gwan Soo dan presiden terlibat didalamnya. Kalau Se Joon mengetahui rahasia ini, mereka bisa memaksa Gwan Soo untuk mundur dari pencalonan. Je Ha akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menemukan bukti fisik korupsi Gwan Soo. Dan saat itu pula, Se Joon bisa menjatuhkan JB Grup dan Choi Yoo Jin dalam satu gerakan.

“Tapi apa alasan kau ingin memberiku bukti ini?”

Karena Je Ha menganggap kalau Se Joon adalah politisi yang cukup korup dan Se Joon siap mengkhianati Yoo Jin disaat – saat tertentu. Dengan ini mereka bisa membuat keadilan untuk Yoo Jin dan Gwan Soo demi melindungi Anna kemudian mengembalikan reputasi baik ibunya sesuai yang ia inginkan.

Se Joon puas dengan kesepakatan ini, dia berjabatan tangan dengan Je Ha sebagai tanda setuju.

Yoo Jin bertanya apakah Je Ha mengajukan pertanyaan tentang dirinya dan Uhm Hye Rin? Tidak. Yoo Jin memuji sikap gentleman –nya Je Ha. Kemudian dia bertanya, pertanyaan apa yang terakhir kali diajukan oleh Je Ha?

“Orang Korea yang tinggal di dekat Kumar yang tidak memiliki afiliasi politik.” Jawab cermin.

“Ada orang tersebut di dekat Kumar?”

Deretan foto pun langsung muncul dan mereka semua adalah relawan medis. Yoo Jin terbelalak melihat nama Kim Suk Han muncul disana. Kim Suk Han adalah putra presiden, kunci utama dari gerbang Kumar. Yoo Jin tersenyum puas “Jadi Je Ha sudah menemukannya.”

Je Ha mengintai Suk Han yang sepertinya cukup religius dan pergi ke gereja. Beberapa orang mengawalnya hingga Je Ha bingung memikirkan cara untuk mendapatkan sebuah bukti.

Dia kemudian pergi ke kantor Gwan Soo, duduk dikursinya dan membaca dokumen seenaknya. Tak lama kemudian Gwan Soo datang, Je Ha bersikap akrab dan membahas masalah uang yang dulu dia janjikan. Dia ingin memintanya saat ini.

“Kenapa?”

“Apa maksudmu? Karena aku membutuhkan uang.”

“Kenapa, kau berencana menyingkirkan Jang Se Joon dan kabur tengah malam?”

Je Ha tertawa mengiyakan saja ucapannya.

Gwan Soo leyeh – leyeh, sepertinya karena kejadian putri pengacau itu, popularitas Se Joon sedikit menurun dan Yoo Jin cukup meningkat. Jadi Gwan Soo ragu karena sepertinya ia sudah tak begitu membutuhkan batuan Je Ha lagi.

“Tapi kau tidak dalam situasi dimana kau harus beristirahat dengan mudah. Bukti mengenai gerbang kumar.”

Sontak Gwan Soo duduk tegap dengan terkejut, darimana dia mendapatkan informasi tersebut? Je Ha tersenyum percaya diri, orang itu, Kim Suk Han tengah diawasi secara ketat.

Sekretaris Kim mengabarkan kalau Je Ha melakukan pertemuan dengan Gwan Soo tengah malam. Yoo Jin dengan santai meminta mereka membiarkannya saja, ini adalah sebuah bagian dari rencana. Dia meminta Ketua Joo menemukan candangan untuk Je Ha dan waspada. Ini akan menentukan pemenang dari pemilihan mendatang atau bahkan menentukan nasib negara ini.
Dan Gwan Soo pun langsung sigap pergi ke rumah sakit. Dokter disana menyambut kehadirannya dengan baik.


Suk Han juga sedang jaga disana, perawat mengatakan kalau bodyguardnya terlalu banyak. Suk Han tersenyum dan menegur bodyguard yang selalu mengikutinya. Saat sedang berbicara, seorang perawat memintanya pergi ke ruangan CT. Park Gwan Soo tengah menunggunya.

Suk Han tampaknya kurang suka mendengar nama Gwan Soo disebutkan.

Tak jauh dari sana, Je Ha terus memantau kegiatannya.


Gwan Soo meminta “konsultasi kesehatan” dengan Suk Han dan Suk Han pun langsung meminta rekan dokternya untuk keluar. Saat sudah berdua, Suk Han berkata kalau kehadiran Gwan Soo hanya membuat posisinya menjadi sulit.

Gwan Soo beralasan kalau ia hanya ingin mengecek kondisi kesehatan sebagai capres, jadi tak akan ada yang mencurigainya. Tapi yang jelas, Gwan Soo memintanya untuk mengawasi “objek penting”. Seseorang yang bernama Choi Yoo Jin tengah mencari tahu dan orang – orang disekelilingnya mulai mencium perbuatan mereka. Suk Han bisa memindahkannya agar terus tersembunyi atau melenyapkan saja sekalian.

Melihat bagaimana Gwan Soo menyingkirkan sekretaris Ayahnya, Suk Han pikir ia harus melakukannya dengan benar. Dan jika kau berhasil ke “Cheong Wa Dae”, jangan lupa bahwa aku memiliki “itu”.

Pemeriksaan telah selesai, dia meminta agar Gwan Soo tak datang kesana untuk melihat hasilnya.  



“Satu ons pencegahan adalah bernilai satu pon pengobatan. Lebih baik diperiksa daripada kau terkena apa – apa.” Jawab Gwan Soo.

Saat Gwan Soo pergi, Je Ha bisa melihat banyak bodyguard Gwan Soo tersebar disana. Ketua Joo menghubunginya dan muncul dilantai seberang, dia mengatakan kalau orang – orang itu berasal dari Blue House dan juga orang – orang Gwan Soo.

Ketua Joo tak tahu apa yang tengah Je Ha kerjakan tapi akan sulit kalau tanpa bantuan darinya. Je Ha menghela nafas berat dan mengajaknya bicara.


Ketua Joo bertanya, apa yang sebenarnya Je Ha lakukan? Je Ha mengaku mendapat tugas untuk mengawasi seorang dokter dan buatlah semuanya terlihat jelas kalau kau tengah mengawasinya.

Je Ha sudah melihat CCTV rumah sakit dan bisa menduga kalau dokter itu menyimpan sebuah informasi. Dia bahkan menemukan ada pencuri yang masuk ke ruang kerjanya, jadi kemungkinan orang lain pun sedang menggali masalah ini. Orang itu mencoba mencari informasi dengan cara apapun, jadi tandanya dokter itu tak menyembunyikan informasi itu dirumah sakit ini. Dia tak menyimpannya di komputer atau cloud drive karena itu bisa diretas. Jadi kemungkinan dia menyembunyikannya di harddisk eksternal yang bisa ia periksa setiap saat.

“Lalu kenapa kau mencoba membuatnya kentara kalau dia sedang diawasi?”

“Dia menjadi tak nyaman dan memindahkannya, itulah saat dia menunjukkan dimana persisnya itu.” Jawab Je Ha.

Gwan Soo mendapatkan laporan kalau Je Ha sedang berkeliaran dirumah sakit. Gwan Soo sekarang percaya kalau Yoo Jin sedang mengawasi mereka. Sudah ada tiga orang blue house yang menjaganya dan juga polisi berpihak pada mereka. Gwan Soo masih tak nyaman, dia menugaskan agar mereka langsung masuk kalau JSS mendapatkan bukti ditangan mereka. Kalau tidak, lenyapkan saja bukti itu sekalian.


Suk Han kembali ke gereja, dia berdoa dengan tangan gemetaran dan berusaha meraih kursi yang terletak dihadapannya. Ia ragu karena disana ada JSS yang mengawasinya, meskipun dia tak yakin tapi dia sadar sedang diawasi. Ia pun memutuskan untuk pergi dari sana.

Je Ha berpapasan dengannya dan menyuruh rekan JSS –nya untuk menunjukkan dimana letak kursi Suk Han.
Suk Han kembali ke ruang kerjanya dengan gelisah tapi dia tak mau mengatakan apapun yang terjadi pada bodyguardnya. Ia kemudian berusaha menghubungi Sung Won.


Sung Won mengabaikan panggilannya, dia tengah melakukan rapat bersama kroninya dan tampak begitu serius. Mereka penasaran siapa yang akan mendapatkan “itu”, mereka akan berpihak pada pemilik “itu”. Kalau Choi Yoo Jin mendapatkannya maka mereka akan ada dalam belas kasihannya tapi kalau Gwan Soo yang mendapatkannya, tak akan ada yang berubah.

“Sepertinya kita telah memutuskan siapa yang akan menjadi presiden.”


Saat keluar dari ruangannya, Suk Han berpapasan dengan JSS yang pura – pura jadi pasien dan terus menatapnya. Dia jadi risih, kenapa? Orang JSS itu cuma cengo kemudian melepaskan penyangga tangannya dan berubah jadi sehat. Haha.. Mereka seperti tengah mengolok – olok Suk Han.



Suk Han menyadari sesuatu dan berlari ke suatu gereja namun Je Ha sudah menghadangnya. Dia memerintahkan bodyguardnya untuk menjagal Je Ha dan berlari ke tempat persembunyian harddisk –nya. Rupanya harddisk itu masih disana. Je Ha tersenyum puas sambil membatin “jadi tempatnya disana.”

Suk Han menghampiri Je Ha, siapa kau?

Je Ha menjawabnya dengan seringai ganteng hehehe.


-oOo-
Sumber gambar dan konten: tvN