Senin, 07 November 2016

Uncontrollably Fond - Ep. 12 Part 1

Kenangan indah Joon Young bersama ibunya serta keluarga Jung Shik terngiang dalam ingatan Joon Young. Ibunya suka menyanyikan lagu ketika dia tengah gembira. Menari dan minum soju bersama.






Ditanah yang hijau, aku ingin membangun rumah seperti dilukisan. Itulah bagaimana lagu itu dimulai. Aku tak tahu sejak kapan, tapi akhirnya aku memiliki keinginan untuk tinggal di rumah yang berdiri ditanah yang hijau dan hidup bahagia dengan seseorang yang kucinta. Meskipun aku tahu kalau hidupku tak akan lama lagi, aku tak pernah menyerah untuk mewujudkan keinginanku. Aku hanya mempercepat dari 100 tahun menjadi tiga bulan.


Joon Young menatap lukisan rumah yang dibangun diatas rumput hijau. Ia menerima pesan singkat dari No Eul yang melakukan hitungan mundur. [5 meter lagi. 4 meter lagi. 3 meter lagi.]

Mungkin aku tak akan bisa hidup 100 tahun, tapi aku akan menghabiskan waktuku dengan orang yang kucintai. Jangan sedih atau menyesal.

Joon Young kembali melihat ke arah ponselnya dan hitungan mundur Eul sudah sampai angka 0. Dalam pesan Eul yang terakhir, dia berkata kalau Joon Young memang tak datang. Semua berakhir. Benar – benar berakhir.

-oOo-


No Eul meletakkan ponselnya ke dalam laci, menandakan kalau dia benar – benar berniat mengakhiri semuanya. Jik datang dengan tergesa – gesa untuk menanyakan maksud Eul. 

“Aku berniat untuk meninggalkan Korea.”

-oOo-


Tapi aku menyerah untuk mendapatkan mimpiku yang terakhir. Aku tak akan menghabiskan sisa hidupku di rumah dalam lukisan bersama Eul.

Joon Young melepaskan gambar rumah yang tertempel di dindingnya lalu meremas gambar itu. Sama halnya dengan Eul, ia pun mulai menyerah.



Tapi Joon Young telah meneguhkan hati untuk mengungkapkan kebenaran yang telah dirampas dari Eul. Joon Young terus mengikuti Jaksa Cha sampai dia ketakutan. Jaksa Cha meminjam uang pada seorang tetangga lalu memberikannya pada Joon Young. Ia mengganti uang makanan yang tadi Joon Young bayar.

Joon Young bertanya dengan lugas, siapa yang telah menabrak Tuan Noh Jang Soo? 

Jaksa Cha mengatakan kalau pelakunya ‘kan sudah ditangkap. Joon Young menolak jawaban itu, dia ingin pelaku yang sebenarnya. Bukan orang yang disodorkan oleh Choi Hyun Joon. 

Jaksa Cha menyuruh Joon Young untuk pergi sebelum dia berubah kasar. Dia bisa menuntut Joon Young karena mengganggu kehidupan pribadinya.


Joon Young sama sekali tak takut. Ia terus mengikuti Jaksa Cha.

“Jadi saat aku pergi, Aku harap No Eul bisa tahan saat musim dingin dan memulai kehidupan yang hangat, bersih seperti musim semi.” Batin Joon Young.

-oOo-



Ji Tae memaksa No Eul keluar dari taksi. No Eul jelas tak terima dan ingin kembali melanjutkan perjalanan. Ji Tae dengan tegas menahan tangan Eul lalu membayar taksi. Dia memerintahkan agar barang – barang No Eul segera dikeluarkan dari bagasi.

“Ahjussi!!” 

Ji Tae tak menggubris lalu meminta Jik membawa barang itu kedalam rumah. Jik menurutinya dan meminta Ji Tae untuk menjelaskan alasan dia menghilang selama ini. Ji Tae mengiyakan.


Ji Tae meminta No Eul untuk tak kabur, dia sudah tahu kalau Eul menerima ancaman. Tapi bagi Eul ini adalah alasan utamanya untuk pergi. Sudah cukup baginya kehilangan Ayah. Dia tak mau kehilangan Jik juga. Apa kau mau bertanggung jawab kalau aku ketinggalan pesawat? Jik, bawa kembali kopernya!

No Eul juga menyuruh Ji Tae untuk berhenti menjadikannya sebagai teman. Dia takut kalau Ji Tae juga akan terluka.

“Aku akan menghentikannya!” tegas Ji Tae.

“Orang – orang itu lebih mengerikan dari yang kau kira. Mereka bukan orang yang bisa kita hadapi.”



“Mereka orangtua –ku!” bentak Ji Tae membuat Eul diam. “Anggota Kongres Choi adalah Ayahku! Dan Nyonya Lee Eun Soo adalah ibuku!”

No Eul diam. Tak bereaksi apapun sampai akhirnya dia pun tertawa garing, ia menganggap candaan Ahjussi selalu saja konyol.



No Eul menatap kedua manik mata Ji Tae yang masih terlihat serius. No Eul mulai gamang, apa ini bukan candaan?

“Bukan.”

No Eul tak percaya karena nama Ji Tae saja Lee Hyun Woo, mana mungkin dia anak Choi Hyun Joon. Ji Tae terlihat sangat menyesal, dia telah membohongi No Eul. Eul perlahan melangkahkan kakinya mundur. Ji Tae mencoba mendekatinya tapi Eul membentak Ji Tae, jangan mendekat!

Eul pun pergi meninggalkan Ji Tae yang masih terdiam ditempat.



Ji Tae ingat dengan kejadian semalam saat dipukul oleh Joon Young. Perkataan Joon Young telah membuatnya sadar, keputusannya untuk tetap diam itu sudah salah.

Aku memang telah merebut Flashdisk No Eul, aku hampir membunuhnya. Itu memang mengerikan tapi setidaknya aku mengakuinya. Tapi apa yang kau lakukan, Saat orang tuamu mengancam dan mencoba mengirimnya ke luar negeri?!”


Ji Tae masih menatap punggung Eul yang menjauh darinya dengan sedih. Mungkin dia takut kalau Eul akan terus menjauhi dan menolak kehadirannya.

Ponsel Ji Tae berdering saat menerima panggilan dari Ibu –nya tapi Ji Tae mengabaikan panggilan itu. Ia meremas ponselnya dengan kesal.

-oOo-



Ditempat pertunangan, suasana semakin tegang antara Hyun Joon dan Tuan Yoon. Keduanya bertatapan dengan penuh arti. Sedangkan Eun Soo gusar melihat panggilannya tak dijawab.

Jung Eun melihat kursi kosong disebelahnya dengan kesal. Mulutnya mulai bergetar menahan tangis.

-oOo-



Jaksa Cha memarkirkan mobil didepan sebuah rumah sakit. Tak lama kemudian mobil Joon Young juga datang dan dia menunjukkan kado yang besar untuk anak Jaksa Cha. Dia tahu kalau putri Jaksa Cha sedang berulang tahun.

“Pergi kau!”

“Aku tak akan pergi sebelum kau mengatakan siapa pelaku yang sebenarnya.”

Jaksa Cha mengatakan kalau pelakunya sudah menyerahkan diri. Joon Young kembali menekankan, bahwa dia bertanya tentang pelaku yang sebenarnya. Dia juga meledek coat Jaksa Cha yang terlihat jelek, dia akan lebih tampan kalau menggunakan coat miliknya.

Jaksa Cha kehabisan kata – kata, dia pun memilih segera pergi ketimbang meladeni ucapan Joon Young.


Istri atau mantan istri Jaksa Cha melemparkan kue yang dibawanya. Jaksa Cha dengan menyedihkan berkata kalau Bo Ram juga anaknya. Istri Jaksa Cha tampak sangat tertekan, dan dengan kejam mengatakan Bo Ram tak mau punya ayah seperti dia.

Jaksa Cha memungut kue yang dilempar istrinya. 


Seorang suster berlari dengan kegirangan, dia ingin mengambil ponsel soalnya ada Shin Joon Young. Artis terkenal itu. Wah, dia sangat tampan.

Jaksa Cha mendengarkan perbincangan mereka.


Diruang pasien, banyak yang sudah mengerubungi untuk melihat artis terkenal. Joon Young dengan so’ kenal memberikan kado pada Bo Ram. Tapi sayangnya Bo Ram ini kudet, dia tak mengenal bintang top sekelas Joon Young. Joon Young mencoba meyakinkan dengan memerankan beberapa karakternya.

Teman Bo Ram tahu adegan itu, tapi kenapa orang terkenal sepertinya bisa mengenal Bo Ram?



“Aku penggemar.. Ayah Bo Ram. Ayahnya adalah seorang jaksa. Dan aku menghormatinya lebih dari orang lain.”

“Benarkah? Kau menghormati Ayah lebih dari yang lain.”

Joon Young membenarkan, dia memuji Ayah Bo Ram yang tegas dan luar biasa. Hanya saja cara berpakaiannya amburadul. Bo Ram tersenyum mendengar penuturan Joon Young.

“Cha Bo Ram, aku iri padamu.” Rajuk Joon Young dengan alay.


Diluar ruangan, Jaksa Cha terlihat mulai luluh karena sikap Joon Young. Dia senang ada orang yang mau membuat putrinya tersenyum.


Joon Young menemui Jaksa Cha yang duduk ditangga sambil memakan cake yang sudah rusak. Dia duduk disampingnya dan mulai menganalisa kejadian yang menimpa Jaksa Cha. Dia menebak kalau Jaksa Cha menerima tawaran dari Choi Hyun Joon untuk menangani kasus ini dan sebagai gantinya, anaknya bisa dioperasi di rumah sakit terkenal. Meskipun awalnya menolak, tapi karena terpaksa Jaksa Cha menuruti permintaan tersebut.

Setelah kejadian tersebut, Jaksa Cha merasa semua ini diluar prinsip dan keinginannya. Ia memilih keluar dari pekerjaan dan hidupnya jadi sulit seperti sekarang ini. Istrinya mencerakan dia dan anaknya mulai tak percaya dengan Jaksa Cha.



“Lakukan dramatisasi itu di tempat syuting.” Kesal Jaksa Cha meninggalkan Joon Young.

Joon Young menahan tangan Jaksa Cha. Dia mengaku kalau hidupnya tak akan lama lagi, mungkin kebenaran ini bisa terkubur bersamanya kalau belum juga ia ungkapkan. Jadi dia meminta Jaksa Cha untuk berbagi beban penyesalan dengannya.

Jaksa Cha masih bersikukuh. Dia menampik tangan Joon Young.

“Jaksa Choi Hyun Joon... adalah ayahku.”



Seketika langkah Jaksa Cha terhenti.

“Dia tak tahu kalau aku anaknya. Dan Tuan Noh Jang Soo, korban tabrak lari itu adalah Ayah dari wanita yang kucintai.”

Jaksa Cha menoleh dan mendapati Joon Young tersenyum miris. Joon Young menambahkan kalau dia adalah manusia yang penuh dendam. Kalau dia sampai mati tanpa melakukan apapun, mungkin dia akan menjadi hantu gentayangan. Joon Young kembali tersenyum miris mengingat nasib hidupnya yang sudah di cap tak lama lagi dan segala apa yang menimpanya selama ini.

-oOo-


No Eul menuju ke kediaman Hyun Joon untuk menemuinya tapi tak ada seorang pun dirumah. Yang ada hanya Bibi, dia memberitahukan bahwa tak ada Tuan dirumah. No Eul terus menuntut untuk bertemu. No Eul berniat pulang tapi dia masih belum puas. Dia marah – marah didepan kamera bel rumah.

“Aku tahu ini tak berguna. Aku tahu kau bisa menghancurkan aku jadi aku mengatakan pada Ayahku untuk membiarkannya saja, lupakan dan meninggal dengan damai. Kalau dia masih merasa tak terima, dia bisa lahir kembali sebagai orang kaya. Itulah yang ingin aku katakan kepada Ayah. Kau menyuruhku pergi, aku pun pergi. Aku akan hidup tenang dan menghilang dari hadapanmu, seperti yang kau inginkan. Tapi kenapa kau melakukan ini? Kenapa kau mengirimkan anakmu untuk memata-matai aku? Apa aku membuatmu sangat takut? Aku memang keras kepala. Kau bisa saja berjalan dihadapanku, dan aku tak akan membuat suara. Orang seperti kalian lah yang menakutkan. Bukan aku!”


Ji Tae mendengarkan semua racauan No Eul didepan rumahnya. Dia tetap diam sampai akhirnya No Eul mulai pusing dan terduduk didepan pintu. Ji Tae pun bergegas untuk menolongnya.

-oOo-


Dalam perjalanan pulang, Eun Soo terus memegang kepalanya yang pening. Haru khawatir melihat kondisi ibunya, dia mengajaknya untuk pergi ke rumah sakit. Eun Soo menolak. Haru menggerutu tak percaya dengan sikap Ji Tae, bagaimana dia melakukan ini pada Ayah?

Eun Soo tak menanggapi dan terus memegang kepalanya. Dia menyuruh Sekretaris Kim untuk mengecek kecelakaan yang terjadi hari ini. Dia takut terjadi apa – apa pada Ji Tae.

-oOo-


Ketegangan masih berlangsung antara Hyun Joon dan Tuan Yoon. Hyun Joon bingung harus mengatakan apa, seharusnya dia lebih baik dalam membesarkan Ji Tae. Tuan Yoon tak perduli dengan ucapan itu. Dia bertanya, apa Ji Tae punya seseorang yang dia sukai?

“Tidak. Aku yakin ada sesuatu yang sangat genting..”

Tuan Yoon menegaskan bahwa pertunangan ini tergantung pada Jung Eun. Bukan ditentukan oleh Hyun Joon maupun Ji Tae. Dia dan putrinya lah yang menentukan. Jadi kalau Ji Tae datang sebelum hari esok, pertunangan masih bisa dilakukan. Setelat apapun itu.

Tuan Yoon pergi meninggalkan Hyun Joon.

-oOo-



Jung Eun melemparkan gaun yang pertunangannya dengan marah. Dia menyalahkan pemilik butik yang sudah membuat gaun murahan untuk dikenakan olehnya. Karena gaun itu dia tak jadi bertunangan. Pelayan kebingungan melihat Jung Eun melampiaskan kemarahan pada mereka.

Jung Eun ngamuk dan berusaha merusak gaun yang tadi ia kenakan.

-oOo-


No Eul bangun dari tidurnya setelah kelelahan. Dia berada didalam sebuah mobil. Tak jauh dari mobil itu ada Ji Tae yang tengah memandangi sungai. No Eul memutuskan untuk menemuinya.




Ji Tae jelas canggung untuk berbicara dengan Eul. Dia mencoba bersikap seperti biasa dan menawarkan makanan.

“Kalau aku menemuimu orangtua –mu akan kecewa, ‘kan?”

“Aku rasa begitu.”

“Kalau aku berkencan atau melakukan hal lainnya denganmu, orangtua-mu bisa merasa mati, ‘kan?”

“Aku pikir begitu.”

No Eul menyimpulkan kalau ia berkencan dengan Ji Tae maka orangtuanya akan merasa sangat kecewa. Itu cara balas dendam yang paling efektif. Ahjussi, ayo kita berkencan?

-oOo-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar