Senin, 07 November 2016

Uncontrollably Fond - Ep. 14 Part 2

Joon Young menghampiri Jung Eun yang masih berdiri menatap ke arah sungai. Wah, rupanya rumah Joon Young ini berada dipinggir sungai. Jung Eun memuji pemandangan sungai yang indah. Joon Young mengingatkan kalau angin disana cukup kencang.

“Apa hubunganmu dengan PD No Eul? Aku pikir dia sangat menyukaimu.” tanya Jung Eun tiba – tiba.







Bukan hanya Eul, Joon Young juga sangat menyukainya. Dan alasannya memukuli Yoon Hoo tak lain karena No Eul. Jung Eun makin penasaran, lalu kenapa kau bersikap sangat dingin padanya?

“Karena dia sangat cantik. Itulah yang membuatku terganggu.”

Jung Eun langsung berubah kesal, rupanya Joon Young tak ada bedanya dengan Ji Tae. Mereka gila karena gadis rendahan macam No Eul. 

“Perhatikan cara bicaramu. Seperti yang aku katakan, aku sangat menyukainya.”


Jung Eun pergi dengan kesalnya, sampai heels –nya tak sengaja masuk kedalam lubang dan terjatuh. Joon Young buru – buru menghampirinya. Jung Eun tampak kikuk, dia segera memperbaiki tatanan baju pendek yang ia kenakan.

Joon Young paham dan segera melepaskan jaketnya untuk menutupi kaki Jung Eun. “Aku hanya akan membantumu, jadi tenanglah.”

Joon Young pun membopong tubuh Jung Eun untuk merawat kakinya yang keseleo.

-oOo-



No Eul menunjukkan wajah cerianya dihadapan Nari. Ini semua berkat benda yang diberikan oleh Nari sehingga dia bisa memenangkan lotre. Apa yang akan kau lakukan dengan uang satu juta dolar?

Nari mengabaikan ucapan ngelantur temannya ini, dia sedang bekerja keras jadi mereka bicara omong kosong dirumah saja. Tapi kalau ditanya seperti itu, tentu dia punya banyak hal yang ingin dibeli seperti baju, tas dan sepatu. No Eul setuju, dia telah banyak berhutang budi pada Nari jadi dia akan membalasnya hari ini.


Mereka berdua sudah ada di butik mewah dan baju disana terlihat mahal – mahal. Nari ragu untuk memilihnya. No Eul meyakinkan kalau dia punya banyak simpanan. Nari makin keheranan, apa kau membuat masalah?

“Teng! Jawabanmu salah.”


Didepan kasir, Nari masih terlihat cemas meskipun No Eul telah sudah meyakinkannya.

“Semuanya 8370.”

HA! Nari menganga mendengar jumlah besar itu, dia akan mengembalikan syal yang sudah mereka ambil. Mereka tak bisa membeli barang – barang mahal ini. No Eul menolak, kenapa mereka tak bisa membelinya? Dia akan mengambil semuanya. Didunia ini, uang lah yang membuat peraturan.

No Eul memberikan ceknya dengan percaya diri. Kasir disana sempat terkejut hingga Nari menarik kertas itu, Wah! Satu juta dollar.

“Tapi maaf, kami tak bisa menerima ini untuk pembayaran.”

“Kenapa? Itu bukan kertas, itu uang.”




Ji Tae datang dan meminta kasir menggunakan kartunya untuk membayar. Nari terkejut, Hyun Woo oppa!

“Dia bukan Hyun Woo. Dia Choi Ji Tae. Dia putra Choi Hyun Joon. Dia membohongi kita.” Ucap Eul menatapnya tajam.

No Eul menyuruhnya untuk pergi ke tempat tunangannya. Ji Tae mengembalikan cek ke tangan Eul, kembalikan ini pada ibuku! Beraninya kau menjualku, kau pikir uang 1 juta dollar sebanding denganku? Kau pikir hanya aku yang kau jual? Bagaimana dengan ayahmu? Kalau kau mau melakukannya dengan benar maka ambil semua dari orangtuaku!
No Eul masih terus menatap tajam ke arah Ji Tae tanpa membalas ucapannya.

-oOo-


Joon Young mengompres kaki Jung Eun yang terkilir dengan telaten. Jung Eun memujinya yang tampak terbiasa melakukan semua ini. Joon Young tersenyum, dia memang sering melakukannya. Eul seringkali jatuh dan dia mengompres kakinya.

Sepertinya Jung Eun tak suka mendengar nama Eul lagi – lagi disebut. Dia rasa sudah cukup mengompres kakinya, dia sudah bisa berjalan. Tapi belum apa – apa, saat bangkit kakinya terasa nyeri.


Saat pulang, entah memang Jung Eun ini ingin PDKT dengan Joon Young atau memang kakinya sakit. Dia minta diantarkan dan Joon Young menuruti permintaannya. Tapi saat itu, dia terlihat menunjukkan senyum kecil seolah ada sesuatu yang sudah ia rencanakan.

Jung Eun mengucapkan terimakasih atas bantuan Joon Young. Dia kemudian bertanya, apa aku menarik?

“Aku pikir begitu.”

“Semenarik Eul?”

“Kau dan Eul punya pesona yang berbeda.”

“Apa kau punya niatan menggodaku.”

“Kau sudah bertunangan.”

Mata Jung Eun berubah tajam mengingat pria yang bertunangan dengannya lebih memilih Eul sedangkan Eul malah menyukai Joon Young. Dia ingin Eul merasakan sakit yang ia rasakan dengan merebut Joon Young. Dan dia juga ingin membuat Ji Tae sadar betapa luar biasa wanita yang dia sia – siakan. Kau mau melakukannya?

Joon Young diam tak menjawab pertanyaannya.



Joon Young hanya mengantarkan Jung Eun sampai ke pelataran gedung tempatnya tinggal. Dia memberitahukan kalau kunci mobil masih ada didalam jadi pelayan bisa memindahkan mobilnya. Semoga dia cepat sembuh. Joon Young pun pamit.

“Hei, kau belum menjawab pertanyaanku. Aku ingin merebutmu dari Eul. Apa aku bisa melakukannya?”

“Tidak. Aku pikir kau tak akan bisa melakukannya.”



Jung Eun terlihat menahan kesal karena penawarannya ditolak mentah – mentah oleh Joon Young. Lagi – lagi ini semua karena No Eul.

Didalam taksi, Joon Young tersenyum kecil seolah apa yang direncanakannya sudah berjalan dengan mulus.

-oOo-


Sebelum pulang, Joon Young mampir ke rumah Nari hanya untuk melihat dari luar. Dia bahkan buru – buru sembunyi saat Nari keluar rumah dengan khawatir. Sedari tadi dia belum bisa menghubungi No Eul.



Tak lama kemudian, No Eul datang dengan menggunakan taksi lalu mengeluarkan barang belanjaannya. Nari terlihat tak suka dengan sikap Eul, dia sudah gila. No Eul tak memperdulikan itu dan menunjukkan baju untuk Nari dan Jik. 

“Apa kau manusia?”

“Tentu saja manusia. Memangnya aku boneka?”


Nari menganggap No Eul gila telah menjual ayahnya sendiri pada KJ Grup. No Eul membenarkan ucapannya, dia sudah menjual Ayah dan Ji Tae. Memangnya kenapa? Menolak uang tak akan membuat Ayahnya kembali hidup, dan mereka juga tak bisa menemukan pembunuhnya. Tak ada yang akan membantu mereka. kenapa aku tak boleh menerima uangnya? Memangnya aku salah?

“Tetap saja ini salah.”

“Aku tak punya kesempatan. Apa aku harus terus berusaha? Haruskah aku pergi ke kantor polisi, pengadilan terus dipenjara? Aku harus kabur dari penagih hutang terus?”



Nari yakin kalau Ayah Eul pasti kecewa dengan sikapnya. Tidak, Eul yakin ayahnya akan memuji dia yang sudah berbuat dengan benar. Dia memang tak pernah hidup sesuai ekspektasi ayahnya. Tapi sekarang Ayah bisa istirahat dengan tenang. Dan dia ingin mengirim Jik ke perguruan tinggi. Dia bisa melakukan apapun seperti temannya. Apa kau iri? Iri karena cewek kere jadi kaya?

Nari mulai menangis, “Kau sudah berubah. Kau tak seperti ini.”

Eul mengatakan kalau mereka akan pindah dan tinggal di mansion.

“Baik. Pindah saja. Aku tak butuh teman macam sampah. Keluar sana!” Kesal Nari meninggalkan Eul.

“Kau pikir aku tak akan melakukannya? Aku akan tinggal di hotel bintang lima!”


Joon Young masih terus diam mendengarkan percakapan mereka dibalik mobil.

-oOo-


Ji Tae pulang ke rumahnya. Ia mendengar suara Ibu yang sedang memuji – muji Jung Eun. Dia bukan hanya pintar memasak tapi ternyata cepat dalam belajar. Tapi orang yang sedang Eun Soo ajak ngobrol malah sibuk dengan pikirannya masing – masing. Hyun Joon mengaduk – aduk makanan. Sedangkan Haru sibuk memainkan ponselnya dengan kesal, pesannya belum juga dibaca.



Ji Tae masuk ke ruang makan dan disambut oleh Bibi dan Hyun Joon. Sedangkan Eun Soo masih bersikap canggung pada Ji Tae.

Direktur Yoon diberikan jabatan yang tak seharusnya dia dapatkan. Itu adalah apa yang orang katakan dibelakangmu.” Tutur Ji Tae pada Eun Soo.

Hyun Joon membela bahwa saat Ji Tae diangkat pun juga banyak yang menganggapnya tak pantas. Tapi anggapan itu akan segera hilang kalau dia bisa membuktikannya. Ji Tae tak menggubris ucapan Ayahnya, dia meminta Ibu untuk melepaskan ikatan dengan Jung Eun. Dia tak akan kembali padanya.


Ji Tae tengah melepas koyo dilehernya yang terasa pegal. Dia berniat menggantinya saat Hyun Joon masuk ke ruangan. Hyun Joon memasangkan koyo itu dileher Ji Tae, dia tahu kalau pekerjaan ini berat untuknya.

“Ibu memberikan Eul satu juga dollar. Sejauh apa dia akan..”

“Apa dia menolak uangnya?” sela Hyun Joon.

Ji Tae tak bisa menjawab. Hyun Joon tahu kalau Eul tak membentak ataupun menolak uang iru. Dia sudah menerima nasibnya. Jadi apa yang coba dia bela? Hyun Joon meminta Ji Tae untuk beristirahat saja.



Nari menelfon Ji Tae, awalnya dia sempat ragu untuk mengangkatnya. Dia seberang telefon, Nari terdengar sedang terisak. Dia marah pada Ji Tae, apa menjadi kaya itu berarti benar? Apa orang kaya bisa merendahkan orang lain? 

“Nari.”

Nari terus terisak, “Eul memang tidak pernah normal tapi dia tak pernah seaneh ini. Uangmu mengubahnya menjadi monster. Kembalikan dia! Aku ingin No Eul yang dulu kembali.”

Panggilan itu terputus setelah Nari menghentikan omelannya. Ji Tae tampak menahan amarahnya, dia menghubungi Kyu Cheol. “Aku akan mengambil semua milik orangtua –ku.”


Diruang kerjanya, Hyun Joon masih sibuk melihat kertas bertuliskan Shin Joon Young dan Shin Young Ok. Mungkinkah dia masih mencurigai pengakuan Young Ok kemarin?

-oOo-



Sama halnya dengan Young Ok yang duduk melamun karena memikirkan banyak hal. Dia bertanya pada Jung Shik, bagaimana kalau aku tetap bersama dengan Hyun Joon dan tak meninggalkannya? Apa yang akan terjadi padanya?

Jung Shik pikir mereka akan punya banyak anak dan hidup bahagia selamanya. Mata Young Ok mulai berkaca – kaca, kalau aku tetap bersamanya dan tak pergi meninggalkannya. Apa dia tak akan menjadi manusia mengerikan seperti apa yang Joon Young katakan?

“Kalau kau merindukannya, rebut dia kembali. Raut wajahnya mengatakan kalau dia rela meninggalkan segalanya demi kau.”

Young Ok tersenyum miris, dia hanya merasa bersalah pada Joon Young. Karena perbuatan Ayahnya, dia tak bisa bersama dengan wanita yang dicintainya.

-oOo-



Joon Young masih terus memperhatikan No Eul yang mabuk di tangga. Kebiasaan Eul mabuk yaitu melampiaskan kemarahan pada apapun, dia sedang mengomeli baju Jik yang dianggap menyalahkannya juga. Apa kau juga membenciku? Memangnya yang aku lakukan salah? Katakan padaku.

“Kau tak tahu mengenai hidup. Dasar anak kecil, kita sudah berteman sepuluh tahun. Kau tak boleh mengatai aku sampah.” No Eul menatap baju Nari, “Katakan pada pemilikmu.. dia teman yang mengerikan.”


No Eul merebahkan dirinya ditangga, “Ayah! Aku memanggilmu.”



Joon Young menghampiri Eul yang sudah teler tak sadarkan diri. Dia pun menggendong Eul kerumahnya. Kepala Eul hampir terantuk lantai saat ia mendudukkannya di depan pintu. Joon Young segera menahan lehernya, ditatapnya Eul lekat – lekat.

“Kau tak melakukan hal yang salah. Kau tak melakukan hal yang salah, Eul.”

Joon Young berniat mengecup bibir Eul namun tertahan saat jarak diantara mereka sangat dekat. Dia menahan keinginannya dan bergegas memencet bel rumah.


Nari menemukan Eul tertidur didepan pintu. Ia memeluknya sambil menangis, “Katanya kau mau menginap di hotel bintang lima.”


Ibu, haruskan aku menyerah dengan segalanya dan melakukan apa yang aku inginkan sebelum mati? Aku akan menggenggam tangan Eul, menciumnya. Aku memeluk pundak kecilnya dengan hangat. Kita nonton film dan jalan – jalan. Kita tertawa dan bahagia. Haruskah aku melakukan semua itu?” batin Joon Young dalam perjalanan pulangnya. 

-oOo-



Disisi lain, ada pasangan yang sedang belajar bersama. Bukan ding, soalnya Cuma Jik yang berkosentrasi belajar sedangkan Haru berkosentrasi memperhatikan wajah Jik. Jik meliriknya dengan kesal, “Noona, apa kau mau mengulang ujian masuk perguruan tinggi lagi?”

“Aku tak bisa berkosentrasi saat kau ada disampingku.”

Haru melihat buku Jik, kenapa dia belajar itu? Jik mengaku kalau dia mau mendaftar di publik official. Haru mengeluh karena mereka tak bisa satu perguruan tinggi.

“Apa kau bisa masuk perguruan tinggi di Seoul?” ledek Jik.

Haru ngambek, “Otakku memang terlalu buruk untuk masuk sana. Puas?”



Jik melihat kain yang digunakan Haru bergambar Joon Young. Dia menepuk punggung Haru tapi dia masih terus memunggungi Jik dengan kesal. Jik tanya, apa kau masih ikut fansclub Joon Young?

“Aku keluar. Dan aku diusir oleh member lain. Aku bahkan mendapat banyak cacian.” Haru baru sadar menggundakan merchandise Joon Young, “Apa kau cemburu?”

“Maumu. Aku hanya khawatir kau tak bisa masuk ke perguruan tinggi. Kau terlalu tua untuk menjadi anggota fansclub.”

Haru senang diperhatikan. Dia berjanji akan belajar agar Jik tak khawatir lagi.



Tapi namanya malas mah malas aja, buktinya Haru Cuma bisa mencorat – coret buku tanpa arti. Jik akhirnya mengajarkan bagaimana cara untuk mengerjakan soal itu. Haru tersenyum menatap Jik dengan kagum, dia memperhatikan siluet wajahnya dan chu.. Haru mengecup pipi Jik secara tiba – tiba.

Sontak Jik syok, Apa itu? Apa kau cabul?

-oOo-


Joon Young mencoba melatih kekuatan tangannya tapi memang kini tangannya semakin lemah saja.

Ponsel Joon Young berdering, alarm menunjukkan kalau hari ini adalah hari ulangtahun Jung Eun.

-oOo-


Keesokan paginya, No Eul tersadar setelah mabuk tadi malam. Dia mencari – cari air minum dan menemukan note tertempel diatas meja.

[Apa pintu rumahku adalah hotel bintang lima? Aku memasakankan sup, kau bocah.]

No Eul keheranan sendiri, apa iya dia kembali kerumah dalam keadaan mabuk. Eul mau memikirkannya, dia mencicipi sup buatan Nari dengan tersentuh. “Go Nari~~”



Bel rumah berbunyi, Kyu Cheol bertamu kerumah No Eul untuk menyampaikan undangan Jung Eun. Eul yang tak mengenalnya terlihat bingung.

-oOo-


Joon Young berada disebuah toko dan memilih sepasang sepatu. Dia meminta pelayan untuk membungkusnya dengan cantik. Dia lalu menghubungi seseorang, “Halo, aku Shin Joon Young. Aku ingin bertemu dengan Direktur Yoon Jung Eun. Dia ada dimana?”


Dalam perjalanan, Ji Tae terlihat gelisah dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tingggi.



No Eul sampai ketempat pertemuannya dengan Jung Eun. Restoran mewah itu tampak sangat sepi, Eul pun diantar menuju meja Jung Eun. Dia mempersilahkan Eul untuk duduk, ini hari ulangtahunnya tapi tak ada yang mau menemaninya makan. Jung Eun meminta pelayan menghidangkan makanan dan segera pergi. Dia ingin berbicara secara pribadi.

Jung Eun memang telah memesan restoran ini sehingga mereka bisa bicara, kau tahu aku, ‘kan?

“Ya. Direktur Yoon Jung Eun.” Jawab Eul dengan kikuk.

“Selain itu.”

“Direktur KJ Grup.”

“Selain itu.”

“Aku tak terlalu tahu...”

“Aku tunangan Cho Ji Tae.” Sela Jung Eun. Karena dia tak jadi bertunangan maka dia harus makan sendirian. Apa ada yang ingin kau katakan?


“Maafkan aku.”

“Selain itu.”

“Maafkan aku.”

“Selain itu.”

“Aku tak tahu apa yang harus aku katakan.”

“Selain itu.”

No Eul berjanji tak akan menemui Choi Ji Tae lagi. Inilah jawaban yang diinginkan oleh Jung Eun. Apalagi setelah No Eul menerima uang sebesar satu juta dollar.


Ponsel No Eul bergetar saat menerima panggilan dari Ji Tae. Jung Eun langsung merebutnya begitu saja. Ji Tae bertanya, dia ada dimana? Apa dia bersama Jung Eun?

Ya, jawab Jung Eun. No Eul bersamanya dan dia akan memberikan pelajaran pada Eul. Dia berani membohongi ibu setelah mengambil uang satu juta dollar. Ji Tae marah, dia meminta agar Jung Eun memberikan ponselnya pada Eul. Jung Eun tak menggubris dan mematikan ponselnya.



“Maafkan aku.”

“Maaf? Maaf untuk apa? Beraninya kau! Beraninya orang sepertimu... sama sekali tak pantas membuatku cemburu!!” kalap Jung Eun. Dia menarik taplak meja sampai makanannya berantakan.

No Eul dengan gemetaran meminta maaf. Tapi Jung Eun menarik kerah baju No Eul dengan sangat murah, “Kalau kau ingin minta maaf, mati! Kalau kau merasa buruk, pergi dan matilah! Akhiri hidupmu agar Ji Tae, tak bisa kembali padamu!”




Ji Tae datang dan menghentikan mereka berdua. Dia meminta Eul untuk keluar. Eul masih membeku dengan gemetaran, dia berjanji. Dia berjanji tak akan menemui Ji Tae lagi. Maafkan aku. Eul berjalan meninggalkan mereka dengan sangat takut.

Ji Tae menahan kedua lengan Jung Eun dengan kalap, “Harus seberapa jauh kita melakukannya? Kalau aku semakin kejam, apa kau mau menyerah?”



No Eul menekan tombol lift sambil menunggu pintu terbuka. Dia tampak sangat takut dan pandangannya pun seolah kosong. Pintu terbuka dan didalam sana ada Joon Young yang membawa bunga serta hadiah.

No Eul sebelumnya tak sadar, tapi saat tahu Joon Young ada dihadapannya perlahan mata Eul mulai tergenang air mata.

-oOo-

Bersambung ke Episode 15 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar