Senin, 07 November 2016

Uncontrollably Fond - Ep. 10 part 1

Joon Young tengah dirias sebelum tampil dalam ajang KPOP Festival. Gook Young masih berusaha menghubungi Young Ok agar dia mau datang tapi Jung Shik mengatakan bahwa Young Ok kekeuh tak mau. CEO Namgoong stress dibuatnya mengingat penghargaan ini sangat penting. Dia menawarkan pada Joon Young, apa kau mau berganti ibu? Disana ada banyak Ibu yang akan bahagia memiliki putra seperti Joon Young.






CEO Namgoong memukuli dadanya lelah. Man Ok masuk kedalam ruangan sembari bertanya apakah Gook Young yang telah mengundang No Eul, kok dia datang? Jelas Gook Young menggeleng karena Joon Young sendiri telah melarang No Eul datang.

“Dimana dia?” tanya Joon Young.




Joon Young bergegas keluar untuk menemukan No Eul. Ia melihat dari balik tirai memperhatikan No Eul bersama Hyun Joon dan Haru. Tadinya dia diam saja tapi melihat Hyun Joon menyodorkan uang membuat Joon Young tak terima.

Dia berjalan ke arah mereka lalu meminta mereka untuk minta maaf lebih dahulu dibandingkan memberi beberapa lembar uang. Joon Young merebut dan membanting uang ditangan Hyun Joon.



Hyun Joon tentu saja marah melihat Joon Young yang tiba – tiba menginterupsi mereka. dia tak punya sopan santun atau memang orangtuanya mengajarkan itu? 

“Aku hanya memintamu mengakui kesalahan dan meminta maaf.”

Hyun Joon dengan keras menolak karena ini bukan salahnya, apa dia harus mengakui kesalahan yang dilakukan kucing dan meminta maaf? Hyun Joon kira suatu saat Joon Young akan mengambil bukunya sehingga ia menyimpan buku tersebut. Tapi rupanya Joon Young sudah berubah, dan moral sosial serta hierarki tak dianggap lagi. Dan dia sudah tua bahkan seusia dengan Ayah Joon Young, ia tak sadar akan pentingnya selebriti di korea tapi seharusnya Joon Young belajar tata krama sebelum ia menjadi terkenal. Barulah dia pantas mendapatkan permintaan maaf.

Hyun Joon pun mengajak Haru untuk pergi.



No Eul memungut uang kertas yang tergeletak di tanah. Joon Young jelas saja marah dan menyuruhnya untuk tak memungut uang itu. No Eul tak mendengarkan peringatan Joon Young hingga Joon Young merebut uangnya dan menyobek – nyobek dengan kesal. No Eul marah, bagaimana dia bisa menyobek uang?

Joon Young menarik lengan No Eul yang hendak memungut serpihan uang, “Apa kau pengemis?!”

“Ya, aku pengemis. Apa kau baru tahu?”




No Eul memungut serpihan uang dengan sedih. Dia meminta Joon Young jangan ikut campur urusannya. Joon Young dongkol, apa?

Gook Young mengiterupsi mereka karena dia sudah mencari Joon Young kemana – mana rupanya malah disana. Joon Young pun berjalan meninggalkan No Eul tanpa mengatakan apa – apa lagi.



Joon Young kembali ke ruang tunggunya dan menemukan kenyataan bahwa Young Ok kekeuh tak mau datang. CEO Namgoong yang akan menggantikannya, dia sih gembira dan mengatakan kalau kesuksesan Joon Young sekarang tak lain adalah karena kerja kerasnya.
Joon Young masih marah, dia meminta Gook Young untuk memberikan ponselnya. Joon Young segera mengubungi Young Ok.



Aku tak akan datang! Aku matikan. Jangan telfon aku lagi.” bentak Young Ok yang sudah berdandan cantik di toilet gedung festival. Tanpa Ibu ketahui, raut wajah Joon Young yang biasanya santai menghadapi penolakannya ternyata kini terlihat sangat sedih bercampur marah.

“Apa yang aku lakukan salah? Apa salah menjadi selebriti dan tak menjadi jaksa seperti yang kau inginkan? Kau membenciku selama lima tahun dan tak menganggapku sebagai putramu?” tuntut Joon Young dengan nada semakin meninggi.

Dia percaya kalau apa yang jaksa lakukan adalah mengatakan kebenaran disetiap situasi dan memberi hukuman pada orang jahat. Tapi dia tak bisa melakukan itu. sudah ratusan kali dia mengatakan kalau dia tak pantas, kalau sampai dia menjadi jaksa maka orang miskin dan tak berkedudukan mungkin tak akan bertahan di korea.



Young Ok masih bertanya – tanya kenapa putranya tak merasa pantas? Apa karena dia bekerja di bar dan pernah mencuri daging saat dia sekolah? Young Ok mengakui semua itu tapi dia bekerja di bar demi memenuhi kebutuhan hidup. Dia juga bisa mengganti daging yang dia curi dikemudian hari.

Joon Young sudah putus asa memberikan penjelasan karena pada akhirnya Young Ok tetap kekeuh ingin dia menjadi jaksa.

“Baiklah.. kau memang tak seharusnya datang.” Joon Young menahan amarahnya yang sempat meluap – luap. Dia memutuskan untuk menolak penghargaan itu.


Young Ok menatap dirinya sendiri di cermin dengan sedih, mungkinkah dia mulai menyesal dengan sikapnya selama ini pada Joon Young? Ia mengusap lipstik merah yang telah ia gunakan.



Gook Young menghalangi Joon Young yang berniat pergi. Joon Young bersikeras akan pergi dan menyuruhnya untuk minggir. Gook Young mengingatkan bahwa ini bukan hanya sekedar program TV biasa yang bisa ditinggal dengan mudahnya. Bahkan disana ada menteri dan Anggota kongress.

“Aku bilang menyingkir!” bentak Joon Young marah.

Man Ok memanggil – manggil Gook Young, dia memberitahukan bahwa CEO Nam pingsan. 
“Bawa ke rumah sakit.” Perintah Joon Young lantas pergi meninggalkan gedung festival.


Joon Young mencari No Eul di pelataran tempat terakhir dia meninggalkannya. Tapi No Eul sudah tak ada disana lagi.


Eun Soo yang terlalu panik mungkin akhirnya meminta untuk pulang, dia mengaku pusing dan kelelahan. Hyun Joon meminta maaf telah membawa istrinya kesana padahal dia masih lemah.

Seorang supir datang, Hyun Joon menyuruhnya bersiap mengantar Nyonya pulang. Haru paling kesal dengan keputusan Ayahnya, dia pun berjalan mendahului mereka.


Ponsel No Eul berbunyi, Joon Young mencoba menghubunginya tapi No Eul mengabaikan. Dia lebih menyenderkan kepalanya diatas kemudi mobil.


Tak jauh dari sana, Hyun Joon mengantarkan Eun Soo masuk kedalam mobil. Dia tak bisa ikut pulang karena ini adalah acara resmi. Dia akan kembali secepatnya setelah acara berakhir.

“Choi Ha Ru. Jaga ibumu.” Pinta Joon Hyun. Tapi Haru masih ngambek dan membalasnya dengan komat – kamit sinis.

Hyun Joon mengecuk pipi istrinya sebelum pergi.

Tepat saat itu, Young Ok berjalan dipelataran dengan sedih. Keduanya tak sadar akan kehadiran satu sama lain.



Klakson mobil terdengar nyaring. No Eul yang sejak tadi menundukkan kepala akhirnya mendongak. Pengendara lain rupanya ingin keluar dari tempat parkir tapi mobil No Eul menghalangi lajunya.

No Eul menyalakan mesin untuk melajukan mobil. Dan matanya seketika membulat saat menemukan Hyun Joon berdiri tak jauh dari tempatnya berada. Dia tertawa dengan seseorang melalui telefon.

Tawa Hyun Joon membuat No Eul makin erat memegang kemudi.




No Eul ingat akan tawa bahagia Ayahnya saat peringkat dirapornya naik. Dari peringkat 138 menjadi peringkat 58. Wah, Ayah bangga banget dengan kemajuan pesat putrinya. No Eul dengan malu – malu mengatakan kalau selama dia hanya jarang belajar saja. Sekali dia belajar, dia yakin bisa.

Jik menatap No Eul dengan sinis apalagi saat kakaknya itu meminta dibelikan tangsuyuk. Ayah menyanggupi dengan segera permintaan Eul.



Jik menghentikan Ayah, “Noona, apa kau sangat ingin tangsuyuk sampai membohongi ayah? Ayah, dia membohongimu. Dia peringkat 158 bukannya 58, dia telah membuang angka satunya.”

No Eul membekap mulut Jik sedangkan Ayah menerawang hasil laporan semester Eul dengan seksama.

“Yak, No Eul!” Bentak Ayah sembari menjentikkan jari agar Eul mendekat. Ia pun mencubit wajah putrinya dengan kesal. Mau jadi apa kalau dia sudah besar, rapor saja sampai dia palsukan. No Eul meminta maaf, dia menunjukkan tanda hati dengan meletakkan kedua ujung tangannya di atas kepala. “I love you, appa~~” jerit No Eul.


Dan No Eul pun ingat jelas bagaimana Ayahnya yang ditabrak lari oleh seorang wanita. Ia mencoba meminta keadilan tak seorang pun mau membantunya bahkan seorang Detektif mengatakan Hyun Joon telah menutupi kasus ini dan mengubah semua kesaksian serta jaksa atas kasus Ayah No Eul.

Sampai ajal menjemput Ayahnya, No Eul belum juga bisa memenjarakan pelaku tabrak lari Ayahnya.


[Sebuah telur tak akan bisa memecahkan batu. Ini bukan pertarungan yang bisa kau menangkan. Diam saja. Dan teruslah bertahan hidup.] suara wejangan Detektif terngiang dalam ingatan No Eul.

No Eul menginjak pedal gasnya dengan tatapan kosong. Melajukan mobil dengan kencang. 
Sedangkan Joon Young sampai ke tempat parkir, dia melihat Hyun Joon tengah berdiri dipelataran. Ia terbelalak melihat mobil bersupir Eul melaju dengan kecepatan tinggi ke arah Hyun Joon.





Hyun Joon terbelalak melihat mobil yang melaju ke arahnya. Belum sempat dia menghindar tapi beruntung saja Joon Young berhasil mendorong tubuh mereka ke samping. Hyun Joon dan Joon Young selamat. Tapi...

BRAK!! Mobil No Eul menabrak tiang gedung.

Joon Young berusaha bangkit, Hyun Joon menanyakan kondisinya tapi Joon Young menampik tangan Hyun Joon. Dia shock melihat mobil No Eul menubruk tiang.



Ia berjalan menghampiri mobil dan menemukan No Eul tak sadarkan diri dengan wajah penuh darah.



Joon Young membopong No Eul ke rumah sakit. Dia berteriak meminta dokter untuk segera melakukan perawatan pada Eul. Joon Young sangat panik sampai akalnya tak berjalan dengan baik, Dimana dokter? Dimana dokter? Dokter?



Disisi lain, Haru masih terus menyanyi dengan frustasi. Eun Soo meminta putrinya memelankan suara tape –nya karena dia sedang sakit. Haru menolak dan terus bernyanyi dengan lantang, dia juga merasakan sakit karena Ayahnya telah berbicara kasar pada Joon Young. Sekarang dia tak tahu bagaimana harus berhadapan dengannya lagi.

Ponsel Eun Soo berdering. Dia mengangkatnya tapi suara bising membuat Eun Soo kesal tak bisa mendengar suara diseberang telefon, Matikan, Haru!

Haru yang keras kepala dan manja takut juga ketika ibunya yang lemah lembut itu marah. 
“Apa yang terjadi?”

sebuah mobil mencoba menabraknya dan Joon Young menyelamatkannya.

Sepertinya berita mengenai Eul juga sampai ke telinga Ji Tae. Dia menumpahkan kopinya karena khawatir dan panik.


Hyun Joon masih bertanya – tanya tentang alasan Nona muda itu berusaha menabraknya. Apa mungkin tadi dia terlalu merendahkannya? Sekretasi Hyun Joon mengatakan bahwa mereka akan segera melakukan investigasi.

Hyun Joon melarang dan ingin kasus ini dibiarkan saja. Gadis itu bahkan lebih muda dari Ji Tae. Katakan saja pada polisi kalau Nona itu hanya pengemudi yang belum handal.



Dokter memperban bahu Joon Young. Dia tak patah tulang hanya saja lengannya mengalami keretakkan. Joon Young tetap diam. 

Ji Tae masuk kedalam ruang rawat Joon Young. Tentu saja Joon Young agak heran melihat penampilan rapi Ji Tae dengan setelah jas, dia melirik dari ujung kaki sampai kepala.



Kini didalam ruangan hanya tinggal mereka berdua. Ji Tae memberikan kartu namanya atas nama Ji Tae, direktur KJ grup. Joon Young enggan menerimanya, dia memilih melepas jarum infus yang terpasang dilengannya.

“Aku berterimakasih atas nama Ayahku.” Tutur Ji Tae membuat Joon Young menghentikan kegiatannya.

“Aku anak Choi Hyun Joon. Karena itulah aku menyerah mendapatkan No Eul.”

Joon Young menatap Ji Tae, memangnya kenapa?

Dia pun melepas jarum infus dengan kasar hingga berdarah. Lalu meninggalkan Ji Tae disana.

Ish... Ji Tae hanya berdiri ditempat meremas kartu namanya.



Joon Young duduk disamping ranjang Eul. Diraihnya tangan Eul yang belum sadarkan diri, “Maakan aku yang telah membuatmu berada disini. Maafkan aku. Maafkan aku.”

-oOo-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar