Selasa, 12 Desember 2017

Sinopsis Drama Korea - 49 Days

49 Days (49일) adalah drama fantasi Korea Selatan yang disiarkan oleh SBS pada tahun 2011. Pada tahun 2015, serial ini diadaptasi menjadi sebuah Sinetron di Filipina dengan judul Pure Love dengan total episode yang lebih panjang dengan total 75 episode dan ditayangkan di ABS CBN.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMrpO8WKy3XO15YbT6P85X71MnV7ltVe7X9_P-ojCSnUyI5ic-5PnfcFtSBEcbihjg80pHIkDkR3yTvLCKtsEOC93qN5hA1V8xnqGOfuGzBEwzSGhXLhgULpumwIz8LWWlZ7hxQ1IptFJ2/s1600/49d_cover1.JPG

Judul : 49 Days / 49일 / Pure Love
Genre : Romance, Drama Fantasi
Jumlah Episode : 20 Episode
Periode Tayang : 16 Maret 2011 - 19 Mei 2011
Jadwal Tayang : SBS TV - Rabu dan Kamis 21.55 KST
Jadwal Tayang di Indonesia : Rajawali TV (RTV) - 14.00 WIB



PEMERAN
Karakter utama
  • Lee Yo Won sebagai Song Yi Kyung / Shin Ji Min
  • Nam Gyu-Ri sebagai Shin Ji Hyun
  • Jo Hyeon-jae sebagai Han Kang
  • Bae Su-bin sebagai Kang Min Ho
  • Jung Il Woo sebagai Scheduler / Song Yi Soo
  • Seo Ji Hye sebagai Shin In Jung
  • Bae Geu-rin sebagai Park Seo Woo
Karakter pendukung
  • Choi Jung-woo sebagai Shin Il Shik (ayah Ji Hyun)
  • Yoo Ji In sebagai ibu Ji Hyun
  • Kang Sung Min sebagai No Kyung Bin
  • Son Byung Ho sebagai Oh Hae Won
  • Moon Hee Kyung sebagai Bang Hwa Joon
  • Yoon Bong Gil sebagai Cha Jin Young
  • Kim Ho Chang sebagai Ki Joon Hee
  • Nurzhan Zhedelbaev sebagai Ma Soon Jung
  • Lee Jong Min sebagai Go Mi Jin
PLOT DRAMA
Kehidupan Ji-Hyun (Nam Gyu-Ri) tampak sempurna. Orangtuanya memujinya dan teman-temannya tampak mengaguminya. Ji-Hyun juga bertunangan dengan Min-Ho (Bae Soo-bin) dan akan menikah hanya dalam beberapa hari. Sementara itu, Yi-Kyung (Lee Yo-Won) adalah wanita yang benar-benar putus asa atas kematian pacarnya dalam sebuah kecelakaan, dan sering merenung untuk melakukan bunuh diri. Dia bekerja malam di sebuah toko, sedangkan tidur di siang hari.
Pada suatu hari, Yi-Kyung turun dari bus dan akhirnya berkelana. Dia berdiri di sebuah jalan yang ramai dan mencoba untuk bunuh diri dengan berlari ke arus lalu lintas yang padat, mengakibatkan tabrakan mobil beruntun. Pada saat itu, seseorang menyelamatkan hidupnya dengan menariknya kembali. Pada saat itu, Ji-Hyun, yang sedang mengemudi di dekat lokasi tersebut, gagal menginjak rem dan menabrak sebuah truk semi-trailer yang berhenti di tengah jalan. Beberapa saat kemudian, Ji-Hyun berjalan keluar dari mobilnya dalam keadaan linglung. Dia terkejut melihat tubuhnya yang dibawa ke ambulans. Satu-satunya orang yang tampaknya memperhatikannya berdiri di jalan adalah pria dengan sepeda motor. Pria di sepeda motor adalah Scheduler (Jung Il Woo) - sejenis malaikat maut yang menunggu untuk menjemput jiwa seseorang ke kehidupan berikutnya.
Ji-Hyun mengikuti tubuhnya ke ambulans dan memperhatikan paramedis berupaya untuk menghidupkannya kembali. Di rumah sakit, Ji-Hyun bertemu Scheduler lagi. Scheduler berkata bahwa karena ia belum dijadwalkan untuk mati, maka ia diberi kesempatan untuk pulih dari koma dan hidup kembali. Ia harus memenuhi sebuah misi: ia harus mengumpulkan tiga tetes air mata murni dari tiga orang yang benar-benar mencintainya selain dari keluarganya dalam 49 hari ke depan. Ji-Hyun langsung berpikir tentang tunangannya dan dua teman terbaik dan yang pasti ia akan hidup kembali. Ji-Hyun kemudian mengambil alih tubuh Yi-Kyung dalam pencariannya untuk menemukan tiga orang tersebut. Ji-Hyun mendapat pekerjaan di sebuah restoran yang dimiliki oleh teman SMA-nya, Han Kang (Jo Hyun Jae).
Pada saat itu, ingatan Ji-Hyun kembali padanya. Sebelum kecelakaan itu, Ji-Hyun ingat akan melihat teman terbaiknya untuk menunjukkan gaun pengiring pengantin yang telah dia pilih untuknya. Ketika ia tiba, Ji-Hyun melihat teman baiknya dan tunangannya duduk intim bersama dalam mobil. Dia kemudian mendorong untuk menghadapi mereka ketika kecelakaan itu terjadi. Akhirnya datang ke indra tentang pengkhianatan mereka, Ji-Hyun sekarang menyadari bahwa itu tidak akan begitu mudah untuk menemukan tiga orang yang tulus mencintainya.
Sinopsis Drama Korea - 49 Days :
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 1
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 2
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 3
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 4
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 5
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 6
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 7
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 8
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 9
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 10
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 11
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 12
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 13
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 14
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 15
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 16
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 17
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 18
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 19
  • Sinopsis Drama Korea - 49 Days - Episode 20

Sinopsis The Legend of The Blue Sea - Ep. 11 Part 2


Tuan Cha dan Jin Joo duduk dimeja makan, suaminya bertanya apakah tak bisa menghubungi Nam Doo dkk, Jin Joo dengan wajah lemas mengatakan  Ayah Goo Baek telah mengabaikan panggilanya, dan Tuan Cha sudah menelp ke kantor Tuan Kim dengan meninggalkan pesan tapi tak menghubunginya lagi.
“Hari itu, apa yang kita melakukan kesalahan?” pikir Jin Joo bahkan sampai selesai makan semua berjalan sempurna.Tuan Cha juga melihat CEO Kim yang makan dua piring telur gulungan.
Setelah itu, apa masalahnya?” ucap Jin Joo binggung, Nyonya Moo menyahut kalau mereka itu terburu-buru. Jin Joo tak mendengarnya bertanya apa yang dikatakanya.
“Saat aku mengantar makanan, sepertinya... suamimu agak terburu-buru. Suamimu melihat tamumu seperti orang baru pertama bertemu..., Aku saja bisa melihat niat tersembunyinya. Dari perspektif lain, mereka pasti merasa terbebani.”jelas Nyonya Moo
Jin Joo langsung melirik sinis pada suaminya yang berbuat kesalahan,  Tuan Cha merasa menyembunyikan niatnya, tapi apakah memang kelihatan. Nyonya Moo mengatakan  bisa melihatnya seperti bertanya-tanya mereka orang seperti apa dan sebagainya.  Jin Jo yakin kalau CEO Kim itu pasti merasa terbebani lalu memarahi suaminya padahal sudah susah payahmerencanakan ini semua. Nyonya Moo hanya bisa menutup wajah dengan piring karena melihat keduanya main pukul-pukulan. 



Joon Jae masuk ke rumah sambil ngedumel, kenapa Sim Chung itu pergi dari rumah yang hangat dan tidur di sauna, Nam Do melihat Joon Jae yang datang bertanya apakah sudah menemukan Sim Chung atau dia tak mau pulang. Joon Jae membanting tubuhnya di tempat tidur. Nam Do mengatakan akan tidur dikamar Joon Jae karena pemanas kamarnya tak menyala.
“Maksudku, jika ada masalah..., kau harusnya saling berhadapan di satu ruangan dan menyelesaikannya melalui komunikasi!” ucap Joon Jae kesal, Nam Do kembali bertanya dengan mata terpejam apakah Sim Chung  tidak mau pulang.
“Darimana dia belajar minggat dan kebiasaan jeleknya itu?” keluh Joon Jae, Nam Do menasehati tak boleh berbicara seperti itu karena Joon Jae juga melakukan saat masih SMA.

“Apa? Apakah Dia tidak mau pulang?” ucap Joon Jae, Nam Do bertanya Sim Chung mengatakan itu pada siapa. Joon Jae mengatakan pada si bajingan gila itu. 


Joon Jae tiba-tiba teringat saat maen ski bertanya apakah pria itu baik padanya,  Sim Chung mengatakan pria itu memayunginya waktu hujan, dan menggenggam tangannya waktu sendirian dan juga membuat ramyeon untuknya.
Joon Jae bisa mengingat kenangan saat di spanyol melakuan semuanya untuk Sim Chung, lalu berbicara sinis pada Sim Chung kalau seorang pria mengajaknya makan ramyun itu pasti orang cabul. Tiba-tiba Joon Jae tertawa seperti orang gila, karena pria yang dimaksud Sim Chung adalah dirinya.

Nam Do heran melihat Joon Jae, Joon Jae Teringat kembali kalau memperingatkan Sim Chin agar Jangan bergaul dengan orang-orang seperti itu dan harus berwaspada kalau ada orang-orang seperti itu karena pasti aslinya penuh nafsu. Nam Do masih binggung apa yang sebenarnya dengan Joon Jae yang tertawa sendiri mengaku itu dirinya, Joon Jae tertawa seperti orang gila karena bahagia, Nam Do yang ketakutan akhirnya memilih tidur dikamarnya saja walaupun dingin, lalu menyuruh Joon Jae agar minum obat saja. 



Joon Jae pergi ke sauna, menemakan Sim Chung yang sudah tertidur pulas, dan melihat seorang pria yang berpura-pura dengan mengeser mendekatinya, Joon Jae yang marah langsung menginjak badanya dan berpura-pura tak melihatnya. Si pria pun menjerit kesakitan.
Akhirnya Joon Jae berbaring disamping Sim Chung dengan menatapnya, lalu menopang kepala dengan wajah bahagia. Joon Jae pun tertidur pulas, Sim Chung terbangun saat membuka mata tersenyum melihat Joon Jae ada didepanya.
“Jangan buka matamu, Heo Joon Jae... Jangan bangun, Heo Joon Jae.Tetaplah seperti ini, Agar aku bisa melihatmu, Agar aku bisa menebus saat-saat dimana aku tidak bisa melihatmu. Aku tidak perlu bertanya padamu Dan kau juga tidak perlu merahasiakan apapun dariku. Jangan buka matamu, Heo Joon Jae.” Gumam Sim Chung terus menatapnya.
Sim Chung merasakan dingin, Joon Jae yang tertidur menendang selimutnya ke arah Sim Chung, Sim Chung khawatir kalau nanti Joon Jae yang malah kedinginan. Joon Jae seperti mengingau kalau udara panas sekali dan memiringkan tubuhnya, Sim Chung pun memakai selimut Joon Jae mengatakan dalam hati kalau sangat hangat, Joon Jae seperti tak tertidur dengan senyuman bisa mendengar suara hati Sim Chung. 


Si Ah memangil Bibi Moo dengan mencarinya ke dapur lalu berdeiri didepan pintu kamar tapi tak ada, dan bertanya-tanya kemana perginya si pembantu rumah tangga mereka. Ia melihat sebuah bingkai foto keluarga Nyonya Mo dan menaruh melihatnya, lalu berkomentar kalau Anaknya tampan juga.

Tiba-tiba Nyonya Moo datang bertanya apa yang dilakuan Si Ah dalam kamarnya. Si Ah kaget mengatakan kalau sedang  mencari kimchi dan ingin memberikannya buat seseorang. Nyonya Moo menyindir memangnya kimchi ada dalam kamarnya, Si Ah pun bergegas pergi keluar dari kamar. 


Beberapa makanan berada diatas meja, Si Ah mengatakan kalau Joon Jae, suka lauk buatan rumahnya jadi sengaja membawakanya. Nam Doo membenarkankalau makanan di meja rumah Si Ah itu memang enak. Joon Jae melirik kalau kedok mereka aka ketahuan, tapi Si Ah seperti tak sadar dengan menawarkan agar makan dirumahnya nanti jadi tetap hangat.
“Kalau makanan...,aku lebih suka yang dingin dan bisa makan di sini saja.” Ucap Joon Jae. Nam Do juga merasa seperti itu.
“Apa Sim Chung sudah pergi selamanya?” tanya Si Ah tak melihat sosok Sim Chung.
“Sepertinya dia akan kembali setelah berbaikan dengan Joon Jae.” Kata Nam Doo, Tae O melirik sinis pada Joon Jae karena membuat Sim Chung pergi, tapi Si Ah melihatnya berpikir kalau Tae O itu cemburu karena dirinya. 


Akhirnya Si Ah menarik Tae O sampai ke depan balkon,  memberitahu tak boleh terang-terangan di depan orang lain. Tae O binggung, Si Ah pikir Tae O itu pintar tapi menurutnya cinta itu membuat semua orang tak berdaya, lalu menrasa kalau tadi Tae O cemburu pada Joon Jae dan melotot, pasti karena dirinya.
“Apa sesulit itu melihat wajahku?” ucap Si Ah, Tae O mengaku tidak bahkan sudah melupakan yang tadi.
“Apa Kau ingin membuatku nyaman, walaupun dengan kebohongan? Cinta bukanlah hal yang bisa dihancurkan dengan mudahnya. Kenapa aku jugatidak sadar kau melakukannya?” kata Si Ah lalu meminta Tae O memberikan ponselnya untuk memberikan ponselnya.
Tae O pikir tak perlu, tapi tetap saja Si Ah ingin memberikanya nomornya dan berpesan kalau memang perasaanya terlalu berat maka jangan ditahan lagi, dan menelpnya karena kalau terlalu merindukanseseorang, nanti bisa sakit. Selain itu meskipun ia tak bisa membalas perasan Tae O tapi tetap bisa mentraktirknya minum. Tae O hanya bisa tertunduk diam karena kejadian tadi membuatnya jadi serba salah. 


Sim Chung melihat genangan air kolam sambil bergumam kalau Orang menganggap situasi di hadapanny ini menggiurkan, tapi tak bisa dipenuhi. Saat itu terlihat orang yang berjalan terburu-buru dan menyenggol Sim Chung, Sim Chung pun kehilangan keseimbanganya.
Joon Jae menariknya dan langsung memeluknya dengan erat,  Dan bisa mendengar suara hati Sim Chung kalau jatuh ke air pasti Joon Jae akan tahu semuanya. Joon Jae bersikap seperti sebelumnya memarahi Sim Chung kalau terpeleset dan jatuh  bisa kena gegar otak jadi memintanya agar berhati-hati. 
Seorang yang ada diperahu karet bermain dengan saling menyiram, Joon jae pun menyelamatkan Sim Chung kembali. Sim Chung khawatir melihat baju Joon Jae yang basah karena menyelamatkanya. Joon Jae langsung memarahi wanita yang main air dengan menyuruhnya main dikolam renang saja. 


Sim Chung duduk sendirian, lalu tiba-tiba anak kecil tak sengaja menjatuhkan gelasnya ketika ingin mengambil air. Kaki Sim Chung lagsung buru-buru ditarik, Joon Jae yang melihatnya langsung mengendong sim Chung dan  memarahi si anak sampai akhirnya menangis, berkata kalau air itu berbahaya, Ibu dari si anak akhirnya datang merasa kalau air tak berbahaya.
“Mana mungkin air tidak berbahaya? Airlah yang paling berbahaya. Kalau salah sedikit, air itu bisa kena saluran listrik. Kalau kau memasukkan hidungmu dalam mangkuk air, orang bisa mati!” teriak Joon Jae, Ibunya pun menyuruh anaknya pergi saja. Seorang ahjumma melihat tingkah Joon Jae terlihat menahan amarah. 


Joon Jae melihat anak-anak yang sedang bermain tembakan air dan kembali memarahinya, menyuruhnya untuk Main sana di ruangan es. Si Bibi yang sedang makan melihat Joon Jae sepertinya tidak normal. Akhirya Joo Jae pergi ke bagian depan bertanya apakh  menyediakan celana panjang untuk wanita. Si pgawai binggung karena semua mengunakan celana pendek.
“Apa Satu pun tidak ada? Celana panjang atau rok panjang, apapun itu.  Banyak hal-hal berbahaya di sana.” Ucap Joon Jae. Si  pegawai benar-benar heran dengan tingkah Joon Jae. 


Joon Jae akhirnya sibuk memindahkan dispenser agar menjauh dari Sim Chung yang membuat semua orang merasa risih. Si Bibi akhirnya mendekati Sim Chung bertanya kapan akan pulang, lalu menceritakan dulu juga pernah bertengkar dengan suaminya ditempat ini dan mengatakan kalau sangat risih dengan tingkah suami Sim Chung dengan menunjuk pada Joon Jae. Sim Chun binggung maksud dengan suaminya. 
“Tentu saja suamimu, bukan suamiku. Suamimu itu aneh sekali.Kami kesal sekali disini! Apa Kalian tidak bisa pulang saja? Aku tidak tahu apa alasannya, tapi berbaikanlah dengan dia. Serta Pulanglah waktu dia mengajakmu pulang.” Ucap Si Bibi, Sim Chung hanya diam menatap Joon Jae yang sibuk sendirian. 


Jin Joo menjemput anaknya, dengan memanggil Elizabeth saat baru keluar dari sekolah. Lalu bertanya keberdaan Yoo Na, Elizabeth dengan kesal mengatakan tak tahu, Jin Joo memberitahu anaknya kalau harus berteman denganya karena itu peluang besar tersembunyi dari CEO Kim.
Elizabeth ingin tahu apa maksudnya, Jin Joo pikir anaknya tak perlu tahu, lalu melihat Yoo Na yang berjalan sendirian langsung menghampirinya, Yoo Na pun membuangkan badan menyapanya, sementara Elizabeth terlihat sinis melihat Yoo Na.
“Oh, katanya kau mau belajar berenang, Beritahu ibumu kalau kau masuk ke tim renang Elizabeth.” Ucap Jin Joo, Yoo Na pun mengucapkan terimakasih.
“Ah, dan juga. Unni yang di minimarket itu. kalau kau bertemu dia lagi, beritahu dia tentang aku.” Kata Jin Jo, Yoo Na mengangguk mengerti, lalu bertanya apa yang akan dikatakan Yoo Na nanti.
“Ada Ahjumma yang anehnya, baik sekali padaku belakangan ini.” Kata Yoo Na polos, Jin Joo pikir Yoo Na memang anak yang jujur lalu meminta agar memberitahu kalau ibunya Elizabeth bersikap baik padanya karena itu aku tak sabar ingin sekolah



Yoo Na bertemu dengan Sim Chung disuna dengan menceritakan hal yang disampikan ibu Elizabeth padanya. Sim Chung tak menyangka mendengarnya. Yoo Na mengaku kalau Jin Joo yang menyuruhnya padahal ia tidak mau pergi sekolah. Sim Chung menayakan alasanya.
“Sebentar lagi ada acara sekolah, kami disuruh mengundang keluarga masing-masing. Tapi, aku tidak suka itu. Tidak ada orang yang mau datang melihatku di sekolah.” Cerita Yoo Na, Sim Chung bertanya apakah ibunya sibuk

“Tahun lalu, dan saat aku masih TK pun. Walau aku bernyanyi dan menari pun, tidak ada yang mau datang melihatku dan Tidak ada yang mendukungku. Ini Membosankan sekali.” Keluh Yoo Na, beberapa anak sedang mengerubingi santa yang ada didalam sauna.
“Aku melihatnya di TV. Saat Natal, Santa memberikan hadiah dan mengabulkan permohonanmu.” Kata Sim Chung yang percaya, Yoo Na pikir dirinya bukan anak kecil, karena sudah menangis berkali-kali, tapi tak ada hasilnya juga. Sim Chung pun sadar kalau sudah menangis beberapa kali lalu mengusulkan untuk memohon pada pria itu



Yoo Na pun mendekati si paman untuk menyampaikan permohonanya pada Santa,  Paman itu memberitahu tidak akan menyampaikannya padanya tapi menulisnya dikertas dan menggantungnya di pohon, santa pasti akan membacanya.
“Apa Kau sungguh tak bisa menyampaikan padanya?” tanya Sim Chung, Si paman terlihat binggung.
“Aku ingin kau juga menyampaikan permohonanku pada Santa. Aku menangis beberapa kali, tapi itu karena situasinya.  Jadi, aku ingin menjelaskan padanya. Apa aku bisa menghubungi dia?” kata Sim Chung polos. Pria itu pun mengambil kesempatan dengan meminta nomor telp Sim Chung kalau nanti ia yang akan menghubunginya.

Yoo Na pun menuliskan permohonannya “Kuharap Ibu dan Ayah datang ke acara pertunjukan” dan mengantungnya pada pohon natal, lalu melihat ke Sim Chung yang menuliskan juga permohonanya untuk mengharapkan keingiannya.


Elizabeth dengan gayanya memang sebuket bunga dan berpose pada ibunya, beberapa orang pun terlihat bahagia datang dengan orang tuanya. Yoo Na datang sendirian, Jin Joo pun langsung menghampirinya,  bertanya apakah ibunya akan datang hari ini,
“Ibu Yoo Na biasanya tidak datang ke acara seperti ini. Itu karena ibunya sibuk.” Kata Elizbeth sinis, tiba-tiba Sim Chung dengan gayanya terlihat seperti wanita kaya raya berjalan dengan anggun memanggil Yoo Na.
“Ibumu minta bantuan padaku. Dia memintaku untuk mendukungmu, memotretmu, dan bersorak bagimu.” Kata Sim Chung, Jin Joo pun mengambil kesempatan menyapa Sim Chung dengan berkomentar  cukup dekat dengan Ibu Yoo Na. Sim Chung mengatakan kalau mereka bersahabat dekat.

Joon Jae tiba-tiba datang melihat Sim Chung yang sudah datang, Jin Joo kaget melihat “CEO Kim” yang dikenalnya juga datang. Sim Chung berbisik darimana Joon Jae bisa mengetahui keberadaanya. Joon Jae berisik kalau tahu segalanya, dengan Nam Doo dan Tae O mengikuti dibelakangnya. Joon Jae dengan penuh kasih sayang mengendong Yoo Na memujinya anak cantik.

Jin Joo menyapa Nam Do yang mengaku sudah menelpnya berkali-kali, Nam Do berusaha tenang dengan membawa buket bunganya, Jin Joo pun bersikap santai karena tak ingin terburu-buru. Saat penampilan Yoo Na diatas panggung, Sim Chung dan Joon Jae seperti layaknya sepasang ayah dan ibu mendukung anaknya. 



Setelah acara selesai, Nam Doo serta Tae O duduk bersama dengan Jin Joo dan orang tua lainya. Sementara Sim Chung dan Joon Jae sibuk mengambil foto Yoo Na seperti orang tua lainya. Yoo Na lalu mengambil ponsel Sim Chung karena ingin mengambil foto mereka berdua, Joon Jae terlihat gugup berdiri disamping Sim Chung, Yoo Na mengeluh pada Unnie dan Oppa agar menyuruhnya lebih berdekatan.
Joon Jae heran dengan panggilan Yoo Na dulu Ahjussi sekarang Oppa, Yoo Na kembali menyuruh keduanya berdekatan, Joon Jae pun memeluk erat Sim Chung seperti tak mau kehilangan. Sim Chung pun tersenyum dengan bergumam kalau ia bahagia dan Joon Jae pun bisa mendengarnya dan keduanya pun foto dengan wajah bahagia. 


Sebuah taksi diparkir depan sekolah, Seorang ibu meminta agar diantar ke Chungdamdong, tapi sopir taksi dengan suara Dae Young mengatakan kalau sedang tidak berkerja dan melihat Sim Chung dan Joon Jae keluar sekolah langsung mengikutinya.
Akhirnya mereka berempat pun minum jus bersama direstoran,  Nam Do berkomentar kalau Suasana rumah ini jadi bagus kalau Sim Chung sudah pulang, karena sebelumnya terasa hampa. Sim Chung sambil membuka antingnya kalau hari ini berbohong demi Yoo Na, Nam Do pun menyakinkan kalau  Di dunia, ada namanya kebohongan demi kebaikan.
“Tapi kalian itu lebih banyak berbohong dan membahayakan orang.” Ungkap Sim Chung tak menyetujui perkerjaan mereka.Nam Do tak percaya Sim Chung bisa pintar berbicara sekarang.
“Heo Joon Jae. Kau bisa berjanji padaku? Kalau kau akan berbohong yang baik-baik saja dan Berjanjilah kau tidak akan berbohong yang akan menyakiti orang lain.” Kata Sim Chung, Joon Jae kaget karena diminta berjanji didepan dua orang temanya.

Sim Chung menatapnya, akhirnya Joon Jae pun mengatakan berjanji, tidak akan berbohong yang menyakiti orang. Nam Doo kaget dengan mengodanya kalau itu yang didengar hanya kebohongan saja.  Joon Jae melirik ke arah mesin boneka didepan minimarket, lalu menyuruh keduanya pulangs aja karena ingin pergi bersama Sim Chung ke suatu tempat bersama. 



Mereka pergi ke sebuah taman dengan banyak lampu yang meneranngi seperti sebuah pohon yang besar, Joon Jae meminta agar Sim Chung menunggunya. Sementara di tempat lain, Deketif Ho bersama dengan anak buahnya memastikan kalau sudah hubungi tim bantuan. Anak buahnya mengatakan sudah dan takut kalau kali ini informasi yang mereka temukan itu salah.
Detektif Ho seperti yakin karena  Ada seseorang yang melaporkan melihat Ma Dae Young tempat ini. Anak buahnya melihat banyak sekali orang yang ada ditaman, mereka pun akhirnya berpencar untuk mencarinya. 


Joon Jae kembali dengan membawakan sebuah boneka cumi berwarna pink yang dingikan Sim Chung selama ini, saat akan melangkah telinganya kembali mendengar suara hati Sim Chung yang membuatnya menghentikan langkahnya.
“Heo Joon Jae.. Saat aku menyeberangi lautan demi menemukanmu..., aku melihat bintang-bintang indah setiap malam. Tapi aku kesepian karena sendirian. Aku lelah dan takut. Tapi sekarang, apa tak masalah bila aku gelisah seperti ini? Apa aku tetap bahagia? Apakah aku tetap mencintaimu?” gumam Sim Chung
Joon Jae akan mendekatinya, tapi seseorang menepuk bahunya, Detektif Ho akhirnya bisa menangkap Joon Jae dan langsung memborgol tanganya, boneka yang dipegang Joon Jae pun terjatuh.
“Aku harusnya menangkap harimau sekarang, tapi.. yang kudapat malah kelinci, Ini tak jadi masalah.” Kata Detektif Ho

“Aku akan ikut denganmu diam-diam, tapi jangan hubungi siapa pun.” Ucap Joon Jae pasrah pergi.



Saat itu Joon Jae kembali mendengar suara hati Sim Chung yang meminta agar cepat datang, Joon Jae hanya bisa menatap Sim Chung dari kejauhan dan harus dibawa ke kantor polisi  
"Anak laki-laki itu itu mencintai putri duyung, dan bisa mendengar suaranya. Meskipun dia menghapus ingatannya berulang-ulang..., meskipun dia terlahir lagi di dunia lain..., Memang itulah nasibnya untukmencintai putri duyung lagi. Jadi..., Pada akhirnya, dia bisa mendengar suara putri duyung itu lagi. Ternyata...akulah anak itu.”
Sebuah mobil taksi berhenti, seperti Dae Young dengan mimpinya bisa mengetahui kalau Sim Chung adalah Putri duyung dan ingin menangkapnya dengan melihat Sim Chung yang berdiri sendirian. 


Epilog
Sim Chung memberitahu ingin akan pria itu menyampaikan permohonanknya pada Santa. Akhirnya si pria pun meminta agar memberikan nomor ponselnya agar bisa menghubungi, Sim Chung yang polos pun memberikanya.
Ketika si pria sudah selesai berkerja, Joon Jae sudah menunggu didepan pintu, karena mengetahui kalau sudah memiliki nomor telp pacarnya dengan alasan bisa menghubungi santa, Si pria kelihatan ketakutan dan memberikan kertasnya, Joon Jae pun langsung merobeknya dengan memastikan tidak merobeknya.


Sementara di pohon tertulis harapan Yoo Na “Kuharap ayah dan ibuku datang ke acara Natal sekolah.” Lalu Sim Chung “Kuharap aku bisa kencan dengan Heo Joon Jae di bawah pohon yang indah. Untuk tahun ini, tahun depan, dan tahun-tahun berikutnya.” Sementara Joon Jae menuliskan “Kuharap aku bisa menepati semua janjiku padamu.”

BERSAMBUNG KE EPISODE 12


Sinopsis The Legend of The Blue Sea - Ep. 11 Part 1


Sae Wa duduk di tepi pantai menceritakan Beberapa waktu yang lalu, anak laki-laki mencintai putri duyung dan mendengar suaranya dan Dam Ryung bertanya apakah ia yang dimaksud anak itu. Joon Jae yang mengingat mimpinya berlari mengingat kalau pria itu  adalah anak yang mencintai putri duyung dan mendengar suaranya.
“Tapi dia tidak tahu satu hal penting. Bahwa putri duyung memiliki kemampuan khusus. Bahwa dia bisa menghapus dirinya dari ingatan manusia dengan ciuman.” Ucap Sae Wa memberikan ciumanya saat Dam Ryung yang masih remaja tenggelam
“Bahkan jika kau menghapus kenanganku berulang... Bahkan jika ia lahir di dunia yang berbeda, maka ia adalah seorang anak yang nasibnya untuk mencintai putri duyung lagi.”kata Dam Ryung.
Joon Jae terengah-engah berlari mencari Sim Chung, sampai akhirnya memegang kepalanya yang kesakitan karena merasakan ingatanya dengan Sim Chung sebelumnya.  


Saat itu Joon Jae bisa mendengar suara dalam hati Sim Chung “Aku juga berbeda. Jika dia tahu saya berbeda, kau mungkin akan membenciku, kan? Dia mungkin akan meninggalkanku, kan?” Joon Jae hanya menatap Sim Chung karena bisa mendengar suara hati Sim Chung.  “rahasiaku adalah bahwa aku berbeda darimu, Bahwa adalah putri duyung.”
“Jadi pada akhirnya, ia adalah anak yang akhirnya akan mendengar suara putri duyung lagi.”
Joon Jae terus berlari mencari Sim Chung, saat itu ingatan dengan Sim Chung saat dispanyol kembali teringat di pikiranya dan juga pernyataan “aku mencintaimu” yang selama ini didengarnya, setelah Sim Chung memberikan ciumanya. Joon Jae pun bisa mengartikan kalau anak itu adalah dirinya.
Joon Jae akhirnya pergi jalan yang cukup ramai dengan bertanya pada orang yang lalu lalang memperlihatkan foto Sim Chung, dan apakah melihat wanita itu. Semua pun mengelengkan kepala.  Wajahnya terihat frustasi lalu melihat ke arah langit dengan bentuk bulan sabit. Suara radio terdengar dari sebuah taksi yang terparkir.
“Hari ini adalah hari di mana Black Moon akan muncul. The Black Moon adalah bulan baru kedua dalam satu bulan kalender tunggal. Dikatakan bahwa bulan menghilang ke dalam kegelapan, dan itu adalah bagaimana terjebak dengan nama Black Moon. Di masa lalu, itu dianggap tanda menyenangkan.” 


Pengawal Dam Ryung menyampaikan berita bahwa  Yang Seung Gil mengirim pesan kepada pejabat Hanyang Jo Bong Hak, kalau telah mengirimkan suap, mengklaim bahwa kepala kota desa Heupgok disihir oleh putri duyung jahat dan meresahkan masyarakat, dan telah menjebaknya pembunuhan.

“Setelah itu, Jo Bong Hak telah mengajukan petisi tertulis kepada Raja. Apa yang harus kita lakukan?Selain itu, bawahan Yang dengan semua jenis jaring ikan setiap hari, panik mencoba untuk menangkap putri duyung.” ucap Pengawal Dam Ryung 


Dam Ryung pergi ke ruang tahanan, lalu masuk ke dalam tempat Tuan Yang, dan langsung mengeluarkan pedangnya dan menaruhnya tepat di leher Tuan Yang. Tuan Yang panik melihat pedang yang ada lehernya.
“Kau Mati saja Dan jangan pernah dilahirkan kembali.” Ucap Dam Ryung langsung mengayunkan pedangnya.
Dae Young menjerit ketakutan terbangun dari tidurnya, lalu kebinggungan karena mimpinya itu seperti sangat aneh. Akhirnya membuka jendela kamar melihat bulan sabit di langit. 


Ia seperti mengingat mimpinya selama ini, dengan pakaian zaman kerajaan, mengatakan kalau memang putri duyung memang nyata dengan hanya melihat berkeinginan untuk tetap memiliki lagi. Saat itu Sae Wa mendekati Dam Ryung dan menggulurkan tanganya diatas perahu. Lalu Dam Ryung yang menyuruhnya mati dan jangan pernah terlahir kembali.

“Heo Joon Jae... dan putri duyung.” Ucap Dae Young mengingat wajah Joon Jae dan Sim Chung yang mirip dengan mimpinya. 


Sim Chung pergi ke sebuah toko dengan barang belanjaanya yang pernah dibeli dengan Joon Jae dan meminta agar dikembalikan semuanya dengan bentuk uang. Pegawai melonggo binggung karena ingin dikembalikan semuanya, Sim Chung menganguk.
Joon Jae kembali ke rumah dengan wajah frustasi bertanya apakah Sim Chung sudah pulang. Nam Doo memberitahu kalau Tae Oh sedang melihat CCTV dari rumah dan lingkungan dan juga Sim Chung membawa semua belanjaan yang dibeli dari department store Gangnam, menurutnya itu  Sim Chung menjual semua tas mendapatkan tempat menginap. Jon Jae heran kenapa ia harus mencari tempat menginap padahal dan meninggalkan rumah sendiri.
“Apakah ini rumah Chung? Ini adalah rumahmu, kau akan selalu mengatakan itu adalah rumahmu” keluh Nam Do

“Di mana dia pergi? Apakah kau  melihat department store?” tanya Joon Jae melihat ke layar komputer
Taek O mengeluh pada Joon Jae yang beranggapan kalau mudah mencari disebuah Mall yang besar. Joon Jae tak peduli menyuruh Taek Oh mencari dengan cepat keberadaan Sim Chung sekarang dengan mengejeknyabukan seorang hacker.
Nam Do menyuruh untuk mencari dari lokasi ponselnya. Joon Jae mengatakan ponselnya dimatikan, Nam Do merasa punya perasaan yang buruk, apakah Sim Chung itu pergi untuk selamanya atau memang ada kesempatan saja. 



Sim Chung berjalan disebuah mall dan melihat ada permainan otang anting yang hanya berkeliling saja dan akhirnya duduk didalamnya dengan menatp ke arah atas. Chun Hyung dengan manager Mall sedang membicarakan tentang kontrak kerja yang sudah perpanjang, Manager merasa kalau tak pernah melihat Tuan Heo lagi.

Chin Hyun mengaku ayahnya itu sedang tidak terlalu baik, Manager pun memuji kalau Chin Hyun sebagai anak bisa dipercaya mengurus semuanya, Chin Hyun hanya tersenyum. Saat itu manager melihat Sim Chung duduk dibagian dalam mall karena tidak boleh naik itu. Chin Hyung melihat Sim Chung yang duduk, merasa lebih baik meninggalkan saja sudah waktunya untuk menutup mall. 


Joon Jae masuk ke dalam kamarnya, menatap ke arah langit-langit dan teringat saat Sim Chung selalu membuka pintu kamarnya dan menuruni tangga untuk menemuinya, walaupun sudah melarannya.
Akhirnya ia ke kamar Sim Chung melihat sebuah tempat yang berisi mutiara teringat kembali dengan perasan hati Sim Chung kalau rahasianya adalah ia seorang putri duyung.
“Jika kau mencari tahu siapa aku, maka akan terkejut, sakit, dan takut padaku. Kau akan meninggalkanku,  Jadi kau mencoba yang terbaik untuk tidak ketahuan.”
Ia berpeikir kalau dirinya seperti datang ke sebuah buku dongeng anak-anak, atau memang seorang putri duyung yang datang ke dunianya. 


Sim Chung berjalan di tempat dengan banyak lampu dibagian atasnya, seperti lorong, teringat kembali saat berkunjung ke rumah Tuan Cha untuk makan bersama. Tuan Cha melihat keduanya terlihat cocok dan bertanya  kapan berencana untuk menikah?
Joon Jae dengan yakin mengatakan akan segara menikah mungkin di  Dubai atau Eropa awal tahun depan. Lalu Joon Jae mengakui kalau dirinya itu berbohong dengan menipu orang lain dan mendapatkan uang dari kecurangan mereka dan itu adalah rahasinya dan bertanya apa rahasia yang dimiliki oleh Sim Chung.

Chin Hyun  tiba-tiba berjalan disampingnya, Sim Chung tetap memanggilnya keluarga Joon Jae. Chin Hyun pun meminta agar memanggil namanya saja, lalu bertanya apakah datang sendiri dan kemana Joon Jae. Sim Chung melihat Ada banyak hal yang cantik dan baik di tempat in dan Tidak ada sesuatu yang seperti ini ditempatnya tinggal selama ini. Chin Hyun bertanya dimana tempatnya karena dimanapun pasti akan ada suasana Natal.

Sim Chung mengatakan asa sebuah tempat yang memang tak ada kemeriahan seperti ini, Chi Hyun penasaran dimana rumahnya. Sim Chung memberitahu kalau tinggal dengan Heo Joon Jae. Chin Hyung berpikir mereka itu hidup bersama. Sim Chung menceritakan kalau ia tinggal dikamar atas dan Joon Jae ada dikamar bawah, Chin Hyun pun mengangguk mengerti.
“Heo Joon Jae adalah pemilik rumah.” Kata Sim Chung. Chi Hyun tahu pasti Simm Chung tidak membawa mobil, jadi menawarkan tumpangan. Sim Chung pikir Chi Hyun bisa mengantarnya ke suatu tempat bukan pulang ke rumah. 


Chi Hyun melihat tempatnya memastikan kalau memang ini tempat yang dituju, Sim Chung membenarkan karena melihat TV, ada banyak orang yang tidur di tempat ini ketika mereka keluar dari rumah. Chi Hyun pikir kalau tempat itu cukup aman.

Sebuah saunan khusus pria dan wanita dengan pintu yang berbeda. Sim Chung yang tak mengerti asal masuk ke bagian loker pria, dan terdengar jeritan pria yang malu. Akhirnya Sim Chung menutupnya kembali, dengan wajah tak bersalah. Chin Hyung memberitahu kalau tempatnya ada disisi kanan, Sim Chung mengerti dan kembali membuka pintu kamar ganti pria  dengan senyuman meminta maaf. Chin Hyun merasa tak yakin kalau didalam Sim Chun akan baik-baik saja. 


Sim Chung tak mengerti bagaimana caranya mengunakan kunci dan juga lokernya, saat itu seorang wanita lewat membuka lokernya. Sim Chung meniru dengan menaruh semua barang didalamnya, dan memasukan sejumlah uang yang disimpanya dalam saku pada tasnya. Beberapa pelajar melihat dari kejauhan seperti menargetkan Sim Chung untuk mengambil uangnya. 


Ketiganya duduk dimeja makan, Joon Jae mengeluh kalau memakan waktu yang lebih lama karena harus mencarinya, Tae O memberitahu kalau tak ada CCTV di ruangan VVIP. Nam Doo membahas tentang kejadian kemarin itu sangat menegangkan.
“Kalian tidak berbicara dan hanya berusaha untuk menatap satu sama lain. Wow,Ketika Chung sepert  itu, Aku merasa beberapa jenis karisma didekati.” Ungkap Nam Doo
“Hyung... Apakah apa tahu kisah Little Mermaid? Bukankah itu cerita  seperti putri duyung naik ke darat dan jatuh cinta dengan sang pangeran?” kata Joon Jae
“Ya, dan penyihir memberi kakinya, tapi setelah tengah malam, ternyata kembali ke ekor, dia tidak bisa memakai sepatu gelasnya, lalu  sang pangeran sedang mencari pemilik sepatu...” kata Nam Do, Tae O berkomentar kalau itu cerita Cinderella.
Joon Jae menyuruh Tae terus mencari saja jangan berkomentar, Nam Do mengeluh kalau menurutnya semua cerita anak-anak sama, kalau pangeran dan putri duyung jatuh cinta dan menikah, lalu tamat. Tae O memberitahu itu cerita versi Disney, kalau putri duyung meninggal dalam versi asli.

Joon Jae pun bertanya siapa yang mati, pangeran atau putri duyung yang mati, Nam Do ingat kalau putri duyung mati. Joon Jae protes kenapa Putri duyung yang mati seperti cerita yang tak baik. Nam Do juga heran kenapa para anak-anak membaca cerita itu dan mereka juga lebih anak membahas masalah itu dini hari. Joon Jae tak mau membahasnya menyuruh Tae O segera mencari Sim Chung kembali dari CCTV mall. 



Sim Chung masuk ke tempat sauna melihat ada beberapa pasangan duduk bersama dan ada yang membaca buku komik bersama, sampai melihat keluarga kecil yang terlihat bahagia dengan anak mereka yang tertidur. Semua berkumpul seperti keluarga dan ia hanya sendirian.
Akhirnya ia pergi ke sebuah ruangan dengan banyak orang  yang sudah berbaring, ketika ingin mengelar alas tidurnya, seorang ahjumma berteriak, kalau itu tempat miliknya dan menyuruh Sim Chung pergi. 


Sementara Joon Jae akhirnya mencari sendirian dengan meminum kopi, sementara Tae O yang kelelahan sudah tertidur. Sampai pagi pun Joon Jae tetap mencari dari CCTV mall, lalu teringat sesuatu dan bergegas keluar rumah.
Bibi tuna wisma sedang makan ubi rebus ditempat biasa duduk, Joon Jae pun mendekatinya. Bibi itu mengulurkan tangan karena mereka bertemu lagi. Joo Jae hanya menyentuh sedikit saja dan bertanya apakah Sim Chung datang menemuinya.
“Bagaimana cerita yang dibaca dengan penuh emosi?Aku pikir itu adalah Romeo dan Juliet, aku menangis. Shakespeare bukanlah maestro untuk apapun.” Ungkap si bibi, Joon Jae merasa si bibi ngelantur kembali bertanya apakah melihat Sim Chung.  Si Bibi menyuruh Joon Jae duduk sampingnya, Joon Jae pun menurut.

“Di dunia ini, ada banyak kisah cinta. Tapi dari semua kisah cinta mereka, jika kau mengambil retorika dan kata-kata tidak penting, maka hanya akan ada satu kalimat kiri. Apa yang kau pikirkan tentang itu?” kata Si Bibi, Joon Jae bertanya apa maksudnya.
"Jadilah baik padanya ketika dia bersamamu” Apa yang kau katakan adalah bahwa jika kau memperlakukan dia dengan baik ketika bersamamu, maka dia tidak akan meninggalkan mu dan kau tidak akan mencari dia seperti ini, Ini adalah kebenaran abadi.” Ucap Si Bibi, Joon Jae seperti tak ingin mendengarnya hanya meminta agar menghubunginya kalau memang melihat Chung.
“Dia seharusnya mendengarkaku. Jika tidak, akan menyesal kemudian hari, Dia akan kembali dan akan datang lagi.” Ucap Si Bibi lalu berteriak kalau ada setiap hari senin, rabu dan Jumat. 



Joon Jae masuk ke dalam mobil melihat kembali ponselnya dan belum ada tanda apapun tentang jejak Sim Chung Hal ini tidak mungkin untuk melacak lokasi. Pelajar yang sedari tadi melihat Sim Chung berhasil mengambil tasnya, lalu mengeluarkan uang dan langsung menyalakan ponselnya.
Saat itu Joon Jae menerima notification dengan keberadaan ponsel Sim Chung dengan cepat mengemudikan mobilnya. Si anak pelajar pun membagi-bagikan uang yang didapat dari tas Sim Chung. Joon Jae datang menyuruh mereka berhenti dan meminta agar memberikan ponsel ditangan merkea dan bertanya dimana menemukanya, pelajar itu mengaku kalau itu ponsel milknya. Joon Jae bisa memastikan dengan mencoba menelp Sim Chung dengan ponselnya dan memperlihatkan kalau itu milik kekasihkan dan bertanya keberadaan pacaranya sekarang.
Salah satu mengatakan tak tahu, akhirnya Joon Jae membiarkan uang itu diambil oleh mereka dan meminta agar memberitahukanya. Ketua Gang pun memberitahu nama sauna dan Akhirnya Joon Jae mengucapkan terimakasih dengan saling berjabat tangan, dengan triknya bisa membuat tas itu melayang kembali ke tanganya.
Semua terlihat kaget, Joon Jae memberitahu kalau ia itu penipun jadi kalau mereka bertingkah seperti itu akan menjadi seperti dirinya, dan jika pria yang bertanya dengan yang mereka lalukan maka  harus berbohong tentang segala sesuatu dan itu adalah sebuah Kebohongan, lalu beranjak pergi. Mereka semua terlihat sinis, tapi setelah Joon Jae pergi semua terkesima karena aura Bad Boy yang membuat hati berdebar. 


Sim Chung makan telur rebus yang dipecahkan dikepalanya, Chi Hyun duduk didepanya terlihat binggung dengan Sim Chung yang makan satu telur ke dalam mulutnya, lalu bertanya apakah Apakah tidur dengan nyenyak. Sim Chung mengatakan  tidak bisa tidur, jadi mungkin itu sebabnya saya tidak nafsu makan. Chi Hyun heran karena melihat Sim Chung sudah makan telur kedua.
“Aku mengkhawatirkanmu. Karena itu aku tak pergi berkerja dan datang ke tempa ini. Tapi sepertinya nafsu makanmu sudah kembali dan jangan lupa minum juga” ucap Chi Hyun.


Joon Jae masuk  ke dalam sauna melihat Sim Chung sedang duduk sambil makan telur, teringat kembali kata-kata Sim Chung “Kau orang yang baik.” Lalu pertemuan di akurium dengan Sim Chung yang mengaku tidak memiliki nama, dan menyakinkan kalau bukan orang aneh.
“Apakah kau mengenalku? Kau tidak punya sesuatu untuk dikatakan kepadaku, kan? Maka jangan mengikutiku” ucap Joon Jae dan sebelumnya menyuruh Sim Chung untuk segera pergi saja.
Sim Chung kaget melihat Joon Jae yang datang dan mendekatinya, Joon Jae langsung memeluk erat Sim Chung karena akhirnya berhasil menemukanya. Joon Jae langsung memarahinya bertanya siapa yang menyuruh  untuk meninggalkan rumah dan tinggal di tempat seperti ini dan memberitahu barepa lama mencoba untuk menemukannya.


“Bagaimana kau tahu tempat ini dan sampai ke sini?” tanya Joon Jae, Sim Chung memberitahu kalau Chi Hyun yang mengantarnya. Joon Jae pun melihat Chi Hyun ada didekatnya, bertanya kenapa saudara tirinya itu bersama Sim Chung.
“Jangan salah paham. Kami kebetulan bertemu di luar kemarin, dan dia mengatakan bahwa tidak ingin pulang.” Jelas Chi Hyun, Joon Jae tak percaya Sim Chung tak ingin pulang. Sim Chung hanya bisa tertunduk diam membenarkan.
Joon Jae hanya bisa menghela nafas lalu menyuruh Chi Hyun pergi saja dan  dan mengajak Sim Chung agar bisa bicara di tempat pribadi. 


Keduanya duduk di ruang makan yang kosong, Sim Chung memberitahu kalau ia sudah  mendapat pengembalian dana untuk semua barang-barang  yang beli terakhir kali karena tidak membutuhkan pakaian. Joon Jae pun memberikan uang  dan ponsel yang ditemukanya, Sim Chung bingung bagaiman Joon Jae bisa memilikinya.
“Aku memang orang jahat, tapi ada lebih banyak orang yang lebih buruk dariku di tempa ini,  Jadi harap berhati-hati.” Kata Joon Jae, lalu bertanya apakah  yang sudah dimakanya.
“Aku makan telur dan minum sari beras” kata Sim Chung, Joon Jae bertanya apakah ada yang ingin dimakanya lagi.  Sim Chung mengatakan Tidak. Tapi Joon Jae bisa mendengar suara hati Sim Chung menyebut semua makanan yang ingin dimakanya.
“Aku melihat kua tidak memiliki nafsu makan, Jadi aku pikir kau akan datang, jadi membuat iga bakar di rumah.” Ungkap Joon Jae sengaja mengodanya, Sim Chung terlihat membayangkan iga bakar.

Joon Jae terus mengoda kalau makanan itu pasti akan meleleh dimulutnya, tapi Sim Chung tetap menolaknya merasa kalau baik-baik saja tapi tetap saja membayangkan makan iga sapi yang sangat nikmat, Joon Jae bisa mendengarnya dengan memastikan kalau Sim Chung tak akan pulang. Sim Chung menolak dan Joon Joe ingin tahu alasanya.
“Karena adalah seorang penipu, kau seorang bajingan jahat yang  mengunakan trik pada setiap orang bahakn kau menipuku juga. Tapi, entah mengapa aku tidak kecewa tentangmu, bila kau adalah orang jahat? Mengapa aku tidak bisa meninggalkanmu, yang sudah menipuku” ucap Sim Chung dengan suara hatinya, Joon Jae pun bisa mendengarnya.
“Jika kau tidak ingin pulang, tinggalah di sini. Dan Sebaliknya, jangan pergi ke tempat lain dan tetap Tinggal di tempat ini. Kau tidak bisa pergi tanpa bahkan mengucapkan selamat tinggal.” Ucap Joon Jae, Sim Chung menganguk mengerti.



Joon Jae keluar berusaha untuk mendengar kembali suara hati Sim Chung, dengan kesal karena Sim Chung tak berkata "Jangan pergi, Heo Joon Jae." Malah bersiap dingin. Saat menuruni tangga melihat Chi Hyun seperti menunggunya lalu berusaha mengabaikanya, Chi Hyun memberitahu kalau ayah sakit hari ini. Joon Jae seperti tak peduli tapi akhirnya kemali bertanya dibagian mana sakitnya.
“Dokter mengatakan itu katarak, bahkan Penglihatannya telah menurun cukup banyak.” Kata Chi Hyun
“Aku mengatakan padamu  untuk bekerja keras memenuhi kewajiban sebagai anak dengan Mengawalnya ke rumah sakit dengan baik.” Kata Joon Jae akan beranjak pergi
“Dia adalah seorang ayahmu yang kau memiliki dari awal, tapi dia adalah ayah pertama yang pernah aku miliki. Aku baik-baik saja ketika kau mengatakan aku sebagai putra palsu bertindak sebagai yang asli. Aku sangat bersyukur bahwa ia menjadi ayahku. Jadi Skuselalu ingin menjadi mendukung dan ingin melindunginya.” Ungkap Chi Hyun.

“Aku mengerti, Bersyukurlah dan terus menjadi menguntungkan untuknya, dan pastikan untuk melindunginya. Agar ayahku untuk menjadi milikmu, ada banyak hal yang ia gagal untuk melindungi dan akhirnya kalah.” Tegas Joon Jae dan beranjak pergi. 



Detektif Ho menerima berkas dari seorang wanita, dengan informasi kalau alamatnya Pada tahun 1988, Sujeong-dong # 423 dan memastikan kalau mereka  ingin  mengetahui pendaftaran penduduk keluarga yang pindah, detektif Ho membenarkan lalu kembali melihat berkas yang didapatkanya
“Pada April 15, 1988, Ma Dae Young pindah, lalua Ada warga lain yang pindah di hari yang sama.” Kata Detektif Ho, Detektif Lain melihat nama  Kang Ji Yeon dan berpikir kalau Dae Young menikah.
“Tidak... catatan Ma Dae Young sebelumnya sangat rumit, tapi hubungan keluarganya yang sederhana. Dia adalah seorang yatim piatu dan belum pernah menikah.” Ucap Detektif Ho

“Kang Ji Yeon. Siapa itu? Bahkan tidak nama yang muncul dalam penyelidikan pertama.ketika Aku  meminta orang-orang konstruksi ia terakhir bekerja, merkea mengatakan ia tidak memiliki seorang wanita.” Ucap Si Detektif, Detektif Ho pun memikirkan nama Kang Ji Yeon berulang-ulang, akhirnya meminta agar tentang pendaftaran keluarga dari Kang Ji Yeon. 


Seorang nenek bercerita  Nyonya Kang Ji Yeo menikah dua kali dan Kedua suaminya meninggal. Ia melihat wanita itu sangat cantik, jadi itu alasan pria akan menikahinya bahkan sudah memiliki anak.
“Apa Dia membawa anak dengan ketika menikah?” tanya Detektif Ho, Nenek itu membenarkan.

“Tapi, suami tiba-tiba meninggal Setahun setelah pernikahan mereka. Seorang suami yang baik-baik saja di awal tapi entah bagaimana kehilangan penglihatannya  Dia mungkin pergi ke luar dengan mata yang tidak bisa melihat dengan dan meninggal karena kecelakaan mobil.” Cerita si nenek. 


Seorang kakek mengenal Kang Ji Yeon adalah  seorang agen asuransi, setelah pernikahan mereka, penglihatan suaminya mulai memburuk dan yang ia dengar pria meninggal karena beberapa komplikasi. Detektif Ho seperti merasakan sebuah kejanggalan. 


Seo Hee memasang antingnya, lalu bertanya keadaan suaminya, Tuan Heo merasa harus mengunjungi Dokter Kim lagi karena obatnya, tidak berkerja dengan baik. Seo Hee pun dengan penuh perhatian duduk disamping suaminya memberitahu akan menelepon Dokter Kim.

“Pertama, Kau harus rajin minum obat. Dia mengatakan beristirahat di rumah setelah itu akan menjadi yang terbaik. Jadi kau hanya butuh beristirahat.” Ungkap Seo Hee menyakinkan, Tuan Heo pun mengerti. Seo Hee pun melirikan mata liciknya.

BERSAMBUNG KE PART 2