Senin, 07 November 2016

Uncontrollably Fond - Ep. 10 part 2

No Eul sudah bisa bangkit dari tidurnya, dia menerima panggilan dari My Number One Treasure. No Eul memasang tampang tersenyum sebelum akhirnya menjawab dengan riang, “Ada yang bisa aku bantu, tuan?”

Entah apa yang diucapkan Jik hingga No Eul mengatakan kalau dia tengah dalam proses editing.






Jik meminta No Eul untuk menambil libur saja, dia juga akan bekerja. Tapi akhirnya dia mengiyakan saja ucapan Eul. Hanya saja dia harus mengirimkan foto makannya tiga kali sehari. Kalau tidak dia akan datang menemui Eul dengan membawakan makanan.

“Huh.. mengecewakan.” Keluh Jik. Dia kemudian menghampiri Haru yang tengah duduk di ayunan taman.



“Tolong berikan anak kucingnya padaku.” Pinta Jik dengan formal.

“Kau baru saja bilang tolong.”

Jik membenarkan, katanya Haru lebih tua darinya. Haru menunduk malu kemudian menggeleng. Sekali lagi Jik menanyakan keberadaan kucingnya tapi terus menggeleng sambil tertunduk.


Jik kesal dibuatnya hingga ia menarik tali pegangan ayunan dan membuat wajah mereka bertatap satu sama lain dengan sangat dekat. Jik menuduh Haru telah membuang kucing miliknya. Haru jelas tak terima, dia hanya pergi ke kantin membeli kopi di kantin terus saat dia kembali kucingnya sudah menghilang.

Haru menatap kedua belah mata Jik, “Kau tahu. Kau sebenarnya tampan.”

Hahaha. Jik sontak melepas pegangan talinya hingga membuat Haru jatuh terjengkang.


No Eul menatap penampilan awut – awutannya mengingat ajakan Joon Young untuk berlibur selama satu bulan. Ketempat dimana tak seorang pun akan menemukan mereka.

No Eul pun mulai merapikan rambutnya.



Joon Young sedang belanja, dia menatap dua pajama yang dipasang di etalase. Dia bergegas untuk membelinya.

Aku akan menyiapkan segalanya. Kau hanya perlu ikut. Aku hanya akan melihatmu. Dan kau hanya akan menatapku. Kita akan mengabaikan dunia dan menutup kedua telinga kita.”


No Eul dengan malu – malu meminjam riasan pada suster.


Joon Young senyum – senyum sendiri saat membayar perlengkapan dan jaket tebal yang ia beli.

“Jangan memikirkan. Jangan mendengarkan orang lain. Ayo pergi dan bersikaplah seperti hanya kita yang ada didunia ini. Ayo lakukan dalam sebulan.”



Joon Young sampai dikamar No Eul dan menemukan dia tak ada diranjangnya. Dia panik tapi ternyata No Eul malah tengah merias diri di kamar mandi. Wajahnya tercoret lipstick karena terkejut. 

Joon Young tersenyum lebar melihat tingkah wanita –nya itu.



Joon Young memakaikan jaket untuk Eul. Eul menatap Joon Young dengan cinta sekarang, dia tak ingin hanya sebulan. Bagaimana kalau satu tahun? Atau bahkan sepuluh tahun?

Joon Young tertegun mendengar permintaan Eul. Tapi ia menunjukkan senyumnya. Dia setuju. Eul bertanya apakah dia mendapatkan pukulan jika ia meminta ciuman dari Joon Young?

“Aku akan membunuhmu!” sentak Joon Young. Tapi ia kemudian tersenyum, kalau saja yang ia dapatkan bisa lebih dari ciuman. Hahahahaha.


Joon Young meraih kedua belah pipi No Eul dan menciumnya.

-oOo-


No Eul dan Joon Young sudah ada di parkiran. Joon Young melilitkan syal ke leher No Eul, dia akan mengambil mobil. Jadi dia harus menunggu disana.


Joon Young berjalan menuju mobilnya tapi seketika itu pula kepalanya pusing. Dia gemetaran menahan rasa sakit, tubuhnya jatuh ditanah menahan kesakitan.


Dua orang pria menghampiri No Eul. Mereka menemuinya untuk menggiring No Eul ke kantor polisi atas tuduhan percobaan bunuh diri pada Hyun Joon. Mereka memberikan hal Eun untuk diam, punya hak untuk memanggil pengacara dan berbicara saat dipengadilan.

Mereka berdua memegang kedua lengan Eul. Eul meminta agar mereka menunggu sebentar namun polisi tak mau.
“Joon Young, Shin Joon Young.” Panggil Eul.



Joon Young masih menahan sakit dikepalanya, dia mengerang dan berusaha untuk bangkit namun kakinya bergetar lemas. Ia berusaha menapak untuk mengejar No Eul tapi kakinya terlalu lemah untuk berlari.

No Eul melihat Joon Young dalam diam, dia melihat Joon Young jatuh tak berdaya.



Joon Young kembali kerumahnya lalu menghubungi seseorang untuk melacak keberadaan Eul yang dibawa polisi. Joon Young berjalan dengan terseok – seok dan berpegangan pada dinding.

Joon Young bergegas mengambil obat di kamar mandinya.



Sakitnya pun reda, Joon Young bersiap untuk mencari keberadaan No Eul tapi betapa marahnya dia saat tahu kalau ia dikunci. Gook Young memberitahukan bahwa CEO Nam yang sudah menyuruhnya. Dia harus dikunci atau dia akan mengacaukan karirnya sendiri. Ponsel Joon Young juga ada ditangannya sekarang.

“BUKA PINTUNYA! Atau aku akan membunuhmu!” kesal Joon Young marah.

Gook Young menahan pintu kamar Joon Young yang terus digedor – gedor. Dia meminta Joon Young untuk berfikir jernih. Dia harus ingat bagaimana usahanya untuk bisa mencapai posisi ini. jangan sampai karirnya hancur karena wanita.


Joon Young semakin tak tahan, dia menangis dikamarnya. “Tolong biarkan aku keluar. Buka pintunya. Aku harus pergi..”

-oOo-



Petugas interogasi masuk ke ruangan Eul dan menemukan Eul terus diam bahkan tak memakan makanan yang sudah mereka siapkan. Dia meminta Eul memberitahukan alasannya yang ingin mencoba membunuh Hyun Joon.

Eul meremas ujung pakaianya dalam diam. Kesabaran petugas habis, dia membentak No Eul langsung terus saja bungkam.

-oOo-




Jung Eun menghidangkan makanan untuk Tuan Yoon. Keduanya berbincang hangat layaknya keluarga yang harmonis. Jung Eun secara tiba – tiba bertanya mengenai pria itu, pria yang ia tabrak bertahun tahun lalu?

“Dia mati.” Jawab Tuan Yoon enteng.

Jung Eun mengaku kalau semalam dia memimpikannya dan terlihat menyedihkan. Tapi untungnya dia sudah mati, terakhir ia mendengar kalau pria itu koma. Mungkin itu lebih baik agar Pria itu tak menjadi beban keluarga. 

-oOo-



Eun Soo tengah berniat membunuh ikan tapi dia terus berteriak tak bisa melakukannya. Dia tak tega. Akhirnya Bibi yang akan membuatkan mereka sushi.

Ji Tae pulang dan menatap ibunya dalam diam. Eun Soo mengatakan kalau dia akan membuatkan Ji Tae sushi. Ia heran tak biasa – biasanya Ji Tae pulang cepat.

“Apa kau yang melaporkan No Eul?” tanya Ji Tae.

Suasanan berubah canggung. Eun Soo meminta Bibi untuk mengambilkan mereka sebotol wine. 

Ji Tae menuntut penjelasan Ibu  yang sudah menuntut No Eul dengan alasan percobaan pembunuhan. Dia menganggap cara ibunya sangat kekanakan. Eun Soo salah tingkah dan berpura – pura tak mengerti ucapan Ji Tae. Dia menyuruhnya untuk ganti baju. Ayah akan segera kembali.



Ji Tae mengejar Ibu kemudian mengatakan bahwa tiga tahun lalu ibunya juga telah menghancurkannya. No Eul telah melakukan investigasi dana illegal di perusahaan mereka. Semu itu benar tapi Ibu malah menuntut balik No Eul dan Ibunya juga yang sudah ikut campur dalam pengadilan sehingga No Eul kalah. No Eul bahkan harus dikejar – kejar oleh penagih hutang padahal dia membayar dengan benar.

“Ji Tae, kau harus ganti baju.” Suruh Ibu.

“Kalau kau manusia, kau akan merasa bersalah telah menghancurkan hidup No Eul. Begitupula dengan Ayah!” bentak Ji Tae meluapkan emosi.


Hyun Joon berdiri didepan pintu mendengarkan pembicaraan anak – ibu itu. Dia sekarang tahu dibalik sikap lemah lembut istrinya, banyak keborokan didalamnya.


 Hyun Joon mencoba mengingat dimana ia mendengar nama Eul, No Eul. Ah, gadis itu. Gadis yang ditemuinya di kantor kejaksaan, putri dari pria yang ditabrak lari oleh Jung Eun.



Penjagaan dirumah Joon Young makin diperketat. Ada beberapa bodyguard yang berjaga disekitar rumahnya.

“Joon Young hyeong!” teriak seseorang. Rupanya Jik sedang menggedor – gedor pintu rumah Joon Young dengan panik.

Jik menangis dan memohon agar Joon Young bisa menyelamatkan kakaknya. Hanya dia yang bisa menyelamatkan kakaknya, hanya dia yang punya koneksi. Jik menangis putus asa.



Telefon dikamar Joon Young berdering. Dia segera mengangkat panggilan yang berasal dari Pengacara Pyo. Dia memberitahukan bahwa No Eul ada di kepolisian Seocho. Joon Young memohon agar Pengacara Pyo mau mengeluarkannya.

Pengacara Pyo meminta maaf karena dia tak bisa membantu Joon Young. CEO Nam sudah melarangnya untuk berurusan dengan kasus yang terkait dengan No Eul. Joon Young menggeram menahan rasa sakit. Dia mematikan lalu membanting telefonnya melampiaskan kemarahan.


Teman satu sel No Eul sudah tua dan menggigil karena kedinginan. Ia pun tak tega sehingga memberikan jaket dan syalnya untuk wanita itu.




Jung Shik tengah melayani pelanggan namun mereka tertegun saat harus melihat si Pelayan menggunakan tuxedo. Young Ok dengan kesal menyeretnya, dia menyuruh Jung Shik untuk melepaskan tuxedo itu. Sudah tiga hari dia tak berganti pakaian.

Young Ok meminta Young Deuk mengambilkan jarum dan benang, dia akan menjahit pakaian itu sekalian ke tubuh Jung Shik. Jung Shik terima saja, lagipula itu baju termahal yang dia punya. Biar dia bisa memakai baju itu terus.

Young Ok tersulut tantanga Jung Shik hingga ia menyiram bajunya.


Ponsel Jung Shik berdering, dia segera mengangkat panggilan dari Joon Young . Young Ok meminta Jung Shik jangan mengangkatnya tapi Jung Shik tak perduli. Dia memberitahukan kalau ia sudah memakai tuxedo pemberian Joon Young bahkan sampai sekarang. Hanya saja Young Ok keras kepala tak mau kesana.

“Joon Young..” tanya Jung Shik tiba – tiba serius. “Apa kau sakit? Kau terdengar sangat lemah. Apa kau mau bicara dengan ibumu?”


“Ibu, bu, tolong aku..” rintih Joon Young diseberang telefon.


Dalam perjalanan, Jung Shik terus merutuki sikap CEO Nam yang hanya perduli dengan uang. Bahkan sampai membuat berita palsu. Harusnya dia sudah memukulnya sejak tiga hari lalu.

Young Ok duduk gelisah, dia menampik mulut Jung Shik dan memintanya diam. Cepat mengemudi saja.



Sesampainya dirumah Joon Young, Young Ok masuk dalam kamarnya dan menemukan kamar itu berantakan. Mata Young Ok membulat saat menemukan Joon Young terkapar di lantai.



No Eul terbangun mendengar suara ayahnya. Seketika ia bangkit tak percaya, mata Eul mulai berkaca – kaca. 

“Memangnya kau penyelamat? Kau superman atau batman? Kenapa memberikan jaketmu saat kau menggigil?” ucap Ayah. No Eul tak bisa menahan air matanya. Ayah meminta No Eul jangan menangis, dia tak akan bisa lolos dari dunia yang keras ini jika dia lemah. Kalau kau seperti ini, bagaimana aku bisa tenang? T_T




“Itulah kenapa aku mengambil uang yang diberikan Choi Hyun Joon. Aku mengambilnya dan mencoba melupakan segalanya. Aku sudah menerimanya, Ayah. Aku pikir aku akan gila kalau aku tak menerimanya. Aku memungut uangnya. Siapa yang akan merawat Jik kalau aku mati? Aku ingin mati tapi aku tak bisa meninggalkannya sendiri. Jadi aku mengambil uangnya.” 

Mata ayah berkaca – kaca, putrinya sudah melakukan hal yang benar. No Eul memeluk Ayahnya, dia merasa semua ini sangat berat. Bisakah Ayah membawanya ke tempat Ayah?



Joon Young tersadar dari tidurnya setelah kelelahan menahan sakit. Young Ok sudah duduk disampingnya. Dia merutuki sikap mereka yang sudah mengunci orang sakit, dia akan membawa Joon Young kerumah sakit.

“Aku harus melihat No Eul.” Joon Young bangkit. Air matanya mulai mengalir diwajah yang semakin pucat. “Tolong aku. Aku harus menemuinya. Aku harus membantunya. Ibu...”

-oOo-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar