Senin, 07 November 2016

Uncontrollably Fond - Ep. 15 Part 1

Joon Young, semalam aku memimpikanmu..” batin Eul.

Pintu lift terbuka dan didalam sana ada Joon Young yang berdiri dengan membawa bunga serta hadiah. Eul buru – buru memalingkan wajah seraya mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

Celakanya, aku bertemu denganmu disaat menyedihkan, memalukan, dan saat paling mengerikan dalam hidupku.”

Mereka sama – sama saling mengabaikan dan Eul memutuskan untuk segera menutup pintu lift.







Sepersekian detik sebelum pintu lift tertutup, Joon Young menjatuhkan hadiahnya dan berjalan masuk kedalam lift. Eul sempat memandangi wajahnya dengan keheranan. Joon Young tersenyum seraya meraih tangan Eul, ia menggenggamnya dengan erat.

Aku tahu kalau ini hanya mimpi, tapi ini tetap membuatku senang dan hatiku berdebar. Dan tanganmu, sungguh hangat.



Kini mereka berdua ada di rumah Joon Young, dan ia menghidangkan mie untuk Eul. Eul masih tak percaya dan terus memandanginya. Joon Young meyakinkan kalau mie itu enak meskipun penampilannya tak menarik. Dia meyakinkan dengan mencicipi makanan kreasinya sendiri dan ternyata.. rasanya cukup untuk membuat Joon Young melepeh isi mulutnya. Joon Young melarang Eul untuk memakannya, dia bisa mati karena itu.

Eul malah tersenyum, dalam hatinya dia berkata bagaimana bisa dia menolak makanan yang dibuat Joon Young untuknya. Meskipun hanya dalam mimpi, rasanya makanannya tetap mengerikan.


Diujung bibir Eul, ada saus yang menempel dibibirnya. Joon Young tiba – tiba menyapu bibir Eul dan menciumnya. Eul sempat melawan karena ia tengah makan, namun akhirnya mereka berdua terhanyut dalam ciuman itu.

Kau tak tahu bagaimana rasanya sangat kesepian, sendiri dan hampa dalam sebuah mimpi. Saat kau tahu kalau semua ini memanglah mimpi.”



Mereka bermain dihalaman belakang sambil bercanda. Eul melakukan giliran mencabut batang dari tumpukan, ia sangat berhati – hati dan akhirnya berhasil. Tapi tumpukan itu ternyata berlahan goyah dan akhirnya roboh.

Joon Young siap melayangkan sentilan ke jidat Eul. Eul meledeknya dengan kabur meninggalkan Joon Young.



Joon Young meringis kesakitan ketika Eul kabur meninggalkannya. Eul khawatir sehingga menghampiri Joon Young lagi. Tapi itu semua akal – akalan saja, Joon Young langsung menangkap Eul dan memeluknya. Mereka berdua tertawa dengan riang sambil rebahan menatap bintang yang bertaburan di langit.

Pagi, jangan datang. Kalau ada yang berani membangunkanku dari mimpi ini. aku akan mengikutinya untuk membalas dendam.”


Yah, dan semua itu lagi – lagi hanyalah mimpi manis Eul. Pada kenyataannya, Joon Young hanya berdiam diri didepan lift tanpa mengejarnya.



Ji Tae meminta Jung Eun untuk berhenti, paling tidak dia bisa merasa bersalah dan kasihan padanya. Jung Eun malah semakin menjadi dan mengancam akan membunuh Eul dengan kedua tangannya.

“Apa sekali saja belum cukup? Karena kebiasaan kekanakan dan keras kepala –mu, kau sudah membahayakan nyawa orang lain. Apa belum cukup?”

Jung Eun tak tahu arah pembicaraannya. Ji Tae hanya memperingatkan agar dia tidak dengan mudahnya mengatakan akan membunuh seseorang. 


Jung Eun menahan lengan Ji Tae yang berniat pergi. Dia tak boleh mengejar Eul karena ini hari ulangtahunnya. Dia harus tetap disini.

“Biarkan dia pergi..” sela Joon Young. Dia berjalan menghampiri Jung Eun kemudian melepaskan genggamannya dilengan Ji Tae. Biarkan dia pergi dan rayakan ulangtahun –mu denganku.


Ji Tae pergi untuk mengejar Eul dan mencoba menghubunginya tapi panggilan Ji Tae tak menerima jawaban. Ternyata Eul masih sibuk dengan pikirannya yang kalut, dia berjalan dengan tatapan kosong tanpa memperhatikan apapun. Bahkan ponsel yang ada digenggamannya itu, dia abaikan.



Jung Eun menghadapi Joon Young dengan dingin. Dia tak tahu apa maksudnya semua ini. Tapi kenapa dia membuatnya salah paham dengan semua perlakuannya? 

Joon Young balik bertanya, memangnya kalau dia membuat perasaan Jung Eun salah paham itu akan berhasil? Dia tak mau kalau perasaannya hanya untuk membalas dendam pada Eul ataupun untuk membuat Ji Tae menyesal. Dia ingin sesuatu yang tulus tanpa syarat semacam itu. apa Jung Eun mau digoda olehnya? Atau, apa Jung Eun mau menggodanya?

“Bukannya kau menyukai Eul?”

“Itulah kenapa aku memintamu menggodaku, aku ingin melupakan semua tentang Eul. Dan mengisi seluruh pikiranku denganmu.”



Joon Young kembali ke mobilnya. Ji Tae menelfon Joon Young untuk menanyakan alasannya mendekati Jung Eun?

Joon Young mengaku kalau dia hanya ingin membantu Ji Tae. Dia akan membantunya menyingkirkan wanita itu. Mereka harus saling membantu sebelum dia mati. Kalau mau berterimakasih, dia bisa membelikannya minum.

Panggilan segera terputus padahal masih banyak hal yang ingin Ji Tae tanyakan.


Nari kembali kerumah dengan kantung pakaian yang sudah kosong. Dia membangunkan Eul dan memarahinya karena sudah meninggalkan belanjaa dijalan. Bagaimana mereka akan mengambalikannya sekarang? Yang tersisa Cuma kantung – kantung kosong. Nari menggulingkan Eul dari tempat tidur agar cepat terbangun.

Eul terkantuk – kantuk, apa kau mau membelinya lagi?


Nari mengancam akan memberitahukan masalah ini pada Jik. Eul sudah menerima uang jutaan dollar untuk biaya kuliah Jik keluar negeri. No Eul buru – buru merebut ponsel Nari, apa kau mau membuatnya pergi dari hidupku?

Bel rumah berbunyi, Nari buru – buru membukakan pintu. Rupanya Ji Tae yang bertamu dan Eul langsung menolak untuk menemuinya.

“No Eul bilang kau harus pergi dan dia tak mau melihatmu lagi.” Seru Nari dari dalam rumah.


Ji Tae berdiri disana dengan sedih. Ia meletakkan kantung berisi pakaian yang dibawanya didepan pintu kemudian pergi sesuai permintaan Eul.


Young Deuk memberikan hadiah untuk Man Ok, hubungan diantara keduanya makin lengket saja. Man Ok kegirangan dan bergegas mencoba lipstik yang diberikan oleh Young Deuk. Tapi sepertinya Jung Shik tak merestui hubungan mereka, dan langsung mengejarnya saat mereka sedang berduaan.


Gook Young bekerja sebagai pelayan disana. Dia mendengarkan pelanggan yang sedang menggosipkan Joon Young. Mereka menganggap kalau Joon Young itu suka berganti – ganti pacar tiap jam dan juga melakukan operasi diseluruh tubuhnya.

Gook Young menahan diri, dia harus ingat kalau dia bukan lagi manager Joon Young.



“Ya tuhan, apa itu benar? Aku ibunya dan aku tak tahu itu.” sela Young Ok.

Young Ok kelihatan sangat kesal dan bertanya apakah Joon Young melakukan operasi diseluruh wajahnya? Young Ok meletakkan uang diatas meja, dia memerintahkan mereka untuk operasi plastik juga agar wajah jeleknya menjadi tampan. Dan juga dia bisa operasi agar tubuh cebolnya berubah tinggi.


“Bagaimana bisa kau berbicara seperti itu pada pelanggan?” tegur Joon Young.

Dia duduk satu meja dengan pelanggan itu. Joon Young memerintahkan mereka untuk melaporkan ibunya pada kantor perlindungan pelanggan. Tapi dia juga tadi mendengar masalah operasi plastik, dirumah sakit mana itu? Aku pikir kalian berkata kebohongan, aku juga bisa melaporkan kalian.

Mereka berdua langsung kelimpungan, apa? Kami tak mengatakan apapun?



Gook Young tak bisa tinggal diam. Dia mendengar semuanya dan juga dia mengatai Joon Young tak bisa tidur kalau tanpa wanita. Dia berganti pacar setiap tiga jam sekali. 

Joon Young meledek, apa kau Cuma diam saja? Kau ‘kan manager Shin Joon Young?

Gook Young mengelak, dia tadi hampir menegurnya hanya saja Bos Shin sudah menegur mereka duluan. Young Ok menghentikan keributan ini, dia meminta Joon Young untuk meminta maaf pada pelanggannya juga. Bagaimana bisa dia melakukan hal itu pada pelanggannya.

Joon Young tersenyum karena ibunya hanya sayang padanya. Dia dengan nada bercanda, meminta Gook Young keluar dari hidupnya. Dia bisa terus bekerja disini.


Malam harinya, Joon Young mengantarkan Young Ok pulang ke rumah. Joon Young beralasan kalau dia merasa perutnya tak enak akhir – akhir ini. Dia meminta agar Ibunya mau melakukan akupuntur ditangannya. Dia sudah minum obat tapi tak sembuh juga.



Joon Young mengaku kalau dia sedang diet jadi perutnya sering terasa tak enak. Ibu langsung memarahi Joon Young, bagaimana bisa dia mau mengurangi berat badan lagi ketika dia hanya tinggal tulang dan kulit? 

Joon Young menahan kedua pipi Young Ok agar menatap matanya. Dia meminta Ibu untuk mengatakan saja kalau dia menyayanginya. Jangan hanya pura – pura marah, tatap matanya dan bertanya mengenai kabarnya. Kenapa dia tak sering berkunjung lagi? Dan juga merasa kecewa karena semua itu. katakan yang sebenarnya, itu akan membuat ibunya menjadi sexy.

“Kau gila.” Sentak Young Ok lalu menusuk jari Joon Young dengan kasar. Hahaha.


Sebelum pulang, Ibu memberikan saran agar Joon Young jangan bersikap kasar lagi pada gadis yang disukainya. Dia mendengar semua itu dari Gook Young. Apa kau masih anak – anak? Kau hanya akan sakit sendiri jika melakukannya. Itu yang mungkin membuat perut Joon Young bermasalah.

Joon Young terdiam didekat pintu. Ibu menambahkan bahwa Hyun Joon hanyalah orang asing untuk mereka. Dia tak perlu menahan diri karena dia. Ibu langsung masuk ke dalam kamarnya.

Joon Young tersenyum, “terimakasih telah mengatakan kalau Hyun Joon adalah orang asing untuk kita.”


Sesampainya dirumah, Joon Young melihat ada Eul yang sudah menantikannya didepan gerbang. Joon Young sama sekali tak memalingkan wajah untuk menatapnya, dia terus memandang lurus masuk ke rumah.

No Eul sempat kecewa, tapi kemudian dia bangkit untuk memencet bel. Belum sempat melakukannya, Joon Young datang dengan wajah datar untuk membukakan pintu.



Joon Young memberikan teh untuk Eul yang kedinginan, dia masih terus menunjukkan wajah datarnya. Eul mencoba mencarikan suasana dengan bertanya bagaimana pembuatan film dokumenternya?

“Baik.”

Eul tahu kalau PD Yoon memang baik tapi dia yakin kalau kualitasnya lebih baik lagi. Eul mengungkapkan alasannya datang kesini adalah untuk mengucapkan selamat tingga. Tapi sebelum itu, ada hal yang ingin ia tanyakan. Kenapa kita harus putus?



Joon Young tak mengucapkan satu patah kata pun.

Baiklah, No Eul meminta Joon Young untuk tetap diam dan mendengarkannya saja kalau begitu. Eul sendiri tak tahu alasannya tapi ia merasa tak melakukan kesalahan. Dia tak selingkuh ataupun mempermainkannya. Eul tak tahu alasannya tapi ia pikir semua ini memang karena Joon Young. Entah dia tak menyukainya atau dia punya wanita lain. No Eul meminta kompensasi karena Joon Young sudah membuatnya terluka dan tampak menyedihkan.

Eul yakin kalau Joon Young kaya, dia mendapatkan satu juta dollar agar menghilang. Tapi dia hanya minta 10000 dollar saja dari Joon Young.


Sebelumnya Eul meminjam uang tanpa bunga, tapi sekarang dia minta uang saja. Kalau dia meminjam maka mereka harus bertemu saat ia mengembalikannya. Jadi lebih baik dia meminta kompensasi dan mengakhiri semuanya hari ini.

“Baiklah.” Jawab Joon Young super singkat. Tunggu disini.


Joon Young terduduk sedih didalam kamarnya. Sedangkan No Eul yang tampak tenang dan lancar berbicara sejak tadi ternyata juga menyimpan kegelisahan. Dia gemetaran memegang cangkir teh –nya.



Joon Young memberikan cek kosong lalu meminta No Eul untuk menulis berapapun jumlah yang diinginkannya. Eul bertanya, apa aku boleh meminta aset –mu kalau begitu?

“Kau boleh memiliki semuanya. Apa kau mau?”

No Eul langsung sebal, dia akan menuliskan 10000 dollar seperti yang dia minta. Dia bukan pencuri. Jangan melaporkannya kepolisi dan menuduhnya mencuri cek. Joon Young tak menanggapi omongan remeh Eul, dia memintanya cepat pergi. Dia lelah.

“Dengan ini, semua diantara kita sudah berakhir. Mulai sekarang, kau bisa hidup tenang tanpa khawatir lagi.” Ucap Eul pergi.


Setelah keluar dari rumah Joon Young, wajahnya berubah sendu. Matanya berkaca – kaca ketika menatap rumah Joon Young. Seolah hatinya sangat berat untuk meninggalkan rumah ini, yang berarti dia juga siap meninggalkan Joon Young.


Joon Young duduk termenung. “Aku akan ingat untuk membayar apa yang sudah aku lakukan padamu, saat aku sudah mati.”


Lanjut Ep. 15 Part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar