Senin, 07 November 2016

Uncontrollably Fond - Ep. 17 Part 1


Setelah menyadari gejala aneh yang terus berlangsung, Joon Young sadar kalau ingatannya sudah mulai lemah. Dia ingat bahwa dokter telah memperingatkannya, tapi apakah dunia sekejam ini?

Jung Eun menunjukkan jarinya yang sudah tak mengenakan cincin lagi. Joon Young diam saja ketika Jung Eun memeluknya dan Eul melihat mereka berdua.

Tapi seperti biasa, dunia ini tak pernah lupa untuk bersikap kejam pada aku dan Eul.” Batin Joon Young.

Jung Eun melepaskan pelukannya, dia merasa tatapan Joon Young aneh. Dia terlihat seperti tak mengenalinya. Joon Young masih terdiam linglung, perlahan ingatannya pun kembali pulih. Dia mengingat siapa Jung Eun sebenarnya dan apa tujuannya mendekati dia.

“Kau datang lebih cepat dari perkiraanku, Nona Yoon.”

Jung Eun pun tersenyum, dia meraih tangan Joon Young dan mengajaknya untuk makan ramen. Eul masih terdiam ditempat memperhatikan pasangan yang tampak sangat mesra itu.

Aku memilih untuk lebih kejam dari dunia ini.” batin Joon Young ketika menatap Eul.

Didapur, Joon Young memasak ramen. Jung Eun menatapnya penuh cinta kemudian menawarkan untuk berciuman. Dengan serius.

Joon Young tersenyum tanpa menjawab.
No Eul berjalan pulang dengan lemas.

Dibandingkan rasa sakit yang kuberikan kepadanya, aku berharap aku akan melewati seribu kali lipat lebih berat. Dibandingkan penderitaan yang kuberikan kepadanya, aku berharap aku akan sepuluh ribu kali lebih menderita.” Batin Joon Young.

Tuan Yoon berkunjung ke rumah keluarga Hyun Joon. Dia tampak bahagia saja meskipun dari setiap ucapannya menunjukkan hal yang berkebalikan. Tuan Yoon mengangkat gelasnya dan meresmikan terputusnya hubungan antara dua keluarga. seberapa kuat dia mencoba, berita tentang Jung Eun ditinggal oleh tunangannya tak akan berhenti berhembus.

“ku tidak tahu harus berkata apa.” Ucap Hyun Joon.

Tuan Yoon sambil tertawa mengatakan bahwa Anggota Kongres Baek akan menggantikan Hyun Joon sebagai Sekretaris Jendral. Alasannya sungguh dibuat – buat, menurutnya dia tak bisa membiarkan anggota yang baru bergabung selama lima tahun untuk mengambil alih jabatan itu.

Tuan Yoon juga tak bisa membantu Eun Soo lagi, soalnya tahun depan KJ Kontruksi tak akan mengurus proyek pemerintah lagi.

“Siapa wanita yang kau pilih daripada Jung Eun –ku?” tanya Tuan Yoon mengaku penasaran.

Belum sempat Ji Tae menjawab, Eun Soo bertanya balik mengenai Jung Eun yang sudah berkencan dengan pria lain. Mungkin Tuan Yoon belum tahu, tapi dia tadi kesini dan mengatakan kalau ia sudah berkencan.

“Apa kau punya bukti?”

Ji Tae sempat berusaha untuk menghentikan ibunya namun tak bisa. Ponsel milik Eun Soo sudah berada ditangan Tuan Yoon. Disana terlihat foto – foto Jung Eun yang sedang memeluk Joon Young dengan mesra.

“Siapa ini?”

“Shin Joon Young. Dia seorang selebriti.” Jelas Eun Soo.

Hyun Joon terkejut ketika nama Joon Young disebutkan. Ji Tae hanya bisa memejamkan matanya karena masalah berkembang semakin rumit.
Young Ok sedang mengunci pintu restorannya. Tiba – tiba seseorang datang dan memasangkan topi untuk Young Ok. Siapa lagi kalau bukan Jung Sik, dia mengaku kalau sudah menemukan topi itu dijalan. Young Ok tak percaya, topi itu baru dan masih ada bandrol harganya. Jung Sik juga tak tahu, dia heran kenapa orang – orang membuang barang yang masih baru?

“Aku tidak suka barang bekas. Berikan kepada orang lain saja.” Malas Young Ok.

“Ini bukan barang bekas.”

Jung Shik memakaikan topi itu. Dia meminta Young Ok untuk memakainya saja.

“Apa kau benar – benar menyukaiku?”

“Ya..” jawab Jung Sik tapi kemudian meralatnya. “Tidak.”

Saat tengah ribut, tanpa sengaja Jung Sik melihat No Eul yang duduk meringkuk didepan restoran.
“Kalau kau mau merebut hati Joon Young lagi, pergi dan temui dia. Kau malah membuat Young Ok merasa bersalah.” Tegur Jung Sik padanya.

No Eul meminta maaf, dia hanya berjalan dan tak terasa sampai kesini. Pikirannya sedang kacau. Maaf karena membuat kalian khawatir.

Jung Shik masih menyalahkan Eul yang membuat Young Ok merasa stres. Young Ok prihatin melihat keadaan Eul, dia menyuruh Jung Sik untuk pergi lebih dulu.

Eul masih meletakkan wajahnya ke atas lutut. Young Ok keheranan kenapa dia tak menatapnya saat berbicara? Akhirnya dengan berat loyo, Eul mengangkat wajahnya agar bisa bertatapan dengan Young Ok.

“Apa kau sudah makan?”

“Belum.”

Baguslah. Young Ok menawarkan untuk makan dirumahnya. Restoran sudah tutup karena dia kehabisan yukaejang.

Jung Eun masih berada dirumah Joon Young. Dia membahas tentang Eul yang tak tahu malu, sudah ditolak oleh Joon Young tapi tetap saja mengejarnya. Joon Young cuma tersenyum, dia memintanya untuk berhenti membahas masalah ini.
Tak lama, bel rumah Joon Young berbunyi. Seorang utusan dari Tuan Yoon berada didepan rumahnya.

Joon Young mengenakan setelah jas untuk bersiap menemui Tuan Yoon. Jung Eun menghadangnya, dia melarang Joon Young untuk menemui Ayahnya. Dia pria yang mengerikan. Dia bukan lawan yang bisa dikalahkan oleh Joon Young. Biarkan dia yang menemuinya karena dia mencintai Joon Young. Memang sulit dipercaya tapi dia sungguh – sungguh mencintainya.

Joon Young memeluk Jung Eun dengan senyum palsunya. “Baiklah. Jangan kembali terlalu malam. Kalau kau tak kembali sampai malam, aku akan datang kesana sendiri.”
Eul menyantap ramennya dengan lahap tanpa menyisakan kuahnya. Young Ok keheranan, dia bisa membuatkan makanan lain tapi kenapa Eul malah minta ramen. Eul dengan sebalnya menuturkan bahwa dia mendengar Joon Young membuatkan ramen untuk seseorang. Itulah kenapa dia ingin makan ramen saat ini.

“Dia membuatkan ramen untuk seseorang?”

“Ya. Dia seorang wanita.”

“Apa dia punya pacar?”

“Sepertinya begitu.”

Young Ok mendesis kesal dengan kegilaan putranya. Dia bertanya wanita seperti apa yang dipacari oleh Joon Young.


Eul mendesah dengan frustasi, wanita itu sangat luar biasa, baik, seksi, dari keluarga terpandang. Eul merasa tak bisa menandinginya. Dia berharap setelah makan ramyeon buatan Joon Young, wanita itu akan sakit.

Eul menenggak minumannya untuk melampiaskan kekesalan. Young Ok merebut botol yang ada ditangan Eul, dia membawa soju itu untuk dirinya sendiri.

Eul langsung menutup wajahnya menyesal, dia tak seharusnya minum soju atau dia akan membuat banyak masalah. Dia kira botol tadi adalah air. Young Ok tersenyum melihat tingkah konyol Eul. Kalau begitu, lebih baik mereka minum sama – sama saja dan lihat masalah apa yang akan mereka buat. Gimana?
Eul menggeleng dengan ragu.
Joon Young termenung kesepian dirumahnya. Dia meraih kamera lalu membuat rekaman tentang dirinya sendiri. Ia tak tahu kapan ingatannya akan kembali hilang. Pertama, dia membahas mengenai Shin Young Ok. Ibu tunggal yang telah membesarkannya seorang diri.

Ayah? Dia tak punya. 

Joon Young gamang. Tapi kemudian dia memutuskan untuk menceritakan masalah Ayah kandungnya, Choi Hyun Joon. Dia seorang jaksa senior yang kini menjadi anggota kongres. Dia yang telah memalsukan kasus tabrak lari Ayah Eul.
Ponsel Joon Young berdering, dia menerima panggilan dari Young Ok dengan wajah sumringah.

“Ada apa, Bu Shin? Sekarang sudah malam. Kalau Ibu menelepon karena merindukanku, aku akan segera datang.”
Young Ok sudah memindahkan Eul untuk tidur dikamar Joon Young. Dia menatap gadis itu dengan kasihan.
Bel rumah berbunyi, Young Ok membukakan pintu dan Joon Young bergegas masuk dengan semangat. Dia akan membetulkan semuanya untuk ibu, entah mesin cuci atau kaki kursi yang patah.

“Eul ada di kamarmu.”

Joon Young tertegun.

“Aku pikir kau tak akan datang kalau aku mengatakan Eul ada disini. Apa kau pacaran dengan seseorang? Kenapa kau melakukannya disaat kau tergila – gila dengan Eul?”

Joon Young membekap mulut Young Ok, Ibu!

Young Ok menuduh Joon Young tak menyukai Eul karena alasan kekayaan dan pendidikan. Kalau begitu, apa kau juga tak menyukai ibumu? Joon Young menatap ibu sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi.

“Eul sedang tidur. Dia belum tidur selama tiga hari.” Tutur Young Ok membuat Joon Young terhenti.

Young Ok mengaku kalau dia telah membuatnya mabuk. Dia bilang akan membuat masalah kalau mabuk tapi Eul malah langsung tidur. Sayang sekali ia tak bisa melihat tingkah mabuknya.

Young Ok meraih jaketnya dengan segera, dia mengaku akan pergi sebentar karena ada masalah di restoran. Dia meminta Joon Young untuk menjaga No Eul sebentar.

“Ibu..”

“Jaga dia. Bagaimana kalau dia mendapat masalah saat bangun?”
Joon Young memperhatikan Eul yang tidur lelap diranjangnya. Eul tampaknya mengalami mimpi buruk, wajahnya seolah sedih sampai membuat gerakan yang membuatnya hampir jatuh dari ranjang. Joon Young sigap menggerakkan tubuhnya dan menahan tubuh Eul agar tak terjatuh ke lantai.

Alhasil, tubuh Eul menindih tubuh Joon Young dan memeluknya dengan erat.
Young Ok mengirim pesan, dia mengaku akan pergi ke sauna bersama teman – temannya. Dia meminta Joon Young menjaga Eul atau boleh pergi meninggalkannya kapanpun.

Joon Young tersenyum. Tahu kalau ini hanya akal – akalan ibu saja. Namun ia menikmati momen kebersamaan dengan Eul yang sudah jarang ia lakukan lagi. Ia menatap wajah gadis itu lekat – lekat. Dan mendekap tubuhnya sebelum akhirnya terlelap bersama.

Keesokan paginya, Eul terbangun seorang diri tanpa ada Joon Young yang menemani. Iseng, ia pun melihat tumpukan buku tebal milik Joon Young. Disetiap lembarnya, ada saja tulisan penyemangat yang dibuat Joon Young. Kau pasti bisa. Jangan menunda pekerjaan hari ini untuk besok.

Eul tersenyum.

Ia kembali membuka – buka buku lainnya, dia malah menemukan sebuah selebaran yang Joon Young buat untuk membantu Eul mencari saksi tabrak lari Ayahnya.

“Apa kau tidur nyenyak? Dimana Joon Young?” tanya Young Ok baru pulang.

“Memangnya Joon Young kesini?”

Young Ok melihat tumpukan buku Joon Young yang Eul baca. Dia mengatakan kalau Joon Young sebenarnya telah berusaha sebaik mungkin. Dia dulu masuk jurusan hukum dan lulus ujian pengacara pertamanya. Tapi dia meninggalkan semua itu.

Young Ok meminta Eul untuk tak membencinya. Joon Young tak seperti orangtuanya. Kalau Eul masih terus mengejeknya, maka Eul menjadi sama buruknya dengan Joon Young. Young Ok pergi untuk membuatkan sup pereda mabuk.

Eul masih penasaran, memangnya Joon Young kesini?
Joon Young masih tertidur lelap ketika seseorang memencet bel rumahnya. Rupanya Hyun Joon datang kerumah Joon Young untuk membahas sesuatu.

Mereka berdua memandangi sungai yang terletak tak jauh dari rumah Joon Young. Hyun Joon tidak banyak basa basi, dia menanyakan tujuan Joon Young masuk dalam permainan konyol ini? Dia memberikan USB untuk mengancamnya, lalu mendekati Jung Eun. Semua itu pasti punya keterkaitan.

“Masyarakat yang adil.”

“Berhenti bercanda.”

“Apa aku terlihat bercanda?”

Hyun Joon dengan tegas mengatakan bahwa menghancurkan orang seperti Joon Young bukanlah hal yang sulit untuknya. Joon Young hanya tersenyum, kau mengancamku? Joon Young mengingatkan kembali bagaimana Hyun Joon telah melakukan permainan kotor untuk mendapatkan popularitasnya sekarang.

Kalau begitu, Hyun Joon menyuruh Joon Young untuk membidiknya langsung kalau dia ingin membalas dendam. Jangan sampai melihatkan istri dan anak – anaknya!

“Tidak. Mereka juga harus terluka. Mereka harus tahu, memilikimu sebagai suami dan ayah adalah suatu dosa besar.”

Hyun Joon menarik kerah baju Joon Young dengan marah, dia memperingatkan kembali bahwa membuatnya hancur itu sangatlah mudah. Hentikan permainan ini selagi bisa! Jangan menyentuh apapun yang menjadi milikku!
Joon Young kembali tersenyum. Dia menantangnya untuk menghancurkan dia, hancurkan saja! Lihat siapa yang akan hancur lebih dulu. Hancurkan aku dan buat dirimu semakin menjadi b*jing*n.

Jung Eun berniat mengirimkan pesan untuk Joon Young namun Tuan Yoon merebut ponselnya. Dia heran kenapa putrinya berubah menjadi sangat sembrono dan berpacaran dengan selebriti itu! 

“Dia pria yang aku cinta! Dia membuatku bahagia!”

Tuan Yoon segera menghubungi sekretarisnya untuk menyiapkan tiket ke Amerika. Meskipun Jung Eun menolak, Tuan Yoon tetap kekeuh mengirimkannya keluar ini. Kondisinya tak bisa berpikir rasional seperti yang terjadi sepuluh tahun lalu.

Ji Tae datang ketika perdebatan terjadi diantara mereka. Ji Tae dengan hormat meminta izin untuk berbicara dengan Jung Eun. Tuan Yoon tak menjawab tapi ia langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

“Aku memang tak berhak untuk mengatakan ini..”

“Jangan katakan kalau begitu!” sela Jung Eun.

Ji Tae meminta Jung Eun untuk mencari pria lain selain Joon Young. Banyak pria yang berjajar untuk menantikannya. Jung Eun bersikeras menolak, bagaimana kalau yang aku mau cuma Joon Young?

Jung Eun meminta Ji Tae menyingkir, dia akan mengancam ayahnya dengan pernyataan bunuh diri kalau terus dilarang berpacaran dengan Joon Young.
Ji Tae memberitahukan bahwa Joon Young mendekati Jung Eun bukan atas dasar cinta melainkan sebuah tujuan. Jung Eun mengernyit tak terima, Ji Tae!

“Dia hanya ingin membalas dendam pada Ayahku.” Tutur Ji Tae.

-oOo-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar