Senin, 07 November 2016

Uncontrollably Fond - Ep. 12 Part 2

Bawahan Jung Eun menegurnya yang sudah minum terlalu banyak. Jung Eun tak mau mendengarkannya, dia malah menyuruh pria itu untuk tahu posisi. Sejak kapan bawahan memberi perintah pada atasan.


Dia menggerutu kesal, entah berapa banyak dia minum. Tapi masih belum bisa mabuk juga. Jung Eun bangkit dan berjalan sempoyongan.





Jung Eun terlihat sangat sedih dan putus asa. Dia mulai menangis dipinggiran kolam kemudian menjatuhkan dirinya kedalam air. Tubuh Jung Eun tenggelam disana.

Untungnya ada seseorang. Ya, seorang pria menyelamatkan Jung Eun, pria itu adalah Joon Young. Joon Young mengangkat tubuh Jung Eun ke pinggiran kolam kemudian menepuki pipinya agar Jung Eun sadar. Dia menyuruhnya untuk bangun, masih banyak hal yang harus Jung Eun lakukan. Dia tak boleh mati tanpa izin darinya.



Pengawal Jung Eun mulai berdatangan untuk menolongnya. Joon Young buru – buru pergi meninggalkan mereka. Dia ingat perkataan Jaksa Cha bahwa usaha yang Joon Young lakukan percuma saja. Sudah tak ada bukti ataupun saksi. Joon Young tetap kekeh, dia akan membayar dengan apapun agar bisa mengungkapkan kasus ini.

Kepala Joon Young pening, ia menekan – nekan dengan tangannya.

“Tolong katakan, sebelum semuanya terlambat.”

Jaksa Cha menatap Joon Young, “Itu adalah putri dari anggota partai Jeil Daihan. Putri Yoon Seong Ho, Yoon Jung Eun.”

-oOo-



Malam sudah larut dan suara dengkuran Nari terdengar nyaring. Eul masih duduk didekat sofa, ia mulai membuka dompetnya lalu mengeluarkan foto dirinya bersama Ayah dan Jik. Foto yang menunjukkan keluarga kecilnya yang bahagia. Dengan mata berkaca – kaca, No Eul membelai gambar Ayahnya dengan sedih.

-oOo-




Pembuatan film dokumenter berlanjut dengan PD yang berbeda, dia PD Yoon. Joon Young mengerjakan lepas dan melakukan syuting dengan benar.

CEO Nam memuji kinerja PD –nim sangat bagus, tak diragukan lagi kemampuannya. Gook Young membenarkan ucapan CEO Nam dengan kikuk sedangkan Man Ok malah bergumam, tak ada yang jauh berbeda antara PD Yoon dan PD No.

CEO Nam seketika memukul punggungnya dengan kasar. Man Ok jelas saja menggerutu sebal menerima pukulan keras itu. 



Joon Young dengan ramah menawari PD Yoon untuk makan bersama mereka. dia pasti melewatkan makan siangnya. Joon Young berkata pada Gook Young kalau dia ingin makan jjangpong.

Gook Young sempat terkejut dengan perubahan sikap Joon Young yang tak biasa itu. CEO Nam dan Man Ok pun juga melihatnya dengan keheranan.



Acara makan siang berjalan dengan canggung. Sedangkan PD Yoon yang tak tahu watak Joon Young pun makan dengan santai bahkan maruk. CEO Nam segera berdecak memberi kode saat ia berniat mengambil makanan. Joon Young menyuruh CEO Nam untuk membiarkannya saja, dia juga suka kalau merendam tangsuyuk dalam saus.

CEO Nam dengan kikuk mengiyakan, dia memukul kepalanya sendiri. Dia memang sangat bodoh. Mungkin dia harus pensiun juga menjadi CEO agency. Apa kau mau menggantikanku Gook Young?




Gook Young menyindir CEO Nam yang bersikap berlebihan. Mana ada seorang CEO yang berniat pensiun dan bersikap kikuk hanya masalah merendam atau menuangkan saus dalam tangsuyuk. Man Ok berbisik dengan suara keras pada Gook Young, dia pikir CEO Nam merasa bersalah karena mengganti PD No Eul dengan PD Yoon. Gook Young setuju dengan hal itu.

“Apa itu namanya berbisik? Suaramu sangat keras.” sindir Joon Young.

PD Yoon tersedak karena ucapan Man Ok dan Gook Young. Joon Young dengan ramah menyuruh mereka untuk berbicara dengan santai saja. CEO Nam juga bisa bersikap seperti biasa. Mereka harus bisa membuat pertunjukkan yang menarik.

Joon Young menunjukkan tangannya dan high five dengan PD Yoon yang masih canggung.

-oOo-



Terdengar ada ketukan pintu, Eul segera membukanya dan CEO SNU Production sudah ada didepan rumah. CEO masuk kerumah Eul yang sempit. Melihat penampilan Eul, dia menebak kalau Eul baru saja makan jjajangmyeon. Eul heran, bagaimana kau tahu?

CEO menunjuk mie yang menempel di baju Eul. Tanpa pikir panjang, Eul mengambilnya dengan sumpit lalu memasukkan kedalam mulut. CEO menatap Eul dengan nyinyir.

CEO mengatakan maksud kedatangannya untuk memberikan pekerjaan pada Eul, dia diperintah oleh Direktur Choi Ji Tae. Tapi sepertinya tak bisa memperkerjakan Eul, jadi dia mohon agar mengatakan pada Direktur Choi kalau dia sudah menawari pekerjaan tapi Eul yang telah menolaknya.



CEO buru – buru kabur. Eul mengejarnya untuk meminta penjelasan.

Jadi sebenarnya CEO ingin memberikan pekerjaan membuat rekaman BTS untuk Yoon Hoo. Hanya saja artis itu punya banyak sekali persyaratan bahkan dia mengatur parfum yang digunakan oleh staff –nya. Dia gila kebersihan dan paling tidak mandi dua kali.

“Terus kenapa?”

CEO menatap pakaian dan wajah Eul dengan tampang ragu. Dia juga menunjuk mulut Eul yang penuh saus. “Kau bahkan seharusnya tak berdiri didepan kaca.” Hahahaha.


Eul merenung didalam rumah sampai akhirnya dia memutuskan menghubungi CEO. Dia ingin maju dan mencoba untuk melakukan wawancara dengan Seo Yeon Hoo.

-oOo-



Hyun Joon berjalan masuk ke kantor bersama dengan rekannya. Tiba – tiba beberapa buah telur mengarah pada mereka. Tengah terjadi demo didalam gedung yang menuntut Hyun Joon untuk mengundurkan diri dari jabatan

“Kau bilang kau akan bertarung untuk kepentingan rakyat kecil. Kau hanya mengancurkan warung yang aku dirikan selama 20 tahun. Apa itu yang disebut adil?”

“Apa kau kira ini yang kami inginkan dengan mendukungmu?”

Hyun Joon bertanya apakah mereka punya izin berdagang. Pedagang itu berkata kalau mereka memang tak punya izin tapikan.... Hyun Joon menegaskan kalau mereka harus punya izin usaha. Mereka bisa dipenjara selama dua tahun atau denda minimal 7000 dolar. Dia dan pembuat peraturan telah berusaha yang terbaik dan memberikan mereka tenggang waktu...



“Apa benar – benar telah berusaha dan memberikan mereka tenggang waktu?” tegur Ji Tae. Dia menyindir pemerintahan mereka yang mungkin hanya merekrut banyak kontraktor dan mengusir orang – orang seperti mereka untuk pergi. Mereka hanya menghancurkan kehidupan pedagang itu demi kepentingan kelompok mayoritas. Apa itu yang disebut adil, Anggota Kongres Choi?

Hyun Joon menghampiri Ji Tae. Bagaimana dengan sikap mereka (para pedagang ilegal) yang melanggar hukum dan tak membayar pajak? Pemerintahan akan dirugikan.

“Mereka akan mematuhi aturan kalau mereka bisa (hanya saja mereka kesulitan). Jadi mereka tak perlu mendapatkan ganguan dan kehilangan mata pencarian mereka.”


Hyun Joon meminta Ji Tae berhenti berpura – pura memiliki pemikiran terbuka. Dia tak pernah merasakan kehidupan mereka jadi jangan bersikap seolah tahu segalanya. 

Ji Tae mengerti kalau memang dia tak pernah merasakan kesulitan mereka. Tapi yang dia tahu, bukankah Tuan Choi pernah mengalami kehidupan seperti mereka? Bukankah orangtua-nya dulu juga memiliki warung pinggir jalan?

Para demonstran mulai kasak – kusuk. Mereka berteriak, kenapa kau melakukan ini pada kami?

-oOo-



Hyun Joon menyesap kopinya dan kini tengah duduk bersama Ji Tae. Dia yakin ada sesuatu yang terjadi hingga Ji Tae berubah seperti itu.

“Aku tak akan menikah dengan Jung Eun.”

“No Eul. Ini semua karena dia?”

Ji Tae mengatakan kalau dia tak mau hidup hanya untuk kepentingan ayah atau ibunya. Dia tak mau melakukan hal yang hanya menguntungkan mereka, atau membuat mereka tersenyum. Ji Tae bangkit, dia cukup yakin dengan kemampuan yang ia miliki. Jadi kalau ayahnya ingin mengusir dia. Lakukan saja.

Ji Tae meninggalkan Ayahnya yang bergetar marah. 

-oOo-



Jung Eun meredam kemarahannya dengan memasak seperti biasa tapi kali ini benar – benar tak berguna. Dia melempar piringnya dengan kemarahan menggebu – gebu, nafasnya tak beraturan.

Namun ketika menoleh, ia mendapati Eun Soo berdiri menatapnya dengan tersenyum.


Mereka duduk bersama dan Eun Soo memberikan sebuah map. Jung Eun membuka map itu, ada sebuah naskah film berjudul The Times of Wolf. Dia menatap Eun Soo tak mengerti.

Itu adalah film yang akan dikerjakan oleh Ji Tae dan Eun Soo memberikannya pada Jung Eun. Jung Eun ragu karena dia sudah dibuang.

Eun Soo meraih tangan Jung Eun, dia mengatakan bahwa pertunangan kemarin memang berjalan dengan semestinya. Jung Eun juga sudah mengenakan gaun yang sangat cantik. Dia akan tetap menganggap Jung Eun sebagai menantunya. Jadi mulai sekarang dia akan berbagi pekerjaan, rahasia dan keburukan yang hanya diketahui oleh anggota keluarga.

-oOo-



Diruang tunggunya, Seo Yoon Hoo bersikap bossie banget dan komplain masalah ini itu. Dia menuduh CEO telah menganggapnya sebagai candaan atau apa. Bahkan dia harus syuting dengan PD bekas Shin Joon Young.

CEO memuji Yoon Hoo sebagai bintang hallyu yang paling populer. PD itu sebenarnya sangat bagus hanya saja dia keluar karena Joon Young terus mendekatinya. Yoon Hoo mulai penasaran, memangnya dia sangat luar biasa? Bukankah Shin Joon Young punya selera tinggi?

CEO menggeleng, ia menyuruh Yoon Hoo melihatnya sendiri. Soalnya Joon Young punya selera yang aneh. Mungkin kalau PD No berjalan kesana, mereka bakal melemparkan koin. Dia seperti pengemis. Ya kali, No Eul pengemis. Nah gua apa~~ ampas kopi? Haha :D



Efek suara – suara biola mengiringi kedatangan Eul yang tampil cantik dengan dress selutut. Dia tersenyum pada mereka hingga Yoon Hoo terpesona. 

“Siapa dia?”

“Anyeonghaseyo, aku No Eul yang akan memfilmkan behind the scene.” Ucap Eul dengan mengedip – ngedipkan matanya.

-oOo-



Young Ok tengah sibuk memasak dan meminta Young Deuk untuk menepuk tangannya saat Jung Shik datang. Tanpa dia ketahui, Jung Shik sudah berdiri dibelakangnya. Jung Shik melihat kalau Young Ok sibuk memasak, ia menebak kalau dia masak semua ini untuk Joon Young. Kali ini dia ingin melarang Young Ok menemui Joon Young. Anak itu hanya bisanya berteriak saja. Entah dia mau makan ramyeon atau hanya mengisi perut dengan air. Itu bukan lagi urusannya.

Young Ok kesal mendengar ucapan kasar Jung Shik. Mau dia membawakan makan atau mengunjunginya juga bukan urusan Jung Shik.

Hahaha. Jung Shik tersenyum, “Aku akan menyiapkan mobilnya.”

Young Ok canggung sendiri karena menanggapi candaan Jung Shik dengan sangat serius.


Mereka sudah sampai dirumah Joon Young dan meletakkan makanan didepan pintu. Jung Shik akan pergi ke sauna sekitar sana jadi Young Ok bisa menghubunginya kalau ingin pulang. Young Ok menolak, mereka hanya akan mengantarkan makanan saja.

Jung Shik mendorong Young Ok untuk tetap masuk, masa sudah jauh – jauh begini tak bertemu sama sekali.




Waw. Tepat saat itu pula Hyun Joon datang kesana. Dia melihat Young Ok dan Jung Shik seperti pasangan lovey dovey yang saling pukul – pukul manja gimana gitu.

Hyun Joon bergegas keluar mobil, “Shin Young Ok?”

Young Ok menoleh. Ia terkejut melihat pria yang selama ini ia hindari berada dihadapannya.

-oOo-


Nari berdiri didepan gerbang sekolah dengan pakaian ala – ala bodyguard. Pakai kacamata hitam dan tongkat. Beberapa murid meledeknya. Jik buru – buru menghampiri Nari, kenapa dia ada disana?

“Aku melihat ada orang menakutkan disekitar sini. Mereka mungkin akan melukaimu.”

“Orang yang paling menakutkan itu kau. Siapa yang akan melukaiku? Aku bukan anak – anak.” Bisik Jik.

Nari khawatir kalau ada yang mencoba menabrak Jik. Jadi dia akan mengantarkan Jik ke tempat kerja sebelum dia pulang.



“Berhenti disitu! Siapa orang aneh ini?” tanya Haru tiba – tiba datang.

“Siapa yang aneh? Aku?” tanya Nari tak terima. 

Jik heran dengan kedatangan Haru. Haru menunggukan pesan sticker –nya yang tak menerima balasan. Jadi dia datang untuk menemuinya. Dia takut kalau jari Jik terluka sehingga tak bisa mengetik SMS.

“Aku rasa kita tak terlalu dekat untuk saling berbalas pesan.” Ujar Jik. Hahaha. Nari senang, kau membuat dinding pembatas?


“Aku pikir kita sudah cukup dekat, iya ‘kan?” dengan senyum kesal.

“Tidak sama sekali.”

“Mimpi sono..” ledek Nari.

Haru kesal dengan Nari yang berani memegang tangan Jik. Nari makin menjadi, dia memang sangat dekat sampai bisa bergandengan tangan. Saling rangkul. Maupun menepuk pant*t Jik. Hahaha. Jik Cuma tersenyum geli menerima perlakuan Nari. Nari menatang, memangnya siapa kau? Kenapa kau....

“Aku menyukainya.” Kesal Haru.

Jik dan Nari tak bisa berkata apa – apa. Mereka berdua berpandangan dengan heran.

-oOo-



Hari semakin malam dan syuting masih terus berlangsung. Eul masih bekerja dengan keras bahkan kakinya sampai terluka karena terus berdiri. Dia tak terbiasa untuk menggunakan sepatu hak tinggi.


Akhirnya syuting berakhir dan Eul berjalan terpincang – pincang. Tanpa sengaja ia tersandung dan hampir jatuh, untungnya Ji Tae datang dan menahan tubuhnya.

“Kau tak seharusnya memaksakan diri.” Ucap Ji Tae.


Mereka sudah duduk ditangga dan Ji Tae berniat mem –plester luka dikakinya. No Eul meminta plester itu, dia akan melakukannya sendiri.

“Bukankah kita sudah pacaran? Jangan terlalu memaksakan diri.” Ujar Ji Tae memplester kaki Eul.


Ditempat lain, Jung Eun menemui Yoon Hoo untuk sekedar basa – basi. Dia mengucapkan terimakasih karena telah menerima tawaran projek filmnya. Yoon Hoo memuji naskah filmnya yang apik jadi dia menerima tawaran itu.

“Siapa yang akan memerankan peran Psyco? Akan sulit memerankan peran psycopat.”

“Kim Soo Chan. Dia akan bergabung dengan tim besok.” Jelas Jung Eun.

Yoon Hoo senang karena pemerannya Soo Chan. Meskipun tak seterkenal Joon Young tapi aktingnya tak kalah bagus. Dia juga aktor yang sopan. Tak seperti b*jingan Joon Young.



“Siapa yang menjelek – jelekkan aku?” 

Tak jauh dari sana, ada Joon Young yang tersenyum ke arah mereka. Yoon Hoo terkejut, apa yang kau lakukan disini?

“Aku akan syuting film bersamamu. Aku akan menjadi psycopat.”

Yoon Hoo tak percaya soalnya Joon Young sudah menolaknya. Joon Young merasa memiliki tanggung jawab jadi dia akan menyelesaikan apa yang sudah ia mulai. Dia memang kurang ajar tapi tak seburuk Yoon Hoo juga.


Yoon Hoo yang ingin mendamprat Joon Young langsung terhenti karena menerima telfon dari Hye Jin. Joon Young mengejek kalau wanita itu mungkin sudah ada di kamar hotel Yoon Hoo. 

Yoon Hoo ingin membantah tapi tak jadi, mungkin tebakan Joon Young memang benar. Dia pamit pada Jung Eun untuk pergi duluan. Joon Young meledeknya, “Ada wartawan dimana – mana, berhati – hatilah.”

Yoon Hoo hanya menanggapi itu dengan menunjukkan kepalan tangan.



Jung Eun menyodorkan tangannya dan berkata kalau mereka pernah bertemu sebelumnya. Keduanya pun berjabat tangan.

Tepat saat itu pula Eul datang dengan digendong oleh Ji Tae. Jung Eun langsung menarik tangannya dengan terkejut. Mereka berempat saling bertatapan.



Sumber gambar dan konten dari KBS2 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar