Minggu, 29 Juli 2018

Sinopsis Drama Korea - What's Wrong with Secretary Kim - Episode 4

Young Joon kaget karena melihat Mi So yang ada diatas tubuhnya begitu juga Mi So. Keduanya saling berpandangan dengan jantung yang berdegup kencang. Kompres es jatuh dari meja, Mi So buru-buru berdiri kalau akan ambil beberapa es lagi.
Mi So buru-buru ke dapur mengambil es, wajahnya masih terasa panas lalu kembali ke ruang tengah, melihat Young Joon sudah tertidur. Ia menatap Young Joon seperti sangat nyenyak tertidur diatas sofa. Tapi Young Joon kembali bermimpi buruk.
Seorang wanita berjalan dalam kegelapan, memanggil dengan suara yang menyeramkan. Young Joon kecil seperti ketakutan melihat tangan wanita dengan kuku panjang meminta bantuannya. Young Joon meminta agar tak mendekat.
Mi So melihat Young Joon mencoba memanggil dan membantukanya. Young Joon terbangun dengan wajah panik. Mi So panik melihat Young Joon menanyakan keadaan bosnya lebih dulu. Young Joon menatap Mi So seperti sedikit lega karena ada seseorang disampingnya. 


Mi So membawakan teh untuk Young Joon, memastikan agar lebih baikkan. Young Joon mengucapkan terima kasih sambil meminum teh. Mi So bertanya apakah Young Joon sering mengalami mimpi buruk saat tidur. Young Joon menjawab tak tahu.
“Aku...tidak ingin sendirian malam ini... Sekretaris Kim... Bisa tidak malam ini Kau... tidur dirumahku saja?” ucap Young Joon dengan wajah serius. Mi So kaget mendengarnya.

“Tidurlah di sini malam ini.” Kata Young Joon. Mi So makin panik bertanya apa maksudnya.
“Aku tahu itu wajar ketakutan... saat bangun dari mimpi buruk. Tapi Anda 'kan bukan anak kecil, jadi bagaimana Anda bisa membuat permintaan seperti itu padaku?” kata Mi SO
Young Joon seperti baru sadar dengan ucapanya, lalu menjelaskan kalau Mi So tidur diruang tamu karena sudah larut malam dan mengejek Mi So yang terlihat panik. Mi So salah tingkah karena berpikiran yang lain.
“Biasanya saat Kau lembur dan tidur di sini sesekali.” Kata Young Joon. Mi So pun ingat kalau pernah tidur disini sambil mengomel pada dirinya sendiri.
“Apa Kau mikir yang tidak-tidak ?” ucap Young Joon. Mi So menyangkalnya. Kalau tidak memikirkan apapun.
Saat itu telp berdering dan Young Joon segera mengangkatnya, Mi So menunggu Young Joon selesai bicara. Young Joon merasa kalau Mi So sedih yang tidak bisa tidur dirumahnya malam ini dan meminta maaf karena mengecewakannya.
“Apa maksud Anda, "mengecewakanmu"? Aku tidak berniat tidur di sini malam ini.Anda tampaknya baik-baik saja sekarang, Pak, jadi sekarang Aku akan pulang.” Ucap Mi So lalu bergegas pergi. Young Joon pun menatap Mi So dengan wajah seperti menahan amarah. 




“Aku ingin tahu siapa yang meneleponnya. Dia tidak terlihat senang.” Ucap Mi So terus berbicara sendiri tanpa sadar ada orang didepanya.
Mi So dan Sung Yeon bertabrakan di depan cafe. Ponsel Sung Yeon pun terjatuh di jalan. Mi So meminta maaf, Sung Yeon dengan sinis berpesan agar Lebih hati-hati. Mi So mengambil ponsel dan melihat Layarnya tidak rusak jadi tak perlu ganti rugi.
“Tidak, bukan itu.” Ucap Sung Yeon langsung berlutut dan mengingkat tali sepatu Mi So. Mi So kaget merasa tak perlu melakukanya.
“Kau bisa tersandung jika berjalan seperti ini.” Ucap Sung Yeon. Mi So pikir bisa sendiri sendiri melakukanya.
Mi So akhirnya mengucapak Terima kasih dan mengembalikan ponsel Sung Yeon. Sung Yeon pun segera pamit pergi. Mi So merasa kalau Sun Yeon itu pria yang manis dan Jauh sekali bedanya dengan orang yang dikenal. Sung Yeon melihat Mi So seperti bisa menduga kalau baru saja dari rumah Yong Joon. 


Sung Yeon sampai di rumah adiknya sambil mengeluh karena tidak mempersilahkankan duduk. Young Joon dengan sinis ingin tahu alasan datang dimalam hari.  Sung Yeon pikir tak butuh alasan kalau seorang kakak mengunjungi rumah adiknya.
“Aku kembali kemari karena novel baruku dirilis bulan depan. Aku datang kesini tanpa menelepon dulu dan ternyata Ibu dan Ayah ada di Pulau Jeju Aku tidak ingin merasa seperti pergi ke rumah yang kosong dan juga berpikir akan menyenangkan buatku untuk mampir menemuimu.” Ucap Sung Yeon. Young Joon hanya terdiam tanpa membalasnya.

“Sejujurnya...Aku datang ke sini karena ingin memaafkanmu. Masih cukup sulit buatku... karena Aku masih mengingat kejadian itu. Tapi membencimu dan membuatmu marah itu hanya membuatku lebih menderita. Makanya kupikir... sekarang Aku akan memaafkanmu.” Kata Sung Yeon.
Young Joon tetap diam menatap kakaknya Sung Yeon mengangkat botol wine agar mereka minum bersama, karena saat di Paris sengaja memanjakan dirinya dalam 3 hal yaitu Menulis, wanita, dan minum anggur. Young Joon malah menyuruh Sung Yeon pergi saja karena lelah. Sung Yeon tak percaya melihat sikap adiknya yang dingin. 



Mi So pulang ke rumah membuka jaketnya dan terjatuh kabel tis yang membuat Young Joon ketakutan. Ia menatap kabel yang mengingatkan kejadian sebelumnya.
Flash Back
Mi So membuka semua ikatan pada komputer. Young Joon menutup wajahnya dengan wajah ketakutan. Mi So akhirnya memberitahu kalau sudah menyingkirkan ikatan kabelnya dan menanyakan keadaanya. Young Joon akhirnya membuka matanya kembali dengan tangan bergetar.
“Sekretaris Kim Mi So... Kau pernah bilang takut sekali pada laba-laba, kan? Seperti itulah ikatan kabel bagiku... Jadi, jangan gunakan itu lagi. Kumohon padamu.” Ucap Young Joon. Mi So menganguk mengerti.
“Itu adalah hari pertama bosku, yang tampak sempurna dalam segala hal, Bertingkah seperti orang biasa di depanku.” Ucap Mi So mengingat kenanganya.
Mi So mencuci kakinya dan merasakan sakit lalu melihat kakinya yang merah lalu berpikir karena terlalu kencang mengingat saat ikut lomba. Ia lalu kembali mengingat pertama kali melihat kaki Young Joon yang terluka.
“Bekas luka apa ya di pergelangan kakinya? Apa yang terjadi padanya di masa lalu?” ucap Mi So merasa khawatir.
Young Joon berada dikamarnya terlihat tak bisa tidur lalu menerima pesan dari Mi So “Apa pergelangan kakimu baik-baik saja? Aku membatalkan semua jadwal Anda untuk minggu ini jadi Anda bisa sedikit santai. Aku sudah meminta nona Shin menyiapkan beberapa handuk hangat untuk pergelangan kaki Anda. Selamat malam.” Young Joon mengeluh Mi So yang kembali mengomel lagi yang membuatnya sangat melelahkan.



Mi So sudah menyiapkan teh dan kue di pantry. Ji Ah bergegas masuk meminta maaf karena terlambat. Mi So merasa tak masalah dan meminta agar mulai besok datang lebih awal. Ji Ah menganguk mengerti lalu bertanya Apa pergelangan wakil ketua baik-baik saja.
“Tidak serius, tapi kupikir lebih baik baginya untuk beristirahat sebentar, jadi Aku membatalkan jadwalnya hari ini. Tolong atur ulang jadwal yang dibatalkan.” Ucap Mi So. Ji Ah menganguk mengerti.
“Biar Aku yang membawanya.” Kata Ji Ah. Mi So pun membiarkan Ji Ah membawanya. 


Sementara di luar ruangan, Tuan Jung panik memikirkannya masalah yang datag. Tuan Jang merasa kalau harus melapor dengan cepat. Saat itu Mi So masuk ruangan bersama Ji Ah bertanya apa yang terjadi sebenarnya.
“Grup Pusat Seni UK sudah memajukan hari pembukaannya awal Agustus” ucap Tuan Jung. Mi So kaget sementara Ji Ah heran bertanya apakah itu tak boleh terjadi.
“Kau masih tidak tahu maksudnya, kan? Pusat seni kita dijadwalkan akan dibuka pada 20 Agustus. Mereka sengaja memajukan jadwal. “ ucap Se Ra
“Kita harus membuka pusat seni lebih dahulu dapat perhatian.” Kata Young Ok
“Wakil ketua sangat khawatir tentang ini. karena tanggal pembukaannya berdekatan. Sebelum Wakil Ketua datang, ayo kita...” kata Tuan Park
Saat itu Young Joon masuk ruangan mengatakan kalau mereka punya satu solusi. Semua langsung berdiri dengan wajah tegang, Young Joon mengatakn akan memajukan tanggal pembukaannya bulan Juli, yaitu Bulan depan.
“Hanya tinggal beberapa hari lagi.” Kata Tuan Jung khawatir begitu juga yang lainya.
“Baik, kami akan menyiapkan semuanya.” Ucap Mi So yakin, semua panik mendengarnya. Mi So dan Young Joon saling menatap seperti keduanya merasa yakin. 




Semua langsung mengambil file dari tim perencanaan. Lalu Ye Na memberitahu Tim lainya kalau Young Joon sedang menuju ke pusat seni dan ingin memajukan hari pembukaannya jadi Juli. Mereka juga akan  mencetak dokumen tentang acara pembukaan.
“Persiapkan dokumennya agar bisa dibaca selama perjalanannya.” Ucap Tuan Jung. Semua bergegas mempersiapkan semuanya selama Young Joon berjalan ke pusat seni.
“Bisa kita membuka museum bulan depan tanpa masalah?” tanya Young Joon.
“Yah, tapi ayangnya, karya seni utama dari pameran untuk area luar belum lengkap. Kita Membutuhkan waktu lebih untuk memindahkan dan memasangnya.” Kata Ketua Galeri
“Kita Mendukung para seniman sehingga mereka bisa memindahkan material terlebih dahulu dan menyelesaikan sisa bagiannya di sini.” Kata Mi So. Ketua menganguk mengerti.
“Bisa kita membuka gedung konser bulan depan tanpa masalah?” tanya Young Joon.
“Yah, sayangnya...” ucap Ketua. Young Joon mengartikan kalau belum siap juga. Ketua meminta maaf.
“Kami belum mengurus masalah hak cipta mengenai material video seperti film dan dokumenter.” Ucap Ketua.
“Tidak akan jadi masalah selama kita tidak mengadakan pemutaran film. Anda bisa mengadakan acara pemutaran film setelah masalah hak cipta diselesaikan.” Jelas Mi So. Young Joon bisa tersenyum mendengarnya.
“Aku tahu Anda bingung karena perubahan jadwal yang tiba-tiba, tapi tolong persiapkan segala sesuatunya tanpa kesalahan apapun.” Ucap Young Joon. Ketua menganguk mengerti. Young Joon pun mengajak Mi So agar pergi ke perpustakaan.




Mi So melihat perpustakaan Sudah dirancang luar biasa jadi membuatnya ingin membaca buku sepanjang hari. Young Joon pikir semua Berhasil karena itulah tujuan pertama dari membangun perpustakaan. Tiba-tiba lampu dalam ruangan mati.  Young Joon pun bergegas menelp untuk meriksa situasinya.
“Ya, halo, Ketua Perencanaan. Apa Seluruh gedung listriknya padam?” tanya Mi So lalu meminta agar mereka segera pulihkan sistemnya dulu dan tak perlu datang.
“Aku tidak percaya ini... Bukankah sudah waktunya selesai urusannya dengan masalah fasilitas?” keluh Young Joon lalu menjerit ketakutan melihat wajah Mi So yang diterangi senter.
“Kau buat kaget Aku saja, Sekretaris Kim.” Jerit Young Joon, tapi Mi So menahan tawa melihatnya.
“Maaf. Aku hanya mencoba menyalakan lampu senter untuk Anda.” Ucap Mi So mengarahkan cahaya senter pada Young Joon.
“Ekspresi wajah Anda barusan terlihat sedikit imut.” Goda Mi So. Young Joon menegaskan kalau dirinya tak imut tapi sangat menarik. Mi So pun meminta maaf lalu mengajak Young Joon ke sisi meja baca. 



Keduanya duduk di meja dengan wajah gugup dan canggung, Mi So akhirnya mencari buku dalam rak dan menemukan salah satu buku favorit yang berjudul  "Setiap Kenangan adalah Dirimu" dengan wajah bahagia memberitahu kalau Semua impian kencan romantisny tertulis dalam buku.
Young Joon melihat Mi So yang kesusahan membalikan buku akhirnya mengambil senter agar Mi So bisa membalikan buku dengan mudah. Mi So pun dengan mudah membalikan buku melihat bagian “Kau harus berkencan dengan seseorang seperti ini.” Young Joon terus menatapnya dengan wajah bahagia.
“Aku terutama menyukai bagian ini... "Aku ingin punya hubungan dengan seseorang, Saat Aku merasa lelah, hari-hariku tersapu. Hanya dengan memelukmu sekali. Bahkan jika Kau tidak membuat hatiku berdegup kencang setiap detik." Bukankah ini bagus?” ucap Mi So dengan penuh semangat.
“Itu Kekanak-kanakan... Kamar mandiku yang mewah... dilengkapi dengan ion negatif, vitamin, dan sistem sterilisasi sudah cukup menghilangkan keletihan hari-hariku.” Komentar Young Joon.
“Bukan itu artinya... Anda mungkin berpikir itu kekanak-kanakan, tapi inilah cinta yang kuimpikan.” Keluh Mi So
“Sekretaris Kim, Apa Aku pernah memberitahumu kalau Kau cantik?” akui Young Joon setelah terus menatapnya. Mi So kaget mendengarnya lalu menjawab Tidak.
“Yah, tentu saja, karena Aku tidak pernah merasa Kau cantik.” Ungkap Young Joon seperti menutup rasa gugupnya. 
Young Joon mengeluh karena  agak lama memulihkan sistemnya. Mi So pikir akan menelepon mereka lagi. Young Joon pikir tak perlu karena lebih baik mereka keluar saja karena Rasanya agak pengap.




Keduanya berjalan dengan senter yang menerangi jalan, Mi So memberitahu kalau jalan keluar ada disebelah kanan. Young Joon mengejek Mi So tidak tahu denah bangunannya karena Jalan keluarnya itu berjalan lurus ke depan. Mi So pun hanya bisa menurut.
Tapi saat berjalan lurus mereka bertemu dengan pintu lainya,  Mi Soo mengejek kalau Daripada mengenal denah, lebih baik mendengarkan orang yang sering datang dan tahu kalau pintu keluarnya belok kanan. Young Joon hanya tertawa menahan malu.
“Ini memang desain arsitek global yang dipilih olehku. Desain inovatifnya menghancurkan denah bangunan.“ komentar Young Joon.
“Akan kupastikan untuk menggunakannya jadi strategi pemasaran kita. Jadi silahkan ikuti Aku lewat sini.” Kata Mi So berjalan lebih dulu.
“Apa kebetulan Sekretaris Kim memakai parfum ?” tanya Young Joon, Mi So mengaku tidak pakai parfum.
“Aku mencium aroma jeruk darimu.” Kata Young Joon. Mi So yakin kalau aroma samponya.
“Aku membeli produk ini karena mereka sering ada promosi beli 1 gratis 1.” Ucap Mi So sambil mengibaskan rambutnya. Young Joon seperti baru tahu kalau Mi So suka membeli 1 Gratis 1.
“Apa Sekretaris Kim selalu jalan secepat ini?” tanya Young Joon merasa Mi So jalan lebih cepat.
“Aku berjalan cepat supaya bisa mengikuti langkah Anda, sudah jadi kebiasaanku. dan lagi, langkahku 2 kali lebih panjang dari yang orang lain.” Jawab Mi So. Young Joon pikir Pasti sulit mengikuti langkahnya.
“Aku sudah sepenuhnya terbiasa sekarang.” Ucap Mi So Young Joon merasa kalau selama ini tidak memperhatikan langkah Mi So.
“Ada yang bilang kalau perasaan Anda jadi tajam dalam kegelapan, jadi Kau memperhatikan hal-hal yang tidak Kau perhatikan dalam keseharianmu.” Komentar Mi So cepat.
Young Joon tiba-tiba berhenti berjalan. Mi So heran melihatnya karena kalau tertinggal maka tersandung lalu menarik tanganya agar bisa jalan bersama.
“Sekretaris Kim benar, tentang bagaimana perasaanku menjadi lebih tajam dalam gelap.” Kata Young Joon merasakan sentuhan, Mi So ingin melepaskanya tapi Young Joon malah mengenggamnya lebih dalam.
“Kau bilang Aku tidak boleh tersandung.” Ucap Young Joon berjalan sambil mengandeng tangan Mi So. 




Saat sampai di luar gedung, lampu akhirnya kembali menyala.  Young Joon tetap memegang tangan Mi So dan akhirnya bergegas dilepas tapi keduanya seperti canggung. Mi So memilih untuk bergegas pergi untuk menyiapkan mobil.
Young Joon seperti bisa tersenyum melihat Mi So, Dua petugas datang meminta maafatas ketidaknyamanan ini. Young Joon pikir tak perlu seperti bisa mengambil kesempatan dalam kegelapan. 


Di dalam mobil
Young Joon bertanya Apa ada acara lain di perpustakaan selain pemutaran film, Mi So mengaku tak ada hanya ada banyak pameran dan musikal yang sudah dijadwalkan. Young Joon pikir perpustakaan tidak buruk juga jadi meminta agar menyampaikan pada pihak galeri Seni untuk mempersiapkan acara pembukaan di perpustakaan.
“Aku akan menyampaikan pesan Anda dan juga akan memikirkan ide untuk acara pembukaannya.” Kata Mi So. Young Joon bertanya apa itu pemikiran Sekretaris Kim sendiri.
“Ya, waktu kita tinggal sedikit, dan itu membuat Anda khawatir.” Kata Mi So. Young Joon bisa tersenyum mendengarnya. 


Mi So kembali bertemu dengan dua kakaknya, Si kakak keduanya terlihat bahagia karena bisa membalikan kulit babi dengan benar. Pil Nam pun memuji adiknya pandai memanggang kulit babi. Si kakak memberitahu kalau  Warnanya jadi lebih menggugah selera jika membalikkannya 5 detik kemudian, lalu menyuapi Mi So.
“Aku butuh ide untuk acara pembukaan di perpustakaan.” Ucap Mi So terlihat duduk sambil melamun.

“Apa itu juga bagian dari pekerjaan Sekretaris? Kau akan segera mengundurkan diri, jadi jangan bekerja terlalu keras.” Komentar kakak kedua.
“Benar, dalam perspektif seorang psikiater, perilakumu adalah gejala berlebih dari adaptasi. Itu Disebut, gila kerja.” Komentar Pil Nam
“Tidak, Aku hanya mencoba yang terbaik sampai akhir.” Ucap Mi So membela diri
“ Kau bekerja sangat keras seperti ini karena wakil ketua khawatir jika dia akan kehilanganmu. Aku sudah dengar dari Unnie. Kudengar sikap posesifnya padamu tidak bisa dipercaya.” Ucap Kakak kedua.
“Aapa Kau sudah berbagi rahasia dengannya?”keluh Mi So kesal lalu menceritakan tentang bosnya.
“Kupikir dia sedang mencoba... mengubah pikiranku bukan karena posesifnya yang lugu. Mungkin dia sangat membutuhkanku.” Kata Mi So. Kedua kakaknya terlihat binggung.
“Maksudku... Aku terus memikirkan ini... bagaimana keadaannya jika Aku tidak ada di samping Wakil Ketua.” Ucap Mi So
Keduanya berpikir kalau Mi So menyukainya. Mi So mengelak kalau itu tidak masuk akal dan meminta agar jangan bereaksi berlebihan. Pil Nam pikir Jika bukan itu masalahnya, menurutnya lebih baik Mi So membereskan semuanya kalau tidak maka .akan terpengaruh oleh Young Joon.
“Dan tidak punya pilihan kau akan menjadi  Kim Mi So lagi dan hidup sebagai sekretaris Kim sepanjang hidupmu. Ucap Pil Nam yakin sementara adiknya yang tambun masih sibuk memangang daging.
“Aku lebih tahu daripada orang lain.” Kata Mi So sambil melangkah pergi


Mi So memilih untuk pergi ke toilet, lalu berteriak panik.  Pil Nam langsung berlari dan mengambil laba-la dengan menyakinkan kalau itu hanya jarings aja. Mi So berusaha untuk bernafas dengan tentang lalu berbicara pada kakaknya.
“Unnie... tentang fobia, Apa mungkin untuk mengatasinya dalam satu hari?” ucap Mi So. Pil Nam yakin kalau itu bisa.
“Kau akan merasa baikkan jika terus menghadapinya. Mampirlah kekantorku sekali setelah Kau berhenti bekerja.” Jelas Pil Nam
“Tidak... Ini bukan soal Aku.” Kata Mi So. Pil Nam binggung siapa yang ingin dibicarakan.  Mi So mengaku kalau bukan apa-apa. 


Di rumah
Young Joon  duduk di rumahnya merasa ingin tahu apa yang sedang di lakukan Sekretaris Kim. Ia membaca buku yang berjudul "Setiap Kenangan adalah Dirimu" lalu berkomentar merasa tak percaya Mi So membaca hal-hal kekanak-kanakan tapi tetap membacanya.
"Dalam hidup yang berat dan membingungkan ini, Saat Kau berurusan dengan urusanmu, Kau penasaran apa yang tiba-tiba mereka lakukan Dan memikirkan orang itu terlebih dahulu daripada dirimu sendiri. Itu cukup alasan untuk menyebutnya cinta."
“Jelas saja Aku penasaran apa yang dilakukan sekretarisku karena Aku memberikan tugas. Apa itu Cinta? Tidak masuk akal sama sekali” ucap Young Joon tak percaya dengan yang ditulis pada buku. 



Sung Yeon berjalan akan masuk sebuah gedung. Di depan meja kerja, Ji Ah sibuk dengan ponselnya terlihat bahagia karena Morpheus, lalu tersadar kalau Mi So sedari tadi melihatnya. Mi So hanya  tersenyum melihat juniornya.
“Aku minta Maaf... Ada banyak artikel soal Morpheus dan tanggal rilis buku barunya.” Ucap Ji Ah
“Aku juga menantikan untuk membaca buku barunya. Apa judulnya lagi?” tanya Mi So
"Sekali dalam seumur hidup." Aku sudah membaca edisi Inggris, Ini tentang kisah cinta sedih yang Cuma bisa terjadi sekali seumur hidup Aku menangis sepanjang malam.” Cerita Ji Ah. Mi So seperti baru tahu kalau ceritanya sedih.
“Ngomong-ngomong, menurutmu kenapa dia tidak pernah mengungkapkan dirinya di depan umum? Jika dia mengungkapkan dirinya, itu akan menjadi berita besar. Akan menjadi pembicaraan di semua Seoul,benarkan?” ucap Ji Ah. Mi So juga berpikiran yang sama lalu seperti menemukan ide. 



Young Joon kaget mengetahui tentang Konser buku. Mi So merasa  kalau akan jadi ide bagus untuk mengundang penulis yang menarik perhatian dan menyelenggarakan konser buku untuk pembukaan perpustakaan.  Ia pikir kalau Mengundang penulis untuk menarik perhatian.
“Lalu bagaimana dengan Joanne Rowling yang menulis seri "Harry Potter"? “ kata Young Joon
“Akan luar biasa ada orang hebat diundang, tapi kurasa Morp...” ucap Mi So terdiam sambil bergumam kalau nanti  tidak bisa mengundang Morpheus setelah menyarankannya kepada Wakil Ketua Lee
“Mor...Siapa tadi?” tanya Young Joon. Mi So pikir kalau tidak yakin itu bagus.
“Sebuah rencana tanpa detail. Ini sangat berbeda denganmu.” Komentar Young Joon .
“Tolong beri Aku sedikit waktu. Aku tidak akan mengecewakanmu, Wakil Ketua.” Kata Mi So
Young Joon tiba-tiba tersenyum, Mi So heran melihat Young Joon tertawa. Young Joon berpura-pura mengelak lalu melihat ponselnya pesan masuk “Aku ada di lobi. Aku sebentar lagi kesana.” Ia memanggil Mi So kalau Aku lapar karena otaknya terlalu banyak bekerja. Mi So mengatakan akan menyiapkan camilannya.
“Tidak, Aku tahu ingin makan, Kau Pergilah ke resto burger... dan dapatkan 2 menu termahal disana dengan 2 porsi kentang goreng yang baru dimasak. Kau harus Pastikan mereka menggorengnya setelah dipesan.” Tegas Young Joon, Mi So hanya bisa melonggo.
“Dan saat balik ke kantor, bungkus Americano dengan tambahan shot espresso, begitu juga dengan latte dengan tambahan 2 shot expresso.” Kata Young Joon.
Mi So bergegas akan pergi, tapi Young Joon meminta agar Tidak perlu terburu-buru dan Santai saja dengan meminta agar membawa 2 bungkus gula dan juga 2 sedotan serta membawa 5 kain serbet. Mi So heran karena Young Joon tiba-tiba meminta melakukanya.

Young Joon hanya menegaskan  Lakukan saja apa yang dikatakan serta Jangan gunakan lift dan Naik tangga. Mi So akhirnya bergegas pergi melakukan perintah bosnya,s saat di luar ruangan Ia bertanya-tanya kenapa Young Joon berusaha membuatnya keluar kantor.
---------
Sung Yeon masuk ke gedung tanpa sadar berpapasan dengan Mi So, lalu melihat papan nama diatas meja adiknya  "Wakil Ketua Lee Young Joon" lalu berkomentar kalau Young Joon terlihat seperti orang yang berbeda di kantor dengan mengejek kalau berpikir akan menjadi adik bayi selamanya.
“Tadi telepon ada apa kemari? Kupikir Aku sudah menyapa dan menyambutmu.” Kata Young Joon dingin
“Aku hanya ingin berkunjung. Aku mengadakan rapat dengan penerbitku karena buku baruku dan kurasa Aku harus mampir. Dan Mereka memberiku beberapa salinan buku baruku. Apa kau Mau satu?” ucap Sung Yeon memberikan sebuah bku.
“Ah Benar... Kau bahkan tidak akan membacanya. Ini kisah cinta yang tidak Kau minati... Hei Young Joon, Kau juga harus berkencan. Kau perlu belajar apa itu cinta untuk benar-benar memahami dunia.” Saran Sung Yeon
“Ada banyak hal lain yang perlu kupelajari.” Balas Young Joon. Sung Yeon berkomentar adiknya itusangat dingin.
“Aku ingin Kau pergi... Kau Bisa dilihatkan, sekarang Aku agak sibuk.” Kata Young Joon Sinis. Mi So pun memilih untuk pergi dan akan ketemu lagi lain kali.


Mi So bergegas masuk tanpa sengaja bertabrakan dengan Sung Yeon didepan pintu. Keduanya mengingat tentang Tali sepatu, Young Joon mengaku Senang bertemu kembali. Mi So merasakan hal yang sama dan bergegas pamit pergi. Sung Yeon menahanya untuk tak pergi.
“Aku menyesal tidak menanyakan nomor ponselmu. Nyatanya kita bertemu lagi seperti ini membuatku berpikir kita mungkin ditakdirkan sesuatu.” Ucap Sung Yeon
“Maaf, tetapi Aku sedang sibuk sekarang.” Kata Mi So akan bergegas pergi tapi Sung Yeon tetap menahanya.
“Aku juga sibuk... Aku cemas berpikir mungkin  bisa kehilangan kesempatan lain untuk mendapatkan nomormu.” Kata Young Joon mengoda. Akhirnya Mi So menuliskan nomor telp lalu bergegas pergi.
“Wah.. Apa ini?.. Sepertinya Nomor ini dibuat-buat.” Komentar Young Joon melihat nomor Mi So mudah diingat.
“Pria itu sangat ulet. Aku akan memberinya nomor ponselku jika dia adalah Morpheus.” Kata Mi So saat menunggu lift. 


Mi So membawa semua makan yang minta dibungkus. Young Joon mengakutidak menginginkannya. Mi So hanya bisa melonggo karena sebelumnya meminta agar membeli sesuai dengan perintahnya. Young Joon mengaku kalau suasana hatinya berubah. Mi So pun tak bisa berkata-kata lalu keluar dari ruangan.
Di luar ruangan Mi So melihat Young Joon hanya melamun seperti merasa khawatir. 

Ji Ah berjalan dengan Ye Na seperti tak percaya  harus duduk dalam rapat itu. Se Ra menekankan kalau sekarang Ini situasi darurat jadi meminta agar Jangan membodohi diri sendiri di rapat itu dan harus dalam posisi terbaik. Ji Ah menganguk mengerti kalau akan berhati-hati.
“Jantungku berdegup kencang karena Aku khawatir akan melakukan kesalahan.” Kata Ji Ah
“Astaga, jantungku juga berdetak kencang.” Ungkap Se Ra melihat Sosok Tuan Ko
“Astaga, Assisten Manajer Ko terlihat sangat lelah. Apa akhir-akhir ini dia stres tentang pekerjaan?” ucap Se Ra.
“Oh ya. Bukannya Kau bilang dia gila kerja?” ucap Ji Ah mendengar cerita dari temanya.
Seorang wanita datang mendekati Tuan Ko untuk minum kopi karena akan membuat membuat bersemangat. Tuan Ko pikir dengan berkerja adalah cara terbaik untuk membuatnya bersemangat, menurutnya Tidak ada yang merangsang otaknya lebih bersemangat kecuali ada tugas baru.
“Kawan-kawan, ayo pergi minum-minum malam ini. Itu akan membantu kita menghilangkan stres. Apa Kau mau ikut, Asisten Ko?” ucap Atasanya.
“Aku membebaskan stresku dengan bekerja, bukan dengan minum-minum. Tidak ada yang lebih membebaniku daripada tidak menyelesaikan semuanya dalam daftar tugas harianku.” Ucap Tuan Ko.

Se Ra yang mendengarnya semakin terkesima dengan Tuan Ko,  lalu mendengar kalau Tuan Ko membeli 10 setelan jas yang sama persis dan tidak memakai apapun lagi karena lebih suka menyelesaikan pekerjaan tepat waktu daripada harus memutuskan apa yang akan dikenakan. Ji Ah tak percaya mendengarnya.
“Kuharap dia terobsesi denganku daripada bekerja.” Kata Se Ra lalu bergegas pergi karena menerima telp. Ji Ah menatap Tuan Ko merasa heran karena ada nasi yang nempel. 



Sung Yeon pulang ke rumah langsung memeluk ibunya yang baru datang. Nyonya Lee terlihat senang bertemu dengan anaknya. Sun Yeon pikir ibunya akan pulang minggu depan tapi malah datang lebih awal. Nyonya Lee pikir Putrany kembali ke rumah setelah 3 tahun di luar negeri jadi harus buru-buru kembali.
“Anakku, Kau jadi lebih tampan.” Ucap Nyonya Lee. Sung Yeon pun membalas ibunyasemakin cantik.
“Tentu saja... Dia menghabiskan banyak uang.” Komentar Tuan Lee. Nyonya Lee hanya melirik sinis.
“Hanya mereka yang terlahir dengan tampang bagus yang dapat manfaat dari prosedur semacam itu. Wajah sepertimu tidak bisa ditolong bahkan jika kita menghabiskan semua uangmu.” Komentar Nyonya Lee sinis.
“Oh ya. Apa Kau ada waktu menemui Young Joon belum?” tanya Tuan Lee mengalihkan pembicaran.
“Ya, dia masih membenciku.” Kata Sung Yeon. Nyonya Lee membalas kalau anaknya tidak membenci kakaknya tapi Young Joon bukan orang yang ramah.
“Kurasa dia tidak ingin berteman denganku. Young Joon jauh lebih baik daripada Aku dalam banyak hal.” Komentar Sung Yeon. Nyonya Lee dan suaminya hanya bisa saling berpandangan. 



Mi So menerima telp dari seseorang. Mereka menelepon balik karena pesan ditinggalkan, yaitu dari agensi Morpheus. Mi So pun terlihat bersemangat mendengarnya. Agensi Morpheus meminta maaf,  karena tidak tertarik dengan kegiatan umum apapun.
“Ahh...Bisa Anda tetap meneruskan proposal kami kepadanya?” kata Mi So. Agency tetap tak bisa lalu menutup telpnya.
Mi So melihat Young Joon keluar dari ruangan dan melihat jas yang belum dipakai lalu membantunya. Young Joon terlihat gugup tapi membiarkan Mi So membantunya. Mi So tersenyum melihat Young Joon sudah terlihat rapi.
“Sekretaris Kim, bagaimana dengan makanan Italia untuk makan siang?” kata Young Joon.
“Maaf, tapi hari ini Aku agak sibuk dengan acara pembukaan untuk perpustakaan.” Kata Mi So
“Aku tidak pernah memintamu untuk makan denganku. Aku cuma ingin memberitahumu untuk makan makanan Italia jika Kau merasa begitu dan bayar dengan kartu kredit perusahaan.” Kata Young Joon. Mi So mengucapkan Terima kasih. 


Mi So menemui seorang reporter, seorang wanita dengan sinis berpura-pura kalau pernah mewawancarai Morpheus secara langsung. Mi So mengatakan kalau itu melalui e-mail. Si wanita mengaku kalau mengiriminya email pertanyaan wawancara dan Morpheus mengirim jawaban.
“Lalu Apa Aku bisa mendapatkan alamat e-mailnya?” kata Mi So
“Sama sekali tidak boleh. Aku berjanji padanya kalau Aku tidak akan pernah memberikan alamat e-mailnya. Aku harus menepati janjiku padanya karena Aku punya sopan santun. Anda mengerti, kan?” ucap si wanita dengan nada sinis
“Ya, tentu saja... Tapi... Apa kau ingat tidak bagaimana Kau hampir dituntut karena menggali kehidupan pribadi atasanku? Aku membantumu menyelesaikannya sehingga tidak dibawa ke peradilan. Anda belum lupa, kan?” ucap Mi So akhirnya bergantian melipat tangan didada. Si wanita mulai melepaskan lipatan tangan didada.
“Mereka yang punya sopan santun selalu membalas kebaikan yang mereka terima. Anda mengerti, kan?” ucap Mi So dan si wanita bergegas mencari alamat email, Mi So dengan senang hati menerimanya. 



Mi So akhirnya menatap email Morpheus merasa kalau sekarang hanya menggunakan keterampilannya lal menuliskan email  “Aku Sekretaris Wakil Ketua Grup Yumyung, Kim Mi So” wajahnya terlihat sangat bahagia. Sementara Young Joon terlihat bahagia melihat gelas winenya.
“Apa Kau menyukai wiski yang kupilih?” tanya Tuan Park bangga. Young Joon mengaku kalau suka pantulan wajahnya di gelas. Tuan Park terlihat kesal mendengarnya.
“Kudengar Kau sudah memutuskan untuk mempercepat pembukaan pusat seni. Bagaimana Kau sangat termotivasi? Kejadiannya saat Aku sedang dalam perjalanan dinas, dan kudengar juga ada pemadaman listrik tanya Pasti membuatmu menderita”kata Tuan Park
Young Joon mengingat kenangan dengan Mi So saat meneranginya dengan senter bahkan bergandengan tangan, menurutnya sangat menyenangkan. Tuan Park binggung, Young Joon terlihat gugup mencoba mengalihkan pembicaraan kalau tidak akan ada lagi pemadaman listrik di pusat seni. Tuan Park pun memastikan kalau tidak akan terjadi lagi. Young Joon pun hanya bisa tersenyum mengingat kenanganya. 


Se Ra memarahi Ji Ah yang tak melakukan dengan benar karena semua terpotong saat memfotokopi dokumen, tapi saat itu nada ucapanya berubah saa melihat Tuan Ko masuk ke dalam ruangan. Ji Ah hanya bisa tertunduk takut.
“Jangan ragu untuk memberitahuku jika ada yang membuatmu stres, Ji Ah.” Kata Se Ra. Saat itu Tuan Ko mendekat memberikan sebuah USB.
“Ini presentasi untuk proposal acara pembukaan.” Kata Tuan Ko. Se Ra langsung menerimanya
“Aku akan memastikan Sekretaris Kim menerimanya.” Kata Se Ra. Tuan Ko pun pamit pergi. Saat itu Ji Ah masih melihat ada sisa nasi yang nempel. 

Se Ra langsung terpana melihat Ko Kwi Nam terlihat lebih tampan di pagi hari. Semua membahas kalau Gwi Nam punya 10 setelan baju yang sama persis dan memakai yang berbeda setiap hari. Bahkan  Gwi Nam lebih suka menyelesaikan pekerjaan daripada khawatir soal apa yang harus dikenakan.
“Kurasa itu tidak benar... Kurasa dia mengenakan setelan yang dikenakannya kemarin...Butiran beras yang sama...” kata Ji Ah
“Hei! Beraninya Kau menjelek-jelekkan dia... Haruskah Aku menguliahimu?” ucap Se Ra kesal. Ji Ah pun hanya bisa meminta maaf. 


Mi So memberikan berkas proposal departemen perencanaan untuk acara pembukaan, kalau Tidak ada yang baru atau berganti. Young Joon ingin tahu apakah ada informasi  terbaru soal ide konser buku yang dikatakan sebelumnya. Mi So meminta maaf karena masih memeriksanya.
“Wakil Ketua, izinkan Aku memperbaiki dasi Anda.” Kata Mi So melihat dasi Young Joon yang tak rapih. Saat Mi So mendekat, Young Joon kembali merasakan sesuatu. Keduanya saling menatap dengan jarak yang dekat.
“Tidak apa-apa. Hari ini, Biar Aku saja yang perbaiki.” Kata Young Joon gugup. Mi So akhirnya meminta izin keluar dari ruangan.
“Kenapa tiba-tiba jantungku Seperti ini? Aku harus segera menemui dokterku. Pasti ada yang salah dengan jantungku.” Ucap Young Joon memegang dadanya yang terus berdebar. 

Nyonya Lee meminta maaf pada Mi So karena meminta bertemu di hari yang sibuk. Mi So pikir tak masalah dan ingin tahu alasan ingin bertemu denganya. Nyonya Lee memberikan sebuah tas untuk Mi So. Mi So merasa kalau Nyonya Lee tak perlu melakukanya.
“Aku membelinya saat berbelanja sendiri. Tapi Ngomong-ngomong, Young Joon sangat sibuk hari ini?” tanya Nyonya Lee.
“Dia cukup sibuk karena pusat seni akan dibuka lebih awal dari yang dijadwalkan.” Kata Mi So
“Maka, mungkin dia tidak dalam suasana hati yang baik. Jika Aku memintanya untuk makan malam denganku malam ini, dia mungkin kesal padaku, kan?” ucap Nyonya Lee
“Tidak, harusnya tidak masalah Dan dia tidak ada jadwal malam ini.” Kata Mi So. Nyonya Lee terlihat penuh semangat mendengarnya dan langsung berdiri.
“Apa Anda ingin pulang ke rumah, Nyonya? Haruskah Aku menyiapkan mobil?” kata Mi So.
Nyonya Lee menjawab tidak,  menurutnya bisa pergi menemui Young Joon sekarang. Mi So terlihat gugup karena ternyata Nyonya Lee ingin bertemu dengan anaknya. 


Nyonya Lee bertemu dengan anaknya merencanakan seluruh keluarga berkumpul untuk makan malam. Young Joon langsung menolaknya, Nyonya Lee ingin tahu alasanya karena tahu dari Mi So kalau  anaknya tidak ada rencana untuk malam ini.
“Apa Ibu bertemu dengan Sekretaris Kim lagi?” ucap Young Joon dengan nada kesal
“Aku memintanya untuk bertemu denganku karena punya hadiah untuknya. Aku cemburu pada Sekretaris Kim. Dia dapat hadiah. Ibu juga ingin hadiah. Jadi Young Joon, bisa Kau memberi Ibu hadiah yang kuinginkan? Aku akan mencintai seluruh keluarga kita, termasuk dirimu, Makan malam...” kata Nyonya Lee yang langsung disela oleh anaknya.
“Tidak, Aku tidak bisa.” Tegas Young Joon tetap tak ingin makan malam dengan kakaknya.
“Apa Kau tahu, Ibu sadar kalau aku tidak terlihat seusia Ibu, tapi Aku semakin tua sekarang. Kau dan Sung Yeon satu-satunya putra yang miliki, namun keluarga kita jarang menghabiskan waktu bersama saat dia tinggal di luar negeri. Aku penasaran berapa kali lagi kita akan berkumpul di satu tempat sebelum Aku meninggal. Ayo makan malam bersama, oke?” ucap Nyonya Lee berusaha membujuk. Young Joon hanya bisa meminta maaf pada ibunya karena tak bisa mengabulkanya. 


Nyonya Lee keluar ruangan dengan wajah sedih, Mi So bertanya Apa pembicaraannya tidak berjalan dengan baik. Nyonya Lee membenarkan karena menurutnya Ini bukan kesempatan yang Young Joon suka dan juga tidak akan berubah pikiran jika  mencoba membujuknya. Mi So pun merasa tidak punya pilihan.
“Omoo, Aku baru sadar kalau sepatuku ada debu yang menempel.” Ucap Nyonya Lee tiba-tiba
“Apa Anda ingin sesuatu untuk menyeka debunya?” kata Mi So membungkuk mencari tissu dan tiba-tiba Nyonya Lee hilang dihadapanya “Kemana Nyonya Lee pergi tanpa tasnya?”ucap Mi So binggung lalu menerima telp dari ibu Young Joon yang meninggalkan tas Anda.
“Aku tahu. Tolong beri tahu Young Joon untuk membawanya pulang malam ini.” Ucap Nyonya Lee. Mi So pun menuruti perintah Nyonya Lee. 
Mi So membawakan tas pada Young Joon diruangan. Young Joon langsung menyuruh agar Tuan Yang mengantarnya. Mi So mengatakan tidak bisa melakukan itu, karena Nyonya Choi bilang  untuk memastikan kalau Young Joon yang harus membawanya.
“Lalu Siapa atasanmu? Apa yang perintah ibuku lebih penting bagimu?” kata Young Joon sinis
“Tidak. Tentu tidak, Anda lebih penting bagiku... Itu sebabnya Aku memberitahumu ini... Anda terganggu karena ibumu... Aku tidak tahu kenapa Anda sangat keras kepala. Tetapi jangan lakukan sesuatu yang akan Anda sesali.” Kata Mi So lalu bergegas keluar dari ruangan. 



Keluarga Lee akhirnya makan bersama, Nyonya Choi menatap Sung Yeon dengan senyuman sumringah. Sung Yeon melihat ibunya memberikan sepotong lauk. Nyonya Choi pikir tak perlu melakukan itu untuknya. Sung Yeon mengoda ibunya kalau tak ingin mendengar "Aku merasa kenyang saat melihatmu makan."
“Tidak. Ibumu sedang diet hari ini... Dia makan sedikit sekali di malam hari. Komentar Tuan Lee. Nyonya Choi melirik sinis.
“Kau tidak bisa mempertahankan bentuk tubuh ini tanpa kerja keras... Young Joon. Seharusnya, Aku juga mengundang Mi So. Benarkan?” kata Nyonya Choi. Sung Yeon bertanya siapa itu Mi So. 
“Dia adalah sekretaris Young Joon. Dia satu-satunya orang... yang Young Joon percaya dan andalkan. Aku sangat bersyukur dan senang kalau Sekretaris Kim berada di sisinya.” Ucap Nyonya Choi
“Bahkan bukan namanya saja yang cantik.” Komentar Sung Yeon
“ Wajahnya juga cantik. Sebelum pulang, ayo kita undang Sekretaris Kim kesini dan makan.” Kata Nyonya Choi
Young Joon seperti tak ingin membahas Mi So memilih untuk memberitahu tentang membuka pusat seni lebih awal dari jadwal. Tuan Lee langsung bersemangat kalau Young Joon yang  memutuskan karena Grup UK. Young Joon mengatakan kalau semua sudah diurus dengan baik.
“Kau mendapat semangat kompetitif dariku. Tapi jika Kau tiba-tiba mengubah jadwalnya, tidakkah kekhawatiranmu banyak sekali?” kata Tuan Lee.
“ Ibu khawatir Kau akan kelelahan.” Kata Nyonya Choi. Tuan Lee meminta agar anaknya agar bisa menjaga diri baik-baik.
“Kesehatanmu adalah segalanya bagi perusahaan kami.” Ucap Tuan Lee. Young Joon pikir tak perlu mengkhawatirkan itu.
Sung Yeon seperti terisih dengan kedua orang tuanya karena memperhatikan adiknya. Nyonya Choi bahkan memberikan lauk untuk Young Joon agar bisa makan dengan lahap dengan daging. 


Sung Yeon memberikan segelas kopi untuk adiknya. Young Joon pikir nanti saja karena sedang berkerja. Sung Yeon mulai membahas tentang Mi So  karena benar-benar ingin tahu tentangnya.Ia ingin tahu Bagaimana Mi So bisa mengatur dirinya sendiri selama 9 tahun bekerja dengan adiknya.
“Dia gadis seperti apa? Karena Kau terus menjauhkannya dariku, sepertinya Kau sengaja menyembunyikannya dariku. Kenapa? Apa Kau takut saat Aku bertemu dengannya, karena Aku akan mengencaninya?” ucap Sung Yeon mengoda. Young Joon dengan sinis menyuruh kakaknya keluar.
“Aku benar-benar tidak bisa mengerti dirimu. Aku merangkulmu dan mencoba yang terbaik di sini. Bukankah seharusnya Kau bersyukur?” ucap Sung Yeon tak bisa menahan rasa amarah
“Kenapa Aku harus bersyukur padamu?” komentar Young Joon sinis
“Kau masih saja egois. Apa kau Tahu kenapa? Sudah kubilang Aku memaafkanmu. Aku bersedia untuk melupakan masa lalu... dan berpura-pura tidak ada yang terjadi. Untuk seseorang yang bersedia memaafkanku, Apa Kau pikir tidak memalukan?” kata Sung Yeon sinis
“Itu sesuatu yang bahkan Aku tidak ingat, yang terjadi lebih dari 20 tahun yang lalu.” Balas Young Joon
Sung Yeon heran dengan adiknya yang sangat membencinya. Young Joon menegaskan tidak membenci kakaknya tapi hanya jijik. Sung Yeon menahan amarahnya, menahan adiknya yang ingin pergi meminta agar Jangan merasa tidak peka.
“Jika bukan karena apa yang Kau lakukan, maka Aku akan berada di posisimu sekarang.” Kata Sung Yeon
“Apa kau sungguh berpikir seperti itu? Hyung lemah dan tidak kompeten. Untuk melindungi diri sendiri, maka Kau menyiksa orang lain. Bahkan jika itu tidak terjadi, maka Kau tidak akan pernah sampai sejauh ini.” Ucap Young Joon.
Sung Yeon akhirnya memberikan pukulan dengan keras. Young Joon melihat bibirnya sudah berdarah dan ingin membalasnya. Tiba-tiba terdengar suara ayahnya meminta agar mereka berhenti. Young Joon menahan kepalan tanganya, Nyonya Choi menangis melihat anaknya  agar berhenti.



Sung Yeon akhirnya kembali ke kamar seperti menahan amarah lalu menerima telp dari agensinya kalau sudah mengirim proposal promosi publikasi ke email  karena sangat mendesak, jadi harus segera memeriksanya. Sung Yeon mengerti dan akan segera memeriksanya.  
Ia membuka email “Proposal promosi” dengan subjet (Kim Mi So, Sekretaris Wakil Ketua Grup Yumyung) Wajah Sung Yeon kaget dan merasa memiliki sebuah rencana. 

Young Joon mengemudikan mobilnya, lalu turun dan melihat Mi So berjalan dengan senyuman sambil menatap telp. Wajah Young Joon tak bisa disembunyikan karena merasa bahagia.  Mi So berjalan begitu saja tanpa melihat Young Joon ada didepan rumah. Young Joon merasa diabaikan langsung menarik tangan Mi So. Mi So kaget langsung menjatuhkan semua barang belanjaanya.
“Apa yang Kau pikirkan sampai sebegitunya... Apa Kau bahkan tidak lihat ada orang tepat di hadapanmu?” ucap Young Joon kesal
“Ada apa kemari, Wakil Ketua Lee?” tanya Mi So lalu melihat kalau hanya sisa satu telur yang tidak pecah.
“Kenapa Kau tiba-tiba datang... Ada apa dengan wajah Anda?” kata Mi So tersadar melihat wajah Young Joon.
Young Joon mengaku Bukan apa-apa. Mi So tahu kalau Young Jon dari rumah orang tuanya jadi berpikir terjadi sesuatu di jalan. Young Joon mengaku baru saja dari rumah dan meminta agar jangan bertanya lagi. Mi So sangat khawatir menarik Young Joon agar masuk rumah untuk dibersihkan karena nanti akan ada bekas luka. 


Young Joon terlihat binggung, membiarkan Mi So menariknya. Mi So masuk ke dalam rumah panik karena ternyata semua berantakan, lalu mendorong Young Joon keluar agar menunggu 1 menit saja. Young Joon pun menunggu di depan rumah.
Mi Soo bergegas membersikan baju yang berserakan, buku-buku, bahkan pakaian dalam disembunyikan dibalik boneka sapi lalu membuka pintu membiarkan Young Joon masuk. Young Joon melihat sekeliling ruangan. Mi So merendah kalau rumahnya itu kotor.
“Tidak.... Tapi Sangat jorok.” Komentar Young Joon seperti tak ingin memuji Mi So lalu merasa kalau lukanya tak masalah.
“Aku yang tidak baik-baik saja. Ada begitu banyak kesempatan dimana Anda akan difoto. Jika ada yang tidak beres, orang akan menyalahkanku. Anda tahu 'kan? Jadi Ikuti Aku.” Ucap Mi So sudah membawa kotak obat ditanganya.
Young Joon akhirnya duduk didepan Mi So untuk diobati. Mi So kebingungan karena jarak mereka yang jauh dan meminta supaya lebih dekat lagi. Young Joon akhirnya mendekat dan keduanya kembali merasakan gugup karena berdekatan, Mi So pun bergegas mengambil plester untuk meredakan rasa gugupnya.


“Jangan pakai plester di wajahku. Menurutmu, pakai plester tidak sesuai dengan wajahku, kan?” ucap Young Joon. Mi So pun mengikuti perintah bosnya.
“Ngomong-ngomong, bagaimana Anda bisa terluka? Ini Tidak tampak seperti luka yang barusan terjadi. Apa Anda bertengkar dengan seseorang?” tanya Mi So penasaran.
“Bukankah Aku memberitahumu jangan bertanya lebih lagi?” ucap Young Joon. Mi So meminta maaf karena tak sadar untuk bertanya.
“Lalu Apa Anda... mau makan ramyun?” tanya Mi So. Young Joon kaget karena seperti artinya Mi So mengajaknya agar menginap dirumahnya. “Saat Anda merasa sedih, semangkuk mie pedas langsung menaikkan suasana hati Anda. Aku akan menaruh telur yang tidak pecah di dalam mie Anda.” Kata Mi So penuh semangat. 


Akhirnya Mi So memasak air dalam panci. Young Joon melihat buku yang ada diatas meja, tertulis note “Aku benci Direktur Pelaksana Senior Lee.” Lalu slogan Mi So “Pertaruhkan Hidupmu untuk menghafalkan ini.” Ia melihat buku berjudul "Setiap Kenangan adalah Dirimu" seperti tak percaya kalau buku itu ada dirumah Mi So juga.
“Apa yang Anda tahu? Anda bahkan tidak tahu cinta.” Ejek Mi So
“Lalu, Sekretaris Kim Apa kau tahu cinta? Kau tak berkencan sepanjang hidupmu.” Balas Young Joon.
“Aku banyak membaca tentang itu di buku dan Itu hebat.” Komentar Mi So lalu bergegas ke dapur karena melihat air sudah mendidih.


Young Joon lalu melihat boneka sapinya tertelungkup dan ingin membalikanya. Mi So panik karena dibaliknya ada pakaian dalam, saat kaan menarik Young Joon tubuhnya malah jatuh diatas tubuh bosnya. Keduanya kembali berada diposisi yang sama untuk kedua kalinya. Mi So ingin berdiri tapi Young Joon sudah lebih dulu menarik dan memeluknya.
“Hanya sebentar... Aku mohon Sebentar saja biarkan Aku tetap seperti ini... Mulai sekarang, Aku akan jatuh cinta... padamu.” Ucap Young Joon yang membuat Mi So kaget mendengarnya.

BERSAMBUNG KE EPISODE 5 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar