Young
Joon kaget karena melihat Mi So yang ada diatas tubuhnya begitu juga Mi So.
Keduanya saling berpandangan dengan jantung yang berdegup kencang. Kompres es
jatuh dari meja, Mi So buru-buru berdiri kalau akan ambil beberapa es lagi.
Mi So
buru-buru ke dapur mengambil es, wajahnya masih terasa panas lalu kembali ke
ruang tengah, melihat Young Joon sudah tertidur. Ia menatap Young Joon seperti
sangat nyenyak tertidur diatas sofa. Tapi Young Joon kembali bermimpi buruk.
Seorang
wanita berjalan dalam kegelapan, memanggil dengan suara yang menyeramkan. Young
Joon kecil seperti ketakutan melihat tangan wanita dengan kuku panjang meminta
bantuannya. Young Joon meminta agar tak mendekat.
Mi So
melihat Young Joon mencoba memanggil dan membantukanya. Young Joon terbangun
dengan wajah panik. Mi So panik melihat Young Joon menanyakan keadaan bosnya
lebih dulu. Young Joon menatap Mi So seperti sedikit lega karena ada seseorang
disampingnya.
Mi So
membawakan teh untuk Young Joon, memastikan agar lebih baikkan. Young Joon
mengucapkan terima kasih sambil meminum teh. Mi So bertanya apakah Young Joon sering
mengalami mimpi buruk saat tidur. Young Joon menjawab tak tahu.
“Aku...tidak
ingin sendirian malam ini... Sekretaris Kim... Bisa tidak malam ini Kau... tidur
dirumahku saja?” ucap Young Joon dengan wajah serius. Mi So kaget mendengarnya.
“Tidurlah
di sini malam ini.” Kata Young Joon. Mi So makin panik bertanya apa maksudnya.
“Aku tahu
itu wajar ketakutan... saat bangun dari mimpi buruk. Tapi Anda 'kan bukan anak
kecil, jadi bagaimana Anda bisa membuat permintaan seperti itu padaku?” kata Mi
SO
Young
Joon seperti baru sadar dengan ucapanya, lalu menjelaskan kalau Mi So tidur
diruang tamu karena sudah larut malam dan mengejek Mi So yang terlihat panik.
Mi So salah tingkah karena berpikiran yang lain.
“Biasanya
saat Kau lembur dan tidur di sini sesekali.” Kata Young Joon. Mi So pun ingat
kalau pernah tidur disini sambil mengomel pada dirinya sendiri.
“Apa Kau
mikir yang tidak-tidak ?” ucap Young Joon. Mi So menyangkalnya. Kalau tidak
memikirkan apapun.
Saat itu
telp berdering dan Young Joon segera mengangkatnya, Mi So menunggu Young Joon
selesai bicara. Young Joon merasa kalau Mi So sedih yang tidak bisa tidur
dirumahnya malam ini dan meminta maaf karena mengecewakannya.
“Apa
maksud Anda, "mengecewakanmu"? Aku tidak berniat tidur di sini malam
ini.Anda tampaknya baik-baik saja sekarang, Pak, jadi sekarang Aku akan
pulang.” Ucap Mi So lalu bergegas pergi. Young Joon pun menatap Mi So dengan
wajah seperti menahan amarah.
“Aku ingin
tahu siapa yang meneleponnya. Dia tidak terlihat senang.” Ucap Mi So terus
berbicara sendiri tanpa sadar ada orang didepanya.
Mi So dan
Sung Yeon bertabrakan di depan cafe. Ponsel Sung Yeon pun terjatuh di jalan. Mi
So meminta maaf, Sung Yeon dengan sinis berpesan agar Lebih hati-hati. Mi So
mengambil ponsel dan melihat Layarnya tidak rusak jadi tak perlu ganti rugi.
“Tidak,
bukan itu.” Ucap Sung Yeon langsung berlutut dan mengingkat tali sepatu Mi So.
Mi So kaget merasa tak perlu melakukanya.
“Kau bisa
tersandung jika berjalan seperti ini.” Ucap Sung Yeon. Mi So pikir bisa sendiri
sendiri melakukanya.
Mi So
akhirnya mengucapak Terima kasih dan mengembalikan ponsel Sung Yeon. Sung Yeon
pun segera pamit pergi. Mi So merasa kalau Sun Yeon itu pria yang manis dan Jauh
sekali bedanya dengan orang yang dikenal. Sung Yeon melihat Mi So seperti bisa
menduga kalau baru saja dari rumah Yong Joon.
Sung Yeon
sampai di rumah adiknya sambil mengeluh karena tidak mempersilahkankan duduk.
Young Joon dengan sinis ingin tahu alasan datang dimalam hari. Sung Yeon pikir tak butuh alasan kalau
seorang kakak mengunjungi rumah adiknya.
“Aku kembali
kemari karena novel baruku dirilis bulan depan. Aku datang kesini tanpa
menelepon dulu dan ternyata Ibu dan Ayah ada di Pulau Jeju Aku tidak ingin
merasa seperti pergi ke rumah yang kosong dan juga berpikir akan menyenangkan
buatku untuk mampir menemuimu.” Ucap Sung Yeon. Young Joon hanya terdiam tanpa
membalasnya.
“Sejujurnya...Aku
datang ke sini karena ingin memaafkanmu. Masih cukup sulit buatku... karena Aku
masih mengingat kejadian itu. Tapi membencimu dan membuatmu marah itu hanya
membuatku lebih menderita. Makanya kupikir... sekarang Aku akan memaafkanmu.”
Kata Sung Yeon.
Young
Joon tetap diam menatap kakaknya Sung Yeon mengangkat botol wine agar mereka
minum bersama, karena saat di Paris sengaja memanjakan dirinya dalam 3 hal
yaitu Menulis, wanita, dan minum anggur. Young Joon malah menyuruh Sung Yeon
pergi saja karena lelah. Sung Yeon tak percaya melihat sikap adiknya yang
dingin.
Mi So
pulang ke rumah membuka jaketnya dan terjatuh kabel tis yang membuat Young Joon
ketakutan. Ia menatap kabel yang mengingatkan kejadian sebelumnya.
Flash Back
Mi So
membuka semua ikatan pada komputer. Young Joon menutup wajahnya dengan wajah
ketakutan. Mi So akhirnya memberitahu kalau sudah menyingkirkan ikatan kabelnya
dan menanyakan keadaanya. Young Joon akhirnya membuka matanya kembali dengan
tangan bergetar.
“Sekretaris
Kim Mi So... Kau pernah bilang takut sekali pada laba-laba, kan? Seperti itulah
ikatan kabel bagiku... Jadi, jangan gunakan itu lagi. Kumohon padamu.” Ucap
Young Joon. Mi So menganguk mengerti.
“Itu
adalah hari pertama bosku, yang tampak sempurna dalam segala hal, Bertingkah
seperti orang biasa di depanku.” Ucap Mi So mengingat kenanganya.
Mi So
mencuci kakinya dan merasakan sakit lalu melihat kakinya yang merah lalu
berpikir karena terlalu kencang mengingat saat ikut lomba. Ia lalu kembali
mengingat pertama kali melihat kaki Young Joon yang terluka.
“Bekas
luka apa ya di pergelangan kakinya? Apa yang terjadi padanya di masa lalu?”
ucap Mi So merasa khawatir.
Young
Joon berada dikamarnya terlihat tak bisa tidur lalu menerima pesan dari Mi So “Apa pergelangan
kakimu baik-baik saja? Aku membatalkan semua jadwal Anda untuk minggu ini jadi
Anda bisa sedikit santai. Aku sudah meminta nona Shin menyiapkan beberapa handuk
hangat untuk pergelangan kaki Anda. Selamat malam.” Young Joon
mengeluh Mi So yang kembali mengomel lagi yang membuatnya sangat melelahkan.
Mi So
sudah menyiapkan teh dan kue di pantry. Ji Ah bergegas masuk meminta maaf
karena terlambat. Mi So merasa tak masalah dan meminta agar mulai besok datang
lebih awal. Ji Ah menganguk mengerti lalu bertanya Apa pergelangan wakil ketua
baik-baik saja.
“Tidak
serius, tapi kupikir lebih baik baginya untuk beristirahat sebentar, jadi Aku membatalkan
jadwalnya hari ini. Tolong atur ulang jadwal yang dibatalkan.” Ucap Mi So. Ji
Ah menganguk mengerti.
“Biar Aku
yang membawanya.” Kata Ji Ah. Mi So pun membiarkan Ji Ah membawanya.
Sementara
di luar ruangan, Tuan Jung panik memikirkannya masalah yang datag. Tuan Jang
merasa kalau harus melapor dengan cepat. Saat itu Mi So masuk ruangan bersama
Ji Ah bertanya apa yang terjadi sebenarnya.
“Grup Pusat
Seni UK sudah memajukan hari pembukaannya awal Agustus” ucap Tuan Jung. Mi So
kaget sementara Ji Ah heran bertanya apakah itu tak boleh terjadi.
“Kau masih
tidak tahu maksudnya, kan? Pusat seni kita dijadwalkan akan dibuka pada 20
Agustus. Mereka sengaja memajukan jadwal. “ ucap Se Ra
“Kita
harus membuka pusat seni lebih dahulu dapat perhatian.” Kata Young Ok
“Wakil
ketua sangat khawatir tentang ini. karena tanggal pembukaannya berdekatan. Sebelum
Wakil Ketua datang, ayo kita...” kata Tuan Park
Saat itu
Young Joon masuk ruangan mengatakan kalau mereka punya satu solusi. Semua
langsung berdiri dengan wajah tegang, Young Joon mengatakn akan memajukan
tanggal pembukaannya bulan Juli, yaitu Bulan depan.
“Hanya
tinggal beberapa hari lagi.” Kata Tuan Jung khawatir begitu juga yang lainya.
“Baik,
kami akan menyiapkan semuanya.” Ucap Mi So yakin, semua panik mendengarnya. Mi
So dan Young Joon saling menatap seperti keduanya merasa yakin.
Semua
langsung mengambil file dari tim perencanaan. Lalu Ye Na memberitahu Tim lainya
kalau Young Joon sedang menuju ke pusat seni dan ingin memajukan hari
pembukaannya jadi Juli. Mereka juga akan
mencetak dokumen tentang acara pembukaan.
“Persiapkan
dokumennya agar bisa dibaca selama perjalanannya.” Ucap Tuan Jung. Semua
bergegas mempersiapkan semuanya selama Young Joon berjalan ke pusat seni.
“Bisa
kita membuka museum bulan depan tanpa masalah?” tanya Young Joon.
“Yah,
tapi ayangnya, karya seni utama dari pameran untuk area luar belum lengkap.
Kita Membutuhkan waktu lebih untuk memindahkan dan memasangnya.” Kata Ketua
Galeri
“Kita
Mendukung para seniman sehingga mereka bisa memindahkan material terlebih
dahulu dan menyelesaikan sisa bagiannya di sini.” Kata Mi So. Ketua menganguk
mengerti.
“Bisa
kita membuka gedung konser bulan depan tanpa masalah?” tanya Young Joon.
“Yah,
sayangnya...” ucap Ketua. Young Joon mengartikan kalau belum siap juga. Ketua
meminta maaf.
“Kami
belum mengurus masalah hak cipta mengenai material video seperti film dan
dokumenter.” Ucap Ketua.
“Tidak
akan jadi masalah selama kita tidak mengadakan pemutaran film. Anda bisa mengadakan
acara pemutaran film setelah masalah hak cipta diselesaikan.” Jelas Mi So.
Young Joon bisa tersenyum mendengarnya.
“Aku tahu
Anda bingung karena perubahan jadwal yang tiba-tiba, tapi tolong persiapkan
segala sesuatunya tanpa kesalahan apapun.” Ucap Young Joon. Ketua menganguk
mengerti. Young Joon pun mengajak Mi So agar pergi ke perpustakaan.
Mi So
melihat perpustakaan Sudah dirancang luar biasa jadi membuatnya ingin membaca
buku sepanjang hari. Young Joon pikir semua Berhasil karena itulah tujuan
pertama dari membangun perpustakaan. Tiba-tiba lampu dalam ruangan mati. Young Joon pun bergegas menelp untuk meriksa
situasinya.
“Ya,
halo, Ketua Perencanaan. Apa Seluruh gedung listriknya padam?” tanya Mi So lalu
meminta agar mereka segera pulihkan sistemnya dulu dan tak perlu datang.
“Aku
tidak percaya ini... Bukankah sudah waktunya selesai urusannya dengan masalah
fasilitas?” keluh Young Joon lalu menjerit ketakutan melihat wajah Mi So yang
diterangi senter.
“Kau buat
kaget Aku saja, Sekretaris Kim.” Jerit Young Joon, tapi Mi So menahan tawa
melihatnya.
“Maaf.
Aku hanya mencoba menyalakan lampu senter untuk Anda.” Ucap Mi So mengarahkan
cahaya senter pada Young Joon.
“Ekspresi
wajah Anda barusan terlihat sedikit imut.” Goda Mi So. Young Joon menegaskan
kalau dirinya tak imut tapi sangat menarik. Mi So pun meminta maaf lalu
mengajak Young Joon ke sisi meja baca.
Keduanya
duduk di meja dengan wajah gugup dan canggung, Mi So akhirnya mencari buku
dalam rak dan menemukan salah satu buku favorit yang berjudul "Setiap Kenangan adalah Dirimu"
dengan wajah bahagia memberitahu kalau Semua impian kencan romantisny tertulis
dalam buku.
Young
Joon melihat Mi So yang kesusahan membalikan buku akhirnya mengambil senter
agar Mi So bisa membalikan buku dengan mudah. Mi So pun dengan mudah membalikan
buku melihat bagian “Kau harus berkencan dengan seseorang seperti ini.” Young
Joon terus menatapnya dengan wajah bahagia.
“Aku
terutama menyukai bagian ini... "Aku ingin punya hubungan dengan
seseorang, Saat Aku merasa lelah, hari-hariku tersapu. Hanya dengan memelukmu
sekali. Bahkan jika Kau tidak membuat hatiku berdegup kencang setiap
detik." Bukankah ini bagus?” ucap Mi So dengan penuh semangat.
“Itu
Kekanak-kanakan... Kamar mandiku yang mewah... dilengkapi dengan ion negatif,
vitamin, dan sistem sterilisasi sudah cukup menghilangkan keletihan
hari-hariku.” Komentar Young Joon.
“Bukan
itu artinya... Anda mungkin berpikir itu kekanak-kanakan, tapi inilah cinta
yang kuimpikan.” Keluh Mi So
“Sekretaris
Kim, Apa Aku pernah memberitahumu kalau Kau cantik?” akui Young Joon setelah
terus menatapnya. Mi So kaget mendengarnya lalu menjawab Tidak.
“Yah,
tentu saja, karena Aku tidak pernah merasa Kau cantik.” Ungkap Young Joon
seperti menutup rasa gugupnya.
Young
Joon mengeluh karena agak lama
memulihkan sistemnya. Mi So pikir akan menelepon mereka lagi. Young Joon pikir
tak perlu karena lebih baik mereka keluar saja karena Rasanya agak pengap.
Keduanya
berjalan dengan senter yang menerangi jalan, Mi So memberitahu kalau jalan
keluar ada disebelah kanan. Young Joon mengejek Mi So tidak tahu denah
bangunannya karena Jalan keluarnya itu berjalan lurus ke depan. Mi So pun hanya
bisa menurut.
Tapi saat
berjalan lurus mereka bertemu dengan pintu lainya, Mi Soo mengejek kalau Daripada mengenal
denah, lebih baik mendengarkan orang yang sering datang dan tahu kalau pintu
keluarnya belok kanan. Young Joon hanya tertawa menahan malu.
“Ini
memang desain arsitek global yang dipilih olehku. Desain inovatifnya
menghancurkan denah bangunan.“ komentar Young Joon.
“Akan kupastikan
untuk menggunakannya jadi strategi pemasaran kita. Jadi silahkan ikuti Aku
lewat sini.” Kata Mi So berjalan lebih dulu.
“Apa
kebetulan Sekretaris Kim memakai parfum ?” tanya Young Joon, Mi So mengaku tidak
pakai parfum.
“Aku
mencium aroma jeruk darimu.” Kata Young Joon. Mi So yakin kalau aroma samponya.
“Aku membeli
produk ini karena mereka sering ada promosi beli 1 gratis 1.” Ucap Mi So sambil
mengibaskan rambutnya. Young Joon seperti baru tahu kalau Mi So suka membeli 1
Gratis 1.
“Apa
Sekretaris Kim selalu jalan secepat ini?” tanya Young Joon merasa Mi So jalan
lebih cepat.
“Aku
berjalan cepat supaya bisa mengikuti langkah Anda, sudah jadi kebiasaanku. dan
lagi, langkahku 2 kali lebih panjang dari yang orang lain.” Jawab Mi So. Young
Joon pikir Pasti sulit mengikuti langkahnya.
“Aku sudah
sepenuhnya terbiasa sekarang.” Ucap Mi So Young Joon merasa kalau selama ini tidak
memperhatikan langkah Mi So.
“Ada yang
bilang kalau perasaan Anda jadi tajam dalam kegelapan, jadi Kau memperhatikan
hal-hal yang tidak Kau perhatikan dalam keseharianmu.” Komentar Mi So cepat.
Young
Joon tiba-tiba berhenti berjalan. Mi So heran melihatnya karena kalau
tertinggal maka tersandung lalu menarik tanganya agar bisa jalan bersama.
“Sekretaris
Kim benar, tentang bagaimana perasaanku menjadi lebih tajam dalam gelap.” Kata
Young Joon merasakan sentuhan, Mi So ingin melepaskanya tapi Young Joon malah
mengenggamnya lebih dalam.
“Kau
bilang Aku tidak boleh tersandung.” Ucap Young Joon berjalan sambil mengandeng
tangan Mi So.
Saat
sampai di luar gedung, lampu akhirnya kembali menyala. Young Joon tetap memegang tangan Mi So dan
akhirnya bergegas dilepas tapi keduanya seperti canggung. Mi So memilih untuk
bergegas pergi untuk menyiapkan mobil.
Young
Joon seperti bisa tersenyum melihat Mi So, Dua petugas datang meminta maafatas
ketidaknyamanan ini. Young Joon pikir tak perlu seperti bisa mengambil
kesempatan dalam kegelapan.
Di dalam
mobil
Young
Joon bertanya Apa ada acara lain di perpustakaan selain pemutaran film, Mi So
mengaku tak ada hanya ada banyak pameran dan musikal yang sudah dijadwalkan.
Young Joon pikir perpustakaan tidak buruk juga jadi meminta agar menyampaikan
pada pihak galeri Seni untuk mempersiapkan acara pembukaan di perpustakaan.
“Aku akan
menyampaikan pesan Anda dan juga akan memikirkan ide untuk acara pembukaannya.”
Kata Mi So. Young Joon bertanya apa itu pemikiran Sekretaris Kim sendiri.
“Ya,
waktu kita tinggal sedikit, dan itu membuat Anda khawatir.” Kata Mi So. Young
Joon bisa tersenyum mendengarnya.
Mi So
kembali bertemu dengan dua kakaknya, Si kakak keduanya terlihat bahagia karena
bisa membalikan kulit babi dengan benar. Pil Nam pun memuji adiknya pandai
memanggang kulit babi. Si kakak memberitahu kalau Warnanya jadi lebih menggugah selera jika membalikkannya
5 detik kemudian, lalu menyuapi Mi So.
“Aku
butuh ide untuk acara pembukaan di perpustakaan.” Ucap Mi So terlihat duduk
sambil melamun.
“Apa itu
juga bagian dari pekerjaan Sekretaris? Kau akan segera mengundurkan diri, jadi
jangan bekerja terlalu keras.” Komentar kakak kedua.
“Benar,
dalam perspektif seorang psikiater, perilakumu adalah gejala berlebih dari
adaptasi. Itu Disebut, gila kerja.” Komentar Pil Nam
“Tidak,
Aku hanya mencoba yang terbaik sampai akhir.” Ucap Mi So membela diri
“ Kau
bekerja sangat keras seperti ini karena wakil ketua khawatir jika dia akan
kehilanganmu. Aku sudah dengar dari Unnie. Kudengar sikap posesifnya padamu
tidak bisa dipercaya.” Ucap Kakak kedua.
“Aapa Kau
sudah berbagi rahasia dengannya?”keluh Mi So kesal lalu menceritakan tentang
bosnya.
“Kupikir
dia sedang mencoba... mengubah pikiranku bukan karena posesifnya yang lugu. Mungkin
dia sangat membutuhkanku.” Kata Mi So. Kedua kakaknya terlihat binggung.
“Maksudku...
Aku terus memikirkan ini... bagaimana keadaannya jika Aku tidak ada di samping
Wakil Ketua.” Ucap Mi So
Keduanya
berpikir kalau Mi So menyukainya. Mi So mengelak kalau itu tidak masuk akal dan
meminta agar jangan bereaksi berlebihan. Pil Nam pikir Jika bukan itu
masalahnya, menurutnya lebih baik Mi So membereskan semuanya kalau tidak maka
.akan terpengaruh oleh Young Joon.
“Dan
tidak punya pilihan kau akan menjadi Kim
Mi So lagi dan hidup sebagai sekretaris Kim sepanjang hidupmu. Ucap Pil Nam
yakin sementara adiknya yang tambun masih sibuk memangang daging.
“Aku lebih
tahu daripada orang lain.” Kata Mi So sambil melangkah pergi
Mi So
memilih untuk pergi ke toilet, lalu berteriak panik. Pil Nam langsung berlari dan mengambil
laba-la dengan menyakinkan kalau itu hanya jarings aja. Mi So berusaha untuk
bernafas dengan tentang lalu berbicara pada kakaknya.
“Unnie...
tentang fobia, Apa mungkin untuk mengatasinya dalam satu hari?” ucap Mi So. Pil
Nam yakin kalau itu bisa.
“Kau akan
merasa baikkan jika terus menghadapinya. Mampirlah kekantorku sekali setelah
Kau berhenti bekerja.” Jelas Pil Nam
“Tidak...
Ini bukan soal Aku.” Kata Mi So. Pil Nam binggung siapa yang ingin
dibicarakan. Mi So mengaku kalau bukan
apa-apa.
Di rumah
Young
Joon duduk di rumahnya merasa ingin tahu
apa yang sedang di lakukan Sekretaris Kim. Ia membaca buku yang berjudul
"Setiap Kenangan adalah Dirimu" lalu berkomentar merasa tak percaya
Mi So membaca hal-hal kekanak-kanakan tapi tetap membacanya.
"Dalam hidup yang berat dan
membingungkan ini, Saat Kau berurusan dengan urusanmu, Kau penasaran apa yang
tiba-tiba mereka lakukan Dan memikirkan orang itu terlebih dahulu daripada
dirimu sendiri. Itu cukup alasan untuk menyebutnya cinta."
“Jelas
saja Aku penasaran apa yang dilakukan sekretarisku karena Aku memberikan tugas.
Apa itu Cinta? Tidak masuk akal sama sekali” ucap Young Joon tak percaya dengan
yang ditulis pada buku.
Sung Yeon
berjalan akan masuk sebuah gedung. Di depan meja kerja, Ji Ah sibuk dengan
ponselnya terlihat bahagia karena Morpheus, lalu tersadar kalau Mi So sedari
tadi melihatnya. Mi So hanya tersenyum
melihat juniornya.
“Aku
minta Maaf... Ada banyak artikel soal Morpheus dan tanggal rilis buku barunya.”
Ucap Ji Ah
“Aku juga
menantikan untuk membaca buku barunya. Apa judulnya lagi?” tanya Mi So
"Sekali
dalam seumur hidup." Aku sudah membaca edisi Inggris, Ini tentang kisah
cinta sedih yang Cuma bisa terjadi sekali seumur hidup Aku menangis sepanjang
malam.” Cerita Ji Ah. Mi So seperti baru tahu kalau ceritanya sedih.
“Ngomong-ngomong,
menurutmu kenapa dia tidak pernah mengungkapkan dirinya di depan umum? Jika dia
mengungkapkan dirinya, itu akan menjadi berita besar. Akan menjadi pembicaraan
di semua Seoul,benarkan?” ucap Ji Ah. Mi So juga berpikiran yang sama lalu
seperti menemukan ide.
Young
Joon kaget mengetahui tentang Konser buku. Mi So merasa kalau akan jadi ide bagus untuk mengundang penulis
yang menarik perhatian dan menyelenggarakan konser buku untuk pembukaan
perpustakaan. Ia pikir kalau Mengundang
penulis untuk menarik perhatian.
“Lalu bagaimana
dengan Joanne Rowling yang menulis seri "Harry Potter"? “ kata Young
Joon
“Akan
luar biasa ada orang hebat diundang, tapi kurasa Morp...” ucap Mi So terdiam
sambil bergumam kalau nanti tidak bisa
mengundang Morpheus setelah menyarankannya kepada Wakil Ketua Lee
“Mor...Siapa
tadi?” tanya Young Joon. Mi So pikir kalau tidak yakin itu bagus.
“Sebuah rencana
tanpa detail. Ini sangat berbeda denganmu.” Komentar Young Joon .
“Tolong
beri Aku sedikit waktu. Aku tidak akan mengecewakanmu, Wakil Ketua.” Kata Mi So
Young
Joon tiba-tiba tersenyum, Mi So heran melihat Young Joon tertawa. Young Joon
berpura-pura mengelak lalu melihat ponselnya pesan masuk “Aku ada di lobi. Aku
sebentar lagi kesana.” Ia memanggil Mi So kalau Aku lapar karena otaknya
terlalu banyak bekerja. Mi So mengatakan akan menyiapkan camilannya.
“Tidak,
Aku tahu ingin makan, Kau Pergilah ke resto burger... dan dapatkan 2 menu
termahal disana dengan 2 porsi kentang goreng yang baru dimasak. Kau harus Pastikan
mereka menggorengnya setelah dipesan.” Tegas Young Joon, Mi So hanya bisa
melonggo.
“Dan saat
balik ke kantor, bungkus Americano dengan tambahan shot espresso, begitu juga
dengan latte dengan tambahan 2 shot expresso.” Kata Young Joon.
Mi So
bergegas akan pergi, tapi Young Joon meminta agar Tidak perlu terburu-buru dan
Santai saja dengan meminta agar membawa 2 bungkus gula dan juga 2 sedotan serta
membawa 5 kain serbet. Mi So heran karena Young Joon tiba-tiba meminta
melakukanya.
Young
Joon hanya menegaskan Lakukan saja apa
yang dikatakan serta Jangan gunakan lift dan Naik tangga. Mi So akhirnya
bergegas pergi melakukan perintah bosnya,s saat di luar ruangan Ia
bertanya-tanya kenapa Young Joon berusaha membuatnya keluar kantor.
---------
Sung Yeon
masuk ke gedung tanpa sadar berpapasan dengan Mi So, lalu melihat papan nama
diatas meja adiknya "Wakil Ketua
Lee Young Joon" lalu berkomentar kalau Young Joon terlihat seperti orang
yang berbeda di kantor dengan mengejek kalau berpikir akan menjadi adik bayi selamanya.
“Tadi
telepon ada apa kemari? Kupikir Aku sudah menyapa dan menyambutmu.” Kata Young
Joon dingin
“Aku
hanya ingin berkunjung. Aku mengadakan rapat dengan penerbitku karena buku
baruku dan kurasa Aku harus mampir. Dan Mereka memberiku beberapa salinan buku
baruku. Apa kau Mau satu?” ucap Sung Yeon memberikan sebuah bku.
“Ah
Benar... Kau bahkan tidak akan membacanya. Ini kisah cinta yang tidak Kau
minati... Hei Young Joon, Kau juga harus berkencan. Kau perlu belajar apa itu
cinta untuk benar-benar memahami dunia.” Saran Sung Yeon
“Ada
banyak hal lain yang perlu kupelajari.” Balas Young Joon. Sung Yeon berkomentar
adiknya itusangat dingin.
“Aku
ingin Kau pergi... Kau Bisa dilihatkan, sekarang Aku agak sibuk.” Kata Young
Joon Sinis. Mi So pun memilih untuk pergi dan akan ketemu lagi lain kali.
Mi So
bergegas masuk tanpa sengaja bertabrakan dengan Sung Yeon didepan pintu.
Keduanya mengingat tentang Tali sepatu, Young Joon mengaku Senang bertemu kembali.
Mi So merasakan hal yang sama dan bergegas pamit pergi. Sung Yeon menahanya
untuk tak pergi.
“Aku
menyesal tidak menanyakan nomor ponselmu. Nyatanya kita bertemu lagi seperti
ini membuatku berpikir kita mungkin ditakdirkan sesuatu.” Ucap Sung Yeon
“Maaf, tetapi
Aku sedang sibuk sekarang.” Kata Mi So akan bergegas pergi tapi Sung Yeon tetap
menahanya.
“Aku juga
sibuk... Aku cemas berpikir mungkin bisa
kehilangan kesempatan lain untuk mendapatkan nomormu.” Kata Young Joon mengoda.
Akhirnya Mi So menuliskan nomor telp lalu bergegas pergi.
“Wah..
Apa ini?.. Sepertinya Nomor ini dibuat-buat.” Komentar Young Joon melihat nomor
Mi So mudah diingat.
“Pria itu
sangat ulet. Aku akan memberinya nomor ponselku jika dia adalah Morpheus.” Kata
Mi So saat menunggu lift.
Mi So
membawa semua makan yang minta dibungkus. Young Joon mengakutidak
menginginkannya. Mi So hanya bisa melonggo karena sebelumnya meminta agar
membeli sesuai dengan perintahnya. Young Joon mengaku kalau suasana hatinya
berubah. Mi So pun tak bisa berkata-kata lalu keluar dari ruangan.
Di luar
ruangan Mi So melihat Young Joon hanya melamun seperti merasa khawatir.
Ji Ah
berjalan dengan Ye Na seperti tak percaya
harus duduk dalam rapat itu. Se Ra menekankan kalau sekarang Ini situasi
darurat jadi meminta agar Jangan membodohi diri sendiri di rapat itu dan harus
dalam posisi terbaik. Ji Ah menganguk mengerti kalau akan berhati-hati.
“Jantungku
berdegup kencang karena Aku khawatir akan melakukan kesalahan.” Kata Ji Ah
“Astaga,
jantungku juga berdetak kencang.” Ungkap Se Ra melihat Sosok Tuan Ko
“Astaga,
Assisten Manajer Ko terlihat sangat lelah. Apa akhir-akhir ini dia stres
tentang pekerjaan?” ucap Se Ra.
“Oh ya.
Bukannya Kau bilang dia gila kerja?” ucap Ji Ah mendengar cerita dari temanya.
Seorang
wanita datang mendekati Tuan Ko untuk minum kopi karena akan membuat membuat
bersemangat. Tuan Ko pikir dengan berkerja adalah cara terbaik untuk membuatnya
bersemangat, menurutnya Tidak ada yang merangsang otaknya lebih bersemangat
kecuali ada tugas baru.
“Kawan-kawan,
ayo pergi minum-minum malam ini. Itu akan membantu kita menghilangkan stres.
Apa Kau mau ikut, Asisten Ko?” ucap Atasanya.
“Aku membebaskan
stresku dengan bekerja, bukan dengan minum-minum. Tidak ada yang lebih
membebaniku daripada tidak menyelesaikan semuanya dalam daftar tugas harianku.”
Ucap Tuan Ko.
Se Ra
yang mendengarnya semakin terkesima dengan Tuan Ko, lalu mendengar kalau Tuan Ko membeli 10 setelan
jas yang sama persis dan tidak memakai apapun lagi karena lebih suka
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu daripada harus memutuskan apa yang akan
dikenakan. Ji Ah tak percaya mendengarnya.
“Kuharap
dia terobsesi denganku daripada bekerja.” Kata Se Ra lalu bergegas pergi karena
menerima telp. Ji Ah menatap Tuan Ko merasa heran karena ada nasi yang nempel.
Sung Yeon
pulang ke rumah langsung memeluk ibunya yang baru datang. Nyonya Lee terlihat
senang bertemu dengan anaknya. Sun Yeon pikir ibunya akan pulang minggu depan
tapi malah datang lebih awal. Nyonya Lee pikir Putrany kembali ke rumah setelah
3 tahun di luar negeri jadi harus buru-buru kembali.
“Anakku,
Kau jadi lebih tampan.” Ucap Nyonya Lee. Sung Yeon pun membalas ibunyasemakin
cantik.
“Tentu
saja... Dia menghabiskan banyak uang.” Komentar Tuan Lee. Nyonya Lee hanya
melirik sinis.
“Hanya
mereka yang terlahir dengan tampang bagus yang dapat manfaat dari prosedur
semacam itu. Wajah sepertimu tidak bisa ditolong bahkan jika kita menghabiskan
semua uangmu.” Komentar Nyonya Lee sinis.
“Oh ya. Apa
Kau ada waktu menemui Young Joon belum?” tanya Tuan Lee mengalihkan pembicaran.
“Ya, dia
masih membenciku.” Kata Sung Yeon. Nyonya Lee membalas kalau anaknya tidak
membenci kakaknya tapi Young Joon bukan orang yang ramah.
“Kurasa
dia tidak ingin berteman denganku. Young Joon jauh lebih baik daripada Aku
dalam banyak hal.” Komentar Sung Yeon. Nyonya Lee dan suaminya hanya bisa
saling berpandangan.
Mi So
menerima telp dari seseorang. Mereka menelepon balik karena pesan ditinggalkan,
yaitu dari agensi Morpheus. Mi So pun terlihat bersemangat mendengarnya. Agensi
Morpheus meminta maaf, karena tidak
tertarik dengan kegiatan umum apapun.
“Ahh...Bisa
Anda tetap meneruskan proposal kami kepadanya?” kata Mi So. Agency tetap tak
bisa lalu menutup telpnya.
Mi So
melihat Young Joon keluar dari ruangan dan melihat jas yang belum dipakai lalu
membantunya. Young Joon terlihat gugup tapi membiarkan Mi So membantunya. Mi So
tersenyum melihat Young Joon sudah terlihat rapi.
“Sekretaris
Kim, bagaimana dengan makanan Italia untuk makan siang?” kata Young Joon.
“Maaf, tapi
hari ini Aku agak sibuk dengan acara pembukaan untuk perpustakaan.” Kata Mi So
“Aku
tidak pernah memintamu untuk makan denganku. Aku cuma ingin memberitahumu untuk
makan makanan Italia jika Kau merasa begitu dan bayar dengan kartu kredit
perusahaan.” Kata Young Joon. Mi So mengucapkan Terima kasih.
Mi So
menemui seorang reporter, seorang wanita dengan sinis berpura-pura kalau pernah
mewawancarai Morpheus secara langsung. Mi So mengatakan kalau itu melalui
e-mail. Si wanita mengaku kalau mengiriminya email pertanyaan wawancara dan
Morpheus mengirim jawaban.
“Lalu Apa
Aku bisa mendapatkan alamat e-mailnya?” kata Mi So
“Sama sekali
tidak boleh. Aku berjanji padanya kalau Aku tidak akan pernah memberikan alamat
e-mailnya. Aku harus menepati janjiku padanya karena Aku punya sopan santun. Anda
mengerti, kan?” ucap si wanita dengan nada sinis
“Ya,
tentu saja... Tapi... Apa kau ingat tidak bagaimana Kau hampir dituntut karena
menggali kehidupan pribadi atasanku? Aku membantumu menyelesaikannya sehingga
tidak dibawa ke peradilan. Anda belum lupa, kan?” ucap Mi So akhirnya
bergantian melipat tangan didada. Si wanita mulai melepaskan lipatan tangan
didada.
“Mereka
yang punya sopan santun selalu membalas kebaikan yang mereka terima. Anda
mengerti, kan?” ucap Mi So dan si wanita bergegas mencari alamat email, Mi So
dengan senang hati menerimanya.
Mi So
akhirnya menatap email Morpheus merasa kalau sekarang hanya menggunakan
keterampilannya lal menuliskan email “Aku
Sekretaris Wakil Ketua Grup Yumyung, Kim Mi So” wajahnya terlihat sangat
bahagia. Sementara Young Joon terlihat bahagia melihat gelas winenya.
“Apa Kau
menyukai wiski yang kupilih?” tanya Tuan Park bangga. Young Joon mengaku kalau
suka pantulan wajahnya di gelas. Tuan Park terlihat kesal mendengarnya.
“Kudengar
Kau sudah memutuskan untuk mempercepat pembukaan pusat seni. Bagaimana Kau
sangat termotivasi? Kejadiannya saat Aku sedang dalam perjalanan dinas, dan
kudengar juga ada pemadaman listrik tanya Pasti membuatmu menderita”kata Tuan
Park
Young
Joon mengingat kenangan dengan Mi So saat meneranginya dengan senter bahkan
bergandengan tangan, menurutnya sangat menyenangkan. Tuan Park binggung, Young
Joon terlihat gugup mencoba mengalihkan pembicaraan kalau tidak akan ada lagi
pemadaman listrik di pusat seni. Tuan Park pun memastikan kalau tidak akan
terjadi lagi. Young Joon pun hanya bisa tersenyum mengingat kenanganya.
Se Ra
memarahi Ji Ah yang tak melakukan dengan benar karena semua terpotong saat
memfotokopi dokumen, tapi saat itu nada ucapanya berubah saa melihat Tuan Ko
masuk ke dalam ruangan. Ji Ah hanya bisa tertunduk takut.
“Jangan
ragu untuk memberitahuku jika ada yang membuatmu stres, Ji Ah.” Kata Se Ra.
Saat itu Tuan Ko mendekat memberikan sebuah USB.
“Ini
presentasi untuk proposal acara pembukaan.” Kata Tuan Ko. Se Ra langsung
menerimanya
“Aku akan
memastikan Sekretaris Kim menerimanya.” Kata Se Ra. Tuan Ko pun pamit pergi.
Saat itu Ji Ah masih melihat ada sisa nasi yang nempel.
Se Ra
langsung terpana melihat Ko Kwi Nam terlihat lebih tampan di pagi hari. Semua
membahas kalau Gwi Nam punya 10 setelan baju yang sama persis dan memakai yang
berbeda setiap hari. Bahkan Gwi Nam lebih
suka menyelesaikan pekerjaan daripada khawatir soal apa yang harus dikenakan.
“Kurasa
itu tidak benar... Kurasa dia mengenakan setelan yang dikenakannya kemarin...Butiran
beras yang sama...” kata Ji Ah
“Hei!
Beraninya Kau menjelek-jelekkan dia... Haruskah Aku menguliahimu?” ucap Se Ra
kesal. Ji Ah pun hanya bisa meminta maaf.
Mi So
memberikan berkas proposal departemen perencanaan untuk acara pembukaan, kalau Tidak
ada yang baru atau berganti. Young Joon ingin tahu apakah ada informasi terbaru soal ide konser buku yang dikatakan
sebelumnya. Mi So meminta maaf karena masih memeriksanya.
“Wakil
Ketua, izinkan Aku memperbaiki dasi Anda.” Kata Mi So melihat dasi Young Joon
yang tak rapih. Saat Mi So mendekat, Young Joon kembali merasakan sesuatu.
Keduanya saling menatap dengan jarak yang dekat.
“Tidak
apa-apa. Hari ini, Biar Aku saja yang perbaiki.” Kata Young Joon gugup. Mi So
akhirnya meminta izin keluar dari ruangan.
“Kenapa
tiba-tiba jantungku Seperti ini? Aku harus segera menemui dokterku. Pasti ada
yang salah dengan jantungku.” Ucap Young Joon memegang dadanya yang terus
berdebar.
Nyonya
Lee meminta maaf pada Mi So karena meminta bertemu di hari yang sibuk. Mi So
pikir tak masalah dan ingin tahu alasan ingin bertemu denganya. Nyonya Lee
memberikan sebuah tas untuk Mi So. Mi So merasa kalau Nyonya Lee tak perlu
melakukanya.
“Aku membelinya
saat berbelanja sendiri. Tapi Ngomong-ngomong, Young Joon sangat sibuk hari
ini?” tanya Nyonya Lee.
“Dia
cukup sibuk karena pusat seni akan dibuka lebih awal dari yang dijadwalkan.”
Kata Mi So
“Maka,
mungkin dia tidak dalam suasana hati yang baik. Jika Aku memintanya untuk makan
malam denganku malam ini, dia mungkin kesal padaku, kan?” ucap Nyonya Lee
“Tidak,
harusnya tidak masalah Dan dia tidak ada jadwal malam ini.” Kata Mi So. Nyonya
Lee terlihat penuh semangat mendengarnya dan langsung berdiri.
“Apa Anda
ingin pulang ke rumah, Nyonya? Haruskah Aku menyiapkan mobil?” kata Mi So.
Nyonya
Lee menjawab tidak, menurutnya bisa pergi
menemui Young Joon sekarang. Mi So terlihat gugup karena ternyata Nyonya Lee
ingin bertemu dengan anaknya.
Nyonya
Lee bertemu dengan anaknya merencanakan seluruh keluarga berkumpul untuk makan
malam. Young Joon langsung menolaknya, Nyonya Lee ingin tahu alasanya karena
tahu dari Mi So kalau anaknya tidak ada
rencana untuk malam ini.
“Apa Ibu
bertemu dengan Sekretaris Kim lagi?” ucap Young Joon dengan nada kesal
“Aku memintanya
untuk bertemu denganku karena punya hadiah untuknya. Aku cemburu pada Sekretaris
Kim. Dia dapat hadiah. Ibu juga ingin hadiah. Jadi Young Joon, bisa Kau memberi
Ibu hadiah yang kuinginkan? Aku akan mencintai seluruh keluarga kita, termasuk
dirimu, Makan malam...” kata Nyonya Lee yang langsung disela oleh anaknya.
“Tidak,
Aku tidak bisa.” Tegas Young Joon tetap tak ingin makan malam dengan kakaknya.
“Apa Kau
tahu, Ibu sadar kalau aku tidak terlihat seusia Ibu, tapi Aku semakin tua
sekarang. Kau dan Sung Yeon satu-satunya putra yang miliki, namun keluarga kita
jarang menghabiskan waktu bersama saat dia tinggal di luar negeri. Aku penasaran
berapa kali lagi kita akan berkumpul di satu tempat sebelum Aku meninggal. Ayo
makan malam bersama, oke?” ucap Nyonya Lee berusaha membujuk. Young Joon hanya
bisa meminta maaf pada ibunya karena tak bisa mengabulkanya.
Nyonya
Lee keluar ruangan dengan wajah sedih, Mi So bertanya Apa pembicaraannya tidak
berjalan dengan baik. Nyonya Lee membenarkan karena menurutnya Ini bukan
kesempatan yang Young Joon suka dan juga tidak akan berubah pikiran jika mencoba membujuknya. Mi So pun merasa tidak
punya pilihan.
“Omoo,
Aku baru sadar kalau sepatuku ada debu yang menempel.” Ucap Nyonya Lee
tiba-tiba
“Apa Anda
ingin sesuatu untuk menyeka debunya?” kata Mi So membungkuk mencari tissu dan
tiba-tiba Nyonya Lee hilang dihadapanya “Kemana Nyonya Lee pergi tanpa tasnya?”ucap
Mi So binggung lalu menerima telp dari ibu Young Joon yang meninggalkan tas
Anda.
“Aku
tahu. Tolong beri tahu Young Joon untuk membawanya pulang malam ini.” Ucap
Nyonya Lee. Mi So pun menuruti perintah Nyonya Lee.
Mi So
membawakan tas pada Young Joon diruangan. Young Joon langsung menyuruh agar
Tuan Yang mengantarnya. Mi So mengatakan tidak bisa melakukan itu, karena Nyonya
Choi bilang untuk memastikan kalau Young
Joon yang harus membawanya.
“Lalu
Siapa atasanmu? Apa yang perintah ibuku lebih penting bagimu?” kata Young Joon
sinis
“Tidak.
Tentu tidak, Anda lebih penting bagiku... Itu sebabnya Aku memberitahumu ini...
Anda terganggu karena ibumu... Aku tidak tahu kenapa Anda sangat keras kepala. Tetapi
jangan lakukan sesuatu yang akan Anda sesali.” Kata Mi So lalu bergegas keluar
dari ruangan.
Keluarga
Lee akhirnya makan bersama, Nyonya Choi menatap Sung Yeon dengan senyuman
sumringah. Sung Yeon melihat ibunya memberikan sepotong lauk. Nyonya Choi pikir
tak perlu melakukan itu untuknya. Sung Yeon mengoda ibunya kalau tak ingin
mendengar "Aku merasa kenyang saat melihatmu makan."
“Tidak.
Ibumu sedang diet hari ini... Dia makan sedikit sekali di malam hari. Komentar
Tuan Lee. Nyonya Choi melirik sinis.
“Kau
tidak bisa mempertahankan bentuk tubuh ini tanpa kerja keras... Young Joon.
Seharusnya, Aku juga mengundang Mi So. Benarkan?” kata Nyonya Choi. Sung Yeon
bertanya siapa itu Mi So.
“Dia
adalah sekretaris Young Joon. Dia satu-satunya orang... yang Young Joon percaya
dan andalkan. Aku sangat bersyukur dan senang kalau Sekretaris Kim berada di
sisinya.” Ucap Nyonya Choi
“Bahkan bukan
namanya saja yang cantik.” Komentar Sung Yeon
“ Wajahnya
juga cantik. Sebelum pulang, ayo kita undang Sekretaris Kim kesini dan makan.”
Kata Nyonya Choi
Young
Joon seperti tak ingin membahas Mi So memilih untuk memberitahu tentang membuka
pusat seni lebih awal dari jadwal. Tuan Lee langsung bersemangat kalau Young
Joon yang memutuskan karena Grup UK.
Young Joon mengatakan kalau semua sudah diurus dengan baik.
“Kau
mendapat semangat kompetitif dariku. Tapi jika Kau tiba-tiba mengubah
jadwalnya, tidakkah kekhawatiranmu banyak sekali?” kata Tuan Lee.
“ Ibu
khawatir Kau akan kelelahan.” Kata Nyonya Choi. Tuan Lee meminta agar anaknya
agar bisa menjaga diri baik-baik.
“Kesehatanmu
adalah segalanya bagi perusahaan kami.” Ucap Tuan Lee. Young Joon pikir tak
perlu mengkhawatirkan itu.
Sung Yeon
seperti terisih dengan kedua orang tuanya karena memperhatikan adiknya. Nyonya
Choi bahkan memberikan lauk untuk Young Joon agar bisa makan dengan lahap
dengan daging.
Sung Yeon
memberikan segelas kopi untuk adiknya. Young Joon pikir nanti saja karena
sedang berkerja. Sung Yeon mulai membahas tentang Mi So karena benar-benar ingin tahu tentangnya.Ia
ingin tahu Bagaimana Mi So bisa mengatur dirinya sendiri selama 9 tahun bekerja
dengan adiknya.
“Dia
gadis seperti apa? Karena Kau terus menjauhkannya dariku, sepertinya Kau sengaja
menyembunyikannya dariku. Kenapa? Apa Kau takut saat Aku bertemu dengannya,
karena Aku akan mengencaninya?” ucap Sung Yeon mengoda. Young Joon dengan sinis
menyuruh kakaknya keluar.
“Aku
benar-benar tidak bisa mengerti dirimu. Aku merangkulmu dan mencoba yang
terbaik di sini. Bukankah seharusnya Kau bersyukur?” ucap Sung Yeon tak bisa
menahan rasa amarah
“Kenapa
Aku harus bersyukur padamu?” komentar Young Joon sinis
“Kau
masih saja egois. Apa kau Tahu kenapa? Sudah kubilang Aku memaafkanmu. Aku
bersedia untuk melupakan masa lalu... dan berpura-pura tidak ada yang terjadi. Untuk
seseorang yang bersedia memaafkanku, Apa Kau pikir tidak memalukan?” kata Sung
Yeon sinis
“Itu
sesuatu yang bahkan Aku tidak ingat, yang terjadi lebih dari 20 tahun yang
lalu.” Balas Young Joon
Sung Yeon
heran dengan adiknya yang sangat membencinya. Young Joon menegaskan tidak
membenci kakaknya tapi hanya jijik. Sung Yeon menahan amarahnya, menahan
adiknya yang ingin pergi meminta agar Jangan merasa tidak peka.
“Jika bukan
karena apa yang Kau lakukan, maka Aku akan berada di posisimu sekarang.” Kata
Sung Yeon
“Apa kau
sungguh berpikir seperti itu? Hyung lemah dan tidak kompeten. Untuk melindungi
diri sendiri, maka Kau menyiksa orang lain. Bahkan jika itu tidak terjadi, maka
Kau tidak akan pernah sampai sejauh ini.” Ucap Young Joon.
Sung Yeon
akhirnya memberikan pukulan dengan keras. Young Joon melihat bibirnya sudah
berdarah dan ingin membalasnya. Tiba-tiba terdengar suara ayahnya meminta agar
mereka berhenti. Young Joon menahan kepalan tanganya, Nyonya Choi menangis
melihat anaknya agar berhenti.
Sung Yeon
akhirnya kembali ke kamar seperti menahan amarah lalu menerima telp dari
agensinya kalau sudah mengirim proposal promosi publikasi ke email karena sangat mendesak, jadi harus segera
memeriksanya. Sung Yeon mengerti dan akan segera memeriksanya.
Ia
membuka email “Proposal promosi” dengan subjet (Kim Mi So, Sekretaris Wakil
Ketua Grup Yumyung) Wajah Sung Yeon kaget dan merasa memiliki sebuah rencana.
Young
Joon mengemudikan mobilnya, lalu turun dan melihat Mi So berjalan dengan
senyuman sambil menatap telp. Wajah Young Joon tak bisa disembunyikan karena
merasa bahagia. Mi So berjalan begitu
saja tanpa melihat Young Joon ada didepan rumah. Young Joon merasa diabaikan
langsung menarik tangan Mi So. Mi So kaget langsung menjatuhkan semua barang
belanjaanya.
“Apa yang
Kau pikirkan sampai sebegitunya... Apa Kau bahkan tidak lihat ada orang tepat
di hadapanmu?” ucap Young Joon kesal
“Ada apa
kemari, Wakil Ketua Lee?” tanya Mi So lalu melihat kalau hanya sisa satu telur yang
tidak pecah.
“Kenapa
Kau tiba-tiba datang... Ada apa dengan wajah Anda?” kata Mi So tersadar melihat
wajah Young Joon.
Young Joon
mengaku Bukan apa-apa. Mi So tahu kalau Young Jon dari rumah orang tuanya jadi
berpikir terjadi sesuatu di jalan. Young Joon mengaku baru saja dari rumah dan
meminta agar jangan bertanya lagi. Mi So sangat khawatir menarik Young Joon
agar masuk rumah untuk dibersihkan karena nanti akan ada bekas luka.
Young
Joon terlihat binggung, membiarkan Mi So menariknya. Mi So masuk ke dalam rumah
panik karena ternyata semua berantakan, lalu mendorong Young Joon keluar agar
menunggu 1 menit saja. Young Joon pun menunggu di depan rumah.
Mi Soo
bergegas membersikan baju yang berserakan, buku-buku, bahkan pakaian dalam
disembunyikan dibalik boneka sapi lalu membuka pintu membiarkan Young Joon masuk.
Young Joon melihat sekeliling ruangan. Mi So merendah kalau rumahnya itu kotor.
“Tidak....
Tapi Sangat jorok.” Komentar Young Joon seperti tak ingin memuji Mi So lalu
merasa kalau lukanya tak masalah.
“Aku yang
tidak baik-baik saja. Ada begitu banyak kesempatan dimana Anda akan difoto. Jika
ada yang tidak beres, orang akan menyalahkanku. Anda tahu 'kan? Jadi Ikuti Aku.”
Ucap Mi So sudah membawa kotak obat ditanganya.
Young
Joon akhirnya duduk didepan Mi So untuk diobati. Mi So kebingungan karena jarak
mereka yang jauh dan meminta supaya lebih dekat lagi. Young Joon akhirnya mendekat
dan keduanya kembali merasakan gugup karena berdekatan, Mi So pun bergegas
mengambil plester untuk meredakan rasa gugupnya.
“Jangan
pakai plester di wajahku. Menurutmu, pakai plester tidak sesuai dengan wajahku,
kan?” ucap Young Joon. Mi So pun mengikuti perintah bosnya.
“Ngomong-ngomong,
bagaimana Anda bisa terluka? Ini Tidak tampak seperti luka yang barusan
terjadi. Apa Anda bertengkar dengan seseorang?” tanya Mi So penasaran.
“Bukankah
Aku memberitahumu jangan bertanya lebih lagi?” ucap Young Joon. Mi So meminta
maaf karena tak sadar untuk bertanya.
“Lalu Apa
Anda... mau makan ramyun?” tanya Mi So. Young Joon kaget karena seperti artinya
Mi So mengajaknya agar menginap dirumahnya. “Saat Anda merasa sedih, semangkuk
mie pedas langsung menaikkan suasana hati Anda. Aku akan menaruh telur yang
tidak pecah di dalam mie Anda.” Kata Mi So penuh semangat.
Akhirnya
Mi So memasak air dalam panci. Young Joon melihat buku yang ada diatas meja,
tertulis note “Aku benci Direktur Pelaksana Senior Lee.” Lalu slogan Mi So “Pertaruhkan
Hidupmu untuk menghafalkan ini.” Ia melihat buku berjudul "Setiap Kenangan
adalah Dirimu" seperti tak percaya kalau buku itu ada dirumah Mi So juga.
“Apa yang
Anda tahu? Anda bahkan tidak tahu cinta.” Ejek Mi So
“Lalu,
Sekretaris Kim Apa kau tahu cinta? Kau tak berkencan sepanjang hidupmu.” Balas Young
Joon.
“Aku banyak
membaca tentang itu di buku dan Itu hebat.” Komentar Mi So lalu bergegas ke
dapur karena melihat air sudah mendidih.
Young
Joon lalu melihat boneka sapinya tertelungkup dan ingin membalikanya. Mi So
panik karena dibaliknya ada pakaian dalam, saat kaan menarik Young Joon
tubuhnya malah jatuh diatas tubuh bosnya. Keduanya kembali berada diposisi yang
sama untuk kedua kalinya. Mi So ingin berdiri tapi Young Joon sudah lebih dulu
menarik dan memeluknya.
“Hanya
sebentar... Aku mohon Sebentar saja biarkan Aku tetap seperti ini... Mulai
sekarang, Aku akan jatuh cinta... padamu.” Ucap Young Joon yang membuat Mi So
kaget mendengarnya.
BERSAMBUNG KE EPISODE 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar