Senin, 07 November 2016

Uncontrollably Fond - Ep. 11 Part 2

Gook Young mengaku kalau dia memang tak percaya dengan apa yang sudah terjadi. Tapi ia mendengar hampir keseluruhan pembicaraan Young Ok dan Joon Young. Jadi dia akan membiarkan Joon Young keluar setelah mengantarkan Young Ok. Ia yakin kalau si Keras Kepala itu dibiarkan saja, dia bisa mati.


Young Oh tak menyahut ucapan Gook Young. Ia masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

-oOo-



Gook Young memenuhi janjinya dan melepaskan Joon Young. Bukannya ke rumah tahanan, Joon Young malah bergegas untuk menemui Hyun Joon.

Eun Soo terkejut melihat Joon Young ada didepan rumah mereka sedangkan Haru menganga, idolanya berkunjung ke rumah. Eun Soo buru – buru mengatakan kalau suaminya tak ada dirumah. Haru heran, Ayah kan baru saja kembali.



“Ada apa? Apa ada yang datang?”

“Joon Young –oppa kesini Ayah.” Pekik Haru kesenangan.

Eun Soo sontak mencubit lengan Haru dan memberitahukan suaminya kalau orang itu mungkin hanya salah rumah. Ia dengan tegas menyuruh Haru untuk masuk kamar dan belajar. Haru jelas langsung cemberut dibuatnya.

“Apa itu Joon Young Oppa yang Haru sukai?” tanya Hyun Joon. Haru membenarkan dengan girang sedangkan Eun Soo makin gusar dibuatnya.



Joon Young memberikan hormat pada tuan rumah dengan sopan. Haru masih menganga tak percaya bisa melihat Oppa kesayangan ada disana. Sedangkan Eun Soo meremas tangannya dengan gusar, ia meminta maaf karena tak bisa membiarkan orang untuk menemui Anggota Kongress begitu saja. Joon Young juga meminta maaf telah datang tanpa pemberitahuan.

Hyun Joon bertanya apa dia sudah makan malam? Joon Young menjawab dengan anggukan.

Hyun Joon lalu memerintahkan anak dan istrinya untuk kembali ke kamar. Dia akan bicara berdua saja dengan Joon Young. Ia pun mempersilahkan Joon Young untuk menuju ke ruang kerjanya.


Pembantu di rumah Hyun Joon mengintip dengan panik. Why? Seolah ada yang ia ketahui. Entahlah.


Haru masih memandangi kepergian Joon Young dengan kagum. Dia masih tak percaya dengan semua ini, dia tak pernah membayangkan Oppa akan berkunjung ke rumahnya. Eun Soo tiba – tiba lemas, ia bersender pada tubuh Haru. Tangannya bergetar kuat, “Haru, tolong bantu ibu...”



“Apa kau sakit? Kau tak terlihat begitu baik.”

“Ya benar. Aku sakit.”

Hyun Joon menanyakan maksud kedatangan Joon Young yang tiba – tiba padahal dia sedang kurang sehat. Apa ini ada hubungannya dengan PD No Eul? Tanpa basa – basi, Joon Young membenarkan tebakan itu. Hyun Joon mengatakan kalau tuduhan percobaan pembunuhan bukan kasus yang sederhana. Kasus ini tak akan berhenti hanya dengan mencabut tuntutan. Joon Young pasti tahu hal itu.

“Aku baru saja menemukan kalau anda sebelumnya menunduhkan kalau ini hanya kelalaian dalam berkendara. Tapi tuduhan langsung berubah menjadi percobaan pembunuhan dalam seminggu. Kenapa anda berubah pikiran?” 



Hyun Joon hanya merasa kalau No Eul memang punya niatan membunuhnya. Dia tak tahu alasannya tapi PD No terus menggunakan hak diam –nya. Jadi dia minta tolong pada Joon Young agar bisa menanyakan alasannya pada PD No.

Dengan dingin Joon Young mengatakan kalau No Eul bisa saja membunuh Hyun Joon sejak lima tahun yang lalu. Dan kalau dia berniat membunuhnya maka No Eul tak akan membanting stir.


Diluar, Eun Soo mendengarkan pembicaraan Hyun Joon dan Joon Young dengan cemas.

-oOo-



Jung Shik memperhatikan Young Ok terus menjejalkan makanan ke dalam mulutnya. Dia bahkan hampir muntah karena makan berlebihan. Kebiasaannya saat marah sekaligus sedih.

Jung Shik menghubungi Young Deuk, dia ingin agar Young Deuk meminta klinik untuk tetap buka sedikit lebih lama. Dia akan segera mengirimkan pasien kesana.

-oOo-



Hyun Joon meminta maaf karena tak bisa membantu Joon Young. Meskipun dia terkenal dan bintang besar bahkan meluangkan waktu di jadwal sibuknya. Ah, dan terimakasih juga telah menyelamatkannya.

“Aku menyesal.” Sela Joon Young. Hyun Joon mengaku tak punya niatan jahat. Dia tak bisa menjelaskannnya, tapi entah kenapa dia merasa ada dekat dengan Joon Young.

Joon Young sempat terdiam sejenak, dia meletakkan flashdisk No Eul yang dulu dijambretnya. Dia lebih suka kalau mereka tak bertemu lagi. Dia juga berharap ini pertemuan terakhir mereka.

Hyun Joo akhirnya hanya bisa tersenyum remeh melihat tingkah Joon Young yang angkuh.



Joon Young berjalan untuk pergi. Ia melihat sebuah bingkai yang menunjukkan foto keluarga bahagia Hyun Joon. Mereka tersenyum tanpa beban dalam foto itu. kira – kira apa yang dirasakan Joon Young saat menatap photo itu?


Hyun Joon memeriksa isi flashdisk yang diberikan oleh Joon Young. Ia terkejut melihat flashdisk itu berisi video –nya yang sedang mabuk dipapah oleh Madam Song. Madam Song bahkan membenahi tatanan dasinya yang berantakan.


Didekat gerbang rumah Hyun Joon, Joon Young berpapasan dengan Ji Tae yang baru kembali. Keduanya bertatapan dengan tak bersahabat. Ji Tae bertanya, apa yang membuat Hyun Joon kesana?

“Untuk mengancam Anggota Kongres Choi Hyun Joon.”

“Kau berhasil?”

“Aku tak yakin..”



Hyun Joon bergegas untuk menghubungi Detektif Im. Namun tiba – tiba Eun Soo datang, dia memohon agar Hyun Joon jangan melepaskan gadis itu atau dia akan berusaha membunuh Hyun Joon lagi. Dia itu Choi Hyun Joon, jangan sampai gentar hanya karena ancaman orang rendah seperti Shin Joon Young.

“Honey..” ucap Hyun Joon heran dengan sikap istrinya yang terlihat sangat panik.

-oOo-



Joon Young memarkirkan mobilnya dipelataran kantor polisi. Ponselnya berdering menerima panggilan dari Ji Tae. Joon Young menerima panggilan itu.

Kalau kau membiarkan No Eul memberikan flashdisk itu pada perusahaan penayangan lima tahun lalu, kalau saja kau tak merebut flashdisk itu lima tahu lalu.” Ucap Ji Tae tanpa memberikan waktu Joon Young bicara.

Mata Joon Young membulat terkejut. Yah. Dia ingat betul saat ia merebut tas No Eul dan menyebabkan gadis yang disayanginya itu harus tertabrak mobil. Kesalahan fatalnya.


Jika saja kami menerima hukuman atas apa yang kita lakukan saat itu. Jika semua mendapatkan hukuman yang setimpal waktu itu, kehidupan No Eul akan jauh berbeda dari apa yang dia alami sekarang. Itulah kenapa kau tak pantas untuknya, sama sekali! Kau tak pantas berada disampingnya dan tersenyum bersamanya. Dan kau tak punya hak untuk membuatnya bahagia! Kau tak punya hak, seperti aku! Karena kau tak bisa memungkiri bahwa faktanya kau adalah putra Choi Hyun Joon, sama sepertiku!” damprat Ji Tae dengan marah.


Tangan Joon Young terkulai lemas. Dia diam mematung dengan pandangan kosong. Ucapan Ji Tae telah memupuskan keteguhan hatinya untuk terus bersama Eul.

-oOo- 



Keesokan paginya, No Eul sudah bisa menghirup udara kebebasan. Nari menyambutnya dengan pelukan kemudian memberikan tofu sebagai tanda awal yang baru untuk Eul. Dia memperingatkan Eul untuk tak lagi dekat – dekat dengan Hyun Joon.

Eul mengedarkan pandangan ke sekitar kantor polisi tapi dia tak bisa menemukan keberadaan Joon Young. Nari dengan kesal menyuruhnya untuk tak usah memikirkan Joon Young, kalau dia berniat datang maka dia sudah kesana sejak kemarin.

“Ah, kenapa Jik belum sampai ke sini?” keluh Nari lalu mencoba menghubungi Jik.

-oOo-



Terdengar sebuah decitan ban mobil yang mengerem secara mendadak. Jik terjatuh dijalanan dengan nafas tak teratur, dia ketakutan melihat setengah meter lagi sebuah mobil akan menabraknya. Seorang wanita keluar dengan panik, ia meminta maaf atas kelalainnya dalam berkendara.

Jik tak mempermasalahkannya, dia mencoba bangkit tapi kakinya terkilir. Wanita itu menawarkan untuk pergi ke rumah sakit. Jik terdiam memijat kakinya, dia tak sadar kalau ponselnya terus bergetar sejak tadi.


Nari heran karena tak bisa menghubungi Jik. Ia mengeluh tapi No Eul malah sibuk menunggu – nunggu Joon Young. Dia menarik wajah Eul agar menatapnya. Dia sudah mengatakan kalau Joon Young tak akan datang! Jangan menunggunya! Kau masih tak mengerti, dia mengabaikanmu karena tak mau terlibat dengan orang yang masuk penjara.

No Eul tersenyum menenangkan, “Aku akan menunggu 10 menit lagi.”

Nari geregetan banget dengan No Eul, ia menyeretnya untuk pulang saja ke rumah.



Sebuah mobil mewah berhenti dihadapan Eul dan Nari. Jik keluar dari mobil itu dengan kaki terpincang – pincang. Wanita yang tadi hampir menabrak Jik meminta maaf atas kelalaiannya. Eul hampir memarahi Wanita itu karena membuat adik kesayangannya terluka.

“Aku benar – benar tak apa – apa.” Ucap Jik menenangkan kakaknya.



Seorang nyonya keluar dari dalam mobil. Tak lain, Nyonya itu adalah Eun Soo yang langsung mengucapkan maaf. Dia membungkuk dengan hormat, tadinya dia sudah membujuk Jik untuk ke rumah sakit tapi dia menolak.

No Eul menatap Eun Soo membeku. 

“Sekretaris Kim tak pernah membuat kesalahan. Sesuatu yang buruk bisa saja terjadi. Kalau saja dia terlambat menginjak rem, Oh, aku tak bisa membayangkannya.” Ucapan Eun Soo ini lembut banget, tapi dibalik setiap kata yang digunakan menyiratkan ancaman. Sigh~

-oOo-

Ji Tae melepaskan pikirannya yang kacau dengan berlatih menembak. Sekertaris Kang menghampirinya untuk memberitahukan kalau Eul sudah dibebaskan. Dan acara pertunangan Ji Tae akan dilaksanakan pukul setengal lima sore.

Ji Tae mengabaikannya dan kembali berlatih menembak.

-oOo- 


Joon Young sibuk mengalihkan pikiran dengan bermain game tapi tatapannya masih saja kosong. CEO Nam dan Gook Young datang ke rumahnya. CEO Nam buru – buru minta maaf telah berbuat semacam itu pada Joon Young. Kalau Joon Young mau dirinya mati, dia akan melakukannya. Tapi dia sama sekali tak menyesal telah membuat Joon Young selamat dan tak terluka.

Gook Young menyela ucapan CEO Nam. Dia yang sudah membuat Joon Young hidup setelah dia hampir mati. Oiya, aku dengan PD No Eul sudah bebas tadi pagi.

CEO Nam buru – buru menendang kaki Gook Young dan menampar mulutnya. Gook Young mengklaim kalau Joon Young memang sangat ingin bertemu dengannya.



Joon Young membeku. Jarinya tak lagi mampu memencet tombol dan permainannya berakhir game over. Mata Joon Young bergerak – gerak saat mengingat ucapan Ji Tae semalam. Dia menuju kamar dan meninggalkan Gook Young serta CEO Nam yang ribut sendiri. 

Didalam kamar suara itu terasa semakin membuatnya tak nyaman. Joon Young mulai menutup telinganya karena ucapan itu terus berdengung dan menghantuinya. Poor Joon Young~



No Eul sudah ada didepan rumah Joon Young dan berniat untuk menekan bel tapi CEO Nam datang. Dia bertanya ulah apa yang akan No Eul lakukan? Joon Young tak akan bermain – main lagi dengan Eul. Dia menyuruh Eul untuk pergi selagi ia masih bersikap baik.

“Tidak.” Tolak Eul. Dia tak mau mengikuti ucapan CEO Nam untuk datang atau pun pergi.
No Eul berniat menekan bel lagi tapi CEO Nam menahannya.



CEO Nam mengingatkan kalau Joon Young sama sekali tak menemui Eul saat dia dipenjara, kan? Padahal Eul tahu kalau tak ada seorang pun diantara mereka yang sanggup menahan keinginan Joon Young. Dia pasti mengerti maksudnya kecuali Eul idiot. Dia mengatakan padaku saat mabuk kalau rasa cintanya itu tak lebih dari perasaan loyal. CEO Nam bohong dan mengatakan kalau Joon Young bilang, ‘aku yakin kalau gadis s*alan itu akan datang menemuiku saat bebas. Memikirkannya saja sudah membuatku sakit perut.’

Ucapan CEO Nam sungguh menohok perasaannya, “bohong” lirih Eul.


Nari menghubungi Joon Young yang bersembunyi dibalik selimut. Tanpa basa – basi, Nari menanyakan sesuatu yang membuatnya penasaran. Kenapa Joon Young tak datang menemui Eul?

“Ya.”

Nari memarahi Joon Young yang hanya bisa mengatakan itu saja. Padahal Eul sudah lama menunggunya. Harusnya dia menahan Eul untuk tak pergi. Nari mulai menangis.

Joon Young terkejut, dia bertanya kemana No Eul pergi? Kemana dia? Katakan dengan jelas.

-oOo-


Eul berjalan kaki sepulang dari rumah Joon Young. Ia ingat akan pembicarannya dengan Eun Soo tadi.



Mereka berdua duduk didalam mobil sedangkan Nari dan Jik menunggu diluar. Eun Soo mengatakan kalau dia tak ingin bertemu dengan Eul lagi. Dia ingat ‘kan apa yang sudah dia katakan? Dia ingin mengakhiri hubungan buruk mereka. Tapi kenapa Eul masih terus berada disekitarnya? Apa kau ingin menguji seberapa jauh aku bisa bertindak?

Eul memainkan jarinya dengan gusar. Eun Soo melirik ke arah Jik dan memuji kepintaran serta sopan santunnya. Dia yakin adik Eul bisa menjadi orang yang besar suatu hari nanti. Asalkan Eul harus menuruti keinginannya.


Jik menatap ke arah mobil dengan penasaran. Eul menatap wajah adik kesayangannya dengan penuh kebimbangan.

-oOo-



Ji Tae keluar dari rumahnya setelah menerima panggilan dari Joon Young. Tanpa mengatakan apapun, Joon Young langsung memukul wajahnya.

-oOo-



Disisi lain, Jung Eun sudah bersiap dengan gaun putih cantiknya. Dia mengucapkan selamat atas pertunangan putrinya, kata orang cinta pertama tak akan berjalan dengan baik tapi ternyata itu tak berlaku untuk putrinya. Jung Eun bahagia, ini semua karena Ayahnya juga. Dia sangat berterimakasih.

Tuan Yoon mengatakan pada pelayan disana kalau orang – orang mengira kalau pernikahan ini sekedar hubungan antara kedua keluarga. Tapi sebenarnya bukan begitu. Dulu, teman yang lain menulis dokter, pianis, pengacara sebagai cita – cita tapi apa yang putriku tulis..
Jung Eun tersipu, “Istri Choi Ji Tae.”

Tuan Yoon meledek kekonyolan putrinya yang jatuh cinta pada seorang pria selama 20 tahun. Jung Eun berkali – kali menghembuskan nafas berat, dia meminta obat penenang pada Ayahnya.

-oOo- 



No Eul sudah bersiap untuk membawa Jik keluar negeri. Jik menolak keras keinginan kakaknya apalagi mereka pergi tanpa meninggalkan Nari. Apa dia mau meninggalkan Ayah dan Ibunya dinegeri ini? Mereka tak fasih bicara bahasa inggris dan ingin tinggal diluar negeri. Mereka mau makan apa?

No Eul marah, ini lebih baik. Pokoknya lebih baik dari pada harus tinggal di tempat mengerikan seperti ini. kalau Jik tak mau, dia akan pergi sendiri.

Jik jelas saja tak tega, ia pun menurut pada No Eul.




Sebuah mobil berhenti tepat didepan taksi yang ditumpangi Eul menuju Bandara Incheon. Ji Tae dengan tuxedo yang ia kenakan berjalan menuju taksi Eul dan membuka pintunya.

“Kau tak bisa pergi kemanapun! Keluar kau, No Eul!”



Seseorang tengah membayar makanan tapi kartu kreditnya tak berfungsi. Dia berniat untuk membayar dengan uang tunai tapi seseorang meletakkan kartu kreditnya. Dia yang akan membayarkan makanan pria itu.

“Um, siapa kau?” tanyanya heran melihat Joon Young dengan kacamata hitam.

“Kau Jaksa Cha Tae Joong, ‘kan?”

“Ya, kau siapa?”

“Kau adalah jaksa yang menangani kasus Tuan No Jang Su di tahun 2006, ‘kan? Siapa kau sebenarnya?” tanya Joon Young dengan senyumnya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar