Selasa, 08 November 2016

The K2 - Episode 6 Part 2


Tuan Park bersama rombongan sedang menuju ruang kontrol sambil telponan dengan Kepala Joo. Tuan Park menyarankan agar mereka memberitahu Yoo Jin, namun Kepala Joo meminta agar mereka tetap diam-diam mencari paling tidak sampai acara besok dan kalau terjadi apa-apa Kepala Joo yang bertanggun jawab.
Kepala Joo kemudian bertanya pada Mi Ran tentang apa saja yang hilang. Mi Ran menjawab dompet dan earphone-nya yang menghilang. Mendengar earphone Mi Ran ikut hilang, Kepala Joo pun tambah marah padanya.
Tepat disaat itu Mi Ran mendapat sms dari kartunya yang menyatakan kalau dia sudah menggunakan uang dalam kartunya untuk naik taksi. Mi Ran pun berkata kalau dia harus melaporkanya ke bank sebagai penipuan.
“Apa kau gila? Jangan lakukan itu. Biarkan dan hubungkan ke ruang kontrol dan cari tahu kemana taksi itu membawanya!” ucap Kepala Joo yang merasa bersyukur karena mereka akhirnya mendapat petunjuk.
Kemana Anna pergi? ternyata dia pergi ke sebuah Rumah Sakit yang merawat orang-orang berusia lanjut. Dia ingin menemui si ahjumma yang pernah berfoto dengannya saat dia masih kecil dan dia dapat alamat itu dari si ahjussi pemilik studio foto.
Anna menemukan Myung Ja sedang berbaring dan saat Anna memperkenalkan diri, Myung Ja malah meminta makan padanya. Suster yang merawat disana berkata pada Anna kalau Myung Ja baru saja makan, tapi si Myung Ja menjawab kalau makanannya di curi orang lain dan sekarang dia merasa kelaparan.
Je Ha dan yang lain sedang dalam perjalanan ke tempat Anna berada. Anna kembali memperkenalkan diri dan kali ini Myung Ja tak meminta makan lagi, dia malah jadi histeris dan menyuruh Hye Rin cepat pergi dan membawa Anna ke Amerika karena Yoo Jin sudah tahu semuanya. Mereka harus segera lagi kalau tidak Yoo Jin akan membunuh Hye Rin dan Anna. Anna kaget mendengarnya.
“Itu benar. Ini karena Choi Yoo Jin, bukan ? Kau tahu segalanya, bukan?” tanya Anna lagi.
“Kau tidak bisa memasukkan banyak air ke dalamnya. Berikan aku beberapa sup. Ambilkan aku sup. Hye Rin. Tolong, beri aku sesuatu untuk dimakan. Aku sangat lapar,” jawab Myung Ja kembali ngelantur.
“Ahjumma…” panggil Anna dan menangis.
Tepat disaat itu rombongan JSS sampai, karena Anna menggunakan earphone, jadi dia pun tahu kalau rombongan JSS sudah tiba. Kepala Joo menanyakan tentang Anna pada perawat dan perawatpun memberitahunya kalau Anna pergi menemui pasien di ruang rawat 101. Setelah mendapatkan informasi itu, Kepala Joo pun menyuruh Mi Ran mencarinya ke ruangan itu. Namun Anna sudah tak ada di sana lagi, di ruangan lain Anna juga tak ada.
Je Ha sendiri memeriksa di kamar pria dan Anna tak ada di sana. Tepat disaat itu, Kepala Joo mendapat telepon dari Se Joon dan menanyakan apakah Anna sudah di ketemukan dan Kepala Joo menjawab belum.
“Apa itu anggota parlemen Jang? Jadi sepertinya kabar itu sudah sampai ke dia.

tanya Je Ha.

“Mereka bahkan tidak bisa diam selama itu,” jawab Kepala Joo.
“Jadi? Apa yang dia katakan?” tanya Je Ha lagi dan Kepala Joo menjawab agar mereka memastikan Anna tak sampai pergi ke gereja katolik. Mendengar itu, Je Ha pun komentar kalau Se Joon lebih khawatir pada dirinya sendiri dari pada anaknya.
Tak jauh dari tempat mereka berada Anna lewat dan dia sekarang sudah menggunakan pakaian biarawati. Sambil berjalan dia berkata kalau ayahnya bukan orang seperti itu, Anna beranggapan kalau Se Joon seperti itu pasti karena Yoo Jin.
Di depan gereja, semua anggota JSS mulai memperhatikan satu per satu orang yang datang. Mereka mencari Anna diantara orang-orang yang datang ke Gereja. Se Joon dan Yoo Jin juga ada di antara para tamu yang datang, mereka ikut berjalan bersama mereka. Tepat disaat itu, Yoo Jin melihat seorang nenek-nenek yang berjalan menggunakan tongkat, dia pun datang menghampirinya dan membantunya berjalan. Melihat itu, Se Joon pun ikut membantu si nenek. Melihat apa yang mereka berdua lakukan, semua orang langsung berkomentar kalau mereka adalah orang baik.
Tepat disaat itu, sebuah mobil melaju dengan tak sabarnya sehingga membuat orang menyingkir. Merasa tak senang, para pejalan kaki pun langsung mengatainya dan orang yang ada di dalam mobil adalah Kwan Soo. Mengetahui hal itu, para pejalan kaki pun membanding-bandingkan sifat Se Joon dan Kwan Soo yang bertolak belakang.
Je Ha dan Kepala Joo sudah berada di dalam gereja, mereka meperhatikan semua orang yang masuk gereja, namun mereka tak menemukan keberadaan Anna.
Kwan Soo juga sudah ada di dalam gereja dan duduk di kursi paling depan, namun teman duduknya melihat dengan tatapan tak senang pada Kwan Soo. Kwan Soo pun jadi penasaran dimana Se Joon dan Yoo Jin duduk dan tak lama kemudian dua pasangan itu masuk gereja dengan masih membantu si nenek.
“Oh, jadi dia membantu orang yang membutuhkan, eh?” gumam Kwan Soo.
Yoo Jin dan Se Joon bahkan mencarikan tempat duduk untuk si nenek dan sekarang tinggal mereka berdua saja yang kebingungan harus duduk dimana. Tepat disaat itu Kwan Soo memanggil Se Joon dan mengajaknya untuk duduk di dekatnya, namun di tolak oleh Se Joon dengan halus karena disana memang tak ada kursi lagi.
Pasangan yang duduk di samping si nenek kemudian memberikan tempat duduk mereka pada Se Joon dan Yoo Jin, sedangkan mereka mencari kursi lagi di belakang.
“Sepertinya aku menembak kakiku sendiri dengan yang tadi,” gumam Kwan Soo menyadari apa yang sudah dia lakukan.
Acara dimulai dan pastur mengatakan kalau hari ini biarawati dari gereja lain yang akan menyanyikan lagu persembahan untuk menghormati mereka yang sudah meninggal. Anna pun akhirnya menampakkan diri, ternyata dia ada diantara pada biarawati. Anna terus menatap ke arah Se Joon dan dalam hati dia memanggil, “Ayah.” Se Joon melihatnya dan dia terlihat kaget, namun dia tak berani melihat ke arah Anna, jadi dia langsung bertanya pada Yoo Jin, kenapa Anna ada di sana. Yoo Jin pun tak kalah terkejutnya dan dia pun langsung mengirim sms pada Kepala Joo tentang keberadaan Anna dan Kepala Joo memberitahu anggota JSS yang lainnya.
Anna dan biarawati mulai bernyanyi dan anggota JSS bersiap untuk menangkap Anna. Pastur melihat apa yang hendak anggota JSS lakukan, tak mau acara jadi kacau, dia pun memberi kode pada mereka untuk tidak bergerak.
Selama Anna dan para biarawati menyanyi, Se Joon hanya menunduk, dia terlihat tak berani melihat Anna. Sedangkan Yoo Jin terlihat penuh kemarahan.
Lagu selesai semua biarawati berjalan kepinggir namun Anna tetap berada di depan sendirian. Semua orang bingung dan Yoo Jin cemas, dia melihat Anna dan menggelengkan kepala. Je Ha juga terlihat cemas, dalam hati dia berkata, “Jangan, Anna-ya!”
Melihat Anna hendak membuka mulutnya, Kepala Joo memerintahkan pada anggotanya untuk menghentikan apa yang akan Anna lakukan. Namun saat mereka hendak menghampiri Anna, Je Ha menghentikan mereka dan meminta mereka untuk menunggu.
Walaupun tak tahu situasinya, pastur pun kemudian berkata kalau Anna masih punya satu lagu persembahan lagi untuk mereka. Dengan mata berkaca-kaca, Anna kemudian bernyanyi….

♪ Amazing grace, how sweet the sound ♪

♪ that saved a wretch like me. ♪
♪ I once was lost, but now am found. ♪
♪ Was blind, but now I see. ♪
♪ ‘Twas grace that taught my heart to fear ♪
♪ and grace my fears relieved. ♪
♪ How precious did that grace appear the hour I first believed. ♪


Semua orang larut dalam lantunan lagu Anna, bahkan sebagian tamu yang datang menangis karenannya, apalagi lantunan itu juga dibantu oleh biarawati yang lain. Yoo Jin bahkan ikut menangis, ntah itu karena isi lagunya yang sedih atau karena terlalu marah sehingga membuat air mata Yoo Jin menetes.

“Bravo!” teriak Kwan Soo ketika lagu selesai dan dia juga bertepuk tangan untuk Anna. Tapi dia jadi malu sendiri, karena yang memberi tepuk tangan hanya dia dan sekretarisnya, semua orang terdiam. Ya iyalah… dia pikir itu konser… itu lagu persembahan yang di lantunkan di tempat ibadah.
Selesai bernyanyi, Je Ha hendak menghampiri Anna, namun langkahnya berhenti saat Anna menatapnya. Dalam hati Je Ha kembali meminta Anna untuk jangan melakukan hal yang semua orang takutkan. Ternyata Anna memang tidak mau mengatakan apa-apa, dia kembali ke rombongan biarawati yang lain. Anna kembali menoleh ke arah ayahnya, namun sang ayah tak berani melihatnya, hanya Yoo Jin saja yang melihat ke arahnya, Yoo Jin menatap Anna dengan tatapan benci dan marah.
Rombongan biarawati pergi meninggalkan gereja dan Je Ha mengejarnya, namun Anna sudah tak ada lagi bersama mereka. Saat Je Ha hendak pergi, salah satu biarawati memberikan secarik kertas pada Je Ha. Itu adalah catatan kecil dari Anna.
Je Ha kemudian memberikan catatan itu pada Yoo Jin dan Se Joon. Isi catatan itu adalah, “Ayah. Sepertinya aku tersesat. Tolong datanglah dan jemput aku. Kau tahu dimana aku kan?”
loading...
Se Joon terlihat tambah pusing setelah membaca catatan itu karena dia tak ingat dimana tempat yang Anna maksud.
“Jika dunia tahu tentang keberadaan Anna sekarang, kita akan selesai,” ucap Yoo Jin.
“Itulah yang ingin kukatakan padamu sekarang. Hanya saja bagaimana caramu melindungi anak ini. Kalau sesuatu seperti ini terjadi lagi?”
“Diamlah,” potong Yoo Jin. “Bagaimana kalau kau memikirkan tentang dia lebih dulu?” tanya Yoo Jin dan Se Joon mengaku kalau dia tidak tahu dimana Anna.
“Anak itu sedang menunggu, percaya bahwa kau akan datang untuknya. Namun, kau… Bahkan tidak tahu dimana dia mungkin berada?” ucap Yoo Jin yang sedikit kasihan pada Anna karena percaya pada ayah yang sebenarnya tak memperdulikannya. Se Joon pun membela diri dengan mengatakan kalau hal itu sudah lebih dari 10 tahun, jadi diapun lupa akan hal tersebut.
“Anna berada dalam situasi menyedihkan, bahkan aku pun merasa sedih. Berpikir bahwa dia percaya ayahnya yang seperti ini akan datang mencarinya!” ucap Yoo Jin yang mulai kesal pada Se Joon.
“Sudah, hentikan. Apa yang coba kau lakukan di sini?” tanya Se Joon dan Yoo Jin kemudian meminta Kepala Joo untuk keluar sebentar dari mobil. Setelah Kepala Joo keluar, Yoo Jin membahas tentang apa yang terjadi pada mereka pada 14 tahun yang lalu.
“Pada hari itu 14 tahun yang lalu, hari terakhir aku membuatkan sarapan untukmu… Jika kau menendang pintu dan pergi, aku tidak akan membencimu seperti ini,” aku Yoo Jin.
Flashback!
Se Joon datang dan Yoo Jin masih membuatkan sarapan untuknya. Se Joon kemudian membuka salah satu surat kabar dan langsung shock saat membaca berita tentang Ume Hye Rin yang diberitakan meninggal bunuh diri. Saking shocknya, Se Joon sampai menjatuhkan cangkir teh yang ada di sampingnya. Yoo Jin sendiri terus melanjutkan pekerjaannya, dia pura-pura tak tahu pada reaksi terkejutnya Se Joon.
Dengan perasaan marah pada Yoo Jin, Se Joon membanting surat kabar dan berjalan pergi. Namun langkahnya terhenti karena Yoo Jin mengancam akan membunuh Anna kalau Se Joon sampai pergi meninggalkan rumah.

Flashback End!

“Lalu apa aku harus membiarkan Anna mati oleh tanganmu juga? Ugh, dasar pembunuh,” ucap Se Joon.

“Aku juga berpikir begitu, selama ini. Kalau kau melakukan ini agar kau bisa melindungi Anna dari pembunuhanku. Tapi… Kita berdua tahu kebenarannya sekarang. Kau hanya takut kalau Anna akan menghalangi ambisimu!” jawab Yoo Jin dengan ekspresi marah.

Je Ha menghampiri Kepala Joo dan bertanya apa dia sudah tahu dimana Anna berada. Kepala Joo menjawab tidak.
Tuan Park menyuruh semua anak buahnya untuk memeriksa setiap orang yang keluar dari gereje. Mereka harus menemukan Anna bagaimanapun caranya.
Kemana Anna? Ternyata dia berada di sebuah taman. 14 tahun yang lalu, tempat itu tidak seperti itu. Tempat itu adalah sebuah taman bermain.

Flashback!

Anna kecil bersama kedua orangtuanya pergi ke taman bermain. Dia merengek untuk main viking (kalo di dufan kayak kora-kora ), namun tak bisa karena tingginya belum mencukupi. Sebagai gantinya, Se Joon pun mengajak Anna untuk bermain viking yang ukurannya mini.

Setelah bermain viking, Se Joon menghampiri Anna dengan membawakan es krim untuknya. Tepat disaat itu ada pengumuman tentang anak hilang. Mendengar itu, Se Joon lalu bertanya apa yang akan Anna lakukan jika dia tersesat. Anna pun menjawab kalau dia akan mencari taksi dan minta diantarkan ke halte bus untuk bus 371 yang pergi ke Jongro.
“Apa? Wow, kau memang cerdas, Anna,” puji Se Joon.
“Usiaku delapan tahun, kau tahu, ayah. Itu adalah pengetahuan dasar,” ucap Anna.
“Tetapi bagaimana jika kau tidak bisa mendapatkan taksi, Anna? Seperti, jika kau berada di luar negeri, misalnya?” tanya Se Joon dan Anna menjawab kalau dia harus segera menemukan ayahnya. Namun Se Joon berpesan agar Anna tak pergi kemana-mana, kalau Anna pergi maka dia tak akan bisa menemukan Anna.
“Itu benar. Apa yang harus aku lakukan?” tanya Anna.
“Jika itu terjadi, tunggu aku di tempat yang tepat di mana kau kehilangan aku,” jawab Se Joon. “Tidak peduli seberapa takut dirimu, kau harus menahan itu dan menunggu. Kemudian ayah akan datang ke tempatmu, Anna, dan menemukanmu. Oke. Mengerti,” pesan Se Joon dan Anna mengiyakan, dia juga meminta sang ayah untuk segera menemukannya dan Se Joon mengiyakan.

Flashback End!

Ada dua orang pemudi lewat di depan Anna dan mengambil foto selfie disana. Anna yang duduk di belakang jadi ikut terfoto. Berkat dua pemudi itu, akhirnya anggota JSS bisa menemukan keberadaan Anna. Dia berada di Hutan Impian.
Je Ha dan yang lain sudah berada dalam perjalanan menuju Hutan Impian. Je Ha kemudian mengajukan permintaan pada Ketua Tim Seo. Apa permintaan Je Ha?
Kita langsung beralih pada Anna yang berharap ayahnya datang dan tepat disaat itu Se Joon datang. Tapi ternyata itu hanya halusinasi Anna saja, karena yang datang bukan Se Joon melainkan Je Ha. Je Ha mengaku kalau Se Joon yang mengirimnya datang karena Se Joon sibuk.
“Bagaimana lagi caranya aku bisa tahu agar datang ke sini jika ayahmu tidak memberitahuku?” ucap Je Ha berbohong, dia hanya ingin Anna beranggapan kalau Se Joon tahu dimana dia berada, bukan karena JSS yang berhasil melacaknya.
Je Ha kemudian duduk di samping Anna dan berkata kalau Anna sudah melakukan hal yang bagus, karena Anna sudah menahan untuk tidak mengatakan kebenaran di gereja tadi.
“Apa yang ayah katakan?” tanya Anna.
“Ayahmu? Yah… Apa yang dia katakan tadi? Dia ingin kau untuk menunggu sedikit lebih lama. Dan… Ketika ia menjadi presiden…”
“Dia tidak marah ? kalau aku muncul entah dari mana?” potong Anna dan Je Ha menjawab kalau Se Joon tak marah, dia hanya khawatir.
Hei, cepat ambil ini. Ini akan mencair,” ucap Je Ha dan memberikan es krim yang sudah dia beli. “Ayahmu berkata kepadaku agar membelikan ini untukmu,” tambah Je Ha.
“Benarkah? Jadi… ayah mengirim ini untukku?” tanya Anna memastikan.
“Tentu saja.”
“Oke. Jika itu dari ayah, aku harus memakannya,” ucap Anna dan kemudian memakan es krimnya. Diapun berkomentar kalau es krimnya enak.
Ketua Tim Seo memberitahu anak buahnya untuk tidak mendekat ke Anna sampai Je Ha berhasil membawa Anna keluar. Anak buahnya pun mengiyakan dan Ketua Tim Seo kemudian bertanya apa yang sedang Je Ha lakukan? Anak buahnya pun menjawab kalau Je Ha dan Anna sedang makan es krim bersama.
“Ini dulunya sebuah Dream Land. Dan… ini dulu mundo de ensueño ku (dunia mimpi). Ini taman hiburan pertama yang aku datangi bersama ayahku. Ada roller coaster menakutkan di sana. Itu akan terus berjalan naik dan kemudian turun. Tapi aku terlalu muda, jadi aku tidak bisa naik. Sejujurnya fakta bahwa aku berada di sebuah taman hiburan bersama Ayah membuat saya sangat bahagia. Karena akhirnya aku punya sesuatu untuk dibicarkan dengan teman-temanku,” cerita Anna.
“Ya. Aku yakin bahwa kau pasti benar-benar bahagia,” jawab Je Ha dan Anna terlihat seperti menahan rasa sakit. Dia batuk, tapi dia tetap bercerita pada Je Ha.
“Tapi… aku tidak bisa membicarakannya. Karena aku tidak bisa memberitahu orang-orang siapa ayahku. Itulah yang ibuku katakan padaku. Karena ayahku… ayahku… Seseorang yang terlalu kuat, jadi… Jika orang tahu bahwa kami keluarganya… Beberapa orang jahat akan… Melecehkan ayahku. Aku tidak benar-benar tahu apa maksudnya itu, tapi .. Tapi aku hanya takut… kalau orang-orang jahat… Melecehkan ayahku. Jadi… jadi aku tidak mengatakan apa-apa, dan menahannya,” ucap Anna terbata-bata dan terlihat kesakitan. Je Ha menyadari hal itu dan dia bertanya apa Anna baik-baik saja. Namun Anna tak menjawab, dia malah meneruskan kata-katanya.
“Ini vana ilusión (mimpi sia-sia). Tapi sekarang aku tahu yang sebenarnya. Itu… kalau aku adalah orang yang buruk selama ini,” ucap Anna dan dia merasa sulit bernafas lalu pingsan. Je Ha panik dan langsung meminta ketua Tim Seo untuk memanggil ambulan.
Je Ha membaringkan Anna di bangku taman dan terus berusaha membangunkannya. Kepala Joo kemudian menelpon ahjumma dan ahjumma langsung shock. Dia berkata kalau Anna memiliki alergi parah terhadap stroberi. Anna bahkan bisa mati walau dia hanya makan sedikit.
Mendengar informasi itu, Ketua Tim Seo dan semua anggota JSS langsung berlari menuju Anna. Sambil lari dia berteriak pada Je Ha kalau Anna pingsan karena stroberi. Je Ha pun tak kalah shock-nya, dia pun teringat kembali kata-kata Anna saat akan memakan es krim itu. Saat itu Anna berkata kalau dia akan memakan es krim karena es krim itu dari ayahnya.
Karena denyut nadi Anna lemah, Je Ha pun di suruh melakukan CPR pada Anna sampai bantuan datang. Je Ha pun melakukannya, dia memberikan nafas bantuan untuk Anna. Setelah Je Ha melakukannya, Anna sempat membuka matanya sedikit, tapi dia kemudian terpejam lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar