Selasa, 08 November 2016

Uncontrollably Fond - Ep. 19 Part 2






Ditembok restoran milik Young Ok penuh dengan note yang berisi dukungan untuk kesembuhan Joon Young. Jung Sik mencoba menata dan menempelkan sebuah note penggemar Joon Young dari Australia.

Joon Young merebut note tersebut dan mengomentari ejaan yang salah. Ia memberikannya pada Jung Sik untuk melihat kesalahan note itu. Dia kemudian bertanya dimana ibunya berada?

Jung Sik memperhatikan note tersebut dengan mata berkaca – kaca. Dia tak bisa menatap Joon Young, dengan suara bergetar menahan tangis ia mengatakan kalau Young Ok mengupas bawang seharian.

Mata Joon Young juga berkaca – kaca melihat orang – orang disekitarnya terlihat sedih.





Joon Young duduk dihadapan ibunya yang tengah mengupas bawang bombay. Dia meminta Ibu untuk menunjukkan wajah seksinya saat ia datang. Young Ok masih menunduk tak bisa berkata apapun. Akhirnya Joon Young melepaskan kacamata yang digunakan oleh Young Ok.

Young Ok tak bisa menahan tangisnya lagi. Dia menyalahkan Young Deuk, katanya kalau mengupas bawang pakai kacamata tak akan menangis. Kenapa dia masih menangis?

Joon Young masih duduk ditempat ketika Young Ok meninggalkannya. Dia menahan kesedihannya yang kini sama dalamnya dengan Ibu.



Young Ok mencoba melampiaskan kemarahannya dengan menyalahkan Young Deuk, dia masih menuntuk kenapa ia bisa menangis padahal sudah pakai kacamata. Jung Sik memintanya berhenti karena banyak pelanggan.

Young Ok merasa sangat lelah dan jengkel kalau terus disini. Dia akan pergi keluar. Young Ok pun meninggalkan restoran masih dengan tangisnya.



Sesampainya dirumah, Eul sudah ditunggu oleh asisten Tuan Yoon. Dia memintanya untuk bisa menemui Eul. Eul sempat bergumam malas karena akan menerima ancaman lagi. Tapi kalau dia menolak pun tetap akan dipaksa.



Tepat saat itu, Hyun Joon datang dan mengungkapkan kalau mereka sudah ada janji. Eul sempat mengernyit tak mengerti namun Hyun Joon bergegas membukakan pintu mobil dan menatapnya serius.



Keduanya kini berada di kantor milik Hyun Joon. Eul mengira kalau Jung Eun telah mengadu pada Tuan Yoon. Soalnya dia sudah memiliki video pengakuan Jung Eun yang telah menabrak lari ayahnya. 

Eul meletakkan USB dimeja Hyun Joon, “Anda bisa melihatnya mungkin terdapat kesalahan. Video itu akan disiarkan apapun yang terjadi.”





Sebelum pergi, Eul memberitahukan bahwa video dalam USB itu asli dan ia tak memiliki salinannya. Ia berharap Hyun Joon segera mengembalikan videonya supaya bisa ia tayangkan.

Hyun Joon sempat mengernyit tak mengerti namun Eul tidak ada niatan menjelaskan kenapa dia memberikan video asli itu padanya.





Ji Tae berhasil sadar. Eun Soo mencoba berbicara padanya namun diabaikan oleh Ji Tae. Dia malah bertanya mengenai kondisi Joon Young. Kyu Cheol berkata kalau tuduhannya telah dicabut. Ji Tae memejamkan mata seolah ada kelegaan dalam hatinya.

Eun Soo kembali ingin berbicara tapi lagi – lagi Ji Tae tak perduli dan menanyakan keadaan Joon Young pada Kyu Cheol.





Saat pulang ke rumah, Joon Young menemukan Eul sudah menonton TV dirumahnya dengan santai. Ia bertanya kenapa dia ada disana? Eul mengaku kalau ia tiba – tiba menjadi terkenal. Dia akan kembali kerumah saat kondisinya sudah tenang. Izinkan dia berada dirumah ini toh rumah Joon Young besar.

Joon Young berjalan pergi meninggalkan Eul. Eul menonton acara liburan di televisi, ia bergumam iri. Dia juga ingin berlibur.

TAK! Sebuah kunci melayang dan mengenai kepala Eul. Joon Young bertanya Eul bisa menyetir, kan? Dia ingin memperbaiki janji yang pernah ia ingkari.





Malam harinya, Hyun Joon menonton video yang telah Eul berikan padanya. Disana menunjukkan saat Joon Young makan malam dengan Jung Eun. Joon Young mengaku kalau dulu ia bermimpi menjadi jaksa seperti ayahnya. Dia ingin menunjukkan pada Ayah kalau ia bisa tumbuh dengan baik tanpa sosok ayah. Belajar dengan keras sampai ia mampu lulus ujian pengacara tahap pertama.

Hyun Joon menghentikan video tersebut. Ia sedih mendengar penuturan Joon Young yang tak ia ketahui selama ini, tangannya bergetar hebat.

Tak selang lama, ponselnya berdering menerima panggilan dari Young Ok.



Keduanya bertemu dan duduk berdampingan di sebuah bangku. Young Ok tanpa basa – basi meminta bantuan pada Hyun Joon. Dia yakin kalau Hyun Joon punya kenalan dokter yang hebat. Ia memohon agar Hyun Joon mau menyelamatkan putranya. Ia akan melakukan apapun yang Hyun Joon minta.

Hyun Joon terdiam sedih, ia memegang pundak Young Ok namun Ok melepaskan tangannya.





Young tak kuasa menahan tangis lagi, dia mengaku telah mengajarkan Joon Young untuk berbuat baik pada semua orang khususnya orang tak mampu. Dia meminta Joon Young untuk menjadi seperti Ayahnya. Tangis Young Ok makin menjadi, ia merasa telah melakukan hal yang salah.

“Aku rasa dia sakit karena aku. Apa yang harus aku lakukan pada Joon Young yang malang? Aku rasa dia yang telah mendapat akibat atas segala kesalahan yang sudah kita lakukan. Apa yang harus aku lakukan? Aku harus bagaimana?” cecar Young Ok terus menangis.

Hyun Joon diam menatapnya dengan sedih. Tak ada jawaban apapun yang meluncur darinya.

-oOo-





Joon Young membawa Eul menuju sebuah rumah yang jauh dari keramaian. Dia mengaku kalau rumah itu ia bangun untuk mereka. Eul langsung menyetujui ajakan tersebut, ayo hidup disini selama 500 tahun.







Mereka berdua berbelanja di pasar ikan layaknya pasangan pada umumnya. Memilih ikan dan bergurau sepanjang jalan. Keresahan dan kesedihan yang mereka hadapi sampai saat ini seolah tak mereka rasakan.





Eul menawar pada seorang pedagang agar bisa memberikan diskon. Pedagang masih menatapnya dengan dingin dan Eul pun menunjukkan aegyeo andalannya, menunjuk pedagang yang ada diujung sana menjual seharga 30 dollar. Pedagang yang ditawar kesal, kalau begitu beli saja disana!

“Pelit banget.” Kesal Eul.

Joon Young tersenyum kemudian membekap mulut Eul. Dia membayar seharga 50 dollar sesuai permintaan pedagang.



Sepulangnya dari berbelanja, Eul tanpa sengaja melihat beberapa bibi yang berkumpul dan memainkan kartu. Mereka ribut saling klaim kalau mereka yang menang. Eul dengan penasaran menghampiri mereka dan memberitahukan cara menghitung kartu yang benar.

Bibi jaket merah kekeuh kalau dia sudah menang dan menyalahkan Eul, aturan menghitung kartu disetiap daerah kan berbeda. 

“Tidak, ini memang aturan umumnya.” jawab Eul.

Dia kemudian menunjuk kartu milik bibi berbaju hitam, “Wah, Bibi ini yang menang.”



Joon Young menerima panggilan ketika Eul tengah sibuk berdebat. Ia menerima panggilan dari Choi Hyun Joon.





Bibi pemain kartu malah bubar karena merasa ditipu oleh Bibi berjaket merah. Mereka saling kejar meminta uangnya dikembalikan.

Joon Young mengakhiri panggilannya, dia berkata akan segera menemui Hyun Joon. Joon Young membenahi tatanan rambutnya lalu bertanya pada Bibi dipinggir jalan, apa aku sudah tampan?

“Kenapa? Kau ingin pergi berkencan?”

“Bukan, aku akan menemui ayahku.” Jawab Joon Young ceria.



Eul memperhatikan perubahan sikap Joon Young. Joon Young seolah melupakan Eul lalu bergegas menghentikan taksi. Ia pergi begitu saja tanpa menggubris Eul yang memanggilnya.



Hyun Joon bersiap dirumahnya. Eun Soo menegurnya yang sudah berniat pergi padahal baru saja kembali. Hyun Joon mengabaikan keberadaan Eun Soo dan bergegas mengenakan jas. Eun Soo menahan tangannya, apa kau marah padaku?

Apa aku punya hak untuk marah? Tanya Hyun Joon. Dia berkata kalau Ji Tae mungkin mengira dia adalah penyebab kecelakannya. Ia meminta Eun Soo menjaga baik – baik rahasianya dan tetap biarkan Ji Tae menganggapnya sebagai pelaku.

Belum sempat ia pergi, Bibi Jang memberitahukan bahwa Tuan Yoon berkunjung kerumah mereka.



Tuan Yoon menyodorkan kotak gingseng dan bersikap sangat bersahabat pada mereka berdua. Berikan pada Ji Tae kalau dia telah kembali. Eun Soo mengucapkan terimakasih namun Hyun Joon duduk diam tanpa menatap Tuan Yoon.

Tuan Yoon memberikan tawaran untuk jabatan sekretaris umum untuk Hyun Joon lagi. Setelah berfikir ulang, memang kemampuan lebih diperlukan dibandingkan pengalaman. Hidup memang terkadang membuat pilihan yang salah. Selain itu, ia punya keponakan yang seumuran dengan Haru. Ia menawarkan untuk mempertemukan mereka.

Hyun Joon masih diam menatap lurus kedepan.

“Kami sangat menghargai niat baik anda. Tapi putri kami sedikit kurang rapi.” Jawab Eun Soo.





Joon Young berdiri sambil celingukan diruang kantor Hyun Joon. Dia berdiri layaknya remaja yang grogi dan duduk begitu saja tanpa menjabat tangan Hyun Joon. Dia mengaku telah mendengar kabar Hyun Joon akan menjadi politikus. Pemilihannya minggu depan, kan? Ia sudah menyuruh temannya untuk memilih Hyun Joon.

Hyun Joon mengernyit merasakan kejanggalan, “Tanggal berapa hari ini? Kapan terakhir kali kita bertemu?”

“Sewaktu SMA. Payung. Aku mengatakan pada anda kalau aku akan menemui anda setelah aku lulus ujian pertama. Aku telah lulus tahap pertama.” ujar Joon Young.





Mata Hyun Joon berkaca – kaca menatap Joon Young.

Dengan polosnya, Joon Young mengutarakan harapannya agar Hyun Joon bisa menjadikan negara ini lebih baik ketika terpilih menjadi anggota kongres. Ia senang ada orang sepertinya.

Hyun Joon tak bisa menahan tangisnya lagi. Dia menutup wajahnya dihadapan Joon Young.

Joon Young khawatir melihat sikap Hyun Joon, dia memutuskan untuk pamit. Jaga kesehatan sampai pertemuan kita selanjutnya.



Hyun Joon menangis didalam ruangannya ketika Joon Young telah pergi. Tangisnya tak tertahankan lagi menyadari betapa buruk kondisi kesehatan Joon Young saat ini.



Joon Young berjalan menuruni tangga. Ponselnya bergetar, alarm menunjukkan hari ini adalah ulang tahun Jung Sik. Joon Young sempat tertegun keheranan. Seseorang tanpa sengaja menyenggol tangannya sampai ponsel Joon Young terjatuh. Orang itu mengenali Joon Young, kau Shin Joon Young kan?

Ingatan Joon Young akhirnya kembali, ia bergegas menutup wajahnya menggunakan syal dan berjalan pergi.



Sampai petang, Joon Young belum juga kembali menemui Eul. Suara seseorang datang ke rumah, awalnya Eul mengira kalau orang itu adalah Joon Young. Namun rupanya mereka Bibi tetangga yang meminta diajari bermain kartu supaya tidak kena tipu.

Eul tersenyum mengiyakan permintaan mereka meskipun ia merasa nyeri diperutnya.





Eul menghubungi nomor Joon Young namun Gook Young yang mengangkat panggilannya. Dia mengaku kalau Joon Young meninggalkan ponselnya didapur. Eul sempat keherananan.
CEO Nam merebut ponsel yang ada ditangan Gook Young dan berbicara dengan ketus. Dia meminta rekaman film dokumenter yang ada pada Eul. PD Yoon tak bisa menyelesaikan proses editingnya. Eul mengaku tak bisa melakukan syuting hari ini karena Joon Young sakit.

“Aku akan membunuhmu kalau kau bohong.” Ketus CEO Nam.



Gook Young merebut ponselnya dari tangan CEO Nam yang selalu ketus pada Eul. Gook Young memberitahukan kalau mereka sedang menyiapkan pesta ulang tahun untuk Ayahnya. Nanti dia akan menyampaikan pada Joon Young kalau Eul menelfon.

CEO Nam melarang, dia tak mau kalau mereka tertangkap kamera tengah berdua. Joon Young sudah tak punya waktu untuk bertemu dengannya.



Eul sudah mengakhiri panggilannya. Dia kembali memegangi perutnya yang terasa sakit. Wajahnya terlihat semakin pucat.





Hari ini Jung Sik berusia 51 tahun. Joon Young memintanya berhenti mencubit paha untuk menahan tangis. Dengan menggunakan kacamata hitam, Jung Sik mengaku sebagai pria yang tak akan menangis di sembarang tempat. 

Gook Young, CEO Nam, Man Ok juga menggunakan kacamata hitam. Joon Young tersenyum mengomentari tingkah aneh mereka, apa tema pestanya menggunakan kacamata hitam? Dia akan ikut mengenakan kacamata hitam juga kalau begitu.



CEO Nam menanyakan keberadaan Young Ok. Jung Sik berkata kalau dia tak datang, ia tengah sibuk. CEO Nam sontak kesal dengan sikap aneknya, putranya tak punya banyak waktu lagi.

“Tuan!” sentak Jung Sik.

Joon Young sekedar tersenyum dan menganggap ibunya memang kekanakkan. Ia pun membuka perayaan pesta ulang tahun Jung Sik.





Joon Young mempersilahkan Jung Sik membuat permohonan. Tapi bolehkan ia juga membuat sebuah permohonan?

“Ya.” Jawab Jung Sik.

“Aku mohon jaga ibuku. Jangan biarkan dia menderita. Jangan biarkan dia kesepian. Tolong untuk selalu menemaninya.”

Jung Sik tertunduk mengiyakan permintaan tersebut, dia akan menjaganya seumur hidupnya.

Baiklah, Joon Young akan mempercayakan Ibu pada Jung Sik. Dia akan pergi tanpa khawatir.

Joon Young tersenyum menyembunyikan tangis disudut matanya. CEO Nam, Man Ok dan Gook Young tak bisa menahan tangis mendengar pemohonan yang terucap dari bibir Joon Young.



Dirumahnya, Young Ok menangis pedih dalam kamar Joon Young. Ia menangis tanpa menahannya lagi. Dia mencurahkan kesedihan itu pada tangisnya.



Ketika tengah hanyut dalam kesedihan di ulang tahun Jung Sik. Seseorang bertamu ke rumah Joon Young. Tamu itu rupanya Jik, dia mengaku datang bersama dengan Nari tapi ia tak tega melihat Joon Young sehingga menunggu diluar.



Nari memang tengah menanti didepan rumah Joon Young sambil menangis.





Jik menyampaikan permintaan maaf Nari, katanya dulu dia berselingkuh dan telah menyebabkan putusnya hubungan mereka. Joon Young hanya tersenyum. Jik berkata kalau Nari dulu sangat percaya pada penampilannya sehingga ia menganggap pria hanya jajanan di warung. Tapi sekarang, Joon Young malah berubah menjadi pria yang keren.

“Awas kau, Go Nari.” Canda Joon Young.

Jik mengaku kalau ia sempat menganggap Joon Young sebagai pahlawannya.

“Jadi sekarang aku bukan lagi pahlawanmu?”

Ya. Jik menganggap kalau Joon Young telah berubah menjadi brengsek. Kalau dia ingin berubah, maka carilah cara untuk menyembuhkan diri. Kata ayahnya, orang yang mati adalah orang yang malas. Bahkan sampai malas untuk bernafas.





Jik mengusap air mata disudut matanya. Dia kemudian bertanya keberadaan Eul. Joon Young heran, kenapa bertanya padaku?

“Saat aku menelfonnya, dia bilang tengah bersamamu.”

Joon Young sempat mengelak namun sekian detik kemudian, ia tersadar telah membawa Eul menuju rumahnya ditepian pantai. Si bodoh itu.. gumam Joon Young.





Jung Eun menemui Ji Tae untuk memberitahukan kepergiannya ke Amerika. Dia akan pergi bersama anak dari Menteri Oh, mungkin dia juga akan menikah dengannya. Ia tak akan kembali untuk waktu lama.

Dia kemudian memberitahukan bahwa Ji Tae dilaporkan telah korupsi dan menyalahgunakan wewenang oleh KJ Grup. Mungkin ketika keluar, ia akan langsung dipanggil jaksa. Kenapa kau mengambil jalan itu seperti orang bodoh? Bahkan orangtuamu mengabaikanmu.

Jung Eun pamit, jaga kesehatan.



Sebelum sempat pergi, Ji Tae mengungkapkan rasa bersalahnya. Dia harusnya telah menghentikannya ketika ia melakukan tabrak lari. Dia salah telah membenci Jung Eun saat itu. Dia harusnya membujuknya supaya sadar. Mungkin kali ini ia bisa lolos, tapi suatu saat ia akan merasakan penyesalan. Pastikan hukum dirimu sendiri, kau hidup dengan cara yang salah.



Jung Eun menatap Ji Tae dalam diam. Ji Tae memintanya keluar, ia ingin beristirahat.



Hyun Joon menewarang jauh keluar jendela, pikirannya masih melayang mengingatkan ia pada Joon Young. Joon Young yang membencinya dan menganggapnya sebagai aib saat ini. Namun disisi lain, ketika Joon Young lupa ingatan dan menjadi dirinya semasa kuliahan. Dia masih polos memujinya dan menganggapnya sebagai panutan.



Hyun Joon menghubungi Eul untuk menanyakan alasannya memberikan USB itu padanya. Eul mengaku kalau ia ingin Hyun Joon sebagai orang pertama yang menontonnya. Hyun Joon masih belum mengerti, kenapa dia bisa percaya padanya? Eul tahu orang macam apa dia.

“Aku tahu. Kau adalah Ayah Joon Young.”

Hyun Joon sempat sedih mendengar kata – kata Eul. Ia membuat sebuah keputusan.. entah apa.





Joon Young sampai ke rumahnya, dia segera mencari keberadaan Eul. Eul ternyata tengah meringkuk sendiri diluar rumah.

“Maafkan aku. Aku membuat kesalahan besar.”





Joon Young menghampiri Eul yang masih duduk meringkuk tanpa menjawab. Ia memegang dahinya yang terasa panas. Harusnya Eul menghubunginya lebih awal, dia akan menghubungi ambulan. Eul menolak dengan alasan apapun, dia tak akan ke rumah sakit.

“Kau bisa mati.”

“Aku tak perduli.”

Joon Young menatap Eul, “Kau ingin mati bersamaku?”

“Kenapa? Tak boleh?” jawab Eul balas menatap Joon Young.



Joon Young mengiyakan ucapan tersebut, biar mereka mati bersama. Joon Young pun membopong tubuh Eul.

-oOo-
PREVIEW:


bersyukur abang Ji Tae.. Tak kirain! Happy ending ya bang!


Jik kembali bersama Haru. Ji Tae selamat dan Hyun Joon memutuskan untuk memberitahukan pada publik.


Ada scene Eul dan Joon Young, entah ini mimpi atau khayalan atau semacamnya. Mereka nampak bahagia. ^^

Ada bau bau happy ending nih..




1 komentar: