Senin, 07 November 2016

Uncontrollably Fond - Ep. 9 part 2

Hyun Joon menerima panggilan dari Ji Tae. Dia mengangkatnya dan bertanya apakah dia tak sedang sibuk? Tak biasa – biasanya dia menelfon jam segini.

“Ayah, Aku menyayangimu.” Tutur Ji Tae membuat Hyun Joon tertegun. “Ayah, aku menyayangimu.”


Hyun Joon mengira ucapan Ji Tae ini punya maksud lain, ia bercanda kalau dia belum bisa memberikan bola bertanda tangan Greg Norman. Ji Tae tersenyum lalu mengajak Ayahnya untuk minum bersama. Dia berjanji tak akan mengatakannya pada Ibu. Hyun Joon tersenyum mengira kalau ajakan minum itu sebagai maksud terselubung putranya.


Ji Tae menghela nafas panjang seolah ingin melepas semua masalahnya. Tapi kini pikirannya tengah kalut mengingat pembicaraannya dengan Ibunya.



Ji Tae tadinya terus memohon dan berniat akan mengatakan segalanya pada Ayah karena dalam keluarga tak ada yang bisa mereka tutupi. Eun Soo kekeuh takut Hyun Joon meninggalkannya bahkan Ayah kandung Ji Tae saja meninggalkan dia demi wanita yang dicintainya. Jadi beri aku waktu tiga bulan!

“Kenapa harus tiga bulan, bu? Katakan semuanya secepat mungkin.”

“Setelah tiga bulan, Joon Young akan mati.”

Ji Tae menautkan alisnya tak mengerti. Ibu terpaksa memberitahu bahwa Joon Young tengah sakit. Fakta yang menghantam lagi untuk Ji Tae.

ooOOOoo



No Eul melakukan wawancara untuk film dokumenternya dan bertanya apakah Joon Young sudah memiliki list yang ingin ia capai. Joon Young mengiyakan. No Eul pun meminta Joon Young menyebutkan list tersebut.
“Mendengar kata ‘kau adalah tipeku’ dari orang yang aku tanyai.”

No Eul akan mengedit bagian itu, dia meminta Joon Young menjawab pertanyaannya kembali.

“Aku ingin mendengar kata I Love You dari wanita yang berdiri dihadapanku.” Hahaha. Usaha terus bang! Sampe dapet!




No Eul berkacak pinggang dengan kesal lalu meniup poninya sekedar melampiaskan amarah. Joon Young mengejek rambut No Eul yang berminyak, dia pasti belum keramas. No Eul jelas tak terima soalnya dia sudah kramas.

“Berarti kau menyukaiku. Kau bahkan sampai mencuci rambut untuk memberikan kesan baik padaku.”

No Eul berubah pikiran dan mengakui kalau dia belum mencuci rambut. Rambutnya bau dan berminyak. Ia menggaruk tubuhnya yang tak gatal dan mengatakan kalau dia juga belum mandi seminggu. Dia bahkan bisa saja kentut dihadapan Joon Young.

Joon Young Cuma cengengesan melihat No Eul mempermalukan dirinya sendiri.




Gook Young menegur Joon Young agar bergegas menuju lokasi syuting. No Eul juga bisa ikut bersama mereka. No Eul menolak karena dia akan pergi ke Seoul. Lagipula Joon Young bicara hal yang aneh, mungkin dia lelah.

Joon Young bangkit dari tempat duduknya dengan murung. Gook Young bertanya ada apa dengan mereka?

“Ya ampun. Dasar bayi.” Rutuk No Eul.

“Jangan panggil dia bayi. Dia itu bintang besar hanya saja seperti anak kecil.”

No Eul berdecak heran. Dan saat ia menatap ke arah bangku Joon Young lagi – lagi ia menemukan toples sosis bertuliskan [untuk No Eul]
ooOOOoo



Joon Young melakukan sesi pemotretan dengan Yoo Na dan Photografer memuji keserasian mereka. Yoo Na mengatakan kalau mungkin mereka benar – benar serasi? Kenapa mereka tak kencan betulan saja? Apa hubungan Joon Young dengan PD No Eul? Dia tahu kalau selera Joon Young memang unik tapi No Eul menjadikan seleranya terlalu rendah.

Joon Young fokus melakukan pose tanpa memperdulikan ocehan Yoo Na. Photographer meminta mereka untuk melakukan pose berbisik.

Joon Young meminta Yoo Na fokus saja. Yoo Na bertanya, apa yang No Eul punya dan dia tak punya? Joon Young tak menanggapi, hanya saja Yoo Na sudah melakukan hal yang baik dengan berpura – pura. Itu sudah membantunya bersama Eul.

Yoo Na mendorong tubuh Joon Young yang berbisik ke telinganya. Dia meminta waktu untuk istirahat. Sedangkan Joon Young tersenyum melihat Photographer yang keheranan.

Yoo Na berjalan meninggalkan lokasi dengan wajah cemberut hingga tanpa sengaja dia malah tersandung kabel. Kabel itu tersambung ke tiang lighting, jelas tiang itu oleng dan jatuh mengarah pada Joon Young.



No Eul melajukan mobilnya untuk kembali ke seoul. Tapi tiba – tiba Gook Young menghadangnya dengan panik. Dia memberitahukan bahwa Joon Young terluka karena tiang lighting. No Eul terkejut sekaligus khawatir.

Gook Young mengatakan bahwa Joon Young akan pergi ke rumah sakit dengan manager dan No Eul harus menemaninya. Sedangkan dia akan membereskan permasalahan di lokasi syuting. No Eul mengangguk setuju.



Gook Young membawanya menuju mobil van. No Eul duduk dengan gelisah dalam perjalanan, ia bertanya pada sang sopir, apa luka Joon Young parah?

“Seberapa parah?”

“Aku tak yakin hanya saja aku dengar hidupnya dalam bahaya.”

No Eul merasa itu sulit dipercaya.


Ditengah jalan mobil berhenti, Sopir mengaku kalau dia ingin membeli kopi sebentar. No Eul tak percaya dengan sikap Sopir, bagaimana mereka bisa membeli kopi disaat hidup Joon Young dalam bahaya?

Sopir meminta waktu lima menit saja. No Eul punya sesuatu yang ingin dia katakan pada Joon Young. No Eul keluar menuju kursi kemudi, dia meminta alamat rumah sakit Joon Young. Biarkan dia saja yang kesana! No Eul menggedor kaca mobil dengan marah sekaligus khawatir, BUKA!



Sopir itu keluar kemudian membuka kacamata serta topinya. Kenapa kau menangis? Kau mengkhawatirkan aku~? Apa yang ingin kau katakan? Kau ingin menyatakan cinta padaku saat kau dengar aku akan mati?

No Eul menatap wajah Joon Young dengan dongkol, ia menendang betisnya dengan kuat. “Kunyuk!”



Joon Young membuntuti No Eul yang berjalan meninggalkannya. Dia mengatakan kalau semua itu tak sepenuhnya salah karena kepalanya memang terbentur. Dia menuntut No Eul yang sudah berpura – pura tak perduli dengannya. Dan mengatakan tak menyukainya padahal dia sangat khawatir.

No Eul terus berjalan hingga tanpa sengaja terpeleset oleh batu. Ia pun terjatuh. Joon Young bergegas menghampiri lalu membuka masker yang menutupi wajahnya, dia meniup luka ditelapak tangan No Eul.

No Eul menatap luka di pipi Joon Young lalu menyentuhnya. Joon Young meringis kesakitan.


Joon Young mengaku kalau wajah serta mulutnya terluka. Dan bahkan bahunya juga sakit. Dia berniat kencan bersama No Eul dan menikmati secangkir kopi yang enak disana sebelum nantinya pergi ke rumah sakit.

Secara mengejutkan No Eul melayangkan kecupan pada pipi Joon Young yang terluka. Joon Young membeku.





“Ya! Kau tipeku. Dan ya, aku menyukaimu. Kau senang sekarang? Kau si bodoh gila. Bagaimana bisa kau kencan saat kau terluka seperti ini? Omongkosong apa. Bagaimana kau bisa berfikir minum kopi?”

Joon Young menatap dalam kedua manik mata No Eul. Dia mencium bibirnya saat itu pula, luapan kebahagiaan mendengar ucapan yang sangat dia nanti dari wanita pujaannya. Kiss. Aweeee..

ooOOOoo



Haru dalam perjalanan dan ia tengah menghubungi Ayahnya, memohon agar Ayah bisa datang ke KPOP Festival dan mengajaknya menghadiri acara tersebut. Haru melihat sesuatu di luar mobil, dia meminta supirnya untuk menghentikan laju mereka.

Oh. Rupanya Haru melihat Jik yang sedang berjalan kaki memeluk anak kucing. Dia langsung melabrak Jik yang membohonginya padahal Jik masih SMA.

“Aku tak pernah membohongimu. Kau tak pernah tanya kalau aku masih SMA.” Jik melanjutkan perjalanan tapi kemudian kembali menoleh, “Apa kau punya uang?”

“Apa? Sekarang kau mau memalakku? Aku ini Nuna kau tahu, perhatikan sopan santunmu.” semprot Haru.


Mereka duduk bersama dibangku sambil menemani anak kucing yang dibuang. Haru merasa kasihan dengan kucing itu. Jik melihat ke arah jam taman, dia harus berangkat sekolah jadi ia minta agar Haru mau menemani kucing itu makan dulu. Jik bahkan sudah memanggilnya Nuna.

“Tak mau. Bagaimana bisa aku merawat kucing itu?”

“Wanita cantik biasanya akan bersikap baik.” Ucap Jik dengan senyum menawan. Bahkan untuk bisa membuat Haru terpesona.

ooOOOoo


Young Ok sibuk membersihkan kedai bersama dengan Young Deuk yang sibuk menyanyikan lagu Joon Young. Jelas saja Young Ok kesal lalu memintanya untuk diam.

Gook Young datang dengan tergesa – gesa menemui Young Ok, dia mengajaknya pergi. Joon Young... Joon Young....

“Ada apa?” tanya Young Ok bingung.


Young Ok keheranan karena Gook Young membawanya ke toko baju, bukankah mereka seharusnya ke rumah sakit kalau Joon Young terluka. Gook Young berkilah bahwa mereka telah memanggil dokter kesana.

Tapi betapa dongkolnya Young Ok saat melihat Joon Young sehat tanpa kurang suatu apa, dan kini sibuk memilih baju. Dia melayangkan pukulan ke kepala Gook Young lalu bergegas pergi. Gook Young mengaku kalau ini bukan idenya melainkan ide Joon Young, kemarin dia membohongi No Eul dan sangat menyenangkan.




Joon Young meraih kedua tangan ibu kemudian meminta Gook Young menahan kakinya. Joon Young menjelaskan bahwa menteri akan memberikan penghargaan bagi ibu dari seorang selebriti hallyu. Gook Young dan pelayan memberikan tepuk tangan atas penghargaan yang akan mereka dapatkan.

Joon Young menempelkan baju ke tubuh Ibu. Wah, ibunya sangat cantik sampai – sampai baju manapun cocok untuknya. Dia akan membeli semua yang ia pilihkan. Young Ok melarang pelayan menuruti permintaan Joon Young.

“Hiraukan saja dia.” Ucap Joon Young manis pada si Pelayan.



Joon Young memberitahukan bahwa dalam acara tersebut akan dihadiri oleh para menteri dan anggota kongres. Dia juga mendengar kalau anggota kongres Choi akan hadir. Orang Afrika menyanyikan lagunya dan orang Brazil menangis karena dramanya. Apa itu belum membuat Ibu bangga?

Young Ok diam tak menjawab.


Di kedai, Jung Shik keluar mengenakan tuxedo yang dikirim oleh Joon Young. Man Ok mengatakan kalau perut Ayahnya terlihat gendut. Seketika Jung Shik menahan perutnya agar tak nampak gembul.

Jung Ja memuji kalau dia akan datang bersama dengan Young Ok, mungkin mereka bisa mengira kalau Jung Shik ini Ayah Joon Young. Meski senang, Jung Shik langsung menyanggah ucapannya. Joon Young meminta menemani Young Ok karena takut kalau dia canggung sendirian.



Man Ok mencoba memberikan pertanyaan seperti wartawan, siapa tahu akan ada wartawan yang menanyainya. “Saya dengar anda sudah lama mengenal Joon Young dan ibunya. Seperti apakah sosok Ibu Joon Young?”

“Ibu Joon Young itu seperti ibu Mencius. Untuk membuat putranya terkenal didunia dia akan...” Jung Shik bingung mendeskripsikan Man Ok. Jung Ja mengatakan kalau Young Ok tak melakukan apapun selain memaki dan memarahinya.

Perbincangan mereka terputus saat mendengar pelanggan memesan makanan.


Young Ok sendiri tengah sibuk berkutat dengan pikirannya. Dia duduk berjongkok didepan kedai.
Joon Young memperhatikan ibunya dengan sedih dari dalam mobil.

ooOOOoo



No Eul sibuk memeriksa beberapa video yang merekam kegiatan sehari – hari Joon Young. Anehnya dari video – video itu, beberapa menunjukkan Joon Young berbicara ke arah kamera hanya saja suaranya tak bisa tertangkap alat perekam.

No Eul berfikir kalau ini bukan kesalahan teknis.




Rekan No Eul bertanya apa No Eul tak akan datang ke Fetival KPOP. No Eul menolak karena Manager Joon Young sudah melarangnya datang. Rekan No Eul menyuruhnya tetap datang karena Ibu Joon Young akan menerima penghargaan, dia harus meletakkan banyak kamera disana.

“Tapi tetap saja Managernya menyuruhku tak datang.”

“Kau pikir kita PR agency yang membuat video PR? Cepat bangun dan berangkat. Jangan lupa gosok gigi juga.” Suruhnya sambil meletakkan sikat gigi dan gelas.

No Eul pun mengecek bau nafasnya sendiri, dan ewww.


No Eul sampai ke gedung festival tapi terlebih dahulu dia menuju ke toilet. Menatap tampilan dirinya yang amburadul, dia memutuskan mencuci rambut dengan handwash lalu mengeringkannya dengan pengering tangan.

Hadeuh, dia melihat poninya yang sudah tak berminyak lagi. Tidak lupa membubuhkan lipstik dibibirnya.




Joon Young akhirnya sampai juga ke lokasi festival. Ia berjalan di red carpet dengan tampan rupawan pokoknya menawan. Kilatan kamera pun segera terarah padanya.



Jik menghubungi No Eul untuk menanyakan keberadaannya. Kapan dia akan pulang? No Eul mengaku kalau dirinya sibuk karena ada syuting dadakan. Ada apa?

“Apa kau akan terlambat?” tanya Jik melirik ke meja berisi makanan untuk upacara peringatan kematian ayah. “Baiklah. Jangan lupa makan, oke?”

“Apa kau tahu hari apa ini?”

No Eul rasa ini bukan hari ulang tahun Jik maupun Nari. Nari kesal pada No Eul yang melupakan upacara kematian Ayahnya sendiri. Memangnya apa yang sangat penting sampai dia bisa lupa.


Jik meminta ponselnya lagi, dia menyuruh No Eul jangan khawatir. Ayah pasti tahu kalau kakaknya sedang sibuk. Nari juga menambahkan kalau mereka akan menyelesaikan upacaranya. No Eul tak perlu khawatir, dia cukup berdoa dari sana saja.

“Halo? Halo?” tanya Nari karena tak ada respon dari No Eul. Rupanya No Eul disana sedang berkaca – kaca. Dia berdiri membeku, mungkin tengah menyalakan dirinya yang begitu bodoh sampai melupakan upacara kematian Ayahnya sendiri.



Jik memperhatikan ponselnya lama. Nari bertanya kenapa dia terus menatap ponselnya? Panggilan siapa yang ia tunggu?

“Aku menunggu Hyun Woo.”

“Ah, iya. Kenapa kau tak menghubunginya?”

Jik mengatakan kalau dia sudah berusaha menghubunginya hanya saja nomornya tak aktif. Dia harap Hyun Woo baik – baik saja.


Hyun Woo alias Ji Tae kini berada didepan pintu rumah Nari. Dia ragu untuk masuk atau bahkan memang tak berniat untuk menemui mereka. ia meletakkan sebotol soju didepan pintu.

ooOOOoo


Keluarga Hyun Joon dalam perjalanan menuju ke Festival KPOP. Eun Soo heran kenapa Haru harus datang bersama mereka. Haru berdalih bahwa Ayah ingin dia istirahat sejenak dari kehidupan sekolah dan melepas stress dengan menonton aksi panggung para selebriti. Hyun Joon membela putrinya, biarkan dia untuk hari ini saja.

Mendengar kata selebriti membuat Eun Soo panik. Dia tanya siapa saja yang akan datang. Haru malas menjawab soalnya Ibu tak pernah nonton TV, dia juga tak akan tahu. Hyun Joon juga sama – sama tak tahu.



“Apa Shin Joon Young ada disana?”

Hyun Joon terkejut ternyata istrinya itu tahu tentang Joon Young. Haru pura – pura tak mengenal Joon Young, dan mengatakan kalau semua orang bahkan mengenalnya. Dia mengatakan kalau temannya bilang Joon Young sedang konser diluar negeri. 

“Apa kau penggemar Shin Joon Young?” tanya Hyun Joon.

Eun Soo mengelak dan beralasan kalau ia ingin melihatnya tapi sayang sekali dia tak datang. Eun Soo menoleh ke arah jendela untuk menyembunyikan kepanikannya. Sedangkan Hyun Joon dan Haru saling melempar senyum.



Sesampainya di lokasi, Eun Soo menyuruh Haru untuk pulang. Ini acara penting dan banyak orang menyaksikan. Mereka pasti mengira Haru tak belajar untuk masuk perguruan tinggi. Haru memutar matanya dengan malas sedangkan Hyun Joon meminta Sang Istri tak memikirkan ucapan orang lain.

Eun Soo kembali menyuruh Haru pulang. Haru kesal karena dia belum melihat Joon Young oppa sama sekali, dia tak mau pulang.

Kucing dalam pelukan Haru berlari meninggalkannya. Dia pun terpaksa mengejar anak kucing milik Jik itu. ciyeee.



“Apa Joon Young akan datang?”

“Aku dengar seperti itu.”

“Kenapa kau bohong?” protes Eun Soo.

Hyun Joon meminta istrinya tenang, soalnya dia tahu kalau sampai Eun Soo tahu Joon Young datang maka ia akan melarang Haru ikut. Ia yakin kalau Eun sebenarnya tahu kalau Haru penggemar berat Joon Young. Biarkan saja dia hari ini.



No Eul melakukan upacara dengan soju dan snack. Dia mengungkapkan rasa bersalahnya, maafkan aku, Ayah.

Anak kucing milik Haru menghampirinya kemudian menumpahkan soju yang disediakan oleh Eul. Eul mencoba mengusir anak kucing itu tapi dia bandel dan memakan snack Eul. No Eul mendorong kucing itu agar meninggalkan snack persembahannya.



“Kenapa kau memukul anak kucing?!” sentak Haru.

Haru menyebut No Eul sebagai si wanita mata duitan. No Eul menyuruh Haru melihat ulah kucing miliknya, dia seharusnya melatih kucing itu. Haru tak mau ambil pusing, dia akan membayar ganti snack No Eul. Ia meletakkan uang diatas snack milik Eul.

No Eul menggetak kepala Haru, “Berapa umurmu? Dimana kau belajar sopan santun? Kau bahkan tak tahu caranya minta maaf atas kesalahanmu?”


Hyun Joon menghampiri mereka dan bertanya apa yang terjadi. Haru mengaku kalau No Eul telah memukul kepalanya.

Ingatan No Eul melayang saat dimana dia bertemu dengan Hyun Joo beberapa tahun yang lalu. No Eul masih menatap Hyun Joon tak percaya. Hyun Joon dengan ramah bertanya apakah No Eul memang memukul putrinya?

“Kau tak ingat mengingatku?”

Hyun Joon tak bisa mengingat sosok Eul. Haru mengatakan kalau No Eul ini kan wanita mata duitan. Itu loh, yang bareng Joon Young.

“Haru-ya!” Hyun Joon meninggikan suaranya agar ocehan kekanakkan putrinya berhenti.

Hyun Joo melihat snack No Eul yang berantakan dan bertanya apa putrinya yang sudah melakukan semua itu. Haru jelas tak terima, yang melakukan itu adalah anak kucing. Hanya anak kucing.

“Hari ini adalah upacara peringatan kematian Ayahku.”

Hyun Joon merasa bersalah, dia menggantikan snack itu dengan uang 50000. No Eul masih diam sehingga Hyun Joon menambah satu lembar lagi. 





“Kau harusnya minta maaf padanya dulu.” Sergah Joon Young.

Dia menghampiri mereka lalu merebut uang dari tangan Hyun Joon. Dia merobek dan melemparnya dengan geram. “Daripada memberinya uang, kau harusnya minta maaf padanya lebih dulu.

ooOOOoo

Bersambung ke Episode 10 - part 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar