Selasa, 08 November 2016

Uncontrollably Fond - Ep. 20 Part 1






Joon Young mengantarkan Eul dan memberikan pesan pada dokter untuk membunuh pasien ini. Dokter sempat kebingungan. Joon Young menambahkan, Eul ingin mati jadi tolong bunuh dia.

Eul memperhatikan Joon Young yang berjalan meninggalkannya.





Diluar ruang UGD, suster memberikan jaket yang dikenakan oleh Eul. Ponsel yang ada dalam jaket terus berdering dari nomor SPAM. Dengan agak jengkel, Joon Young memberitahukan kalau pemilik nomornya sedang tak sehat. Tak akan ada orang yang senang menerima panggilan tengah malam seperti ini.





Joon Young memainkan ponsel Eul dan melihat berkas foto miliknya. Ia tersenyum melihat foto – foto selfie Eul dan juga menemukan file video yang Eul rekam. Video itu Eul rekam saat ia kembali berbelanja dari pasar ikan. Ia bercerita mengenai kepergian Joon Young, apa dia perlu khawatir? Sepertinya dia tak perlu khawatir karena Joon Young pergi untuk menemui ayahnya. Tapi kalau sampai dia pingsan dijalan bagaimana? Ia meyakinkan diri bahwa akan ada yang mencarikan bantuan. Toh Joon Young juga orang kesayangan negeri ini.





Eul biasa untuk menunggu, dia bahkan siap menunggu 100 atau bahkan 1000 kali. Tapi yang membuatnya takut adalah jika ia tak bisa menunggunya lagi. Dia takut terbangun dan mendapati Joon Young tak ada didunia ini lagi.

Tetesan air mata Eul tak bisa ia tahan lagi. Joon Young pun juga tak bisa menyembunyikan kesedihannya lagi. Matanya berkaca – kaca melihat Eul menangis menceritakan kekhawatirannya selama ini.



Perlahan Eul membuka mata, ia mendapati Joon Young sudah ada disampingnya dan membelainya dengan lembut. Ia berkata kalau Eul pencernaannya buruk. Dokter sedang sibuk jadi ia akan memastikan membunuh Eul lain kali.

Suster menghampiri Joon Young, dia memberitahukan bahwa Eul tak perlu menginap dan bisa pulang setelah menyelesaikan administrasi.

Eul berjalan mendahului Joon Young dalam diam. Joon Young berlari menghadangnya dan memberikan syal serta coat. Ia berjongkok dihadapan Eul agar ia bisa menggendongnya.

Eul masih diam tak mengatakan apapun, ia berjalan mendahului Joon Young lagi.



TOLONG SELAMATKAN AKU! Teriak Joon Young kearah laut. Sontak Eul terdiam ditempat mendengar teriakannya. Sekali lagi Joon Young berteriak, selamatkan aku! Aku belum mau mati! Aku belum menjadi anak yang berbakti! Masih banyak hal yang ingin ia lakukan untuk ibunya.

Joon Young menghentikan teriakannya seolah berat untuk melanjutkan ucapannya lagi. Sedangkan Eul, ia menatap Joon Young dengan mata berkaca – kaca. 



Aku ingin hidup! Aku tak mau mati! Aku ingin hidup! Semua orang yang aku cintai ada disini. Kami baru saja akan bahagia, kenapa aku harus mati sekarang? Aku tak mau mati! Aku ingin hidup! Tolong selamatkan aku! Aku takut..”





Eul berlari menghampiri Joon Young, ia langsung menghambur kearahnya dan memeluk Joon Young dengan tangisan. Maafkan aku, ini salahku.





Disisi lain, video percakapan antara Joon Young dan Jung Eun telah tersebar diseluruh negeri. Dengan tersebarnya video ini, terkuaklah kasus seorang jaksa dan politisi yang mencoba menutupi kasus tabrak lari. Ketua partai Jeil Daehan, Yoon Seung Ho dan putrinya serta Choi Hyun Joon dan Shin Joon Young terkait dalam video ini. Orang yang telah menonton video tersebut membuat sebuah pertisi dan sekitar 57ribu orang setuju meminta dilakukannya penyelidikan ulang.

Eun Soo duduk diruangannya dengan tampang tegang sekaligus marah. 

Wartawan mengerubuti Choi Hyun Joon ketika sampai ke kantornya. Mereka mempertanyakan masalah video yang telah tersebar dan juga kebenaran bahwa ia adalah ayah dari Shin Joon Young.

Hyun Joon tak memberikan jawaban namun ia berjanji akan memberikan keterangan dengan jujur di pengadilan. Sebagai akibat dari skandal Hyun Joon, dia akan dikeluarkan dari anggota parlemen dan menerima hukuman atas perbuatannya ketika menjabat menjadi jaksa.



Jung Sik menghela nafas panjang seusai membaca berita mengenai Joon Young dan Hyun Joon. Young Deuk menghampirinya dengan rasa penasaran, apakah benar kalau Joon Young putra Choi Hyun Joon? Kalau begitu Bos Shin adalah wanita simpanan...

PLAK! Jung Sik sontak menggeplak kepala Young Deuk menggunakan nampan. Dia bertanya dimana keberadaan bos mereka.





Jung Sik menemui Young Ok yang masih sibuk mencuci piring. Dia memberitahukan bahwa Hyun Joon yang telah mengupload videonya. Akhirnya pria yang tak bisa kau lupakan, kini punya hati nurani kembali.

Young Ok masih diam menunduk, dia mencuci piring namun pikirannya mungkin tak ada disana. Matanya berair dan tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat ini.





Hyun Joon menepati janjinya dengan memberikan keterangan yang jujur. Dia telah mengancam jaksa yang menangani kasus ini untuk memalsukan saksi dan bukti. Jaksa itu menolak sehingga ia memindahkannya ke pengadilan daerah. Sebagai imbalan, Tuan Yoon memberikan Hyun Joon tawaran untuk ikut dalam pemilu.



Saat Jung Eun bergegas menuju ke bandara, polisi telah menunggunya untuk melakukan penangkapan.



Jik masih terus menangis ketika menelfon. Eul memintanya berhenti. Jik masih terus terisak, dia bertanya – tanya apakah sekarang Ayah mereka sudah lega?





Eul menghampiri Joon Young yang tengah menyendiri diluar. Joon Young segera mempertanyakan alasannya untuk memberikan video itu pada Hyun Joon. Apa karena dia tak mau menyiarkannya?

Dengan enteng, Eul mengatakan bahwa mengetahui pelaku sebenarnya saja sudah cukup bagi mereka.

“Kalau kau melepaskannya begitu saja. Mereka tidak akan pernah sadar dan merasa semuanya baik – baik saja. Mereka tidak memikirkan nyawa orang lain.”

Tidak, Eul tak sependapat dengan ucapan Joon Young. Mereka mungkin bersikap seolah tak ada apa – apa namun sebenarnya mereka membersihkan masalah yang telah mereka buat. Kemudian, mereka membayar apa yang telah mereka lakukan. Ini adalah dunia yang ingin Eul yakini. 



Pembicaraan diantara mereka terhenti ketika dua orang ahjussi datang untuk mengirimkan pesanan Eul. Joon Young sempat keheranan melihat bentuknya, apa itu? Eul mengaku kalau itu adalah rumah untuk Pororo. Dia ingin agar Pororo dibawa kesana, Eul ingin dekat dengannya.

“Kau alergi anjing.”

“Sudah berkurang. Aku memakai obat alergi. Kalau aku alergi aku bisa minum obat itu. Aku akan merawat Pororo.”



Dengan telaten, Eul membuat tulisan Rumah Pororo untuk menghiasi rumah anjingnya. Joon Young awalnya hanya memperhatikan dari kejauhan, lama kelamaan memperhatikan Eul membuatnya penasaran dan ikut menggambar.



Eul mulai jahil, ia mengoles cat warna pada Joon Young. Keduanya pun langsung kejar – kejaran untuk saling membalas.



Malam itu Eul menyadarkanku dan memberitahuku bagaimana dia akan melanjutkan hidupnya tanpaku. Keadilan dan kejujuran, keyakinan dan moral. Kebaikan selalu merekat padanya. Dia selalu membahas hal yang sama, tentang kehidupan yang ingin ia jalani. Dia ingin kehidupan yang layak yang tidak memalukan untuk adik, ayah, dan diriku.



Eul berlari dan bersembunyi dilantai dua, ia menatikan Joon Young untuk mengejarnya. Namun untuk beberapa saat, Joon Young belum juga muncul untuk menangkapnya. Eul mulai penasaran dan berjalan menuju lantai satu untuk mencarinya. Dia cemas tak menemukan Joon Young.





Tapi kecemasan itu langsung hilang saat Joon Young datang dan memelukanya dari belakang. Eul menatap Joon Young dengan tatapan khawatir takut kehilangan, Joon Young pun menciumnya.

Sewaktu Eul tertidur tengah hari, Choi Hyun Joon.. maksudku ayahku mengirimiku pesan. Dia bilang dia ingin membuatku bangga sebagai Ayahnya sebelum aku mati.” Narasi Joon Young.



Pengacara datang untuk melaporkan perkembangan kasus Hyun Joon. Namun Eun Soo sungguh kecewa dengan kinerjanya, dia memarahi pengacara itu.



Hyun Joon memintanya berhenti, ini bukan salah pengacara itu. Ini semua keinginannya. Mulai sekarang, ia ingin mengatasi masalahnya sendiri tanpa bantuan pengacara. Dia tak ingin mengajukan banding. Eun Soo masih berusaha untuk membujuknya.

Hyun Joon mengatakan kalau mereka berdua memang telah berubah menjadi monster seperti kata Ji Tae. Kita telah hilang kendali, ayo kita sudahi semua ini.



Eun Soo bergetar marah mendengar kalimat pasrah suaminya, dia yang telah mengangkat Hyun Joon menjadi seperti ini. Dulu dia hanya bisa merangkak dan ia yang telah mengubahnya menjadi sekarang ini. Kenapa? Kau ingin kembali ke tempat asalmu?





Ji Tae datang dan menghentikan ucapan Ibunya.

Eun Soo masih terus berbicara dan mengungkit kembali masalah kematian Ibu Hyun Joon. Saat itu dia masih miskin dan tak bisa melakukan apapun untuk bisa mengoperasi jantungnya. Orang kaya mencemoohnya. Hyun Joon sendiri yang datang padanya dan ingin punya kekuatan agar tak kehilangan apapun lagi. 

“Kau pikir kau bisa membangun kekuatan dengan duduk manis tanpa melakukan apapun? Kau pikir kau akan beruntung jika hidup bergantung pada nalurimu? Untuk mendapatkan apa yang kau inginkan, Kau harus menahan sakit dan melakukan pengorbanan Serta membayarnya dengan harga penuh.”

Eun Soo menatap Ji Tae, seperti dia yang rela melukai putranya untuk melindungi Hyun Joon. Kalau memang ini menjadi pilihan Hyun Joon, “Keluar dari rumahku. Kembali ke kehidupan menyedihkanmu. Dari sanalah kau berasal.”





Ji Tae menghampiri Ayahnya, dia meminta Ayahnya tak perlu menepati janjinya lagi. Dia sudah berjanji, tapi tak perlu ditepati. Ia yang akan menemani Ibu dan menjalani penderitaan ini bersama – sama.

“Dia istriku.” Sergah Hyun Joon. “Dia ibu dari anak-anakku. Aku akan menemani ibumu. Walaupun tinggal di tempat kumuh.”

Kedua anak – bapak itu bertatapan disela air mata dan senyuman.


1 komentar: