Senin, 07 November 2016

Uncontrollably Fond - Ep. 13 Part 2

Hari sudah terang dan Ji Tae pun terbangun dari tidurnya. Dia terkejut melihat Jung Eun ada dikamarnya. Jelas saja dia marah tapi Jung Eun beralasan kalau dia mendapat perintah dari Ibu Ji Tae. Dia diminta menghubungi Ibu saat Ji Tae sudah bangun.

Jung Eun pun menelfon Eun Soo lalu memberikan ponselnya pada Ji Tae.








Ibu menyapa Ji Tae dengan ramah, hanya saja Ji Tae bersikap dingin pada Ibunya. Eun Soo mengatakan kalau dia telah mengubah Jung Eun menjadi ketua tim, apa kau sudah mendengarnya?

“Sudah.”

“Jadi aku ingin kau menjadi anggota tim Jung Eun. Bagaimana menurutmu?”

“Baik. Aku akan melakukannya.” Jawab Ji Tae tanpa ragu lagi.

Ibu kembali berkata kalau dia juga akan memberikan posisi direktur pada Jung Eun. Ji Tae sama sekali tak bergeming, silahkan lakukan saja. Ibu mulai terpancing dan meminta Ji Tae meninggalkan kamarnya karena kamar itu tak seharusnya ditempati oleh karyawan biasa. Lagi – lagi tanpa ragu Ji Tae menyanggupi.



Ji Tae mengatakan pada Ibunya tapi dia menatap tajam ke arah Jung Eun, “kau boleh melakukan apapun padaku tapi jangan sampai menyentuh Eul. Termasuk Eul, adik Eul dan temannya. Kalau ada yang terluka maka aku tak akan tinggal diam.”

“Ji Tae!” bentak Eun Soo.

Ji Tae buru – buru mengakhiri panggilan kalau sudah tak ada yang ingin dikatakan lagi. Ia memberikan ponselnya pada Jung Eun. Dia mengucapkan selamat atas pengangkatan Jung Eun. Jung Eun tak enak hati dan bersedia mengundurkan diri kalau Ji Tae kembali.

“Tak akan pernah terjadi.” Ucap Ji Tae dengan tatapan tajam.

-oOo-



Joon Young berlari pagi sambil mendengarkan musik. Ditengah jalan, dia terpeleset dan mencoba mengambil botol minumnya sambil berlari. Tapi tangan Joon Young tak bisa mengambil botol itu begitu saja. Dia kembali mencoba mengambil botolnya dengan cepat tapi lagi – lagi tak bisa.

Semuanya akan berubah semakin sulit, mulai dari sakit kepala akut, padangan jadi buram, muntah, dan kau akan mulai punya masalah dengan otot motorik dan sensorik.” Jelas dokter.

Joon Young melihat ke arah tangannya, dia kemudian mengambil botol itu dengan erat dan bergegas melanjutkan lari paginya.


Eul tengah memijat luka lebamnya di dekat mata menggunakan telur. Dia ingat dengan Joon Young yang tak mau mengantarkannya ke rumah sakit. Eul menggeram kesal hingga tanpa sengaja memecahkan telurnya. Eul yang takut telur itu terbuang sia – sia, dia meminum putih telur mentah itu.

Eul pun langsung menghubungi pihak hotel untuk kembali mendapatkan telur mentah yang baru.



Eul berjalan – jalan sambil terus memijat lebamnya dengan telur. Dia tertegun saat melihat Joon Young sedang duduk menyendiri menghadap laut. 

Joon Young sibuk mengerjapkan matanya yang berubah kabur tapi terkadang juga terlihat jelas. Ia lalu memejamkan matanya sebentar dan memukanya lagi, Eul sudah berdiri dengan canggung dihadapan Joon Young. Eul bertanya, apa kau melihat uang lima dolarku?

“Tidak. Aku tak melihatnya.”


Eul yakin kalau uangnya jatuh disana, dia meminta Joon Young untuk mengangkat kakinya. Tak ada apa – apa sehingga Eul menuduh Joon Young menyembunyikannya didalam sepatu. Lepas sepatumu. Malas berdebat, Joon Young mengikuti saja permintaan Eul.

“Satu –nya lagi.” Pinta Eul.

Joon Young enggan menuruti hingga ia bangkit pergi.




Eul menahan tangan Joon Young, “Aku tak percaya saat orang mengatakan kalau kau mengabaikanku karena takut aku memberi pengaruh buruk padamu. Tapi aku tak akan percaya, bagaimana bisa? Aku mengenalmu. Kau bukan orang yang akan kabur begitu saja. Aku mengenalmu dengan baik.”

Joon Young bertanya dengan kesal, bagaimana dia tahu tentang dirinya?



Eul mengaku tahu semua tentang Joon Young bahkan apa yang sedang dia pikirkan. ‘aku merindukanmu, Eul’. Itu yang tampak diwajah Joon Young saat ini. Joon Young sempat terpaku menatap Eul tapi kemudian ia tersenyum dengan sinis. Menganggap kalau Eul hanya berfikiran sesuatu yang membuatnya tenang saja. Dia hanya berimajinasi untuk kepentingannya saja.

“Aku juga merindukanmu! Aku, sangat, merindukanmu. Itu adalah jawaban dari pertanyaanmu. Sampai jumpa.” Sela Eul. Eul meraih tangan Joon Young, dia berjanji akan bertemu dengan Joon Young, besok dan besoknya lagi. Dia akan melihatnya setiap hari.

No Eul pamit meninggalkan Joon Young yang masih belum bisa melepaskan pandangannya pada Eul.

-oOo-



Jung Shik berjalan dengan pandangan kosong, dia membawa dua kantung penuh belanjaan ke dalam kedai. Young Deuk meraih belanjaannya lalu mengatakan kalau Bos Shin terlihat sangat aneh. Dia memberikan bossam pada pelanggan yang memesan yukaejang. Dan memberikan alkohol, padahal orang itu pesan air. 

Young Deuk melihat belanjaan Jung Shik penuh roti. Pikiran mereka berdua memang entah sedang melayang dimana. Young Deuk menyarankan agar mereka mengundang psikiater untuk keduanya.

Plak! Pukulan langsung mendarat dikepala Young Deuk.



Jung Shik menghampiri Young Ok yang masih melamun. Dia menuangkan bumbu cabai tanpa takaran dengan sangat banyak. Jung Shik segera mengambil wadahnya dan mengurangi bumbu cabai itu. Begitu pula dengan garam dan merica.

KILAS BALIK

Jung Shik tengah duduk menyendiri didepan restauran. Ponselnya berdering, “Ya, Young Ok.”



Sedangkan didalam restoran, Young Ok duduk dengan canggung dan mengalingkan perhatian dengan menuangkan gula berkali – kali kedalam kopinya. Sedangkan Hyun Joon masih terus menatapnya. Dia tersenyum kemudian mengganti kopi milik Young Ok dengan miliknya. Young Ok bukannya tak suka gula dalam kopinya.

“Seleraku sudah berubah.”

“Bagaimana kabarmu?”

“Baik. Oppa.... Anggota Kongres Choi, bagaimana dengan anda?”


Young Ok menyesap kopinya hanya saja dia tak tahan dengan rasa manis kopi itu. Hyun Joon tersenyum kemudian mengganti kopi Young Ok dengan miliknya, dia lalu menyesap kopi bekas Young Ok. Sepertinya rasanya sangat manis karena berulang kali Young Ok menambahkan gula.

“Apa yang kau lakukan dirumah Joon Young? Apa.. kau sudah menikah?”

Tepat saat itu, Jung Shik masuk kedalam restoran untuk bertanya apa yang terjadi. Young Ok buru – buru meraih tangannya agar duduk disampingnya. Dia mengaku sudah menikah dan Jung Shik suaminya. Joon Young adalah putra mereka. 

Jung Shik langsung tersedak saat tengah minum. Hyun Joon kemudian menyapanya, keduanya terlihat canggung. Hyun Joon meminta maaf karena tak memberi salam dengan benar.



Young Ok mengaku kalau mereka tinggal terpisah dengan Joon Young karena dia menjadi selebriti. Hyun Joon memuji, mereka pasti bangga memiliki putra seperti Joon Young. Kini giliran Young Ok yang bertanya, tapi apa yang membuatmu datang ke rumah Joon Young?

Hyun Joon mengaku kalau dia banyak berhutang budi pada Joon Young. Joon Young telah menyelamatkannya. Young Ok hanya tersenyum dan berkata kalau Joon Young memang menuruni sifat baik ayahnya. Jung Shik lagi – lagi batuk, Young Ok menepuk punggung Jung Shik yang masih batuk, tangannya terus memegang tangan Jung Sik. “Apa kau mau air hanya, sayang?”

Hyun Joon hanya bisa tersenyum miris melihat tangan Young Ok tak lepas dari memegang tangan pria lain.

KILAS BALIK BERAKHIR

-oOo-



Haru sedang mentraktir teman Jik dan dia mengintrogasi mereka tentang banyak hal. Mulai dari makanan, tinggi, berat badan dan yang lainnya. Teman mengatakan kalau dia tahu segalanya jadi Haru bisa menanyakan apapun. Hari bertanya mengenai masa lalu Jik.
“Kenapa kau ingin tahu masalaluku?” tegur Jik.

Haru melihat nama di baju Jik, disana tertera No Jik, bukan Oh Jik. Jadi kau benar – benar adiknya PD No Eul?

Jik tak menjawab, dia malah mengancam temannya kalau sampai mereka memberitahukan apapun tentang dia pada Haru. Aku akan memberimu pelajaran!



Jik menuju ke kasir dan bersiap membayar makanan temannya. Haru menghentikan Jik, soalnya dia yang berniat mentraktir teman Jik. Teman – teman Jik membenarkan, dia lalu memuji Haru yang terlihat cocok dengan Jik, dia cantik dan juga kaya. Pujian itu membuat Haru tersenyum – senyum malu.

“Kencan! Kencan! Kencan!” seru teman – teman Jik.

“Berapa bayarannya?” tegas Jik pada si kasir. Haru menghampiri Jik untuk menghentikannya. Tapi Jik dengan kuat mengibaskan tangan Haru hingga ia jatuh terjengkang.

-oOo-



Nari dan Jik memperhatikan Haru yang bertingkah idiot. Jik mengatakan kalau dia sudah memeriksakan kondisi Haru ke dokter, katanya baik – baik saja tapi Haru tak bisa ingat apa – apa. Dia juga menolak untuk diantar ke kantor polisi.

“Dimana ponselnya?”

“Dia mungkin menghilangkannya. Aku tak bisa menemukan ponselnya, aku harus bagaimana?”


Nari menghampiri Haru untuk memberikan beberapa pertanyaan, dia tanya siapa namanya. Haru mengaku kalau dia bernama Elsa. Lalu mereka ada dizaman apa sekarang?
“Dinasti Shyla.”

“Gambar apa ini?” tunjuk Nari pada miniatur kuda.

“Sapi.”


Nari menarik Jik untuk berdiskusi, dia sudah tahu kebohongan Haru yang hanya pura – pura lupa ingatan agar bisa berada didekat Jik. Dia pasti kebanyakan baca komik. Ini trik dalam komik Queen of Romance volume 13.

“Memang aku ini apa?” Jik keheranan.

“Hmm?”

“Maksudku, aku ini siapa sampai dia rela berpura – pura gila? Sepertinya dia cukup populer. Dia imut.” Ujar Jik membuat Nari menganga.



Jik menghampiri Haru kemudian mengambil buku catatannya. Disana tertulis banyak hal mengenai Jik, mulai dari girlgrup favoritenya. Film, lagu dan banyak lagi info mengenai Jik hanya saja Jik mengatakan kalau semua itu banyak yang salah. Jadi, lagi – lagi Haru tak perlu bertanya pada temannya, tanyakan langsung pada dia dan dia akan menjawab pertanyaan Haru.

“Jik –ah.” Panggil Haru dengan mata berbinar. Jik pun membalasnya dengan senyuman.

-oOo-


No Eul melihat bajunya terendam dalam bak mandi. Mungkin jatuh atau bagaimana sehingga basah kuyup. Dia menerima panggilan yang mengatakan kalau Seo Yoon Hoo sudah stand by. No Eul harus cepat kesana.

Eul mencium dan menatap penampilan kumalnya dengan ragu.



“Kau pikir kau bagaimana? Kau mengira pekerjaan ini gampang? Kau gila atau apa? Kenapa kau memakai pakaian seperti ini?” semprot Yoon Hoo pada Eul di lokasi syuting.

Joon Young, Man Ok dan Gook Young memperhatikan perlakuan mereka pada Eul. Yoon Hoo kemudian melepas kacamata Eul, bagaimana bisa dia memegang kamera kalau menggunakan kacamata. Eul pun sigap menutup lebam di matanya.

“Kau mau bekerja atau berkelahi?” tegur teman Yoon Hoo.

Gook Young tak tahan lagi, dia berteriak dengan keras kalau lebam dimata Eul kan karena ulah mereka juga. Joon Young menahan Gook Young untuk tak ikut campur.



Eul menatap Joon Young dengan kecewa. Dia kemudian meminta maaf pada Yoon Hoo sekali lagi. Yoon Hoo menolaknya, dia tak mau bekerja sama dengan Eul lagi. Dia terlihat menjijikkan dengan rambut yang belum dicuci dan pakaian yang bau kimchi. Pergi! Kau dengarkan?!

Eul mulai malu karena dilokasi syuting, orang – orang sudah mulai berdatangan. Dia membela diri kalau dia hanya merekam dengan kamera. Apa perlu aku berdandan dengan cantik? lagipula aku tak akan tidur denganmu.

“Kau gila?!” bentak Yoon Hoo.

Eul merasa dia masih waras, wajar saja kalau Yoon Hoo dianggap cabul. Orang bekerja pasti ada saatnya harus kotor. Yoon Hoo makin terpancing emosi, dia mengusir No Eul dengan kesalnya. Dia gila. Itulah kenapa Joon Young memecatnya. Yoon Hoo berteriak ke arah Joon Young, “kau tahu kalau dia gila. Seharusnya kau memberitahuku lebih awal.”



Joon Young menahan amarahnya, “Kalau aku tahu, aku akan memberitahumu.” Jawabnya dengan tersenyum.

Yoon Hoo mengancam akan melenyapkan Eul dari bidang ini. Dia juga memperingatkan Bos yang sudah memberikan pekerjaan ini pada Eul. No Eul sendiri sudah tak tahan menerima ocehan Yoon Hoo, dia pergi dari sana begitu saja.



Eul melewati Joon Young tanpa menatapnya. Disisi lain, Jung Eun yang sampai dilokasi syuting tersenyum. Dia senang melihat Eul dipermalukan didepan umum.

-oOo-



Ji Tae berpapasan dengan Eul, dia bertanya kenapa Eul tidak melakukan syuting. Eul terlihat tak enak, dia telah dipecat. Maafkan aku, padahal Ji Tae sudah susah payah memasukkan dia kedalam tim.

Ji Tae hanya tersenyum, “Mau minum kopi?”




Keduanya kini sudah resmi dipecat karena posisi direktur juga sudah berganti pada Jung Eun. Ji Tae mengaku kalau dia hampir bertunangan dengannya. Dia pergi di hari pertunangannya dan menemui Eul. Ji Tae menatap Eul, apa kau sangat mencintai Joon Young? Dia selalu membuatmu terluka, kenapa kau sangat menyukainya? Dimana harga dirimu?

“Sama denganmu. Kau kabur dari pertunangan hanya untuk terluka. Kenapa kau sangat menyukaiku? Dimana harga dirimu?”

Ji Tae pikir dia hanya bersikap cerdas. Saat dia sabar menunggu sedikit lebih lama, maka Eul akan datang padanya. Eul yakin, itu tak akan terjadi. Mereka berdua tak akan bersama. Ji Tae tahu betul alasannya.

“Jangan terlalu yakin. Kau tak akan tahu.”

Ji Tae mengajak Eul untuk kembali ke Seoul, haruskah dua orang pengangguran kembali ke Seoul? Kita bisa pergi kencan.

-oOo-


Gook Young pergi dari lokasi syuting dengan marah. Dia tak mau bekerja lagi dengan Joon Young, dia keluar menjadi managernya. Man Ok mencoba membujuk tapi Gook Young tetap kekeuh. Dia tak mau bekerja dengan kunyuk seperti dia. Joon Young tahu kalau Eul membantu Man Ok tapi dia malah berkata sangat acuh saat Eul diperlakukan tak adil.

“Aku pergi!”


Dilokasi syuting, Yoon Hoo menondongkan pistol ke arah Joon Young. Dia menyuruh Joon Young untuk diam ditempat tapi Joon Young tak perduli dengan gertakan itu, dia malah menantangnya untuk menembak. Yoon Hoo melepas pistolnya dan mencekik Yoon Hoo, dia bertanya siapa saja yang telah Joon Young bunuh? Katakan!

PD berbinar melihat adegan yang terlihat realistis ini.

Tapi tiba – tiba Joon Young menendang perut Yoon Hoo.



Joon Young memukulinya tanpa ampun. Kru lain panik karena ini diluar dari naskah mereka. Cut! Cut!

Joon Young masih terus melayangkan tinjunya ke arah Yoon Hoo yang tak berdaya.

-oOo-


Eul berada didepan resepsionis untuk meminta kantung plastik. Celakanya dia lagi – lagi dia harus bertemu dengan kru film. Eul buru – buru menyembunyikan wajahnya. Para Kru itu meminta kuncu pada resepsionis.

“Aku pikir syuting akan berakhir nanti malam.”

“Ada sebuah kecelakaan, jadi terpaksa ditunda.” Ucap salah seorang diantara mereka.
Eul sempat memikirkan ucapan pria itu.



Joon Young memijiti dahinya saat harus bertemu dengan Jung Eun, dia mengaku kalau dia salah baca naskah. Jung Eun mengatakan bahwa Yoon Hoo berniat melaporkannya. Joon Young tak masalah, dia memang salah jadi biarkan saja kalau memang mau dilaporkan. Dia pun bergegas pergi meninggalkan Jung Eun.

Jung Eun masih berusaha mengejar Joon Young dan naik dalam satu lift menuju lantai 25.


“Kau harusnya meminta maaf sebelum wartawan tahu.” Ucap Jung Eun.

Joon Young menolaknya karena Yoon Hoo juga pernah melakukan hal yang sama padanya. Hidungnya sampai patah tapi Yoon Hoo tak mau minta maaf. Dia hanya mengatakan kalau hal seperti ini memang sering terjadi saat syuting. Jung Eun masih membujuknya karena ini masih awal syuting. Apa dia mau mengakhirinya?

“Akhiri saja. Aku tak perduli.”

“Aku perduli. Ini projek pertamaku setelah menjadi ketua tim.”

Pintu lift terbuka namun Joon Young kembali menutupnya, “dimana rumah sakit Yoon Hoo?”

-oOo-



Yoon Hoo masih terus mengabaikan Joon Young saat mereka meminta maaf. Joon Young mengaku kalau dia salah baca naskah. Jung Eun menambahkan kalau Yoon Hoo juga pernah melakukan hal yang sama pada Joon Young.

“Bagaimana bisa aku melakukannya? Aku menyukaimu.”

“Kalau begitu, berlututlah. Kenapa? Kau tak bisa melakukannya?”

Jung Eun meminta Yoon Hoo untuk berhenti, kalau memang dia meminta berlutut maka dia yang akan melakukannya.


Joon Young menahan lengan Jung Eun, dia langsung berlutut dihadapan Yoon Hoo. Bahkan Yoon Hoo sendiri sempat terkejut saat Joon Young menuruti permintaannya.

“Maafkan aku Yoon Hoo. Jadilah pria dewasa, ayo jadi teman dan melakukan syuting film.” Ucap Joon Young enteng.

-oOo-



Sepulangnya dari rumah sakit, Joon Young melihat Eul sudah ada didepan pintu kamarnya. Eul segera bertanya, apa Joon Young melakukan semua ini karena dia? Dia memukul Yoon Hoo karenanya?

Joon Young menganggap Eul masih terus berkhayal. Dia menyuruh Eul untuk minum obat dan istirahat. Joon Young pun masuk kedalam kamarnya.




Eul mengikuti Joon Young, dia protes dengan sikap kejam Joon Young yang pura – pura mengabaikannya. Joon Young melepaskan coat –nya, dia meminta Eul untuk keluar karena dia belum tidur sejak kemarin.

“Apa ini semacam candaan? Lakukan saja. Apapun yang kau lakukan, aku tak akan terluka.”

Joon Young meraih tubuh Eul dan mendorongnya ke ranjang. Dia menindih Eul kemudian menurunkan resleting bajunya, “Apa kau mau tidur denganku? Kalau kau tak menginginkannya, kau bisa katakan sekarang. Aku akan membukakan pintu untukmu.”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar