Senin, 07 November 2016

Uncontrollably Fond - Ep. 14 Part 1

“Apa kau mau tidur dengaku? Kalau kau tak mau, aku akan membukakan pintu untukmu.”

No Eul menatap Joon Young dalam diam, dia menolak untuk pergi. Dia akan tetap mengikuti Joon Young. Eul memejamkan mata dengan tegang. Perkataan Joon Young mungkin memang tak sekedar candaan, hanya saja dia tak mungkin melakukan ini pada Eul. Ia bangkit dan pergi meninggalkan kamarnya.







Kedai Young Ok sedang sangat sibuk. Dia kewalahan melayani pelanggan yang antri. Ponselnya berdering menerima panggilan dari Joon Young, Young Ok buru – buru mengangkatnya dan menyuruhnya untuk berbicara nanti saj....

“Berikan aku tiga alasan untuk tidak mengencani Eul. Aku memberikanmu alasannya, tapi aku tak mengingat apapun.”

Pelanggan Young Ok memintanya untuk bergegas. Young Ok pun menyuruh Joon Young untuk ngobrol nanti saja. Dia mematikan telfonnya.

Joon Young masih berbicara sendiri ditelefon, “Kalau kau tak ingat alasannya, maka berpura – pura lah tak ada alasan mengabaikan Eul. Aku akan berada disamping Eul.”



No Eul berjalan keluar gedung, Joon Young memperhatikannya dari balik jendela. Dia kembali mengingat ucapan Ji Tae yang menghantuinya. Dan juga fakta bahwa No Eul membenci Hyun Joon yang notabene ayah kandungnya sendiri. 

Joon Young menjatuhkan ponselnya, dia menatap sendu pada No Eul yang berjongkok dihalaman. Benar kata Eul, dia memang merindukannya.


Joon Young membersihkan wajahnya kemudian memakai setelan jas dengan rapi. Ia menyiapkan sebuah kamera untuk membuat rekaman. “Aku Shin Joon Young. Beberapa bulan yang lalu, dokter mengatakan kalau hidupku tak akan lama lagi...”

Joon Young tersenyum miris, memang sedikit sulit tapi semua orang memang akan mati. Jado.. Joon Young berdehem meregangkan tenggorokannya yang terasa tercekat.

-oOo-



Young Ok sudah merubah jalan pikirannya. Dia kini tengah menghapus larangan Fans Joon Young masuk ke kedai. Dia menggantinya dengan, [Shin Joon Young’s Fans are Welcome].



Young Ok kembali ke dapur dan dikejutkan dengan Gook Young yang tengah mencuci piring. Gook Young mengaku kalau dia sudah keluar menjadi manager Joon Young.

“Kenapa?”

“Aku punya harga diri dalam perlakuanku. Tapi aku pikir, aku tak bisa bekerjasama dengan manusia seperti dia.”

“Apa yang dia lakukan?”

Gook Young tak tahu bagaimana bisa Young Ok membesarkan Joon Young seperti sekarang? Bagaimana bisa dia memperlakukan PD No Eul seperti itu? Jung Shik datang dan menggeplak kepala anaknya dengan marah. Gook Young mengklaim kalau Ayahnya pasti akan melakukan hal yang sama kalau tahu kejadiannya. Dia bisa memukulinya 72 kali atau bahkan lebih. Dia juga harusnya tak Cuma mengundurkan diri tapi juga menendang perut Joon Young.

“Kau kunyuk! Joon Young tak seharusnya mendapat pukulan.” Ucap Jung Shik seraya mencari kayu untuk memukul Gook Young.



Gook Young kabur dan bersembunyi dibalik Man Ok dan Young Deuk. Dia mengatai Ayahnya yang lebih sayang dengan Joon Young bahkan kalau mereka tenggelam bersama, mungkin dia akan menyelamatkan Joon Young. Man Ok mengejek Gook Young yang cemburu.

PLAK! Pukulan mendarat dikepala Man Ok. Young Deuk tak terima, dengan marah ia memelintir tangan Gook Young. Wah, sepertinya Young Deuk ini menaruh hati pada Man Ok. Bahkan Man Ok sendiri sampai heran dan terus memandanginya.

“Apa kita harus memulai hari seperti ini? Young Deuk, lepaskan dia! Katakan padaku apa yang sudah Joon Young lakukan pada Si No Eul itu? Apa yang dia lakukan?”

-oOo-




No Eul dengan ramah menyapa guru Jik. Bu Guru mengatakan alasannya memanggil Eul kesana, ini semua karena adiknya menolak untuk masuk perguruan tinggi. Dengan nilainya yang tinggi, dia bisa masuk ke perguruan tinggi manapun.

Jik tiba – tiba masuk menghentikan pembicaraan mereka. Dia kesal dengan sikap gurunya yang membocorkan rahasia ini.

“Tapi sangat disayangkan. Kau terlalu pintar untuk tak masuk perguruan tinggi. Kau ingin menjadi dokter, ‘kan?”

“Aku tak akan masuk perguruan tinggi.” Kesalnya.

No Eul bangkit menghentikan ucapan Jik, dia menjewer telinganya kemudian permisi untuk bicara berdua dengan Jik.



No Eul langsung mendaratkan pukulan dilengan Jik, kau gila? Kau tak mau masuk perguruan tinggi? Kau pikir untuk siapa aku bekerja seperti budak? Apa kau kehilangan akal?

Jik menahan tangan kakaknya dan mengingatkan bahwa penghasilannya hanya bisa untuk membayar hutang. Dia tak akan bisa membayar biaya semester dan praktek medis. No Eul meyakinkan kalau dia punya cukup uang dan simpanan.

“Kalau kau cukup kaya, cari tempat untuk tinggal. Aku tak perduli kalau itu hanya kamar basemen. Aku lelah untuk menginap dirumah temanku. Carilah tempat tinggal.”

No Eul menyanggupi. Jik juga setuju untuk masuk kuliah asal mereka sudah menemukan tempat tinggal dan melunasi hutang. Dia ingin hidup dengan damai. Mulai sekarang, mereka tak perlu membahas masalah perguruan tinggi.


Jik pergi begitu saja. Ponsel Eul berdering saat menerima panggilan dari nomor tak dikenal. Halo?

“Aku ketua KJ Group, Lee Eun Soo. Kau mengingatku, ‘kan?”

-oOo-



Wah, Pororo akhirnya bisa kembali ke rumah dan makan dengan nyaman disamping Joon Young. Joon Young mengatakan kalau No Eul tak akan kesana lagi jadi Pororo bisa kembali.

Dibulu Pororo, ada benang yang menempel disana. Joon Young mencoba mengambilnya tapi pandangan Joon Young berubah buram dan dia terus saja gagal mendapatkan benang itu. Dokter Kang menghubunginya, dia meminta Joon Young untuk segera melakukan perawatan.

“Aku akan mati di rumah sakit kalau begitu.”

“Sebagai doktermu, aku tak bisa membiarkanmu terus begini. Aku akan menghubungi keluargamu.”

Joon Young sudah menganggap Dokter Kang sebagai penyelamatnya jadi jangan sampai dia menuntutnya. Dokter Kang masih berusaha membujuk tapi Joon Young kekeuh, dia mengatakan ada sesuatu yang mendadak. Dia mengakhiri panggilan.

Joon Young kembali melihat benang merah dibulu pororo, dia pun mengambilnya dan kali ini berhasil.



Tak lama kemudian bel rumah berbunyi. Rupanya ada Jung Eun yang berkunjung untuk mengembalikan kalung pemberian Joon Young. Dengan serius, dia mengingatkan kalau ia sudah bertunangan.

Joon Young menyeruput kopinya dengan santai, “Aku tahu, tapi kau bukan satu – satunya yang mendapatkan ini. Distributor, kru produksi dan produser mendapatkannya. Presdir agency –ku yang sudah memberikannya sebagai ucapan maaf karena aku membuat masalah.”

Joon Young mengambil kalungnya, tapi kalau memang Jung Eun menolak maka dia bisa meninggalkan kalung itu. Wajah Jung Eun seketika itu juga terlihat malu, dia kemudian mengucapakan rasa terimakasihnya karena Joon Young sudah rela berlutut dihadapan Yoon Hoo. 

“Aku tak bisa membiarkan wanita cantik berlutut dihadapan pria seperti dia.”

Jung Eun seperti tersentuh perasaannya atau dia mulai kagum dengan Joon Young. Dia meremas ujung tas –nya kemudian pamit untuk pergi.



Tapi sebelum itu, dia sempat berbalik dan bertanya mengenai ucapan Joon Young di kolam renang. Dia sempat mendengar dia berbicara tapi tak terlalu jelas. Joon Young tersenyum nakal, “Kau bilang kau sudah bertunangan. Aku mengatakan itu sebelum tahu kau sudah punya ikatan. Lupakan saja.”

“Tak apa – apa.”

Joon Young bersikap ambigu dengan berdiri tepat dihadapan Jung Eun. Dia tersenyum dan menyuruhnya untuk berkendara dengan hati – hati. Have a nice day!

-oOo-



Ditempat lain, Ji Tae telah dipindahkan menjadi karyawan biasa dan harus bekerja mengangkati barang berat. Ia yang terbiasa pun agak kesulitan dan sekretaris Kang datang untuk membantunya. Ji Tae mengatakan kalau dia sudah bukan lagi direktur jadi dia tak perlu datang untuk menyapanya.

“Aku berbicara sebagai seorang teman. Kau memang anak yang tak patuh. Apa kau perlu melakukannya sejauh ini?”

Ji Tae rasa, dia malah menjadi anak yang patuh karena mengikuti perintah orangtuanya untuk bekerja seperti ini. Dia menyarankan agar Kang segera pergi atau karirnya bisa hancur.

“Aku melihat PD No di lobi tadi pagi. Aku pikir Nyonya Lee yang memanggilnya.”

“Untuk apa?” tanya Ji Tae berubah serius.



Bertepatan saat itu juga, Eun Soo sudah duduk bersama dengan Eul. Dia melihat penampilan Eul yang terlihat tak terlalu baik. No Eul membenarkan. Eun Soo heran, memangnya kenapa? Dia bahkan punya dukungan dari seseorang (Ji Tae) yang mau mengancamnya. No Eul menegaskan kalau dia tak akan meninggalkan Korea.

“Tentu saja, orang korea harusnya tinggal di Korea.”

Sekretasi Kim masuk kemudian meletakkan amplop dihadapan Eul. Eun Soo tak ingin berbasa – basi, dia hanya meminta No Eul untuk membuat Ji Tae kembali pada tunangannya. Wanita yang sudah mencintai Ji Tae selama 20 tahun. Bukankah tak adil, saat Eul sama sekali tak menyukai Ji Tae?




“Aku pikir telah mengatakan dengan jelas untuk tak mengganggu No Eul.” Sentak Ji Tae masuk ke dalam ruangan.

Eun Soo mengklaim kalau dirinya tak melakukan apa – apa. Dia hanya berdonasi pada gadis miskin, memangnya hal apa yang dia lakukan. Ji Tae makin kalap, IBU! Dia meraih amplop diatas meja untuk menyobeknya.

No Eul merebut amplopnya, ini cek asli, ‘kan?

“Kau bisa memeriksanya di bank.”

“Baiklah kalau kau yang memberikannya. Aku akan menggunakan ini.” jawab Eul kemudian pergi.



Ji Tae tak habis pikir dengan pola pikir No Eul. Dia mengejar Eul, Kau tak berhak mendapatkan uang! Kau berhak mendapatkan ucapan maaf!

Sama halnya dengan Eul yang marah, tapi apa yang bisa diperbuat? Orangtua Ji Tae tak akan sudi untuk minta maaf bahkan kalau dia berusaha sepanjang hidupnya. Tak ada yang mau mendengarkan ucapannya. Kalau Ji Tae terus membantunya, orangtuanya malah ingin menghancurkan dia. Jadi untuk apa aku harus berusaha? Pada akhirnya, aku akan tetap kalah.

“Ini tak benar!”

“Aku sudah menjualmu satu juta dolar. Aku tak tahu seberapa banyak uangnya, tapi aku beruntung karenamu. Aku akan mentraktirmu minum.” Ucap Eul kemudian pergi.


-oOo-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar