Senin, 07 November 2016

Uncontrollably Fond - Ep. 17 Part 2



Nari meledek Haru dengan mengatakan kalau seorang anak pemilik restoran galbi sering menggoda Jik. Kalau semua berjalan lancar, seharusnya Jik bisa makan daging setiap hari. Haru merasa tertantang mendengar hal itu, dia membeberkan bahwa Jik belum tahu identitasnya yang sebenarnya. Kalau Jik menikah dengannya, maka Jik tak hanya bisa makan daging tapi Ibu akan membelikan peternakan sapi untuknya.

Nari meremehkan omongan Haru, dia menjelaskan bahwa Jik harus menikah dengan keluarga kaya. Dia sudah menderita selama ini bersama keluarganya. 

“Benar!” seru Haru.

Haru meminta Nari mendekatkan telinga, dia berbisik kalau ia adalah putri dari KJ grup.
“waaah, daebak! Kau memang kaya raya.” Akting Nari meledek. Kalau dia putri KJ Grup maka Nari putri Mansour.



Haru menunjukkan foto keluarganya pada Nari. Dia menyuruh Nari untuk memperlakukannya seperti biasa. Jangan merasa terintimidasi. Nari tertegun sebelum akhirnya menyuruh Haru untuk pulang. Lupakan apa yang sudah dia katakan. Pulang, hapus nomor Jik dan jangan pernah kesana lagi.

“Tak mau!” ucap Haru memegangi etalase. Nari menyeretnya untuk memaksa keluar.



Jik masuk ke toko dengan keheranan melihat mereka berdua tengah ribut. Nari tanpa basa basi menyuruhnya untuk mengakhiri hubungan mereka berdua. Haru merengut kesal, kenapa tak boleh? Kau bahkan bukan kakak kandungnya.

“Jika aku kakak kandungnya, kamu tidak akan berdiri di sini. Akhiri hubunganmu dengannya sebelum Eul tahu. Sekarang!” tegas Nari.


Haru menangis ditaman dengan sedihnya, dirumah masalah sudah rumit. Sekarang, dia dipaksa untuk berpisah dengan Jik. Jik meyakinkan bahwa ia tak akan meninggalkan Haru. Entah karena kata – kata kakaknya maupun Nari, dia akan tetap bersama dengan Haru.

Jik memeluknya untuk menenangkan. Haru masih terus menangis tapi kemudian dia menyadari sesuati. Jik, kau sedang memelukku dengan sangat erat?


Jik sempat terhenyak mundur. Namun ketika ia melihat wajah sedih Haru, ia memutuskan untuk memeluknya lagi. Dia meminta agar Haru berhenti menangis, dia khawatir melihatnya.

“Aku tak akan berhenti menangis sampai besok.” Rengek Haru.



Jung Eun masih merenungkan ucapan Ji Tae kalau Joon Young mendekatinya hanya untuk membalas dendam pada Hyun Joon. 

Joon Young kini berdiri ditepian sungai. Jung Eun memperhatikannya dari kejauhan kemudian menginjak pedal gas –nya dengan keras. Mobil Jung Eun hampir menubruk Joon Young namun terhenti ketika jarak mereka tinggal beberapa centimeter lagi.



Mereka berdua duduk ditepian sungai. Jung Eun memberitahukan bahwa Ji Tae telah menceritakan hal konyol padanya. Kalau Joon Young mengatakan hal itu tak benar, maka ia akan mempercayainya.

Kita tidak bertemu secara kebetulan. Aku mendekatimu dengan sebuah tujuan. Semuanya sudah terencana. Aku ingin membalas dendam kepada ayahku yang mengabaikanku. Itukah cerita konyol yang Ji Tae katakan?”

Jung Eun membentak Joon Young yang mengatakan hal bertele – tele, ini membuatnya semakin rumit. Joon Young tak bergeming, dia meminta Jung Eun untuk pergi meninggalkannya kalau dia ragu. 



PD Yoon menemui Eul untuk memarahinya yang datang ke rumah Joon Young secara tiba – tiba. Apa kau tak punya harga diri? 

Eul menanggapi enteng, memangnya apa itu harga diri? Dijual di toserba, ‘kah? Apa aku harus operasi plastik agar tak seorang pun mengenaliku.

PD Yoon mendesis kesal dengan jawaban asal – asalan Eul. Ponselnya berdering. Ia pun menerima panggilan dari Joon Young, entah apa yang mereka katakan namun PD Yoon mengiyakan saja.


“Apa katanya?”

“Dia ingin kau datang ke rekaman malam ini.”

Eul tak percaya mendengar berita ajaib itu. PD Yoon juga mendesis tak percaya, dia benar – benar tak terduga.



Kini kamera tengah dipersiapkan, Eul menyorot wajah Joon Young yang telah mengenakan setelah jas dengan rapi. Suasana terkesan romantis dengan jajaran lilin yang menyala disana.

Joon Young meminta Eul jangan cemberut. Kalau dia tak mau menjalankan tugas ini maka dia bisa pergi.

“Apa yang akan kita rekam hari ini?”

“Ini hal pertama dalam daftar keinginanku. Aku akan melamar gadis yang ku cintai.”



Joon Young kembali menyuruh Eul untuk pulang saja kalau memang tak bisa melakukannya. Eul bersikeras dan menunjukkan wajah tersenyum dengan menarik kedua ujung bibirnya. Memangnya, siapa yang akan kau lamar?

“No Eul.” Ucap Joon Young membuat No Eul sempat terkejut. “Jangan cemberut. Yoon Jeong Eun dari Grup KJ.”

Eul terkejut mendengar penuturan Joon Young. Dia meminta izin untuk mengambil segelas air minum.


Didapur Eul mengambil gelas namun karena terlalu kesal, dia malah menjatuhkannya. Dia mendesis dengan jengkel, “dia kejam sekali. Bagaimana bisa dia menyuruhku untuk merekam lamarannya.”

Joon Young tengah merenung sendiri menantikan kehadiran Jung Eun.

FLASHBACK

Jung Eun berada didalam mobil sendirian sambil menantikan Joon Young yang masih menelfon seseorang. Ponsel Jung Eun bergetar mendapat telfon dari Eun Soo. Eun Soo bertanya, apa kau sudah selesai bicara dengan Joon Young? Kembalilah, dan menikah dengan Ji Tae.

Jung Eun sontak melihat ke segala arah, sejak tadi dia sudah diawasi. 

“Aku tak mencintai Ji Tae lagi.”

“Pernikahan bukan soal cinta.” Ujar Eun Soo santai.

Eun Soo menambahkan bahwa ia mempunyai rekaman CCTV 10 tahun yang lalu saat Jung Eun menabrak lari seseorang. Dia berniat membuangnya tapi dia pikir akan berguna dimasa mendatang.


Khawatir mendengar hal itu, Jung Eun mengatakan betapa meruginya Choi Hyun Joon kalau sampai rekamannya tersebar.

Eun Soo tenang, dia tahu semuanya akan berpengaruh. Tapi siapa yang akan menumpahkan darah lebih banyak? Seorang calon presiden yang punya anak pembunuh atau jaksa yang menggunakan kekuasaannya. Kembalilah Jung Eun. Aku akan menunggumu.



“Apa kau tak jadi kabur?” tanya Joon Young saat melihat Jung Eun turun dari mobilnya.

Jung Eun bertanya mengenai rencana Joon Young, seberapa jauh dia sudah memikirkannya? Joon Young akan merebut apa yang ayahnya miliki. Jung Eun masih ragu, kau rela menikahi wanita yang kau cintai demi membalas dendam pada Ayahmu?

Joon Young tak mempermasalahkannya, karena perasaan seseorang bisa saja berubah. Seperti Jung Eun yang mendekatinya demi Ji Tae namun ia malah berbalik mencintainya.



Jung Eun menahan tangan Joon Young ketika ia hendak pergi, “Ayo lakukan. Kita sepertinya punya rencana yang sama. Ayo lakukan. Aku akan memilih membunuh atau mengampuni setelah semua ini berakhir.”

FLASHBACK END


Jung Eun sampai ke tempat acara tepat saat Eul kembali dari rumah Joon Young. Mereka bertatapan dengan canggung. Joon Young menawarkan untuk mengganti PD kalau Jung Eun mau.

Jung Eun menolaknya. Dia meminta pada Eul untuk mengambil gambarnya dengan cantik dan memperhalus noda diwajahnya.


Ji Tae ada di kedai Bong Sook menggunakan pakaian rapinya. Bong Sook datang sampai pangling dan merasa Ji Tae sudah berubah menjadi pria idamannya. Ji Tae tanya, dia tampak seperti?

“Kau tampan, keren, seksi...”

Ji Tae sedih mendengarnya, bukan jawaban itu yang ingin ia dengar. Dia ingin seseorang mengatakan kalau dia rasional, logis dan adil. Ji Tae sepertinya sudah mulai mabuk.


Sekretaris Ji Tae datang untuk memberikan ponsel. Dia memberitahukan ada kabar terbaru mengenai Joon Young.

Entah berita apa, Ji Tae terkejut membacanya.


Man Ok dan Young Deuk juga terkejut melihat berita itu. Gook Young langsung mencak – mencak tak percaya. Joon Young bukan orang semacam itu. Dia harus menemukan orang yang telah menyebarkan berita ini.

Jung Sik membungkam mulut Gook Young, dia memerintahkan mereka untuk merahasiakan masalah ini dari Young Ok.


Sayang seribu sayang, Young Ok datang dan mendengar semua percakapan mereka. Dia bertanya dengan khawatir, apa yang terjadi dengan Joon Young?



Proses lamaran dimulai, Joon Young menyematkan cincinnya ke jari manis Jung Eun. Eul yang menjadi obat nyamuk hanya bisa menatap kamera dengan sedih. Dia bertanya pada Jung Eun, pasti sulit untuk memutuskan menyebarluaskan berita pertunangan ini. Kenapa anda memilih untuk memberitahukannya pada publik?

Joon Young berniat menjawab namun Eul bergegas menghentikannya, dia bertanya pada Nona Jung Eun.

“Aku memilih untuk memberitahukan publik bahwa aku telah memilih Shin Joon Young sebagai pasangan seumur hidupku. Tak ada yang membuatku harus menahannya.”


 “Sejak kapan kau mencintainya? Sebutkan tanggal dan tahunnya.” tanya Eul pada Joon Young.

Joon Young mengaku tak ingat akan hal itu. Bagaimana bisa dia memingat tanggal dan tahunnya? Memangnya kau ingat?

“15 Maret 2005. Ditaman dekat rumahku, anak – anak sering mengolok adikku tak punya ibu. Tapi ada seseorang yang berkata pada adikku, Berhenti menangis. Pria hebat tak pernah menangis.”



Pria itu tak lain ada Joon Young yang menenangkan Jik ketika menangis ditaman. Dia menyuruh Jik untuk tak menangis karena itulah yang diinginkan anak – anak jahil itu. jangan biarkan mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan!

Jik mengusap air matanya, dia tak akan menangis lagi mulai sekarang. Joon Young memberi tepukan untuk Jik, dia memang pria sejati!

Eul melihat perlakuan baik Joon Young pada adik kesayangannya. Semenjak saat itulah, dia jatuh cinta padanya.



“Bagaimana dengan kau Shin Joon Young? Apa kau pernah menyukai seseorang selain Nona Yoon?”

Jung Eun bersiap untuk melabrak No Eul tapi Joon Young menahan tangannya. Joon Young mengaku tak ingat. Baginya masa lalu memang harus dilupakan dan membuka lembaran baru untuk cinta yang baru.

Eul tercekat dan tangannya gemetaran saat mematikan kamera. Dia kembali izin untuk istirahat selama 5 menit.


“Kau sangat kejam, Shin Joon Young.”

Joon Young tak mennggapi ucapan Jung Eun. Dia menghampiri kamera dengan basa – basi memuji kamera itu. Dia kemudian menekan tombol On pada kamera tadi.


Apa mimpimu? Tanya Joon Young. Kalau Joon Young sendiri, dia ingin menjadi seorang jaksa dan menunjukkan pada Ayahnya kalau dia bisa tumbuh dengan baik tanpa seorang Ayah.

“Bukankah kau membenci Ayahmu?”

Joon Young tak begitu perduli saat itu karena Ayahnya tak mengenalinya. Tapi suatu hari dia tahu jati diri Ayahnya yang kejam, picik dan penipu ulung. 



“Kenapa? Apa yang ayahmu lakukan?”

“Dia menutupi kasus tabrak lari bagi orang yang memiliki pengaruh dan kekuatan besar. Dia melenyapkan rekaman CCTV, mengancam saksi, dia mengganti supir dan menyuruhnya membuat pernyataan palsu. Dia mendepak junior yang ingin mengungkap kebenaran.”

Jung Eun gemetar ketakutan hingga menjatuhkan gelas yang ada ditangannya. Dia permisi untuk pergi ke kamar mandi. Joon Young dengan polos menawarkan untuk menemaninya namun Jung Eun menolak.



Saat kembali, No Eul heran saat menemukan kameranya masih menyala. Joon Young menghampiri sembari memberikan earphone dan laptop. “Jangan alihkan pandanganmu dari layar monitor.”


Jung Eun gemetaran di kamar mandi.


Ji Tae menuju ke kamar ibunya dengan tergesa – gesa. Dia menuduh ibunya yang telah menyebarkan berita kalau Joon Young menggunakan obat – obatan. Eun Soo bersikap seolah tak tahu, dia sepertinya bukan pelaku penyebar isu ini.


Direstoran, mereka semua berkumpul menemani Young Ok yang masih syok. Gook Young dan Jung Shik yakin kalau semua itu cuma isu bohong. 

Young Ok hanya bisa termenung, aku yakin dia memikirkan kondisi putranya saat ini.


Dan pelakunya adalah Choi Hyun Joon. Dia yang sudah menyebarkan isu mengenai Joon Young. Rupanya ancamannya bukan cuma gertakan semata. Tapi ini sungguh diluar nalar, dia anakmu loh!


Joon Young menunggu Jung Eun keluar dari kamar mandi. Ia memberikan ponselnya karena Tuan Yoon menelfon. 

Jung Eun mencoba berbicara mengenai Jaksa, jaksa juga manusia jadi dia terkadang memilih jalan yang salah dan keliru. Joon Young tak sependapat, manusia yang ia kenal tidaklah semacam itu. Saat seorang Ayah di cap buruk, dia masih memegang teguh prinsip bagaimanapun kondisi mereka.

“Apa itu alasan kecil untuk mengancam ayahmu?”

“Pria yang meninggal karena tabrak lari itu adalah ayah dari pacarku. Aku ikut campur ketika dia (Eul) ingin mendapatkan kebenaran.”


Kilasan saat Joon Young merebut tas Eul dan membuatnya tertabrak mobil, itu adalah kesalahannya.

“Pacarku. Aku yang membunuhnya.” Ucap Joon Young menghadap kamera CCTV.



Ditempat lain, Eul melihat monitor yang menunjukkan percakapan antara Jung Eun dan Joon Young. Entah apa reaksi Eul saat tahu kalau pelaku penjambretan itu adalah Joon Young. Akankah dia membencinya? Atau dia membiarkan semuanya berlalu begitu saja?



1 komentar: