Minggu, 04 Desember 2016

The K2 - Episode 16 Part 1


Min Cul memberi tahu Je Ha kalau Anna dibawa ke Cloud Nine, jadi Je Ha harus segera kesana. Je Ha minta diantar, namun Min Chul tidak mau karena Cloud Nine akan segera meledak. Diapun kemudian memberitahu Je Ha kalau sebenarnya Sung Won tidak akan bisa mematikan bom itu, karena bom itu sudah dirakit sedemikian rupa dan tak akan bisa meledak, namun Sung Won tak tahu hal tersebut. Bom sendiri sekarang sudah menunjukkan waktu 38:21. Je Ha berteriak kesal mengetahui semua itu.

Dengan kecepatan tinggi dan menahan sakit kepalanya, Je Ha mengendarai mobil menuju markas JSS.

Yoo Jin mengatakan pada Sung Won kalau dia sekarang memilik kartu memori Suk Han, namun Sung Won sudah tak perduli akan hal tersebut, karena dia sekarang memang sudah tak punya apa-apa lagi, jadi yang ada dipikirannya sekarang adalah mati di tempat itu hari ini bersama Yoo Jin. Saat Sung Won mengambil rokok, terlihat pistol di balik jasnya, ternyata Sung Won membawa pistol untuk berjaga-jaga. Yoo Jin kemudian ingin menanyakan satu hal pada Sung Won dan Sung Won mempersilahkan.
“JB Group tidak termasuk dalam daftar dari anggota konsorsium. Jadi bagaimana kau bisa terlibat dengan Kumar?” tanya Yoo Jin.
“Oh itu? Itu perangkap yang aku buat untuk anggota konsorsium dengan ayah mertuaku. Suk Han adalah teman sekolahku. Tapi dia di Irak untuk melakukan pekerjaan sukarela medis. Dan ia merawat Abdul Omar, pemimpin orang Kumar. Jadi aku memintanya untuk memperkenalkan aku kepadanya. Dan ayah mertuaku menangani anggota konsorsium di Korea,” jawab Sung Won.
“Dan kemudian kau meninggalkan konsorsium?” tanya Yoo Jin dan Sung Won mengiyakan karena menurutnya situasi seperti sekarang ini akan terjadi cepat atau lambat. Tapi karena Suk Han licik, jadi dia mencantumkan nama Sung Won dalah daftar anggota juga. Suk Han beralasan kalau hal itu sebagai mekanisme pertahanan untuk dirinya.
Yoo Jin menyayangkan hal tersebut, namun walaupun begitu Sung Won tetap terlibat dalam kasus Kumar. Sung Won kemudian bertanya bagaimana Yoo Jin tahu tanpa melihat isi kartu memori. Yoo Jin pun menjawab kalau dia tahu dari cermin dan dalam hati dia menambahkan dari Je Ha juga. Mendengar hal itu, Sung Won mengaku kalau dia menjadi semakin menginginkan Cloud Nine.
Bersama anggota JSS, Dong Mi masuk markas JSS dan menghabisi anak buah Sung Won. Dengan langkah yang begitu yakin, Dong Mi terus berjalan menuju lantai 9.
Ingin mengakhiri percakapan, Yoo Jin menyuruh Sung Won mematikan bom dan membawanya pergi. Namun sebelum dia pergi, Yoo Jin meminta untuk menulis dokumen yang berisi pernyataan kalau Sung Won menyerahkan semua sahamnya pada Yoo Jin. Namun Sung Won tak mau, karena jika dia melakukan itu, dia tak akan punya apa-apa. Sung Won lebih memilih untuk mati bersama dengan Yoo Jin di tempat itu.
Tepat disaat itu, penjaga yang masuk bersama Sung Won meminta Sung Won untuk membiarkan mereka keluar.
“Seperti yang kubilang. Baiklah kalau begitu. Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku membukakan pintu untuk mereka? Aku yakin mereka ingin keluar dan akan melakukan apa pun yang diperlukan. Ingin aku mengajarimu apa yang lebih sulit daripada mati?” tanya Yoo Jin dan Sung Won hanya diam. Tepat disaat itu Dong Mi menelpon dan memberitahu Yoo Jin kalau dia sudah mengamankan lobi. Namun Dong Mi mengatakan kalau masih ada beberapa orang yang ada di sekitar gedung, jadi sepertinya butuh waktu lebih lama untuk menyingkirkan mereka semua.
Tepat disaat itu Tuan Song datang dengan tergesa-gesa dan memberitahu Dong Mi kalau Anna ada di dalam gedung, namun dia tak tahu di mana Anna berada, karena Anna melarikan diri dari orang-orang jahat di sekitar gedung ini. Telepon Dong Mi belum di tutup, jadi Yoo Jin bisa mendengar dan mengetahui apa yang terjadi. Dia terkejut mengetahui Anna ada di markas JSS.
Tak lama kemudian Mi Ran dan Sung Gyu datang, mereka memberitahu Dong Mi kalau Anna diseret turun dari pesawat oleh polisi. Sung Gyu menambahkan kalau sepertinya semua itu adalah ulah dari Kwan Soo, selain itu mereka juga tak bisa menghubungi Je Ha. Karena mereka berdua mendengar informasi kalau Anna ada di gedung JSS, jadi merekapun datang. Yoo Jin shock mendengar informasi itu dan Sung Won terlihat senang. Dong Mi kemudian menebak kalau pihak Kwan Soo sedang mencoba menggunakan Anna sebagai sandera, jadi mereka harus segera menemukan Anna lebih dulu. Sung Won terus tersenyum senang dan Yoo Jin merasa lega karena Anna berhasil melarikan diri.
Anak buah Kwan Soo juga terus mencari Anna dan Anna berhasil menghindari mereka. Tak mendapatkan Anna, si anak buah itu langsung memberitahu Kwan Soo. Tentu saja Kwan Soo langsung jadi kalang kabut, apalagi Je Ha sekarang sedang dalam perjalanan menuju markas JSS. Dia panik karena takut Se Joon tahu informasi kalau Anna kabur.
Sung Won mengingatkan Yoo Jin kalau Se Joon hanya manusia biasa, kalau Anna dijadikan sandera maka Se Joon pasti akan menyerahkan kartu memori Suk Han. Namun Yoo Jin tetap yakin kalau semuanya akan terjadi seperti yang dia inginkan.
Merasa kalah, Sung Won pun berkata kalau dia akan menjinakkan bomnya, jadi Yoo Jin bisa menyuruh anak buahnya masuk. Yoo Jin setuju, dia kemudian menyuruh anak buah Kwan Soo turun, agar orangnya Yoo Jin bisa naik. Dia kemudian menyuruh anak buah Kwan Soo turun karena dia sudah mengaktifkan kembali lift-nya. Ketika anak buah Kwan Soo berlari menuju lift, Yoo Jin menelpon Dong Mi dan memerintahnya untuk membunuh orang yang keluar dari lift.
Bukan hanya tiga orang yang keluar dari lift yang ditangkap anggota JSS, semua anak buah Kwan Soo yang ada di gedung JSS juga ditangkap oleh mereka. Tepat disaat itu, Se Joon datang dan Dong Mi memberitahu kalau Anna ada di gedung JSS, namun dia tak tahu keberadaannya. Anna melarikan diri dari anak buah Kwan Soo dan sekarang anggota JSS yang lain sedang berusaha mencarinya.
Yoo Jin menelpon dan meminta Se Joon datang ke Cloud Nine bersama Kepala Joo dan Dong Mi. Yoo Jin berjanji akan segera menemukan Anna dan membawanya ke Cloud Nine.
Je Ha sampai ke markas JSS dan dengan kondisi luka parah. Kepala medis menyuruhnya masuk ruang medis, namun Je Ha tak mau, karena dia ingin mencari Anna. Je Ha pergi ke ruang kontrol dan berusaha mencari Anna melalui rekaman CCTV.
Anna ketahuan oleh anak buah Kwan Soo, dengan menggunakan jurus yang pernah Tuan Song berikan, Anna berhasil kabur dari mereka lagi. Saat berlari, Anna bertabrakan dengan Je Ha. Anak buah Kwan Soo hendak menembak Je Ha, namun di larang oleh atasan mereka, karena suara tembakan akan menarik perhatian dari anggota JSS yang lainnya. Jadi anak buah Kwan Soo memutuskan untuk melawan Je Ha dengan pisau.
Dengan cepat Je Ha bisa mengalahkan mereka. Namun salah satu anak buah Kwan Soo berhasil menyandera Anna dan mengarahkan pistol ke kepalanya. Dalam kondisi seperti itu, Je Ha melakukan permainan yang biasa dia mainkan pada Anna. Awalnya dia memberikan kode “beku” lalu “duduk” dan Anna dengan patuh mengikutinya, ketika Anna menunduk untuk duduk, Je Ha dengan cepat menembak anak buah Kwan Soo.
Mendengar suara tembakan, Dong Mi bisa menebak kalau itu adalah Je Ha, jadi dia langsung menyuruh semua anggota JSS untuk pergi kesana.
Kondisi Je Ha benar-benar sudah sangat lemah dan Anna langsung menghampirinya. Kepala Je Ha tergeletak di pangkuan Anna dan Je Ha meminta Anna untuk cepat pergi dari gedung. Anna mengiyakan, namun Je Ha harus sadar lebih dulu.
Kepala Joo dan Se Joon sampai di Cloud Nine, mereka terkejut melihat ada bekas darah di lantai. Sung Won lalu bertanya tentang kartu memori pada Se Joon. Namun Se Joon tak menjawab, Kepala Joo mengawal Se Joon untuk berjalan mendekat ke ruang Cloud Nine, agar Se Joon bisa masuk ke dalam. Se Joon masuk ruang Cloud Nine dan Yoo Jin meminta kepala Joo untuk keluar dan menahan serangan dari orang suruhan Park Kwan Soo. Setelah Kepala Joo keluar, Yoo Jin kembali mematikan mode “Komunikasi Luar Ruangan.”
Yoo Jin meminta Se Joon menyerahkan kartu memorinya, namun Se Joon tak mau karena dia ingin menyelamatkan Anna. Mendengar itu, Yoo Jin berkata kalau Se Joon memberikan kartu memori itu pada Kwan Soo, maka dia akan kehilangan kesempatan menjadi presiden. Se Joon menjawab kalau dia tak perduli, walau harus kehilangan semua yang dia punya. Hmmmm….. Se Joon lebih memilih Anna dibanding semuanya. Sung Won kemudian mengganggu percakapan mereka, dia mengingatkan Yoo Jin dan Se Joon kalau bom sebentar lagi akan meledak. Mereka tak punya waktu lagi.
Yoo Jin kembali bertanya apa Se Joon benar-benar akan membuang kesempatan menjadi presiden dan Se Joon mengiyakan, dia bahkan mengaku kalau tujuan dia ingin menjadi presiden selama ini karena ingin menjadi orang yang lebih kuat dari Yoo Jin. Mendengar itu, Yoo Jin langsung berkata kalau Se Joon seharusnya bersikap seperti itu sejak dulu, jadi Yoo Jin akan memperlakukan Se Joon dengan cara yang berbeda. Namun Se Joon beranggapan kalau semua itu tidak akan ada bedanya, Se Joon akan tetap membenci Yoo Jin.
Yoo Jin membenarkan, dia kemudian mengaku kalau bukan dia yang membunuh Hye Rin ataupun mengirim seseorang untuk membunuhnya. Mendengar itu, Se Joon langsung bertanya apa Yoo Jin sedang mencoba berbohong untuk mendapatkan kartu memorinya. Tentu saja Yoo Jin menjawab tidak, karena baginya mengambil kartu memori itu dari Se Joon adalah hal yang mudah.
“Lalu…kenapa kau berpura-pura seolah-olah kau yang membunuhnya sepanjang waktu ini?” tanya Se Joon.
“Karena aku…. takut kau akan meninggalkan aku, mungkin. Tidak. Itu mungkin karena aku takut untuk memastikan….bahwa aku telah membuat pilihan yang salah. Karena aku ingin membuktikan kepada semua orang…tidak, kepada almarhum ayahku…bahwa aku telah membuat keputusan yang tepat, sampai saat terakhir. Dan jika aku membuat pilihan yang salah… aku ingin membuktikan bahwa aku bisa membuat pilihanku menjadi pilihan yang benar,” jawab Yoo Jin dan mendengar semua itu, Se Joon berkomentar kalau Yoo Jin bertingkah sok pintar, padahal dia bodoh.
Yoo Jin membenarkan kalau dia bodoh, karena sampai sekarang dia tak bisa membuktikan pada semua orang kalau dia bahagia dan seharusnya, dia dan Se Joon tak harus menjalani hidup seperti ini. Tapi pada kenyataan mereka berdua sudah hidup seperti itu dalam waktu yang begitu lama, jadi karena semua itu Yoo Jin meminta maaf pada Se Joon. Tentu saja Se Joon terkejut mendengar Yoo Jin meminta maaf. Saking tak percayanya, Se Joon sampai tertawa dan menahan air matanya.
“Apa kau…barusaja mengatakan kau minta maaf?” tanya Se Joon dan Yoo Jin hanya diam.
Anna bersama kepala medis, membawa Je Ha ke ruang rawat, namun Dong Mi menarik Anna dan membawa Anna ke Cloud Nine, walau sebenarnya Anna tak mau karena dia ingin menemani Je Ha. Karena akan masuk ke Cloud Nine, Dong Mi pun menelpon Yoo Jin terlebih dahulu karena hanya Yoo Jin yang bisa mengaktifkan lift. Khawatir pada Anna, Se Joon pun langsung bertanya keadaan Anna dan Dong Mi menjawab kalau Anna baik-baik saja.
“Bahagia sekarang?” tanya Yoo Jin pada Se Joon, namun Se Joon tak menjawab. Yoo Jin kemudian meminta “cermin” untuk menelpon mantar Presdir Park / mertua Sung Won. Sebelum telepon diangkat, Yoo Jin meminta Se Joon untuk meminjamkan kartu memorinya.
Ketika Yoo Jin menelpon, Mertua Sung Won sedang bersama kelompoknya di ruang rapat yang gelap. Yoo Jin menelpon untuk memberitahu mereka semua kalau dia benar-benar punya kartu memorinya dan agar mereka semua percaya, Yoo Jin mengirim nomor rekening yang menjadi tempat mereka mendapatkan dana gelap. Jadi jika mereka tak ingin isi kartu memori menyebar, mereka harus menarik kembali orang-orang Kwan Soo dari markas JSS.
Dong Mi dan Anna datang. Anna terkejut ketika menyadari orang seperti apa Sung Won sebenarnya. Dong Mi mengantar Anna ke ruang Cloud Nine dan tiba-tiba Sung Won mengeluarkan pistol dan menembak kaki Dong Mi. Kesempatan itu digunakan Sung Won untuk menyandera Anna dan meminta Yoo Jin membuka ruang Cloud Nine. Yoo Jin kaget dan karena dia tak punya pilihan, dia membukakan pintu untuk Sung Won dan Anna.
Sung Won meminta Se Joon memberikan kartu memori dan Yoo Jin melarang, dia bahkan menyuruh si cermin untuk mematikan lift, ingin menghentikan Yoo Jin bicara, Sung Won langsung menembak perut Yoo Jin. Namun Yoo Jin sudah terlanjur menyuruh lift mati, jadi Sung Won tak akan bisa pergi kemana-mana.
Yoo Jin terluka dan Sung Won kembali mengarahkan pistolnya pada Anna, jadi Se Joon tak punya pilihan lain selain memberikan kartu memori itu.
Kepala polisi menelpon Kwan Soo kalau dia akan menarik kembali pasukannya, kalau Kwan Soo ingin kembali menggunakan pasukannya, maka Kwan Soo harus berbicara sendiri dengan Mertua Sung Won dan anggotanya.
Tak membuang waktu lama, Kwan Soo pun langsung menelpon mereka dan mengatakan kalau bom yang dipasang di Cloud Nine tidak akan bisa dimatikan, jadi Se Joon, Yoo Jin dan Sung Won serta kartu memori milik Suk Han akan segera hancur dan menghilang dari muka bumi. Jadi dengan begitu, Kwan Soo lah satu-satunya saksi yang tahu tentang orang Kumar dan dia juga satu-satunya calon presiden yang tersisa.
Mertua Sung Won kemudian bertanya apa yang bisa mereka lakukan untuk Kwan Soo dan Kwan Soo meminta agar mereka memutus saluran komunikasi ke JSS, karena itulah satu-satunya cara mereka semua bisa bertahan hidup. Sebelum menutup telepon, Kwan Soo berkata kalau mereka hanya punya waktu 10 menit untuk memutuskannya.
Je Ha masih mendapat perawatan dan dia kemudian sadarkan diri. Dia memberitahu semuanya untuk pergi dari gedung JSS karena tak akan lama lagi bom di Cloud Nine akan meledak. Mendengar itu, Kepala Joo langsung menelpon Se Joon.
Di ruang Cloud Nine, Se Joon sedang menahan pendarahan Yoo Jin dan ketika mendapat telepon, dia terlebih dahulu meminta izin pada Sung Won untuk mengangkatnya. Setelah Sung Won setuju, Se Joon pun menerima telepon dari kepala Joo dan Kepala Joo memberitahu kalau bom itu tidak bisa dijinakkan, Kwan Soo sudah menipu Sung Won, jadi mereka semua harus segera keluar dari Cloud Nine.

Mendengar itu, Sung Won langsung bergegas keluar dan mencoba mematikan bom dan ternyata memang benar, bom itu tak dapat dimatikan. Sung Won kemudian menghampiri Yoo Jin dan memintanya untuk menyalakan lift agar mereka semua bisa keluar dari tempat itu. Yoo Jin pun hendak melakukannya, namun listrik di markas JSS tiba-tiba mati dan hanya bisa menggunakan daya listrik darurat, jadi lift menuju atas tak bisa lagi di nyalakan, bukan hanya itu, penerimaan jaringan keluar juga sudah tak bisa lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar