Selasa, 08 November 2016

The K2 - Episode 4 Part 2


Je Ha sendiri sudah bersama Kepala Joo dan menuju kediaman Anna. Kepala Joo kemudian menanyakan apa masalah Je Ha dengan Tuan Park, namun Je Ha tak mau memberitahunya. Je Ha malah balik tanya dengan menanyakan siapa Anna sebenarnya. Kepala Joo pun mengatakan yang sebenarnya, dia berkata kalau Anna adalah putri dari Se Joon yang disembunyikan. Karena Anna bukan anak kandung Yoo Jin, jadi dunia tak boleh tahu tentang Anna. Je Ha pun mengerti kalau dia harus tutup mulut dan tak boleh mengatakan apapun tentang Anna pada orang lain. Kepala Joo menambahkan kalau tak semua anggota JSS tahu tentang Anna, hanya orang-orang yang masuk ke pengecualian khusus yang tahu.
“Aku juga?” tanya Je Ha.
“Kau memang pengecualian khusus dari awal. Dia tidak boleh terekspos pada dunia sebelum pemilu selesai. Khususnya Park Kwan Soo yang tidak boleh tahu tentang dia,” ungkap Kepala Joo dan mereka kemudian sampai di kediaman Anna.
Sebelum Je Ha dan Kepala Joo masuk, wanita penjaga Anna sudah mempersiapkan dirinya secantik mungkin, dia memakai eyerliner dan lipstik merah yang tebal. Saat melihat wajah si penjaga wanita, kepala Joo sempat diam sejenak dan kemudia bertanya, “Kau kenapa?”
“Apa maksud anda?” tanya wanita itu pura-pura tidak tahu.
Dari kamarnya, Anna melihat pria yang bernama Je Ha dan diapun ingat kalau pria itu adalah pria yang pernah menolongnya dan juga pernah menodongkan pistol ke kepala Yoo Jin.
Setelah memperkenalkan Je Ha pada si penjaga wanita, Kepala Joo bertanya apa si penjaga wanita sudah mendengar rumor tentang Je Ha dan dengan polos wanita itu menjawab tidak tahu. Walau Kepala Joo sudah menyinggung tentang penyanderaan yang terjadi pada Yoo Jin, wanita itu tetap tidak tahu siapa Je Ha, tapi kalau kejadian penyanderaan itu, dia tahu karena dia saat itu juga berada di rumah Yoo Jin.
Je Ha kemudian memperkenalkan dirinya yang di beri julukan K2 dan wanita itu juga memperkenalkan dirinya. Namanya adalah Jang Mi Ran dan sebagai anggota JSS dia diberi julukan J4.

Kepala Joo kemudian menemui ahjumma yang tugasnya bersih dan memanggilnya dengan sebutan “Kepala”, dia juga memberitahu Je Ha kalau ahjumma itu adalah kepala yang memiliki lebih banyak pengalaman dari pada kepala Joo.

Dari kamar, Anna terus memperhatikan mereka semua, dimana mereka berkumpul di meja makan untuk membahas tugas-tugas yang diberikan pada mereka. Ingin terlihat wah di mata Je Ha, Mi Ran pun hendak menjelaskan tugas dan peraturan di Zona C, namun Kepala Joo menyuruhnya duduk karena dia lebih memilik si ahjumma yang menjelaskan.
“Aggasi punya gangguan panik yang parah. Terkadang, lampu berkedip bisa memicunya. Baginya, cahaya sorotan sangat mengerikan. Karena itu kami menutup semua tirai di rumah ini,” jelas ahjumma dan Je Ha bertanya apa Anna itu semacam vampir yang takut sinar matahari?
“Tidak. Dia bisa keluar saat siang hari. Tapi jika terkena sorot lampu seperti sinar matahari atau lampu flash kamera dia bisa kena amnesia jangka pendek,” jawab Mi Ran.
Karena itu dia tak pernah melakukan apapun saat siang hari dan dia hanya berjalan-jalan saat malam hari. Dia bangun jam 9 malam setiap harinya dan pergi ke kamar mandi di ujung koridor di lantai dua. Dia biasanya menghabiskan waktu sejam di sana. Saat dia di sana, kami membereskan kamarnya dan kami juga..,” jelas ahjumma.
“Memeriksa kamarnya untuk memastika tidak ada benda berbahaya yang dia sembunyikan,” sambung Mi Ran.
“Agassi ( nona ) punya gangguan sosial yang parah selain gangguan paniknya jadi dia benci bertemu orang luar dan begitu juga kami. Aku menyiapkan makanan untuknya dan dia akan turun makan sendirian saat malam. Jadi kami tak pernah naik setelah jam 10 malam kecuali Agassi memanggil kami. Dia juga tidak pernah meninggalkan kamarnya setelah itu,” tambah ahjumma yang menghabiskan waktunya untuk nonton TV jika pekerjaannya sudah selesai.
“Namun, karena aku bertugas 24 jam dalam 7 hari, aku akan segera datang jika diperlukan,” aku Mi Ran tapi pada kenyataannya, Mi Ran tak bangun saat dia ditelepon.
Je Ha kemudian bertanya apa yang Anna lakukan dimalam hari dan ahjumma menjawab kalau Anna menghabiskan malamnya untuk nonton TV dan acara yang paling dia suka adalah home shopping.
Selesai mendengarkan penjelasan dari Mi Ran dan ahjumma, Kepala Joo mengajak Je Ha ke ruang kontrol, karena tempat kerjanya nanti disana. Dia diharuskan memantau Anna dari kamera CCTV. Ternyata yang menjaga ruang kontrol tidak hanya Je Ha sendiri, karena untuk shift siang ada anggota JSS lainnya, dia adalah anggota JSS yang selalu bertemu dengan Je Ha dari awal, namun saya belum tahu namanya. Je Ha berusaha bersikap biasa saja pada pria itu, tapi dia malah menatap Je Ha dengan tatapan seperti ingin marah.
Se Joon dan Yoo Jin pergi ke sebuah pesta bersama. Di depan awak media, mereka berdua memperlihatkan kemesraan mereka dengan menggandeng tangan saat keluar dari mobil.
Je Ha dibawa masuk ke ruang kontrol dan pria yang membawanya menjelaskan kalau ada 16 kamera di dalam dan lima di luar. Karena alasan privasi maka di kamar tidur dan kamar mandi hanya di pasang dengan kamera thermal.
“Pengawasan 24 jam dengan kamera ini dan akan disimpan secara otomatis setiap 24 jam. Jam malam dimulai jam 9 malam dan berakhir jam 6 pagi saat ada yang menggantikan shift-mu. Ditambah satu jam. Jadi kau bisa pergi jam 7 pagi. Itu saja. Ada pertanyaan?” tanya pria itu dan Je Ha menjawab “tidak ada” dengan menggunakan bahasa banmal.

Mendengar Je Ha berbicara bahasa banmal padanya, pria itu pun tak terima karena umur Je Ha berada dibawah umurnya, selain itu dia juga senior untuk Je Ha di JSS.
“Aku dengar kau dari pasukan khusus. Itu yang Letnan katakan padaku,” ucap Je Ha dan pria itu membenarkan sambil melepas jasnya. Pria itu sepertinya hendak mengajak Je Ha berkelahi, tapi setelah mendengar kalau Je Ha berasal dari Divisi 040-151, pria itu langsung mundur dan terduduk lemas. Dia bahkan langsung memanggil Je Ha dengan sebutan “sunbaenim” dan hal itu dimanfaatkan Je Ha untuk minta dibuatkan kopi 2 gelas. Selain minta kopi, Je Ha juga minta rokok dari pria itu.
Kepala Joo menemui pria yang menemukan cip di mesin yang terbakar. Kepala Joo bertanya apa pria itu menemukan sesuatu dan pria itu menjawab tidak, sambil mengeluarkan cip yang berhasil dia temukan. Dia memberikan cip itu pada Kepala Joo secara diam-diam.
Se Joon dan Yoo Jin masuk ke ruang pesta dan Se Joon pun terus menyalami beberapa orang penting disana sambil memperkenalkan Yoo Jin sebagai istrinya.
Mi Ran pergi ke dapur dengan menggunakan kemeja putih panjang dengan celana super pendek, sehingga membuat dia seolah-olah tak menggunakan celana. Ahjumma pun mengerti kenapa Mi Ran memakai pakaian seperti itu, dia mencoba menarik perhatian Je Ha yang ditugaskan mengawasi CCTV. Si Ahjumma sudah hafal betul dengan sifat Mi Ran karena sebelumnya Mi Ran juga pernah melakukan hal yang sama untuk menarik perhatian bodyguard bule di Barcelona.
Mi Ran kemudia bertanya menu makan malam mereka, tapi karena si ahjumma lagi tak nafsu makan, jadi dia mengajak Mi Ran ramen dan Mi Ran setuju. Agar Je Ha semakin tertarik padanya, Mi Ran sengaja membuka satu kancing bajunya. Melihat tingkah Mi Ran yang berlebihan, ahjumma pun bertanya-tanya apa respon Je Ha setelah melihat penampilan Mi Ran sekarang. Dengan sangat percaya diri, Mi Ran menjawab kalau Je Ha pasti menyukai penampilannya sekarang.
Tapi apa yang terjadi di ruang kontrol, ternyata yang menikmati penampilan seksi Mi Ran bukanlah Je Ha melainkan pria yang berjaga di shift siang. Sedangkan Je Ha sendiri masih tidur di belakangnya. Je Ha terbangun dan bertanya apa junior-nya itu tidak pulang. Si junior menjawab “sebentar lagi” dengan ekspresi mupeng melihat Mi Ran yang makan ramen sambil mengangkat kakinya, agar pahanya terlihat.
Anna membuka pintu kamarnya dan dia mencium bau ramen yang lezat. Dia terlihat ingin memakan ramen juga.
Beralih ke tempat pesta dimana, Yoo Jin harus menahan emosi cemburunya karena melihat Se Joon asik bercengkrama dengan beberapa gadis. Tepat disaat itu, Tuan Park datang dan berkomentar kalau Se Joo memang cukup populer di kalangan wanita. Mendengar itu, Yoo Jin tak mengeluarkan amarahnya, dia malah berkata kalau dia bersyukur karena setengah dari pemilih yang berhak memilih adalah wanita.
Emosi Yoo Jin benar-benar diuji, ketika harus melihat Se Joon melingkarkan tangannya di pinggul salah satu wanita. Melihat itu, Tuan Park semakin memanas-manasinya dengan mengatakan kalau Se Joon sangat beruntung punya istri sepengertian Yoo Jin. Yoo Jin sendiri tengah berusaha menguatkan dirinya, dia menahan tangannya yang mulai gemetar.
Tuan Park kemudian membahas tentang kesehatan Yoo Jin dan Yoo Jin menjawab kalau dia sudah baikan, berkat Tuan Park.
“Wow, dunia ini sungguh kejam. Bagaimana bisa kau naik mobil tanpa merasa takut lagi?” tanya Tuan Park.
“Benar sekali. Sepertinya Anda juga tidak bisa lagi pergi bercukur dengan nyaman,” jawab Yoo Jin.
“Oh, kau dengar?” tanya Tuan Park dan Yoo Jin mengiyakan. “Untungnya, mereka bilang tersangkanya akan segera tertangkap. Kalau tertangkap, kita akan tahu siapa dalangnya,” ucap Tuan Park dan Yoo Jin memberi kode pada Dong Mi untuk melakukan sesuatu.
Seorang wanita keluar dari lift dan menuju ke tempat Yoo Jin dan Tuan Park. Wanita itu datang untuk memberikan cip pada Yoo Jin, itu adalah cip yang Kepala Joo ambil dari pria yang bekerja di bagian forensik.
“Aku yakin dalang dibalik kecelakaanku juga akan segera ditemukan. Aku bahkan dapat barang bukti dari mobilku,” ucap Yoo Jin dan menunjukkan cip yang ditemukan.
Wanita yang membawa cip itu kemudian menyapa sekretaris Tuan Park dan ekspresi si sekretaris langsung terlihat tegang. Semua itu karena wanita yang membawa cip itu adalah wanita yang dibayar untuk menjebak Se Joon.
“Oh, kau kenal dengan Kim Agassi?” tanya Yoo Jin pura-pura tak tahu. “Dia bekerja di yayasan kami baru-baru ini,” tambah Yoo Jin dan mempersilahkan Kim Agassi pergi. Tuan Park yang tak tahu apa-apa kemudian bertanya pada sekretarisnya dan si sekretaris menjawabnya dengan berbisik. Setelah tahu apa yang terjadi, Tuan Park pun langsung ikut tegang dan terdiam.
“Dunia bahkan jahat pada gadis cantik seperti dia. Tapi kenapa menyalahkan kecantikannya? Yang salah itu adalah pria yang bertingkah seperti ular. Dia terus saja mangatakan ingin mengakui apa yang telah dia perbuat. Apa yang harus kulakukan?” tanya Yoo Jin.
Tuan Park tertawa dan berkata, “Stafku selalu membawa masalah! Selalu melakukan hal tak penting! Aigoo.”
“Benar, membuatku penasaran kenapa banyak bawahan yang suka berbuat seenaknya belakangan ini,” jawab Yoo Jin dan Tuan Park berkata kalau mereka sekarang seri. Mendengar itu, Yoo Jin pun bertanya apa sekarang diantara mereka sudah diadakan gencatan senjata?
“Kita bisa marah terhadap satu sama lain, tapi jangan melukai fisik,” ajak Tuan Park.
“Benar. Aku merasa aku dapat tongkat pendek sekarang. Tapi, aku akan terima gencatan senjata ini,” jawab Yoo Jin dan mereka berdua pun bersulang.
Jam sudah menunjukkan pukul 22.30 dan kondisi kediaman Anna masih sepi-sepi saja. Je Ha mengecek ahjumma dan dia terlihat sedang menonton TV, sedangkan Mi Ran sudah tertidur pulas. Tak lama kemudian, Anna keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kimono handuk dan juga handuk di kepala.
Je Ha penasaran dengan wajah Anna, jadi diapun menge-zoom-nya, tapi tepat disaat itu, Anna menoleh ke arah kamera dengan tatapan tajam dan itu membuat Je Ha kaget.
Anna pergi ke tempat makan, tapi dia tak menyentuh makanannya, dia malah melanjutkan langkahnya ke dapur. Anna terlihat mencari sesuatu, dia membuka kulkas dan lemari sampai akhirnya, dia menemukan ramen di sebuah kotak. Anna begitu senang mendapatkan ramen sampai menari-nari. Melihat Anna tersenyum lebar sambil berputar-putar membuat Je Ha terdiam sejenak, sepertinya dia sudah terpesona pada Anna.
Anna kemudian mencoba membuat ramen, namun air yang dia masukkan ke dalam panci terlalu banyak. Je Ha berusaha memberitahu, namun tentu saja Anna tak mendengarnya. Saatnya menyalakan kompor dan sayangnya, kompor tak mau menyala. Je Ha berusaha mencari tahu penyebabnya, ternyata semua itu karena katub dari tabung gas belum dibuka, tapi Anna tak tahu hal itu.
Tak bisa membuat ramen, Anna terlihat sedih dan berjalan kembali ke kamarnya dengan membawa ramen mentah dan acar. Melihat itu, Je Ha jadi kesal sendiri, karena Anna tak tahu kalau katub tabung gasnya belum dibuka, sehingga membuat dia tak bisa makan ramen, padahal Anna begitu ingin makan ramen. Saking kesalnya, Je Ha sampai berpikir ingin membuatkan ramen untuk Anna. Tapi dia kemudian sadar dengan apa yang dia pikirkan dan itu membuatnya tertawa sendiri.
Acara pesta selesai dan saat hendak masuk mobil, Yoo Jin menyuruh Se Joon naik mobil lain, karena Yoo Jin tahu, setelah Se Joon mengantarkannya, Se Joon akan pergi ke tempat lain. Se Joon akan bersenang-senang dengan wanita yang dia kenal tadi. Namun sebelum mereka berpisah, Yoo Jin mengajak Se Joon untuk menyapa para reporter yang ada di depan mereka.
Salah satu reporter meminta Se Joon berpose mesra pada Yoo Jin dan se Joon pun melakukannya, dia memeluk Yoo Jin dan merangkulnya. Diperlakukan seperti itu, sedikit membuat Yoo Jin sedikit gemetar.
“Cukup, kan?” tanya Se Joon pada Yoo Jin sambil merangkulnya dengan wajah tersenyum kearah reporter.
Di mobil Yoo Jin menangis, ya…. walaupun dia terlihat kuat diluar, dia juga wanita yang punya rasa dan hati.
Je Ha masih mengawasi monitor dan karena sudah tak ada yang perlu diawasi, Je Ha pun keluar untuk menghirup udara segar dan merokok. Dari tempatnya, Je Ha melihat kamar Anna dan tersenyum. Saat Je Ha hendak menyalakan rokoknya, dia melihat sekilas cahaya yang diarahkan ke kamar Anna. Setelah cahaya yang terlihat, Je Ha juga melihat seperti bayangan orang mendekat ke jendela kamar Anna.
Apa yang sebenarnya terjadi? Tunggu jawabannya di episode berikutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar