Kamis, 26 Juli 2018

Sinopsis Drama Korea - What's Wrong with Secretary Kim - Episode 3

Mi So masuk taman hiburan tak melihat sosok CEO Park yang menyuruh menemuinya akhir pekan, lalu tibami-tiba semua lampu dalam taman bermain menyala bahkan air mancur. Lalu seseorang datang mendekati Mi So.
“Sekretaris Kim. Apa kau sudah nunggu lama?” ucap Young Joon. Mi So kaget karena Young Joon yang datang bukan CEO Park
“Bukan CEO Park yang datang. Aku meminta padanya untuk menyuruhmu kemari.” Akui Young Joon. Mi So kaget mendengarnya.
“Kenapa begitu? Anda bisa mengatakannya langsung padaku.” Komentar Mi So heran
“Jika Aku yang memintamu, Kau akan merasa tidak nyaman.” Kata Young Joon lalu mengajak Mi So segera bermain.

Mi So pikir tempat hiburanya sudah ditutup. Young Joon pikir tak masalah karena punya tiket khusus lalu berjalan pergi. Mi So pun tersenyum mengikuti Young Joon. 


Young Joon mengajak Mi So untuk main jetcoster, Mi So panik ketakutan tapi Young Joon seperti senang bisa mengajak Mi So ke taman hiburan. Lalu Young Joon mengajak Mi So untuk naik Kora-kora, Mi So menjerit ketakutan tapi Young Jon masih berpikir kalau Mi So sangat menikmati permainan menantang di taman hiburan.
“Sekretaris Kim, sekarang, Ayo kita naik wahana Badai Boom Boom... yang berputar 360 derajat di udara, 17 meter di atas tanah.” Ucap Young Joon dan baru tersadar Mi So berjalan sempoyongan.
“Ada apa, Sekretaris Kim?” tanya Young Joon binggung. Mi So mengaku kalau takut sekali.
“Kalau takut kenapa kau harus naik?” ucap Young Joon. Mi So menjawab karena Young Joon yang memintanya untuk naik.


“Kupikir Seretaris Kim menyukainya... Apa Kau baik-baik saja?” ucap Young Joon. Mi So menganguk lalu bertanya balik. Young Joon mengaku baik-baik saja.
“Tidak mungkin. Anda sudah naik 2 kali. Apa kau Tidak takut?” tanya Mi So. Young Joon mengaku tidak takut sama sekali.
“Ketakutan bukanlah sesuatu yang bisa Kau rasakan kalau cuma naik permainan begini.” Ungkap Young Joon.
“Lalu, Apa yang kau takutkan, Wakil Ketua Lee?” kata Mi So. Young Joon ingin menjawab tapi  berpikir kalau itu bukan urusan Mi So dan mengajak bermain lagi.
“Apa kita akan naik wahana Badai Boom Boom lagi?” tanya Mi So

“Tidak. Kita naik wahana permainan yang ingin kau naiki, Sekretrais Lee.” Ucap Young Joon. Mi So tersenyum bahagia mendengarnya. 


Mi So menaiki komidi putar dengan wajah bahagia, lalu melambaikan tangan pada Young Joon sambil tersenyum. Young Joon melihat Mi So ikut bahagia karena bisa membuat sekretarisnya tersenyum. Mi So berteriak kalau tidak menakutkan sama sekali dan sangat menyenangkanj jadi mengajak Young Joon ikut naik juga.
“Apa Anda sungguh tidak akan menaikinya? Ini benar-benar menyenangkan...” kata Mi So. Young Joon pikir tak perlu.
“Aku sudah puas dengan mengawasimu saja... sudah naik 7 kali.” Ucap Young Joo. Mi So meminta maaf karena terlalu bersemangat.
“Apa benar-benar menyenangkan?” tanya Yong Joon. Mi So mengaku aklau  selalu ingin naik komidi putar.
“Saat Aku masih kecil, keluargaku pernah ke sini bersama-sama. Dan Aku benar-benar ingin mengendarai komidi putar, tapi Aku cuma bisa menontonnya.” Cerita Mi So, Young Joon ingin tahu alasanya.
“Mahal sekali untuk menaikinya... saat Kau punya tiga anak. Bahkan jika orang tuaku membelikanku satu tiket, saat itu Aku masih kecil dan pengecut untuk bisa menaikinya. Tapi tetap saja, Aku berhasil mengabulkan salah satu harapanku hari ini.” Ungkap Mi So. Young Joon mengaku sangat senang mendengarnya.


Young Joon memotong daging steak sambil berkomentar kalau dagingnya sedikit keras.  Mi So pikir kalau harus memanggil chefnya saja. Young Joon menolak menyuruh Mi So agar nikmati saja makanannya lalu menukar piringnya karena agak sulit untuk diiris.  Mi So tersenyum bahagia dan mengucapkan Terima kasih.
“Jika Aku tahu kita akan ke tempat seperti ini... maka Aku akan berpakaian lebih sopan sedikit.” Ucap Mi So melihat sekeliling restoran.
“Tak apa. Lagipula tidak ada orang lain di sini.” Kata Young Joon. Mi So pun baru tersadar hanya ada mereka berdua.
“Aku sudah menyewa tempat ini.” Akui Young Joon. Mi So kaget mendengarnya dan ingin tahu alasan Young Joon melakukan seperti ini.
“Tidak ada, Aku pikir Selama ini, Kau sudah bekerja sangat keras untukku. Namun Aku merasa sepertinya tidak pernah benar-benar mengucapkan terima kasih padamu. Ini hadiah perpisahan dariku sebagai ucapan terima kasih atas semua kerja kerasmu.” Ucap Young Joon. 

Mi So tak percaya kalau Young Joon akan memberikan hadiah lalu melihat keluar jendela. Young Joon pikir Mi So belum puas menaiki komidi putar 7 kali. Mi So merasa kalau itu dekat dengan komidi putar. Young Joo tak mengerti maksudnya.
“Tempat ini dulunya komplek apartemen sebelum dibangun kembali dan berubah menjadi taman hiburan. Dan Aku dulu pernah tinggal di sana, Rumahku dulu dekat sini tempat komidi putar berada.” Cerita Mi So seperti mengenang masa lalu.
“Siapa yang tahu... Itu mungkin dekat dengan rumah hantu itu, atau dekat toilet umum.” Ejek Young Joon. Mi So terlihat kesal mendengar lelucon Young Joon.
“Aku hanya bercanda” ucap Young Joon dengan senyuman. Mi So pun bisa memaafkan.
“Bagaimanapun, Aku ingat kalau Aku terpesona saat dengar kalau rumah kami berubah menjadi taman hiburan. Saat itu, usiaku sekitar 5 tahun. Jadi, Anda pasti sekitar 9 tahun, Wakil Ketua Lee.” Kata Mi So.
Young Joon juga merasa seperti itu,  Mi So puningin tahu apa yang Young Joon lakukan pada usia itu. Young Joon dengan bangga menjawab kalau saat itu adalah seorang anak yang terampil dan luar biasa yang unggul dalam segala hal. Mi So hanya bisa menahan rasa dongkol karena sikap bosnya yang terlalu PD.
“Tapi...saat kelas 4... bukan waktu yang menyenangkan untukku.” Akui Young Joon
“Jadi, Wakil Ketua Lee kadang-kadang membuat kesalahan juga 'kan? Anak usia 9 tahun duduk di kelas 2 bukan di kelas 4, Wakil Ketua Lee.” Ucap Mi So


“Itu tidak salah... Dulu Aku langsung naik kelas 4 karena aku sangat pintar, jadi Aku langsung lompat ke kelas 4.” Cerita Yong Joon
“Kenapa Anda tidak bahagia meskipun Anda sangat pintar ?” tanya Mi So
“Aku di kelas yang sama dengan kakakku. Aku yakin para administrator menempatkanku di kelas yang sama karena mereka pikir teman kakakku akan membantuku. Tapi itu membuat segalanya lebih sulit bagiku.” Cerita Young Joon. Mi So makin penasaran dengan alasanya.
“Aku sering bertengkar dengan teman kakakku. Mereka akan berkelahi denganku dan memperlakukanku dengan buruk, Aku dibilang anak yang kurang ajar meski usiaku masih muda.” Cerita Young Joon.
Mi So pikir kalau Young Joon seharusnya lega karena ada kakaknya. Young Joon merasa tidak sepert itu menurutnya kakanya bahkan lebih buruk dan sampah. Mi So seperti baru pertama kali mendengarnya terlihat kasihan. Young Joon seperti tak ingin membahasnya.
“Aku akan mengantarmu pulang, Pak.” Ucap Mi So. Young Joon kembali menolak
“Tidak, ada suatu tempat yang harus kita datangi. Cepat dan selesaikan makananmu.” Kata Young Joon. Mi So kebingungan kemana lagi Young Joon akan mengajaknya. 


Mereka menaiki kapal menyusuri sungai Han, Mi So merasakan sangat kedinginginan. Young Joon pun merasakan hal yang sama dengan sikap cueknya. Mi So akhirnya mengeluarkan syal dari dalam tasnya, Young Joon pikir tak perlu karena tidak suka warna pink.
“Aku mengambil ini untuk dipakai sendiri.” Ucap Mi So kesal melihat sikap bosnya.
“Wakil Ketua Lee... Di saat seperti ini, pria harusnya menjaga wanita. Misalnya, dengan melakukan hal seperti meminjamkan jasnya.” Saran Mi So seperti yang selalu dilihat dalam drama.
“Siapa yang peduli tentang peran gender saat dingin begini?” komentar Young Joon. Mi So pun tak bisa membalasnya.
Beberapa kembang api terlihat di langit malam. Mi So terlihat senang berpikir kalau ada event khusus di suatu tempat. Young Joon mengaku kalau ia sendiri yang menyiapkannya. Mi So melonggo kaget. Young Joon mengulang ucapanya kalau semua ini hadiah perpisahan untukmu.
“Ini luar biasa... Bukankah mereka cantik sekali?” ucap Mi Soo. Young Joon menganguk setuju dengan menatap Mi So kalau memang cantik, lalu melepaskan jas dan memberikan pada sekertarisnya.
“Aku baik-baik saja.” Kata Mi So merasa tak perlu.
“Kau bilang kalau pria harusnya melepas jasnya.” Ucap Young Joon. Keduanya tiba-tiba saling menatap dan terasa canggung, lalu mencoba menikmati pesta kembang api. 


Young Joon merasakan hidungnya mulai meler. Mi Soo buru-buru melepaskan jas Young Joon sambil meminta maaf karena pasti sangat kedinginan. Young Joon menolak jasnya menyuruh Mi So membuangnya saja karena sudah tak membutuhkanya atau Mi So bisa memakainya. Mi So pun memegang kembali jas Young Joon.
“Bagaimanapun, terima kasih banyak untuk hari ini. Aku benar-benar bersenang-senang. Kurasa, berkat Anda bisa dibilang... semua keingnanku terkabul.” Ucap Mi So. Young Joon mengaku sudah mengetahuinya. Mi So kaget dengan komentar Young Joon.
Mi So teringat saat di restoran membaca pertanyaan “Nomor 1, jika ada tempat yang ingin Kau datangi dengan suasana romantis, tuliskan.” Lalu menjawab Taman hiburan. Young Joon pun berkata kalau punya tiket gratis untuk masuk ke taman hiburan
Ia mengingat kembali pertanya "Nomor 2, tuliskan sesuatu yang ingin Anda lakukan dengan teman kencan." Dan Mi Soo menjawab Kembang api. Sebelumnya Mi So berpikir kalau ada event khusus di suatu tempat. Tapi Young Joon mengaku kalau ia yang menyiapkan semuanya.
“Taman hiburan dan kembang api... Ah...Tidak mungkin.” Ucap Mi So merasa tak percaya kalau Young Joon yang melakukanya. Tapi terlihat Young Joon sangat bahagia.


Mi So turun dari mobil mengucapkan  Terima kasih karena sudah memberikan tumpangan, Young Joon menahan Mi So kembali berbicara karena mengaku punya sesuatu dan bergegas kembali ke bagasi. Mi So mengingat pertanyaan "Nomor 3, tuliskan hadiah yang ingin Anda terima dari teman kencan."
“Aku menulis boneka beruang besar.” Ucap Mi Soo lalu menebak kalau Ada boneka besar di dalam bagasi mobil. Young Joon terlihat kaget.
“Benar memang ada. Tapi karena Kau sudah bekerja keras seperti sapi perah sampai sekarang, jadi Aku memberimu boneka sapi. Namanya Pekerja Keras.” Ucap Young Joon memberika boneka ukuran besar.
“Aku merasa itu survei yang aneh.” Komentar Mi So dengan senyuman.
“Aku akan memberimu hadiah, jadi Aku ingin memberikan apa yang Kau inginkan.” Kata Young Joon.
“Terima kasih... Anda sudah mempersiapkan ini dengan susah payah hanya untukku.” Kata Mi Soo
Young Joon pikir tak masalah karena memang bersedia melakukan semuanya hanya untuk Sekretaris Kim. Mi Soo menegaskan kalau Young Joon itu sangat keliru karena berharap akan berubah pikiran setelah menerima semua hadiah.
“Benarkah, Apa aku tidak bisa mendapatkanmu?” ucap Young Joon seperti tak terlalu kecewa. Mi So tak menjawab memilih untuk pamit masuk.
“Tunggu... Masih ada satu lagi.. keinginannmu.” Ucap Young Joon menahanya. Mi So bingung dan mengingat kembali
"Nomor 3, tuliskan hadiah yang ingin Anda terima dari teman kencan." Jawabnya “Boneka beruang besar, dan ciuman romantis di depan rumahku.”
Young Joon mulai mendekati wajah Mi So dan siap memberikan ciuman. Tapi Mi So yang gugup langsung mendorong boneknya, Young Joon pun akhirnya berciuman dengan boneka. Mi So segera pamit pergi dan berpesan agar Pulang dengan selamat.


Mi So masuk rumah sambil membawa boneka terlihat tersenyum bahagia. Young Joon kembali ke rumah dengan bertelanjang dada mengingat kembali yang dikatakn oleh Mi So.
“Anda sangat keliru jika Anda berharap Aku akan berubah pikiran karena hadiah dari Anda.” Ucap Mi So
“Benar'kan, Apa Aku tidak bisa mendapatkanmu?” ucap Young Joon
“Tidak bisa mendapatkan dia, yang benar saja. Kutukan luar biasa sudah dimulai meskipun dia tidak dapat petunjuknya.” Kata Young Joon yakin dengan kutukan yang dibuatnya. 


Mi So akan siap-siap tidur menerima pesan dari telpnya “Mi So, Kau ingat ada kencan buta dengan wartawan berita lokal besok, kan?” Ia pun mengingat harus kencan buta esok.
“Kau juga bilang ingin menanyakan sesuatu padanya. Pokoknya, semoga beruntung.” Tulis temanya. Mi So pun sudah siap akan kencan besok.
 Mi So tertidur bermimpi terlihat sosok anak kecil yang terlihat bahagi bermain sendiri lalu memanggil “Oppa” untuk bermain karena  akan membantu mendorong dari belakang. Anak laki-laki menolaknya.
“Sekarang, Aku harus pulang.” Ucap anak laki-laki. Si anak sedih karena Oppanya akan pergi.
“Maaf, Aku akan menemuimu lain kali.” Ucap anak laki-laki
“Benarkah? Oppa benar-benar akan datang menemuiku?” tanya si anak perempuan. Anak laki-laki itu mengangguk.
“Aku tidak akan melupakan nama Oppa. Namamu Lee...” ucap anak kecil dan anak laki-laki menyebut namanya “Lee...”
Mi So terbangun dari tidurnya seperti kenanganya kembali datang dan mengumpat pada dirinya yang bodoh karena tak bisa mengingat, lalu melihat jam dikamarnya kalau sudah terlambat.

Setelah mandi Mi So melihat boneka sapi menyapanya “Pekerja Keras” kalau harus menjaga rumah dengan baik. Lalu melihat sebuah kotak di dalam saku boneka, Mi So kaget isinya adalah sebuah kalung. 

Mi So sampai kantor terlihat bahagia, lalu melihat Young Joon keluar ruangan langsung memanggilnya karena ingin menanyakan sesuatu, kalau menemukan kotak perhiasan di tas sapinya. Young Joon memberitahu kalau itu untuk Mi So dan memang sengaja menaruhnya.
“Apa ini punyaku?” tanya Mi So. Young Joon balik bertanya paakh maksudnya kalung itu untuk boneka “Pekerja Keras itu”. Mi So pikir benar juga.
“Tapi Aku tidak menulis apapun soal kalung dalam survei.” Pikir Mi So
“Aku selalu melampaui harapan orang. Kenapa? Apa Aku terlalu keren untuk Kau tangani?” komentar Young Joon dengan senyuman percaya diri.
Mi So melihat kalau dasi Young Joon yang berantakan dan buru-buru merapihakanya, tiba-tiba suasana terasa canggung kembali. Young Joon seperti senang, Mi So pun buru bergegas kembali ke meja kerjanya.
Young Joon kembali masuk ke dalam ruangan duduk sambil membaca buku. Mi So menatapnya lalu memakai kalung pemberian Young Joon dengan wajah bahagia. Young Joon pun bisa melihat Mi So yang memakai kalung darinya. 

Di toilet, Mi So menatap kalung di lehernya terlihat senang. Ia lalu menerima telp dari Eun Jung. Eun Jung mengeluh Mi So yang mengabaikan pesanya. Mi So seperti baru menyadari ada pesan yang masuk.
“Jangan bilang Kau juga lupa kencan butamu.” Kata Eun Jung, Mi So mengaku tak lupa
“Pokoknya, semoga beruntung.Belikan Aku tas, jika kalian akhirnya menikah.” Ucap Eun Jung
“Ini cuma kencan buta. Tapi Bagaimanapun, terima kasih.” Ucap Mi So lalu  menutup telpnya.
Tiba-tiba Ji Ah keluar dari toilet mengetahui kalau mau pergi kencan buta dan terlihat sangat bersemangat. Mi So hanya bisa tersenyum mengaku  sangat malu dan meminta agar bisa merahasiakan. Ji Ah mengangguk setuju. Saat itu Se Ra keluar dari toilet juga.
“Rahasia... Tentu saja, Aku bisa merahasiakannya... “ kata Se Ra. Mi So hanya bisa tersenyum seperti semakin gugup.

“Astaga, Kau sangat sibuk sampai-sampai tidak sempat kencan. Ini kencan buta pertamamu, benarkan?” ucap Se Ra dengan penuh semangat. Mi So hanya terdiam sambil terus berjalan. Ji Ah pun tak percaya mendengarnya.
“Bagaimanapun, Aku harap Kau mengambil kesempatan ini dan membuatnya pacar jadi pertamamu.” Kata Se Ra.
“Apa Dia tidak punya pengalaman dalam berpacaran? Ya Tuhan.”ucap Ji Ah yang polos.
Mi So meminta agar menghentikanya dengan senyuman. Se Ra merasa Mi So tidak tahu apa yang harus dilakukan karena ini adalah kencan buta pertamanya jadi meminta saja agar pria itu membawa salah satu temannya jadi akan menemaninya dan  melakukan kencan buta ganda.
“Dia pasti tidak suka ide itu.” Kata Ji Ah tertawa melihat Mi So berjalan pergi. Ji Ah terlihat kesal karena Ji Ah mengangap semua lucu lalu mengeluh kalau ingin pergi kencan buta dengan berlatih menyapa dengan sopan. 


Tuan Jung bertanya pada Tuan Park apakah sudah selesai menulis draf pertama pidato Wakil Ketua untuk pertemuan rapat besok. Tuan Park menjawab sudah, karena mendapat nilai luar biasa untuk esai saat masuk Universitas Nasioal Seoul (SNU).
“Aku menyiapkan pidato yang sempurna berdasarkan keterampilanku.” Kata Tuan Park bangga
“Aku akan melihat Apa itu pidato yang sempurna atau sepotong sampah, jadi bawakan padaku sekarang.” Kata Tuan Jung. Tuan Park menganguk mengerti.
“Sayang, sudah selesai mempersiapkan hadiah untuk karyawan?” ucap Tuan Jung pada Young Ok.
“Tentu saja, Aku mengirimnya ke gym besok jam 10 pagi.” Ucap Young Ok. Tuan Jung memuji pacarnya.
“Satu hal lagi... Wakil ketua menganggap sangat penting kontak fisik dengan karyawannya. Tidak ada kesempatan lain kecuali untuk pertemuan ini. Jadi, jangan sampai membuat kesalahan.” Ucap Tuan Jung penuh semangat. Keduanya menganguk mengerti. 


Ji Ah membawakan teh dan kue ke dalam ruangan, Young Joon  bertanya Sekretaris Kim dimana. Ji An berpikir kalau ingin minum bersama karena ia dengan senang hati melakukanya.  Young Joon menegaskan bukan seperti itu maksudnya.
“Artinya mengapa Kim Ji Ah di sini bukannya Kim Mi So. Jadi Aku tanya dia kemana.” Jelas Young Joon.
“Dia ingin Aku yang menyajikan teh untuk Anda mulai sekarang.” Jelas Ji Ah. Young Joon bisa mengerti walaupun terlihat kecewa.
“Aku tahu kalau kurang dalam banyak hal. Tapi Aku akan bekerja sangat keras, menganggap Sekretaris Kim sebagai teladanku. Kudengar Sekretaris Kim pergi ke kencan buta pertamanya karena dulunya dia sangat sibuk. Jadi Aku sangat termotivasi olehnya.” Ungkap Ji Ah. Young Joon menganguk mengerti seperti tak peduli.
“Apa Barusan Kau bilang kencan buta?” ucap Young Joon baru tersadar, Ji Ah panik mencoba untuk tak mengulangnya. 

Tuan Park memberitahu kalau sudah menjadwalkan rapat dengan CEO dan direktur Hotel Illusion dan Persiapan pembukaan Balai Seni Yumyung berjalan lancar, lalu menatap Young Joon mengetahui kalau membahas Sekretaris Kim sedang kencan buta.
“Beraninya dia memakai kalung yang kuberikan dan pergi kencan buta?” kata Young Joon kesal menurutnya pergi kencan buta tidak akan berhasil.
“Tapi Mereka akan menjadi pasangan.” Kata Tuan Park, Young Joon terlihat makin kesal mendengarnya.
“Coba Pikirkan lagi... Tentunya, pria biasa akan muncul dan Itulah yang dia inginkan. Dia ingin berkencan dengan pria biasa dan menikah dengannya.” Ucap Tuan Park
“Tidak mungkin, dia sudah dikutuk... Kutukan luar biasa.” Kata Young Joon yakin.
“Kenapa Kau terus membicarakan itu sejak terakhir kali? Apa sebenarnya kutukan itu?” keluh Tuan Park sinis. 

Mi So menunggu di pinggir jalan, salah seorang datang langsung bertanya apakah namanya Mi So. Mi So menganguk tapi terlihat binggung. Pria repoter mengaku kalau sudah melihat foto di akun media sosial jadi menemukannya dengan mudah.
“Aku partner kencan buta, Park Byung Heon.” Kata Tuan Park. Mi So pun menyapa dengan sopan.
“Kau pasti lapar. Aku mencari restoran yang enak di dekat sini, jadi ayo kita cepat ke sana.” Ucap Tuan Park lalu berjalan pergi. Mi So masih binggung akhirnya mengikuti Tuan Park.
Keduanya sampai didepan restoran dan harus mengantri, Tuan Park memberitahu kalau Tidak bisa pesan meja dulu restoranya tempat yang terkenal. Mi So pikir tak masalah karena mereka bisa menunggu. Tuan Park pikir mereka bisa menentukan makanan yang akan dipesan  untuk menghemat waktu.
Mi So menganguk setuju, Tuan Park pun masuk ke dalam restoran untuk mengambil menu, dengan mengoda Mi So agar Jangan merasa kesepian dan menunggu. Mi So pun menahan rasa pegal pada kakinya. 


Keduanya akhirnya duduk di restoran dengan meja semua yang terisi. Tuan Park memberitahu kalau restoran yang mereka datangi adalah tempat yang sangat terkenal. Dengan wajah bangga, Tuan Park menjelaskan kalau mereka menumpuk 24 lapisan daging tipis dan menggorengnya sekaligus.
“Ini potongan daging babi Jepang tradisional dan tempat yang terkenal.” Kata Tuan Park terus berbicara. Mi So hanya bisa mengangguk mengerti dan akan makan donkatsu.
“Sebentar... Kau bisa Makan yang ini.” Ucap Tuan Park menukar piring dengan daging yang sudah di potong.  Mi So tersenyum lalu teringat kembali dengan sikap Young Joon melakukan hal yang sama tapi berusaha untuk tak mengingatnya.
“Aku tidak yakin Apa Aku harus bilang ini saat kita baru saja bertemu, tapi Kim Mi Soo..  sangat cantik... Fotomu...sangat panas.” Komentar Tuan Park latah mengikuti ucapan karena ada yang berteriak “Panas” Mi So terlihat binggung mendengarnya.
“Yah, itu...aku minta maaf... Penampilanmu sangat feminin.” Ucap Tuan Park Mi So menganguk mengerti.

Saat itu pelanggan masuk, Semua pegawai berteriak menyapa. Tuan Park kembali latah tapi berusaha untuk menahan lidahnya, lalu berisik pada Mi So kalau tempatnya berisik sekali. Mi So mengangguk setuju karena merasa sedikit berbisik. 

Seorang pelanggan selesai makan dan akan keluar, tapi tasnya mengenai wajah Mi So karena meja mereka yang berdekatan. Mi So kesakitan, Si pelanggan meminta maaf sementara Tuan Park mengomel menyuruh merkea untuk berhati-hati karena mungkin memecahkan sesuatu.
“Maaf. Suaraku terlalu keras dan Dari tadi mereka kelihatan goyah.” Ucap Tuan Park. Mi So mengaku kalau baik-baik saja lalu mengingat saat Young Joon mengajaknya makan malam.
Mi Soo melihat tak ada seorang pun di restoran. Young Joon mengaku kaalu menyewa tempat ini. Mi So mencoba melupakannya dengan mengambil potongan daging. Tuan Park menegurnya kalau daging itu miliknya. Mi So heran karena Tuan Park menegurnya.
“Itu bagian favoritku... Ini bagian tepi dengan renyah, lembut, dan tekstur yang bagus. Kau memilih bagian yang salah.” Ucap Tuan Park
“Maaf. Aku akan mengembalikannya.” Kata Mi So lalu menukar daging yang lainya lalu menawarkan daging miliknya. Tuan Park menolak karena dagingnya masih banyak.
“Apa itu tadi? Dia cuma membuatku malu.” Keluh Mi So melihat sikap Tuan Park.
Mi So kembali mengingat saat Young Joon datang ke taman hiburan, mengaku sengaja meminta Tuan Park agar menyurh Mi So datang. Akhirnya Mi So kesal sendiri karean terus memikirkan tentang Young Joon.
Young Joon sudah siap bermain squash ingin memberitahu  tentang kutukan luar biasa. Ia mengibaratkan sedang menonton film luar biasa berkualitas tinggi dengan investasi bernilai jutaan dolar. Lalu, menonton B-film dengan jumlah investasi terbatas.
“Apa Kau puas dengan film kedua?” ucap Young Joon. Tuan Park sambil melakukan pemanasan merasa kalau mungkin terasa membosankan.
“Benar sekali... Aku menyewa sebuah taman hiburan, restoran, dan kapal pesiar dan membuatnya mengalami kencan yang luar biasa. Jadi, dia tidak akan bisa berkencan dengan pria biasa lagi.” Ucap Young Joon bangga
“Kurasa dia akan melakukannya. Bukankah itu sebabnya dia pergi kencan buta? Aku suka menonton B-film.” Kata Tuan Park santai.
Young Joon yang kesal langsung memukul bola dengan keras. Tuan Park kaget tiba-tiba bola keras mengarah padanya, meminta agar Young Joon memberitahu kalau ingin mulai bermain. 

Tuan Park dan Mi So pergi ke cafe sambil meminum kopi, keduanya masih terasa canggung. Tuan Park pikir kalau rasa kopinya enak karena sudah mencari secara online untuk menemukan kedai kopi. Mi So merasa kalau  Aromanya sangat enak.
Dua orang pekerja melihat Mi So di dalam cafe, seperti tak menyangka duduk dengan seorang pria. Tuan Park melihat kalau Ada sesuatu yang menempel di telinga Mi So, Mi So menunjuk tepat ditelinganya. Tuan Park berkata kalau itu ada Di bawah daun telinganya. Mi So memegang telinganya.
“Di belakang antingmu... 45 derajat ke arah dagumu. Lebih tinggi...” ucap Tuan Park. Mi So kembali memegang telinganya.
“Lebih tinggi lagi... Apa sisa potongan daging babi? Aku akan memeriksanya di cermin.” Pikir Mi So.
Tuan Park menahanya agar Mi So tak mengeluarkan cermin, Saat itu ponsel pegawai mengambil foto saat Tuan Park menyentuh bagian telinga Mi So. Keduanya terlihat sangat dekat karena melakukan sentuhan.
Pegawai pun ingin membagikan foto pada  rekan kerjanya. Sementara Tuan Park berusaha mengoda Mi So kalau kecantikannya yang terjebak di wajah. Mi So hanya bisa tersenyum mendengar pujianya. 

Tuan Park ingin tahu “Apa Sekretaris Kim masih dengan teman kencannya?” Young Joon hanya diam saja. Tuan Park meminta temanya agar jujur kalau terusik hatinya. Young Joon mengelak karena yakin Mi So sudah berada di bawah kutukan luar biasa.
“Astaga, kenapa Sekretaris Seol mengirimiku foto?” keluh Tuan Park membuka ponselnya lalu meminta Young Joon agar bisa melihat
“Astaga, kencan buta Sekretaris Kim pasti berjalan lancar.” Komentar Tuan Park melihat foto Mi So dan juga Tuan Park di cafe.
Sek Seol menuliskan pesan dibawah foto “Ini Berita besar. Aku melihat Sekretaris Kim berkencan dengan pacarnya di jalanan kafe-kafe di Garosu-gil. Aku bisa melihat percikan api cinta mereka.” Lalu tersadar kalau salah mengirimkan pesan dan meminta maaf pada Tuan Park. Sementara Young Joon berusaha untuk tak peduli.
“Wah, Sekretaris Seol melakukan ini lagi. Terakhir kali, dia mengirimiku foto pesta bbq,Dia membuat banyak kesalahan... Tapi Jika sudah ada percikan api cinta pada kencan pertama mereka, mereka sudah pasti akan pacaran, benarkan?” komentar Young Joon.
“Kau tahu... bagaimana rasanya saat hatimu berdebar... seperti tidak ada hari esok karena menurutmu Kau baru saja bertemu orang yang cocok?” kata Tuan Park. Young Joon menahan rasa gelisahnya.
“Ah... Benar, kukira hanya rencana bisnis yang membuatmu merasa seperti itu. Kau pasti berpikir "Oh, itu akan menguntungkan." Aku yakin cuma itu hal yang Kau ketahui... Telepon dia sekarang jika Kau gelisah begitu dan katakan padanya untuk mencampakkan pria itu dan pulang.” Ucap Tuan Park menyarankan.
“Apa... kau bilang "Gelisah"? Kulihat selera humor temanku ini sudah meningkat pesat. Kenapa Kau tidak punya pikiran untuk ganti pekerjaan? Harusnya Kau jadi pelawak saja.” Ejek Young Joon. Tuan Park terlihat binggung
“Surat pengunduran dirimu selalu diterima.” Komentar Young Joon. Tuan Park mulai panik mendengarnya.
“Wakil Ketua Lee, tolong jangan bilang begitu. Aku baru saja menemukan apa yang kukuasai.” Ungkap Tuan Park memohon. 

Mi So heran dengan dirinya yang terus memikirkan Young Joon, lalu meminta agar bisa fokus pada kencan butanya. Ia pun bertanya pada Tuan Park apakah menikmati pekerjaannya sebagai reporter berita lokal. Tuan Park menganguk dengan bangga menceritakan perkerjaannya.
“Ya, Aku sangat terkenal karena cepat dan memberikan hanya informasi yang akurat.. Oh, Apa Kau ingat beberapa bulan yang lalu ada kasus penggunaan narkoba kongres? Akulah yang mengungkapkannya.” Ucap Tuan Park. Mi So menganguk mendengarnya.
“Setelah Aku menetapkan pikiranku, Aku dapat mengungkap kebenaran tentang apa saja dan segalanya di dunia.” Kata Tuan Park makin membanggakan diri.
“Lalu Apa Kau bisa mencari tahu kasus lama untukku? Kasus penculikan sekitar tahun 1994.” Ucap Mi So. Tuan Park terlihat heran membahas Kasus penculikan.
“Tidak ada hubungannya denganku. Itu terjadi pada seseorang yang kukenal. Tapi, saat itu tidak dapat perhatian media, jadi Aku benar-benar tidak bisa menemukan informasi tentang itu. Itu terjadi... di area pembangunan kembali, ditempat Taman Bermain Yumyung berada. Kurasa saat itu sekitar akhir musim gugur.” Ucap Mi So
“Aku lahir pada tahun 1990, jadi...” ucap Tuan Park percaya diri. Mi So hanya bisa melonggo. Tuan Park tersenyum karena ucapanya hanya bercanda saja.
“Itu sudah lama sekali, jadi Aku tidak yakin Apa Aku bisa menggali apapun.” Kata Tuan Park
Mi So tahu kalau pasti sulit, Tapi Tuan Park yakin bisa melakukannya. Karena Kim Mi So yang memintanya jadi  akan melakukan yang terbaik untuk menemukan beberapa informasi soal itu. Mi So terlihat senang mendengarnya dan mengucapkan Terima kasih.


Keduanya keluar dari cafe, Tuan Park tak yakin kalau Mi So yang punya waktu yang baik jadi sangat ingin bertemu dengan Kim Mi So lagi. Mi So seperti tak yakin akan bertemu lagi lalu melihat dasi Tuan Park yang berantakan dan langsung berusaha merapihkan, suasana tiba-tiba terasa canggung.
“Maaf. Aku terbiasa melakukan ini di pekerjaanku.” Kata Mi So, Tuan Park seperti tak masalah tiba-tiba terdengar teriakan.
“Sekretaris Kim!” teriak Young Joon. Mi So kaget melihat Young Joon datang melihatnya. 
Young Joon mengaku sangat kecewa karena sikap tak tulusnya. Mi So meminta maaf mengaku kalau semua kesalahanya jika merasas seperti dan ingin menanyakan alasan merasa kecewa.
“Apa Aku kebetulan lupa untuk menyelesaikan tugas Atau Apa ada masalah dengan persiapan acara pertemuan olahraga?” ucap Mi So. Young Joon hanya menatapnya, Mi So pun yakin kalau itu bukan alasanya.

“Kalau begitu, mungkin karena Aku pergi kencan buta?” kata Mi So. Young Joon mengelak kalau semua hanya Omong kosong.
“Apa kencan butamu, ada urusanya denganku?” sindir Young Joon. Mi So mengaku bukan itu maksudnya.
“Kupikir Anda mungkin marah padaku karena aku terus sibuk dengan masalah pribadi seperti itu sehari sebelum acara pertemuan olahraga, yang merupakan peristiwa yang sangat penting.” Jelas Mi So
“Kau sangat menyadarinya, Sekretaris Kim... Bagaimana Kau bisa menjadwalkan ini... sehari sebelum acara pertemuan olahraga, tahu betapa pentingnya bagiku? Apa Kau pikir ini masuk akal?” kata Young Joon akhirnya bisa mencari alasan. Mi So pun hanya bisa meminta maaf.
Saat itu selembar daun jatuh di jas Young Joon. Mi So tiba-tiba tertawa melihatnya. Young Joon heran melihat Mi So yang tertawa. Mi So memberitahu kalau Ada daun yang jatuh ke saku jadi terlihat seperti saputangan
“Aku akan menyingkirkannya.” Kata Mi So keduanya kembali saling menatap seperti jantung berdegup kencang.
“Berani sekali daun jatuh ke sakuku? Bagaimanapun, hari terakhirmu tinggal sebentar lagi, Sekretaris Kim. Tetap fokus dan lakukan yang terbaik.” Ucap Tuan Park
“Ya, Pak. Aku tidak akan menjadwalkan semua hal pribadi seperti kencan buta sampai Aku meninggalkan perusahaan.” Kata Mi So
“Jangan lakukan itu.” Tegas Tuan Park. Mi So terlihat binggung,  bertanya apa maksudnya Meninggalkan perusahaan atau pergi kencan buta. Young Joon tak menjawab memilih untuk pergi. 

Mi So berjalan pulang, terdengar dari Pil Nam yang berteriak memanggilnya dengan membawa ayam goreng dan bir. Keduanya minum bersama di rumah, Pil Nam kaget mengetahui kalau Young Joon datang saat kencan buta. Mi So pikir kalau Itu kesalahannya.
“Hei.. Kenapa Kau tidak bisa pergi kencan buta setelah bekerja?” ucap Pil Nam
“Tidak ada yang salah soal itu. Tapi tetap saja, besok kita ada acara penting. Aku harusnya tetap fokus, jadi Aku yang salah. Tapi...” ucap Mi So berpikir. Pil Nam ingin tahu apa yang dipikirkan adiknya.
“Masalahnya adalah akhir-akhir Aku sungguh tidak bisa memahami Wakil Ketua. Sejak Aku bilang padanya ingin mengundurkan diri.” Ucap Mi So. Kakaknya ingin tahu ceritanya.
Mi So mengingat sikap Mi So yang tiba-tiba sangat dingin dengan nada sinis Young Joon berkata “ Apa Kau melatihnya dengan benar atau  melatihnya dengan sembrono? Jangan mengecewakanku dan lakukan pekerjaan dengan baik.”
“Wakil Ketua Lee, saat kami saling berkirim pesan semalam, Aku...” ucap Mi So saat bertemu di kantor, tapi Young Joon dengan sinis mengatakan “Jangan membahas masalah pribadi di kantor.”
“Lalu pada hari yang lain, dia sangat manis padaku.” Cerita Mi So mengingat setelah pergi taman hiburan.
Mi So pikir ada event khusus di suatu tempat jadi terlihat kembang api. Young Joon mengaku kalau ia yang menyiapkan dengan alasan sebagai hadiah perpisahan.
“Dia pasti sangat terkejut dengan berita kalau kau meninggalkan perusahaan, atau  dia mungkin sudah tak waras.” Kata Pil Nam mengejek.  Mi So meminta agar Young Joon Jangan katakan itu
“Itu tiba-tiba terjadi pada banyak orang setelah mengalami guncangan emosional yang ekstrim. Bukankah dia... kaget kalau Kau pergi?” ucap Pil Nam
“Aku tidak yakin, tapi Aku bisa tahu dia belum mengakhirinya.” Ucap Mi So
“Apa Maksudmu, dia tidak bisa menerimanya? Benar, Kau sudah sangat bekerja keras untuknya. Aku yakin dia akan merasa kehilangan tanpa dirimu.” Ucap Pil Nam
“Tapi bahkan dengan itu, Aku tidak yakin karena dia pasti bisa menemukan seorang sekretaris yang jauh lebih berkualitas dan berpengalaman daripada Aku. Kenapa dia melakukan ini padaku?” kata Mi So binggung.
“Bukannya dia tipe yang harus punya semua yang dia inginkan? Jika ada perusahaan yang dia suka, maka dia mungkin akan melakukan merger dan akuisisi. Dan jika dia melihat apapun yang dia suka, maka Aku yakin dia langsung membelinya.” Ucap Pil Nam. Mi So membenarkan semuanya.
“Maka kita tahu jawabannya... Ini sikap posesifnya... Mungkin itu yang Kau maksudkan tentangnya. Sebuah objek yang diinginkannya dan memilikinya.”Kata Pil Nam 

Mi So binggung apa maksudnya  "Sebuah Objek". Pil Nam menjelaskan kalau Sebuah objek yang masih berguna dan membuatnya merasa nyaman Tapi objek itu tiba-tiba memberitahunyakalau akan meninggalkannya jadi Pasti membuat Young Joon marah.
“Dia mungkin ingin melakukan apa pun untuk membuatmu tetap tinggal.” Ucap Young Joon. Mi So seperti tak yakin dengan ucapan kakaknya.
“Ya, Aku mengerti... Aku seorang psikiater... Bagaimanapun, Kau harus meninggalkan perusahaan itu sesegera mungkin. ..Jika dia lebih posesif,maka Kau tidak akan bisa keluar.” Ucap Pil Nam tiba-tiba menangis sesunggukan.
Mi So binggung melihat kakaknya tiba-tiba menangis,  Pil Nam emngaku merasa kasihan pada adiknya karena harus bekerja untuk bos yang posesif selama 9 tahun untuk membantu membayar biaya kuliahnya. Ia  merasa sangat tak enak hati bahkan tidak bisa menemui adiknya. Mi So tak enak hati karena tiba-tiba merubah suasana jadi sedih.
“Apa Kau punya soju?.. Ayo tambah lagi..” kata Pil Nam. Mi So pun membuka lemari es untuk melihat apakah ada soju.
“Ngomong-ngomong, kalung apa itu? Itu terlihat Cantik. Kurasa Aku belum pernah melihatnya.” Ucap Tuan Park
“Oh, ini? Wakil Ketua Lee membelikannya untukku.” Ucap Mi So dengan wajah bahagia.
“Itu pasti Kalung anjing... Aku yakin dia ingin membelenggu lehermu untuk memastikanmu tidak kabur.” Komentar Pil Nam. Mi So kaget mendengarnya. 

Mi So menyapa Ji Ah yang sudah datang lebh dulu, lalu melihat kalau sedang buku terbaru Morpheus padahal baru akan dirilis bulan depan Jadi ingi tadi dari mana Ji Ah mendapatkannya. Ji Ah mendengarnya sudah dirilis di Inggris, jadi meminta temanya untuk mengirimkan padanya.
“Sekretaris Kim pasti juga penggemar Morpheus, menilai dari bagaimana dirimu tahu tentang buku terbaru.” Kata Ji Ah.
“Tentu saja. Morpheus adalah novelis favoritku sepanjang masa.” Kata Mi So bisa mengetahuinya tentang buku "Momen yang Dapat Ku Lihat"
“Setiap buku karyanya menduduki daftar buku terlaris. Bahkan film nomor satu di box office sekarang diadaptasi dari novelnya. Bukankah dia sangat mengesankan?” kata Mi So bangga
Ji Ah menyimpulkan Mi So adalah seorang Morpheusian. Mi So binggung apa maksudnya itu.  Ji Ah pikir Mi So tahu kalau itu panggilan klub penggemarnya. Mi So seperti baru tahu kalau penulisna punya klub penggemar.
“Tentu saja. Dia 'kan bukan penulis novel biasa. Dia adalah penulis laris internasional, dan juga sangat tampan.” Kata  Young Joon penuh semangat. 
“Apa kau pernah melihat wajahnya? Dia tidak melakukan wawancara atau mengungkapkan dirinya di depan umum. Satu-satunya hal yang diketahui orang tentang dia adalah usianya sekitar 30-an.” Ucap Mi So heran
“Ayolah. Foto-fotonya sudah ada... pada anggota klub penggemarnya. Aku bergabung di tahun pertama. Jika Kau ingin tahu, haruskah Aku menunjukkan salah satu fotonya?” ucap Ji Ah.
Mi So pun penuh semangat ingin melihatnya,  Ji Ah melihat sekeliling agar tak ada yang melihat dan meminta agar Mi So Jangan perlihatkan ke orang lain. Mi So menganguk setuju lalu hanya bisa melonggo karena yang dilihat hanya foto buram tanpa terlihat wajahnya.
“Apa Kau bisa bilang dia tampan dari foto ini?” ucap Mi So heran.
“Iya. Maksudku, lihat saja itu. Dia pasti pria yang tampan dan juga sangat tinggi. Dan , tadi malam ada orang yang memposting foto baru di media sosialnya. Orang itu menulis kalau dia melihatnya di bandara Perancis.” Kata Mi So memperlihatkan sosok dengan topi hitam tanpa terlihat wajahnya.
“Dia bertemu dengannya saatmenandatangani kontrak buku sebelum dia menjadi terkenal, jadi langsung mengenalinya” cerita Ji Ah. Sementara Mi So masih tak percaya kalau Ji Ah bisa mengetahui kalau penulisnya itu tampan
“Ya, bahkan dagunya sangat sempurna...Dia juga punya kulit yang luar biasa.” Ucap Ji Ah memuji penulisnya yang tak terlihat wajahnya pada foto. 



Seorang pria melihat social media, terlihat foto dengan topi menutup wajahnya lalu captionya bertuliskan “Aku melihat Morpheus di Bandara Charles de Gaulle. Kami sebenarnya sedang dalam penerbangan yang sama ke Korea sekarang. Kami akan segera berangkat. Kami akan tiba di Korea bersama dalam 11 jam dari sekarang.”
Beberapa orang pun berkomentar “Apa ini nyata? Aku akan mempercayaimu dan lari ke bandara sekarang. Aku harus mengawasi setiap pria yang mengenakan topi fedora hitam.”
Pesawat pun mendarat, Seorang wanita terus menatap pria yang duduk disampingnya. Lee Sung Yeon memanggilnya, lalu membuka topinya  merasa kalau itu sangat cocok untuknya. Si wanita tersenyum mendengarnya.
Di depan bandara, sudah banyak orang yang menunggu karena penasaran melihat Sung Yeon, penulis Morpheus. Seseorang keluar dengan topi hitam, semua berteriak mendekat tapi ternyata wanita yang mengunakan topi milik Sung Yeon, sementara Sung Yeon berhasil keluar bandara tanpa ada yang mengenalinya. 

Sung Yeon mengemudikan mobil menerima telp dari ibunya. Nyonya Lee ingin tahu keberadaan anaknya. Sung Yeon mengaku kalau baru saja tiba di Korea. Nyonya Lee tak percaya ankanya ada di korea.
“Kenapa Kau tidak menelepon dulu? Sekarang Ibu ada di rumah liburan  di Pulau Jeju dengan ayahmu...Tunggu Aku.. Aku akan segera naik pesawat ke Seoul.” Ucap Nyonya Lee
“Tidak apa-apa. Jangan ubah rencanamu karena Aku.” Kata Sung Yeon
“Ayahmu tidak pernah membantu. Dia menyeretku kesini karena ingin bermain golf. Bahkan Aku tidak bisa melihat putraku yang sudah bertahun-tahun tidak kulihat. Haruskah Aku membuang Ayahmu ke laut di sini?” ucap Nyonya Lee mengeluh
“Kau dan Ayah masih sama.” Komentar Sung Yeon tertawa bahagia mendengar suara ibunya lalu menanyakan tentang Young Joon.
“Tentu saja. Dia sibuk berusaha menjalankan perusahaan dengan baik. Bahkan hari ini, dia menghadiri pertemuan perusahaan di tempat ayahmu.” Kata Nyonya Lee
“Benarkah? Sepertinya, Young Joon baik-baik saja.” Kata Sung Yeon. 

Mi So sudah berganti pakaian, Ji Ah berkomentar  suka celana olahraga Sekretaris Kim karena Sangat cocok. Mi So mengucapkan terimakasih dengan penuh semangat.  Young Joon akhirnya datang lalu bertanya Apa semuanya siap untuk pertemuan.
“Dimulai pukul 10 pagi, jadi Anda bisa pergi dalam 30 menit, Pak.” Ucap Mi So
“jadi Kalian berdua akan berpartisipasi apa saja?” tanya Young Joon.
“Aku akan berpartisipasi dalam lomba rintangan dan lomba tiga kaki.” Kata Mi So. Ji Ah mengatakan akan ikut gulat lutut dan tenis meja.
“Kuharap Kalian berdua bertekad untuk menjadi juara pertama.” Kata Young Joon. Ji Ah pikir yang penting bisa berpartisipasi saja.
“Itulah yang dikatakan pecundang sebagai alasan. Kalian tidak boleh kalah. Lebih baik mati daripada kalah. Jadilah juara pertama bagaimanapun caranya. Sudah kubilang padamu tetap fokus sampai hari terakhirmu. Ingat, kan?” kata Young Joon. Mi So menganguk mengerti. Young Joon pun segera pamit pergi.
“Wakil Ketua Lee benar-benar sesuatu. Siapa yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk menang di acara perusahaan seperti ini? Bukankah Aku benar, Sekretaris Kim?” komentar Ji Ah. Mi So tak banyak berkomentar mengajak mereka bersiap-siap untuk pergi dengan penuh semangat.
“Jangan lupa untuk memberikan peta gym ke Pak Yang.” Kata Mi So penuh semangat lalu  terdengar teriakan dari dalam ruangan. 

Young Joon duduk sambil menutup matanya terlihat ketakutan dan menangis.  Ji Ah kaget melihat Young Joon sangat ketakutan. Mi So melihat kabel pengikat semua kabel dan langsung melepaskanya lalu memberitahu kalau sudah tak ada lagi.
“Siapa yang melakukannya? Aku lupa untuk memeriksa karena  sibuk pergi kesana-kemari. Aku minta maaf, Pak.” Ucap Mi So. Young Joon akhirnya membuka matanya dan langsung bergegas keluar dari ruangan. 

Young Joon menegus Ji Ah karena tidak mengingat tindakan pencegahan yang sudah dituliskanya, kalau tidak boleh ada ikatan kabel di kantor Wakil Ketua Lee. Ji Ah meminta maaf karena sengaja  mengatur kabel dengan ikatan, ingin membuatnya terkesan dan tak seharusnya marah.
“Kim Ji Ah , sikap macam apa itu? Kaulah yang membuat kesalahan..” kata Mi So. Ji Ah terlihat kaget mendengarnya.

“Aku tidak suka laba-laba... Setiap kali Aku melihatnya, bahkan hampir pingsan karena sangat membencinya. Setiap orang memiliki 1 atau 2 hal yang sangat mereka benci. Itu sebabnya dia marah, jadi Aku tidak menghargaimu merengek seperti ini.” Tegas Mi So
Ji Ah pun tertunduk meminta maaf. Mi So memastika kalau Ji Ah sangat menyesal, Ji Ah menganguk. Mi So langsung memeluk Ji Ah agar bisa memijamkan buku baru Morpheus. Ji Ah pun dengan senag hati akan meminjamkanya.

Mi So membawakan secangkir teh chamomile agar bisa lebih tenang dan kembali meminta maaf serta berjanji tidak akan terjadi lagi. Young Joon membahas Mi So yang akan segera pergi jadi tak mungkin bisa menjaminnya.
“Mungkin ini bukan tentang posesifnya...Mungkin dia sangat membutuhkanku.” Gumam Mi So melihat sikap Young Joon. 

Spanduk besar bertuliskan “Pertemuan Olahraga Perusahaan Yumyung Holdings” semua bersorak memberikan semangat. Mi So sudah siap bersama dengan Se Ra dan peserta lainya. Mereka pun memulai pertandingan dengan  berharap tidak ada yang terluka dan bisa... menjalin hubungan erat lebih antar divisi.
Mi So pun dengan penuh semangat berlai melewati semua rintangan, sementara Se Ra kesusahan menaiki jalan menanjak, Mi Soo terlihat bahagia sampai digaris finish dengan senyuman bahagia. Tuan Park dan Young Joon menonton dari bangku penontot.
“Karena inilah Aku suka Sekretaris Kim. Dengan semangat itu, dia bisa menyelesaikan pekerjaannya.” Komentar Young Joon dengan senyuman bahagis.

“Jadi, Apa Kau menyukai Sekretaris Kim?” goda Tuan Park
“Bukan sebagai wanita tetapi sebagai karyawan. Coba Lihat. Seberapa hebatnya dia?” ucap Young Joon bangga. 

Saat itu seorang pria mendekati Mi So mengetahui sebagai sekretaris perfeksionis. Young Joon melihat dari kejauhan ingin tahu siapa pria itu. Sang pria melihat Mi So juga seorang atlet hebat. Mi So pun langsung bertanya apakah ada yang bisa dibantu.
“Akan ada perlombaan tiga kaki sebentar lagi. Aku ingin jadi partner Sekretaris Kim Ayo lakukan dengan baik.” Kata Si pria.
“Aku mengerti...”ucap Mi So lalu menerima sebotol minuman.
Ji Ah dan Se Ra datang bertanya apa yang dibicarakan dengan Ko Gui Nam. Mi So baru mengetahui nama Gui Nam dan bertanya balik apakah Se Ra mengenalnya. Se Ra pikir sudah pasti mengenalnya,karena Gui Nam peringkat pertama pada voting popularitas perusahaan.
“kau bilang Dia peringkat pertama? Apa dia mengungguli Wakil Ketua Lee?” ucap Ji Ah kaget.
“Wakil Ketua Lee tidak termasuk hitungan. Pak Ko luar biasa, dan jika Kau beruntung, dia bisa menjadi milikmu. Tapi dia sangat gila kerja sehingga tidak tertarik pada wanita... Bahkan Aku.” Ucap Se Ra percaya diri.
“Dan Apa dia jatuh cinta pada Sekretaris Kim?” komentar Ji Ah. Se Ra terlihat kesal mendengarnya
“Dia baru saja memberi Sekretaris Kim air minum. Bukankah itu pertanda?” kata Ji Ah.
“Tidak, bukan itu... Dia akan menjadi mitraku di perlombaan tiga kaki.” Ucap Mi So
“Sebenarnya, Sekretaris Kim...bisakah Aku bergabung dengan perlombaan berkaki tiga? Hari ini kinerjaku buruk dan Aku harus menebusnya.” Ucap Se Ra mencoba membujuk.
Tapi Mi So dan Ji Ah malah pergi meninggalkanya. Se Ra kesal sendiri karena Mi So selalu pergi meninggalkanya padahal ingin sekali ikut lomba dan berlari dengan Gui Nam serta merasakan jantungnya berdebar.

Gui Nam di dekati beberapa wanita yang memberikan minuman, Mi So sempat melihatnya tapi tatapanya mengarah pada tempat lain, menurutnya Gui Nam tidak terlalu tampan tapi menurutnya pria yang tampan itu Young Joon. Saat itu Young Joon melihat Mi So menatap kearahnya.
“Ya ampun. Siapa yang sedang kupikirkan? Aku pasti sudah gila.” Ucap Mi So menyadarkan diri dan mendengar  Perlombaan tiga kaki akan segera dimulai.

Gui Nam mengajak Mi So agar ke garis start, Tuan Park senang melihat Perlombaan tiga kaki karena penasaran berapa banyak pasangan yang akan terbentuk dan menurut survie kalau 80% dari mereka akhirnya menjadi pasangan sungguhan. Young Joon terlihat kaget dan panik.
Mi So dan Gui Nam mulai bersiap-siap lari, setelah tanda pluit berbunyi keduanya berlari denga cepat. Gui Nam melihat lawan lebih cepat akhinya memeluk pundak Mi So, Tuan Park melihatnya terlihat bahagia sementara Young Joon menahan rasa kesal.
“Tim 3 memiliki kerja sama tim yang hebat... Mereka memimpin. Akankah mereka menang dan juga menjadi pasangan?” ucap Komentator.
Mi So tak ingin kalah akhirnya memeluk pinggang Gui Nam agar seimbang, dan sampai di garis finish lebih dulu. Keduanya terlihat sangat bahagia bisa menang, terdengar teriakan agar mereka bisa Berkencan. Young Joon mendengar semua penonton termasuk temanya terlihat kesal.
“Mulai tahun depan, tidak akan ada lagi acara pertemuan olahraga. Ini Sangat kekanak-kanakan.” Ucap Young Joon kesal
“Justru dia yang kekanak-kanakan... Dia dibutakan api cemburu.” Keluh Tuan Park melihat Young Joon pergi lalu mulai terkejut. 

Young Joon terjatuh ditangga. Tuan Park memastikan keadaan Young Joon baik-baik saja, sambil mengeluh kalau Young Joon meminta agar karyawan Grup Yumyung untuk menjadi satu tanpa terluka tapi malah bosnya yang terluka dan ingin melihat bagian kaki. Young Joon menatap seperti berharap Mi So yang melihatnya. 

Mi So akhirnya melihat keadaan Young Joon berpikir kalau mabuk, Young Joon mengaku tidak minum.  Mi So heran karena Young Joon yang terluka bahkan tergelincir di tangga. Young Joon mengaku  tidak lihat satu anak tangga jadi meminta Mi So agar tak berlebihan.
“Anda harus pergi ke dokter.” Ucap Mi So khawatir, Young Joon menolak karena ingin pulang saja.
“Anda bilang apa? Anda membutuhkan perawatan yang tepat.” Kata Mi So kesal. Young Joon mengaku tidak terluka parah.”
“Tidak. Akan kusiapkan mobilnya.” Ucap Mi So akan pergi, Young Joon menahanya agar tak pergi.
“Akan lebih cepat baikkan jika meletakkan koyo panas di atasnya.” Ucap Young Joon. Mi So pun membantu Young Joon untuk berdiri dengan memeluknya.
Sopir Young Joon ingin membantu tapi Tuan Park menahan agar membiarkan keduanya pergi dengan mengancam kalau akan di pindahkan ke India. 

Mi So membawakan es bantu untuk mengompres, sambil mengomel kalau Young Joon itu harusnya lebih berhati-hati dan menyuruh agar melepaskan kaos kaki agar bisa mengompresnya.  Young Joon hanya menaikan kakinya. Mi So pikir kalau Young Joon meminta agar membuka kaos kakinya. Young Joon pikir tak perlu.
“Apa Anda ingin Aku meletakkannya  di atas kaus kaki Anda?” ucap Mi So
“Tidak masalah. Lakukan saja.” Ucap Young Joon. Mi So tetap ingin melepaskan kaos kakinya. Tapi Young Joon menolaknya.
“Kenapa Anda terus bilang tidak perlu?” kata Mi So dan terkejut melihat ada bekas jahitan di kaki Young Joon. Akhirnya Ia kembali memakai kaos kaki dan hanya terdiam. Young Joon heran Mi So hanya diam saja dan menyuruh agar segera mengompresnya.
“Bekas luka apa itu? Sepertinya bekas luka lama.” Gumam Mi So penasaran sambil mengompres kaki Young Joon. 

“Apa Kau menikmati acara pertemuan olahraganya? Sepertinya Kau sangat menikmatinya. Khususnya balap tiga kaki.” Tanya Young Joon dengan nada menyindir.
“Tidak ada yang menyenangkan. Aku baru saja mengikat kakiku dengan pria lain dan berlari seperti orang gila untuk menang.” Keluh Mi So
“Kau bilang "Seperti orang gila"? Berpartisipasi dalam acara pertemuan olahraga itulah pentingnya. Kenapa Kau berlari seolah-olah hidupmu bergantung padanya? Dasar bodoh.” Ucap Young Joon sinis.
“Apa ingatanku salah? Kurasa tadi Aku dengar seseorang bilang padaku untuk mempertaruhkan hidupku dan memenangkan pertandingan.” Balas Mi So sini

“Bagaimana bisa Kau langsung menerima kata-kataku begitu saja? Kau tidak fleksibel, Sekretaris Kim.” Keluh Young Joon.
Mi So mencoba menahan amarahnya, Young Joon membahas kalau tadi untuk kemenangan, menurutnya Mi So tidak keberatan berlari sangat dekat dengan pria yang aneh. Mi So membenarkan karena itu Lebih baik daripada menjadi pecundang.
“Benar. Selama Kau jadi juara 1, Kau bahkan tidak peduli siapa yang Kau sentuh.” Kata Young Joon cemburu. Mi Soo membenarkan.
“Apa Bahkan jika orang itu sedekat ini denganmu?” kata Young Joon bergeser mendekat Mi So.
Mi So merasa tak masalah,  Young Joon makin mendekat. Mi Soo merasa Tidak ada pengaruhnya buatnya. Young Joon terlihat kesal menarik tangan Mi So tapi malah membuatnya posisi mereka saling bertumpuk. Keduanya pun kembali gugup untuk kesekian kalinya.

BERSAMBUNG KE EPISODE 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar