Jumat, 07 Oktober 2016

Uncontrollably Fond Episode 5

Uncontrollably Fond Episode 5


CEO Namgoong mencoba menghentikan proses syuting, dia tertawa garing dengan mengatakan bahwa Joon Young sedang bercanda. Dan meminta mereka untuk menjadikan syuting hari ini sebagai syuting percobaan.

“Aku bilang aku tak bercanda.” Sahut Joon Young dengan senyuman. Joon Young kemudian menatap No Eul, “Apa kau tak mau, PD-nim?”




No Eul bingung memberikan jawaban untuk Joon Young tapi kemudian dia menganggap ini hanya sebagai candaan. No Eul berkata kalau dia sangat bangga jika seorang bintang seperti Joon Young menawarinya hal semacam ini. sangat bodoh kalau dia menolaknya.

“PD-nim!” teriak staff lain dengan kesal.

“Kapan kita akan memulainya? Apa kita mulai dari sekarang? Jika kita mulai dari sekarang, kita harus melakukan mengumumkannya secara resmi. Oh, aku juga bisa mengumumkannya di sosial media-ku, kan?”

Joon Young melihat jawaban konyol No Eul dengan senyuman.



*****
Ji Tae menemui No Eul dikedai milik Bong Sook. Dia sedang merendam wajahnya di dala piring berisi air. Dia tanya pada Bong Sook, apa yang terjadi padanya?

Bong Sook juga tak tahu, tapi sepertinya No Eul sudah membuat masalah. Dia sudah melakukan hal itu selama 30 menit. Ji Tae bertanya pada No Eul, No Eul menjawab dengan tak jelas karena mulutnya ada didalam air.







No Eul mulai mengangkat wajahnya dan menatap Ji Tae dengan wajah loyo. Dia bilang kalau dia mungkin akan dikeluarkan dari produksi film dokumenter Joon Young. Karena dia sudah menanggapi perkataan serius Joon Young sebagai candaan. Mmm.. Bukan.. aku sudah menanggapi candaan Joon Young dengan serius. Bukan juga, tapi lebih tepatnya karena dia menanggapi perkataan serius Joon Young dengan serius.



Bong Sook mengejek No Eul yang mulai tak waras. No Eul merajuk karena sudah diejek olehnya. “Kenapa kalian selalu memandang rendah aku? Semua orang melakukannya. Ya, kan? Meskipun kalian tak bisa mengatakan apapun pada Shin Joon Young! Tak ada yang mengatakan apapun padanya saat dia bicara hal yang gila! Kenapa hanya aku yang kalian bilang gila?”

Bong Sook menggeplak kepala No Eul dengan keras lalu memarahinya. Sedangkan Ji Tae sebenarnya tak suka dengan sikap kasar Bong Sook tapi dia tak mengatakan apapun.





“Sepertinya memang aku sudah gila.” Ucap No Eul.

Ji Tae mengusap wajah No Eul dengan sapu tangannya. Ini mungkin yang terbaik bagi No Eul. Dia memang sudah sebaiknya untuk bekerja sebagai PD penyelidikan dibanding dengan film dokumenter selebriti. Dia akan membantunya. No Eul mengejek, bagaimana mungkin seorang pengangguran bisa membantunya.

“Aku juga akan mendapatkan kerja!” kesal Ji Tae.

“Ketika kau mendapatkan kerja, haruskan aku bekerja padamu? Aku sudah capai harus berurusan dengan orang lain.”

“Apa?” Ji Tae tak mengerti arah pembicaraan No Eul.

“Kau paling tidak tak akan mengizinkan Jik untuk kelaparan, ya kan Ahjussi? Jadi.. bisakah kau menerimaku kerja sebagai istrimu?”



Ji Tae dia terpaku tak berani mengatakan sepatah kata pun.



*****
Dirumah Joon Young, Gook Young memberitahukan kabar bahwa PD No Eul telah digantikan sesuai dengan keinginan Joon Young. Joon Young menatapnya diam. Gook Young yakin kalau Joon Young pasti akan senang. Dia ngoceh kesana kemari dan berkata bagaimana No Eul berani berteriak pada Joon Young padahal dia hanya PD biasa.

Joon Young menatap tajam dia. Gook Young serta merta bungkam, dia berjanji kalau itu ocehan terakhirnya.

“Hubungi CEO, Dan katakan kalau aku tak mau syuting satu adegan pun untuk film dokumenter kalau bukan PD No Eul yang mengerjakannya. Katakan padanya untuk merekrut No Eul lagi sebagai PD kalau dia tak mau mencari selebriti baru untuk pemain barunya.”





****
No Eul menggigiti sumpitnya saat melihat Ji Tae terus minum soju. Dia menyuapi Ji Tae daging tapi Ji Tae terus meminum soju. No Eul akhirnya kesal, dia akan menarik kembali pernyataanya tadi. Kalau memang dia tak mau menerimanya, dia tinggal mengatakan saja. Jangan minum terlalu banyak soju saat dia tak tahan minum.

Oh, ayolah No Eul! Bagaimana bisa aku menolak wanita yang manis sepertimu? Aku sangat mencintaimu! Aku hanya tak tahu bagaimana harus menanggapinya! Aku tak percaya ini bisa terjadi.” Ucap No Eul dengan manis agar Ji Tae mau mengatakan hal semacam itu.





Ji Tae tetap diam dan memandang kosong ke arahnya. No Eul kesal sendiri, bahkan Ji Tae tak mau mengatakan candaan semacam itu untuknya. Dia memilih pergi, “Aku juga tak begitu menyukaimu!”



No Eul diluar kedai masih memperhatikan Ji Tae. Rupanya dia ingin dikejar olehnya tapi dia masih duduk manis sambil menenggak soju. No Eul meratapi nasibnya yang buruk mulai dari pekerjaan sampai pengakuan cintanya.

“Dia punya standar yang tinggi sebagai orang yang tak memiliki jabatan. Hah, memalukan. Ini hanya karena aku sedikit tak beruntung. Itulah kenapa.” Ucap No Eul melenggangkan kakinya.





Bong Sook menemani Ji Tae yang kini sendirian. Dia berkata kalau No Eul berani – beraninya menggoda Ji Tae. Ji Tae bertanya apakah dia lebih baik dari No Eul?

Bong Sook mengiyakan. Jelaslah, karena No Eul itu banyak hutang dan temperamennya buruk. dan dia menerima suap dimana – mana. Bong Sook kemudian menawarkan temannya yang baik dan punya penampilan yang cukup menarik.

“Aku....” ucap Ji Tae sedih. “Tak pantas mendapatkannya. Itulah kenapa aku tak bisa menerimanya.”

Kesedihan Ji Tae terpampang jelas diwajahnya bahkan Bong Sook sampai bingung menanggapi ucapan Ji Tae.



Ponsel berdering dimeja, Ji Tae baru sadar kalau ponsel No Eul tertinggal. Dia bergegas pergi untuk mengantarkannya.

Bong Sook masih bengong, dia mengatakan kalau Ji Tae memang sudah tak normal.



Ji Tae tak berhasil mengejar No Eul hingga dia pun menerima panggilan dari ID bernama br*ngsek. “Ya? Ini dengan ponsel No Eul?”
Joon Young terkejut mendengar seorang pria mengangkat panggilannya. “Kenapa kau mengangkat ponsel No Eul?”

“Aku sedang bersamanya dan dia meninggalkan ponselnya.”

“Dengan siapa aku bicara?”

“Anda siapa?”

“Aku bertanya lebih dulu.” Kesal Joon Young.

“Akan lebih sopan kalau kau memberitahukan identitasmu lebih dulu sebelum menanyakan identitas orang lain.”

“Apa kau tak bisa membaca hangul? Kau bisa lihat ID-ku munculkan.”



Ji Tae benar - benar membacanya dan memberitahukan kalau ID yang muncul tertulis Br*ngsek. Joon Young tersenyum sinis karena dia diberi nama Br*ngsek oleh No Eul. Ji Tae berniat mengakhiri panggilan itu, No Eul sedang tak bisa mengangkat telfon. Dia bisa menelfonnya nanti. Dan jika orang diseberang telfon itu Shin Joon Young, Ji Tae meminta agar dia tak usah menghubungi No Eul lagi karena No Eul sudah tak bekerja sebagai PD di film dokumenternya.

“Ah.. Apa jangan – jangan kau ini adalah Si Suami?”





No Eul dalam perjalanan pulang, dia merogoh sakunya dan sadar kalau ponselnya tertinggal.



“Kau adalah Suami No Eul? Halo, kenapa kau tak menjawab? Kau Si Suami itu kan? Huh?!” tanya Joon Young penasaran.

No Eul datang dan merebut ponselnya. Dia menjawab panggilan Joon Young, Halo? Halo?







Di mobil Joon Young, dia marah besar dan membanting earphonenya. Bahkan dia hampir menabrak truk, dengan marah dia memencet klakson berunglang kali sambil mengumpat pada mobil tersebut.



*****
No Eul mengerutkan alis saat melihat Joon Young baru saja menelfonnya. Ponselnya kembali berdering dan No Eul terkejut saat Ji Tae merebut ponsel itu. Ji Tae mengecek kalau ID namanya adalah Suami.

“Jadi aku Si Suami (Nampyeon)?” tanyanya tersenyum. Awwwwww..

“Ya.” Singkat No Eul. Dengan alasan kalau Ji Tae itu selalu ada dipihaknya. Dan selalu ada dipihak orang lain. Nam = orang lain, dan Pyeon = disisi. Jadi Nampyeon itu yang dia maksud.





Ji Tae menatap No Eul dalam, dia yakin kalau No Eul akan mendapatkan orang yang baik. Dan akan ada pria yang bisa menarik hatinya. No Eul bukannya senang mendengar ucapan itu, dia makin kesal saja. Baginya Ji Tae sangat jahat, kalau dia memang mau menolaknya, ya tinggal menolak saja. Jangan bersikap seperti pria baik!

“Aku telah mengakhiri hubungan diantara kita! Jangan hubungi aku lagi!!”

Ji Tae lagi – lagi tak bisa mengatakan apapun dan membiarkan No Eul pergi.



****
Dalam perjalanan pulang, No Eul heran kenapa Joon Young kembali menghubunginya. Memang dia belum puas untuk meneriaki dia. Sangat bodoh kalau dia mengangkat panggilan Joon Young lagi. No Eul pun mengetikkan pesan.. Tapi pesan yang dia tulis malah sangat sopan. berkebalikan dengan ucapannya.

[Maafkan aku, aku tak bisa mengangkat panggilanmu. Aku sangat menyesal dengan perilakuku dan dengan candaanku. Bisakah kau menerimanya dengan hati yang bijak, untuk meminta satu kesempatan lagi untukku.]



No Eul menghapus ulang pesannya dengan geram. Dia tak akan meminta bantuannya lagi, masih ada perusahaan yang mau menerimanya bahkan memberikan asuransi dan pekerjaan tetap.

No Eul melanjutkan jalannya, dia melihat mobil putih terparkir dijalan. Dia mengira kala mobil itu milik Joon Young. Dia berjalan menghampiri mobil itu dan mengintip ke dalam mobil.



No Eul terkejut saat kaca mobil terbuka, Joon Young bertanya apakah dia tak pernah melihat br*ngsek sebelumnya? No Eul terkejut karena Joon Young tahu rumahnya. Joon Young berkata kalau dia mengetahuinya dari staff kantor. No Eul mengeluh karena mereka tak bisa menjaga informasi pribadi.

“Bagaimana bisa kau tinggal No Eul, bukannya dengan suamimu? Jadi kau sudah menikah, dan dimana anakmu? Apa suamimu pengangguran? Apakah usahanya bangkrut? Apa dia menyuruhmu untuk mendapatkan uang dengan cara apapun?!”







Joon Young berniat menutup kaca mobilnya tapi No Eul menahan Joon Young.

“Pria gila macam apa yang mau menikah dengan pengemis sepertiku? Kau mau menikah dengan orang miskin, huh? Aku tak punya suami dan tentu saja tak punya anak! Aku tak punya tempat tinggal, uang, bahkan harga diri. Itulah kenapa aku menumpang di rumah temanku, senang? Terimakasih untuk psiko yang sudah membuatku dipecat, jadi aku bisa hidup tanpa uang. Tanpa tempat untuk tinggal dan tanpa suami!”







No Eul kesal melihat Joon Young malah tersenyum melihatnya. Dia pergi meninggalkan dia.

Di tangga, dia menerima sebuah panggilan dari CEO Namgoong yang memberitahukan kalau dia akan kembali dipekerjakan karena Joon Young menolak melakukan syuting kalau bukan dia yang menjadi PD.





No Eul diam. Dia berbalik menemui Joon Young yang tersenyum lebar lalu melajukan mobilnya. PD di telefon masih terus bertanya, apa No Eul mau? Mereka sedang terburu – buru?

No Eul terus menatap mobil Joon Young dalam diam sedangkan CEO diseberang telfon terus menanyainya dengan panik.



*****
Keesokan harinya, kamera sudah dipasang disetiap sudur rumah Joon Young untuk merekan berbagai kegiatannya dirumah.





****

No Eul menyuapi Jik dan memperlakukannya seperti anak kecil. Na Ri berkata kalau kakaknya sudah masak semua ini sampai tak tidur. Meskipun No Eul membuatnya semalaman tapi bagi Na Ri rasanya tetap saja keasinan.

“Kakak mulai bekerja, jadi, untuk sementara aku tidak akan ada disini.”

No Eul menjembel wajah adiknya yang terlihat kurus, apakah temannya tak membelikan dia makan. Jik risih dengan sikap berlebihan kakaknya dan meminta untuk berhenti.



Na Ri menyuruh No Eul untuk mengikutinya sepanjang hari saja kalau begitu khawatir dengan adiknya.

“Haruskah Kakak melakukan itu? Haruskah Kakak berhenti bekerja dan mengikutimu?” tanya No Eul bercanda. Jik menanggapi dengan serius, dia menarik tangan No Eul agar dia benar – benar mengikutinya sepanjang hari.



“Kakak ingin mengikutimu, tapi...”
Jik memperingatkan No Eul dengan betapa garangnya fans Joon Young. Mereka paling agresif diantara semua fans selebriti lain. Dan sekarang mereka sedang mencari informasi latar belakang No Eul. No Eul terdiam mendengarnya.

Tak lama kemudian Jik menerima pesan dari Haru dan ia pun menunjukkan pesan itu pada kakaknya. Itu adalah pimpinan dari Fans Klub Joon Young.

[Apa ini ponsel Oh Jik? Kau mengatakan kalau akan memberitahuku tentang Eul, tapi kau tidak menelepon. Kau juga tidak mengangkat teleponmu. Kau akan mati di tanganku kalau semuanya bohong.]



****
Disebuah cafe, Haru dan teman – temannya sedang berkumpul untuk mempersiapkan acara gathering atau mungkin semacamnya. Mereka membuat makanan dan memberikan stiker Joon Young pada bungkusnya.

Haru sibuk mengirim pesan pada Jik, dia mengancam kalau Jik sampai membohonginya dan sengaja meminta nomor telfonnya. Ayahnya itu jaksa terkenal.

[Apa yang akan kau lakukan dengan informasi pribadi milik Eul? Apa orang tuamu tahu tentang ini?] – balas Jik



Dirumah Na Ri, rupanya bukan No Jik yang sedang membalas pesan Haru melainkan No Eul. No Jik merebut ponselnya tapi No Eul memintanya lagi, dia ingin mengurus orang yang tak punya pekerjaan itu.

Ponsel No Jik berdering, No Eul meminta ponselnya tapi No Jik hanya menatapnya santai.
“NO JIK!” bentak No Eul.





Dicafe, Haru tak kalah marahnya karena merasa ditipu. ARG!!!

*****
No Eul mengejar Jik yang mau berangkat sekolah, dia meminta nomor gadis tak waras yang mengganggu Jik. Jik menunjukkan ponselnya dan berkata kalau gadis itu sangatlah waras. Dan memang Joon Young punya hal spesial yang bisa membuat semua orang tergila – gila padanya. No Eul mengilangkan tangan didepan dada, bukan itu masalahnya.

No Jik memegang pundak kakaknya, “Jangan jatuh cinta kepadanya, Kakak.”

“Apa?” No Eul tak mengerti.

“Karena Kakak akan ada di dekatnya, Kakak akan mulai memiliki perasaan kepadanya. Tapi jangan pernah memikirkan itu. Joon Young hidup di dunia yang berbeda sekarang. Kalau Kakak mulai memberi makna pada semua perkataan atau tindakannya, pada akhirnya kau akan terluka.”



No Eul menganggap kalau adiknya ini sedang sakit jadi bicara ngawur. No Jik tak menanggapi perkataan konyol kakaknya dan berharap hubungan No Eul dan Hyun Woo (nama samaran Ji Tae) bisa berjalan dengan baik. Dan dia yakin kalau kakaknya akan bahagia bersama Hyun Woo.
No Eul tertegun.



No Jik memeluk kakaknya, lalu mengucapkan terimakasih atas makanan yang sudah dia siapkan untuknya. No Jik menunjukkan tanda hati dengan kedua tangannya lalu melambai pergi.

No Eul terlihat sedih, “Adik yang luar biasa. Hyun Woo sudah mencampakkanku. Hyun Woo sudah mencampakkanku.”

No Eul menutup wajahnya dengan malu.





******
Dirumah Ji Tae, bayangan No Eul yang melamarnya menjadi suami masih terbayang jelas dalam ingatannya. Dia berulang kali mencoba menata wajahnya agar jangan tersenyum tapi pada akhirnya kembali tersenyum dan tersenyum lagi.

Ji Tae merebahkan tubuhnya lalu menutup wajah dengan handuk.

Dan sikapnya langsung berubah serius saat Bibi mengetuk pintu, dia memberitahukan bahwa Ayah tengah mencarinya.



Wajah kasmaran Ji Tae sudah berubah serius saat berhadapan dengan Ayahnya. Dia menyuruh Ayah untuk cepat bergerak, sepertinya dia sangat lama berfikir. Hyun Joon bersiap untuk menembakkan baduknya tapi tak berhasil mengenai sasaran.

Ji Tae bersorak gembira dan meminta uang taruhan mereka. Ayah menolak, dia ingin bermain sekali lagi. Ji Tae mengancam akan memberitahukan ibu kalau Ayahnya ini tak sportif.

“Itu terlalu berharga. Ayah akan memberimu sesuatu yang lain. Ayolah, satu ronde lagi.” Bujuk Hyun Joon.

Haru pulang kerumah, dia segera bergelayut manja di tangan Ayahnya. Hyun Joon seperti biasa selalu memperlakukan Haru dengan penuh kasih sayang. Haru memberitahukan kalau nanti akan ada konser Joon Young. Dia mengajak ayahnya untuk ikut, temannya juga ada yang datang ke konser Shin Joon Young dengan Ayah mereka. lalu berfoto dan mengunggahnya ke SNS. Ayah temannya itu seorang pejabat dan kini menjadi terkenal.

Ayah menolak dengan halus karena dia punya banyak pekerjaan. Ji Tae yang tak suka juga menyuruh Haru untuk tak mengajak Ayah, Ayah mereka kan sibuk. Dan Haru harus belajar untuk ujian masuk universitas.



Haru meminta Ayah mengabaikan saja kakak. Dia ingin mengajak Ayahnya karena dia dengar kalau mereka akan melakukan syuting film dokumenter juga.
Mendengar kata film dokumenter membuat Ji Tae kehilangan kesabaran, “Ha Ru, hentikan itu. Apa Kakak kelihatan sedang bercanda?”

“Oppa~”
“Murid lain memanfaatkan waktu mereka untuk belajar. Kau tidak punya waktu untuk datang ke sebuah konser. Kakak menyuruhmu untuk berhenti dari klub penggemar itu.”



Haru tak kalah kesal, baginya Joon Young itu lebih penting daripada ujian sekolah. Hidupnya tak berarti tanpa Joon Young. Hyun Joon melihat pertikaian keduanya, dia menyuruh Haru jangan melawan kakaknya. 

“Itu karena dia bersikap aneh. Dia sangat menakutkan.” Rutuk Haru meninggalkan mereka.



Sepeninggal Haru, Ji Tae menjadi salah tingkah karena marah dan berteriak dihadapan Ayahnya. Hyun Joon tersenyum lalu memungut kaos bergambar Joon Young. Dia mengaku kalau dia sekarang mulai menyukai Joon Young.
Ji Tae menatap Hyun Joon tak mengerti.

Ayah mengaku kalau dia selalu berfikir kenapa Ji Tae tak pernah marah? Kenapa dia tak marah meskipun dia punya banyak alasan untuk marah? Apa ada yang salah dengan dia?
“Ayah bahkan berpikir untuk membawamu ke dokter. Tapi ternyata Ayah tidak perlu khawatir. Ternyata kau bisa marah. Kau juga bisa kehabisan kesabaran.” Ucap Hyun Joon tersenyum pada Ji Tae.



*****
Joon Young menemui ibunya dan menagih janji ibu saat itu. dia mengirim pesan kalau Ibu akan menelfonnya saat rapatnya sudah selesai. Ibu dengan ketus berkata rapatnya memang belum selesai.

Joon Young mengejar Ibu yang ingin pergi, dia menunjukkan tiket konser dan meminta dia untuk datang. Namun seperti biasa ibu mengacuhkan dia, bahkan merobek tiket konser yang sudah Joon Young persiapkan untuknya.





“Ini kesempatan terakhir Ibu untuk melihat putra ibu yang seksi. Ini benar-benar kesempatan terakhir Ibu. Sebentar lagi Ibu tidak bisa melihatku seperti ini.” ujar Joon Young.

Ibu bersyukur kalau memang ini adalah yang terakhir kalinya. Terimakasih sudah memberitahukannya berita baik. Joon Yong meraih lengan ibu yang berniat pergi.

“Lepaskan. Aku bukan ibumu.”



Ibu berkata kalau dia bukan lagi Ibu Joon Young. Dia tak pernah memperlakukan dia seperti ibunya dan keluar dari sekolah tanpa sepengetahuan dia. Kini dia malah menjadi selebriti.
Mata Joon Young memerah, “Apa buruknya menjadi selebriti? Selebriti jauh lebih baik daripada jaksa. Tahukah Ibu betapa kayanya aku? Aku punya gedung, rumah, tiga mobil mewah.”

Ibu mengejek sikap angkuh anaknya itu. Joon Young tersenyum miris, dia berkata kalau dia memang tak pantas menjadi jaksa. Kalau dia menjadi jaksa maka orang miskin seperti ibunya tak akan bisa tinggal dinegara ini.



“Apa?” kesal Ibu.
Joon Young pergi, dia meminta ibunya tetap datang karena kursinya akan terus kosong kalau ibu tak disana.

“Ibu tidak akan datang. Mungkin kau akan mati sebelum Ibu pergi ke sana.”

”Wanita yang sangat berani. Dia hampir membuatku menangis.” Keluh Joon Young meninggalkan ibunya.

*****
No Eul sudah bersiap dengan kameranya untuk memfilmkan moment konser Joon Young. Dia mulai berjalanan di kerumunan orang yang berlalu lalang menuju ke tempat konser Joon Young.



Tak jauh dari sana, Ji Tae rupanya datang juga mungkin dia mengkhawatirkan kondisi No Eul.

Stadion tempat konser berlangsung mulai dipenuhi oleh para penggemar yang siap menonton konser Joon Young. Haru masih menangis sedih setelah dimarahi Ji Tae. Temannya, Bu Jang mencoba untuk menenangkan dia. Haru masih saja sedih, kenapa kakaknya memarahinya sampai seperti itu. dia kan adik satu – satunya. 

“Kakakku pasti sudah gila.”

Seorang pria dengan penutup wajah duduk disamping Haru. Rupanya Hyun Joon datang sesuai permintaan putrinya itu. Haru terkejut melihat Ayahnya ada disana. Bu Jang mengaku kalau dia yang sudah menghubungi Ayah Haru untuk datang. dia memberitahukan kalau Haru terus menangis sedih disana.

Ayah lalu menasehati Haru agar dia jangan lagi membicarakan kakaknya dibelakang. Dia hanya khawatir dan perhatian dengan adiknya yang tak mau belajar. 

“Rahasiakan ini dari Ji Tae dan Ibu.” Ucap Hyun Joon seraya membuka jaketnya. Dia menunjukkan kalau dia memakai kaos bergambar Joon Young. Haru senang sekali dan kembali memeluknya.



“Aku juga tidak melakukan hal-hal yang buruk. Aku hanya sibuk mengikuti Joon Young.” Keluh Haru. Hyun Joon yang tak mau membuat putrinya sedih hanya mengiyakan saja. Kerja bagus, Haru.

Bu Jang kemudian mengajak mereka berdua untuk kenang – kenangan.





Lampu panggung mulai menyala dan gemuruh teriakan fans memenuhi tempat konser. Joon Young mulai melantunkan lagunya dan mereka mengayunkan lighstick seirama dengan lagu Joon Young.

Fans chat terdengar nyaring, “Kami menyayangimu, Joon Young! Kau yang terbaik! Jaga kesehatanmu, Joon Young! Kami menyayangimu, Joon Young!”

No Eul yang mendokumentasikan konser ini juga bisa merasakan atmosfer yang berbeda terpancar dalam diri Joon Young.





No Eul tak melepaskan pandangannya pada Joon Young, ucapan No Jik yang memperingatkan dia untuk jangan sampai jatuh cinta pada Joon Young terngiang dalam ingatannya.

No Eul sampai tak berkosentrasi dan mengambil minum. Di bangku paling atas, Ji Tae memperhatikan setiap gerak gerik No Eul.







Hyun Joon sudah ada diluar gedung konser, rupanya dia pulang sebelum konsernya berakhir. Dia menatap ke spanduk besar yang ada disana, ia mengingat ucapan Joon Young yang bercita – cita menjadi Jaksa. Dan janji Joon Young untuk mengambil buku dengan tanda tangannya saat dia lulus ujian masuk ke sekolah hukum.

Hyun Joon tersenyum, “Sepertinya kau tidak akan kembali untuk mengambil bukumu.”

*****
Dikediamannya, Istri Hyun Joon menerima panggilan dari seseorang yang memberitahukan bahwa Hyun Joon pergi ke konser Joon Young. Istri Hyun Joon terkejut, kenapa dia kesana?

“Sepertinya dia pergi ke sana karena Ha Ru.”

Istri Hyun Joon mematikan panggilannya, dia gemetar ketakutan dan melempar vas bunga yang ada dimeja dengan marah. Apakah dia tahu identitas Joon Young yang sebenarnya?

*****
Young Deuk menonton konser Joon Young secara live. Ibu menemukannya sedang menikmati konser itu. Ibu lantas memarahinya agar dia segera mengupas bawang. Young Deuk mengaku kalau dia hanya ingin menemukan kelemahan Joon Young, tapi dia sama sekali tak menemukan cela. Dia sangat keren.

Ibu makin marah mendengar penuturan jujur Young Deuk.

Jung Shik menegur Ibu yang sudah melampiaskan kemarahannya pada Young Deuk. Dia lalu memberikan amplop pada Ibu. Ibu membuka amplop yang berisi uang, darimana kau mendapatkannya?

Jung Shik mengaku kalau dia sudah mendapatkan uang itu sejak tiga tahun yang lalu tapi Gook Young menyimpannya dan tak memberikan uang itu pada Joon Young. Dia sudah mengumpulkan dari uang deposit dan Ibu bisa memotong gaji untuk membayar bunga hutang. Dia ingin Ibu memberikan itu pada Joon Young.

Dan Jung Shik memperjelas, pertama, Joon Young keluar dari sekolah hukum entah karena alasan apa. Kedua, Gook Young kecelakaan. Ketiga, Joon Young akhirnya membayar perawatan Gook Young dengan uang muka dari agensi.

Jung Shik berjalan meninggalkan Ibu, sepertinya dia masih agak dongkol dengan ucapannya kemarin. Ibu juga tak berani membantah atau menjawab perkataan Jung Shik.



*****
CEO Namgoong dan yang lain menyambut Joon Young dengan senang karena konser berjalan begitu mulus. Mereka tinggal menyanyikan lagu terakhir.

No Eul datang menghampiri Joon Young untuk mewawancarainya.

“Sudah lama kau tidak tampil di konser, bukan?”
“Ya.”
“Bagaimana perasaanmu sekarang?”
“Siapa pria itu? Pria yang mengangkat teleponmu kemarin. Pria yang kau simpan dengan nama Suami di ponselmu. Apa dia pacarmu?”





No Eul tertegun, dia bingung untuk menanggapi pertanyaan Joon Young. Dia mencoba mengalihkan topik, Sepertinya beberapa penggemarmu datang dari belahan bumi lain untuk melihatmu. Bisakah kau menyapa...

“Dia pacarmu, bukan?”

No Eul mendengus, lalu mengganti pertanyaan lagi. “Kau makan apa hari ini? Biasanya kau makan apa sebelum...”

“Sudah berapa lama kau berpacaran dengannya?”

“Biasanya apa kegiatanmu setelah konser?”



Joon Young mengejek suara Suami No Eul tak menarik. Dia yakin kalau wajahnya pasti tidak tampak. Dia.. Pa.Car.Mu.

Dia bukan pacarku!” bentak No Eul kesal.

Joon Young tersenyum lebar. “Good Joon.”





*****
Joon Young mulai melantunkan lagu terakhir untuk konser hari ini. semua fans kembali hanyut dalam lantunan suara Joon Young. Tiba – tiba dilayar konser tertulis, Ada orang yang aku cintai disini.

Fans berteriak histeris karena mengira ungkapan itu untuk mereka. Staff kemudian naik memberikan Joon Young boneka teddy bear. 

[Aku ingin mengungkapkan perasaanku padanya.]



No Eul memfokuskan kameranya ke arah boneka teddy bear yang dipegang Joon Young. Dia ingat kalau boneka itu sama dengan yang dia gunakan untuk mengejeknya waktu sekolah.
Joon Young menghentikan nyanyiannya lalu berjalan ke arah No Eul.







Kamera No Eul bergetar dan saat lampu kembali menyorot ke arah Joon Young. No Eul sudah berada bersamanya dia atas panggung. Seketika konser berubah hening dan Joon Young melanjutkan nyanyiannya.

Dia memberikan boneka itu pada No Eul. No Eul terhanyut olehnya dan hanya diam menatap Joon Young.







Ji Tae pergi meninggalkan konser saat melihat No Eul naik panggung dengan Joon Young.

Setelah konser berakhir, foto jaman dulu saat Joon Young berpura-pura menjadi pacar No Eul dan memberinya boneka teddy bear mulai menyebar. Foto itu menjadi sangat populer setelah Joon Young melamar PD No Eul.

“Dimana Joon Young sekarang?” tanya CEO Namgoong.

“Dia ada disana. Dia melamar di depan penggemarnya, tapi ditolak. Mungkin dia ingin mati karena malu.”



CEO meminta penjelasan tentang foto itu pada Joon Young. Joon Young hanya melihat fotonya dengan santai. Kemudian Man Ok membaca komentar di SNS, disana menyebutkan kalau No Eul ini perebut pacar orang. Ada juga yang mengatakan kalau dia hanya mata duitan.

Joon Young bangkit dari tempat duduknya dan menyuruh Man Ok untuk mengambil gambar komentar tersebut. dia akan melaporkan pada polisi lalu menemui mereka dan membunuh mereka semua.

“Menurutku bukan itu masalahnya. Kalau situasinya menjadi serius seperti ini, Produser Noh mungkin menghadapi masalah yang lebih besar.” Ucap Man Ok.





*****
No Eul membasuh wajahnya ditoilet, beberapa gadis sudah mengikuti No Eul dan mencibir pakaian kumalnya. Dan juga menganggapnya mata duitan.

No Eul menghela nafas.

Saat dia menoleh, Haru menatapnya juga dengan tajam. No Eul tertawa garing.
“Aku membencimu.” Kesal No Eul.
“Kau bicara kepadaku?”
“Kau wanita mata duitan!” Haru mencipratkan air kran pada muka No Eul.



“Hei, aku bukan wanita mata duitan.” Teriak No Eul. Tapi teriakannya langsung berubah tawa garing saat melihat banyak wanita lain yang menatapnya sinis.

“Kalian pasti marah karena acara lamaran itu. Semua itu bohong. Itu hanya bagian dari pertunjukan. Kalian percaya itu?”



No Eul berbalik dengan wajah masam, dan sekarang harus berhadapan dengan dua orang wartawan. Mereka mencoba mereka No Eul hingga No Eul menutup wajahnya. Dia meminta mereka untuk jangan mengambil gambar.

“Selamat. Joon Young sangat romantis. Aku dengar kalian berpacaran sejak SMA.”

No Eul terkejut, siapa yang mengatakannya. Wartawan itu menunjukkan foto masa lalu Joon Young dan No Eul. Wartawan itu saling berpandangan agar merekam reaksi No Eul saat melihat foto itu.







Ji Tae tiba – tiba muncul menghalangi kamera. Dia berkata kalau ini melanggar hak seseorang kalau mereka menyebarkan rumor.

Ji Tae menarik No Eul keluar gedung.



Diluar, keduanya bertemu dengan Joon Young yang menutup wajahnya. Keduanya sama – sama terpaku.

Joon Young berjalan mendekati mereka dan melihat tangan Ji Tae menggandeng No Eul.
“Mereka merekam ini sekarang. Apa kau tidak apa-apa? Mulai saat ini orang-orang akan mengira ini yang sebenarnya.”

“Aku tidak peduli.”

“Apa kau akan baik-baik saja?”

“Aku memang selebriti, jadi, semua orang tahu siapa aku. Kalau kau mengungkapkan dirimu di kamera, semua orang akan langsung tahu siapa kau.” Ucap Joon Young.









Ketegangan terjadi diantara mereka. seseorang berteriak melihat Joon Young, awak media dan fans mulai berkerumun mengitari mereka. Ji Tae ragu, dia bingung, sedih, kesal, kecewa, tapi ia terpaksa melepas tangannya dari tangan No Eul untuk menutup wajahnya.

No Eul melihat Ji Tae kecewa.

Joon Young pun menarik No Eul dari kerumunan.










BERSAMBUNG KE EPISODE 6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar