Minggu, 29 Juli 2018

Sinopsis Drama Korea - What's Wrong with Secretary Kim Episode 5

Young Joon sengaja mendekap Mi So saat berada diatas tubuhnya,meminta agar bertahan sebentar saja dan mengakui kalau Mulai sekarang, Aku akan tergila-gila Mi So. Mi So terdiam mendengarnya, keduanya saling menatap dengan wajah gugup.
“Itu Yang tertulis di buku kekanak-kanakan. Apa ini yang mereka sebut romantis?” ucap Young Joon gugup.
“Jadi Anda sudah hafal isi bukunya... Ingatan Wakil Ketua selalu mengejutkanku.”kata Mi So lalu bergegas pergi untuk melihat air yang sudah mendidih. Suasana masih terasa canggung berada dalam satu kamar. 


Mi So membawakan semangkuk ramyun dan meminta agar Young Joon mencoba lebih dulu. Young Joon mengaku biasanya tidak makan makanan yang dikemas dengan bahan-bahan kimia Tapi karena Mi So sudah berusaha memasaknya jadi akan memakan.
“Baiklah. Aku merasa terhormat.” Ucap Mi So mengoda lalu meminta pendapat rasa mie buatanya.
“Lumayan enak.” Kata Young Joon dengan wajah datar. Mi So memberikan kimchi diatas sumpit. Young Joon menatap heran.
“Jika memakan mie dan kimchi rasanya jadi tambah lezat.” Kata Mi So dengan bangga.
“Kau baru saja menggandakan tingkat natrium. Apa masuk akal dalam ilmu gizi?” kata Young Joon lalu mulai memakanya, wajahnya pun berubah. Mi So tersenyum bahagia karena Young Joon menyukai mie buatanya. 



Young Joon berjalan keluar rumah mengaku sangat menikmati Ramyun. Mi So mengejek kalau Young Joon yan bilang makanan itu  penuh dengan bahan-bahan kimia, tapi tetap sangat menikmatinya. Young Joon mengaku kalau pertama kalinya makan masakan Mi So. Mi So seperti baru menyadarinya.
“Sebelum tidur, pastikan untuk mendesinfeksi dan oleskan salep ke luka Anda.” Ucap Mi So. Young Joon menganguk mengerti.
“Terima kasih untuk hari ini.” Kata Young Joon lalu masuk ke dalam mobil. 


Mi So kembali ke kamar baru menyadari kalau pertama kalinya Young Joon datang ke rumahnya, lalu terdengar bunyi bel dan berpikir kalau Young Joon datang kembali dan melihat kalau Tidak ada yang ketinggalan. Tapi ternyata Pil Nam yang datang ke rumahnya.
“Unnie ada apa kemari?” tanya Mi So kaget. Pil Nam pikir bisa datang kapan saja ke rumah adiknya.
“Aku Kan tidak perlu buat reservasi, Aku bawakan makana dan kau Ada bir, kan?” ucap Pil Nam membuka kulkas. Mi So menganguk.
“Apa ini? Apa tadi ada yang kemari?” tanya Pil Nam curiga, Mi So mengaku kalau Young Joon yang baru datang ke rumahnya.
“Omoo...omoo...omoo...Kau pasti tak waras ya! Beraninya ada wanita dewasa yang membiarkan pria dewasa masuk ke rumahnya!” jerit kakaknya
“Yang dia lakukan cuma makan ramen dan pergi.” Kata Mi So. Kakaknya makin menjerit mengetahui Mi So mengajak makan Ramen
 “Bukan jjolmyun atau jjajangmyun, tapi R..A..M..E..N?!!!” teriak Pil Nam. Mi So masih terlihat binggung



Young Joon yang tak mengerti bertanya pada Tuan Park,Apa ramen itu luar biasa. Tuan Park menegaskan kalau Jika ada wanita yang bilang, "Oppa, mau makan ramen sebelum pergi?" kepada seorang pria, maka itu artinya "Jika Kau makan ramen ini, mulai sekarang kita pacaran ya!" jadi Artinya dia menyukai Young Joon.
“Tapi itu 'kan bukan kaviar (telur ikan mahal) atau truffle (jamur mahal). Cuma makanan cepat saji yang komposisinya bahan-bahan kimia, tapi Ternyata meminta seseorang untuk tetap tinggal dan memakan mie... punya arti tersebulung, yah?” kata Young Joon heran.
“Ya ampun, kau itu naif sekali, Ramen cuma alasan saja! Jika seorang pria dan seorang wanita bersama di ruang tertutup, mereka mulai ingin berpegangan tangan dan merangkul satu sama lain.” Ucap Tuan Park memperagakan dengan dua tanganya. Young Joon seperti bisa membayangkan tersadar karena tanganya jatuh dari meja.
“Apa kebetulan ini terjadi antara Kau dan Sekretaris Kim?” kata Tuan Park
“Bagaimana bisa Kau mengatakan hal seperti itu? Apa menurutmu kami punya waktu luang? Ini Cuma masalahnya teman sekelas di kampus sepupuku saja” kata Young Joon mencoba mencari alasan.
“Lalu, apa Aku kelihatan punya banyak waktu luang denganmu? Apa Aku benar-benar harus duduk di sini mendengarkan sesuatu... yang terjadi pada teman sekelas di kampus sepupumu jam segini lagi, hah?” balas Tuan Park kesal 



Pil Nam duduk disofa dengan adiknya, merasa yakin kalau Mi So itu sebenarnya menyukai Young Joon. Mi So menyangkalnya. Pil Nam mengeluh dengan sikap adiknya yang terus menyangkal. Pil Nam menasehati adiknya kalau permasalahan orang adalah mereka akan bahagia jika berkencan dengan kasta yang sama.
“Ini Bukan hanya orang. Hal yang sama juga berlaku untuk semua hal lain di bumi ini. Apa Kau pernah lihat anjing dan burung... bersama-sama seperti pasangan, seperti di acara "Bagaimana itu mungkin?" ucap Pil Nam. Mi So berpikir kakaknya sedang mengumpat.
“Bukan maksudku memaki... Jadi, Unnie bilang anjing dan burung adalah pasangan.” Kata Mi So
“Iya. Kedengaranya menarik, kan? Kau sendiri bilang, "Bagaimana ini bisa terjadi," kan? Seperti itulah saat orang dari dua ras yang berbeda menjadi pasangan.” Jelas Pil Nam
“Apa artinya Wakil Ketua Lee si anjing itu,dan Aku si burung?” tanya Mi So.
“Ya, mirip... Wakil ketuamu kaya, dan kita cuma orang biasa. Jadi, jauh beda dengan kita. Jika kita bilang padanya kalau saat masih kecil dulu kita bertiga suka rebutan paha ayam.... Apa menurutmu wakil ketua-mu bisa paham seperti apa itu?” ucap Pil Nam
“Nyatanya yang kita perjuangkan itu paha ayam dan bukan rebutan perusahaan. Itulah seberapa banyaknya perbedaan dengan dunia yang ia tinggali. Dunia yang jauh yang tidak pernah bisa kita jangkau. Kau tahu 'kan kalau Aku begini karena Aku menghawatirkanmu? Aku cuma tidak ingin Kau terluka nantinya.” Jelas Pil Nam
Mi So menganguk mengerti menurutnya kalau itu masalah yang perlu dihadapi, lalu berpesan pada kakanya untuk Pulanglah dengan selamat dan mengirimkan pesan setelah sampai rumah. Pil Nam pun pamit pergi dan meminta adiknya agar Cepat saja istirahat. Pil Nam mengaku kalau sangat khawatir sekali dengan Mi So.




Sung Yeon tertidur dikamarnya, terlihat bermimpi buruk seperti dalam sebuah rumah yang gelap. Ia memanggil ibu dan ayahnya dengan ketakutan, suasana terlihat sangat menyeramkan untuk seorang anak kecil. 


Mi So akan pergi ke kantor lalu ponselnya berdering, Young Joon menelp keberadan Sekreratis Kim. Mi So memberitahu kalau masih di rumah dan bertaya Apa ada urusan yang perlu dikerjakan. Young Joon bertanya apakah Mi So sudah selesai siap-siap mau kerja.
“Ya, Aku baru saja mau berangkat.” Kata Mi So. Young Joon menyuruh Mi So agar segera keluar. Mi So mengangguk mengerti lalu tersadar dan langsung membuka tirai ternyata Young Joon sudah ada didepan rumahnya.
“Aku akan segera keluar. “ kata Mi So lalu bergegas keluar dari rumah. 


 Mi So berlari dari rumah sambil bertanya kenapa Young Joon di pagi hari, lalu tak sengaja kakinya malah terselengkat dan jatuh di pelukan bosnya. Keduanya kembali canggung, Mi So segera berderi dan meminta maaf. Young Joon dengan wajah bahagia merasa kalauTidak perlu minta maaf. Keduanya tiba-tiba merasa kebingungan dengan sikap masing-masing.

“Kau mau kemana, Sekretaris Kim?” tanya Young Joon
“Aku harus menyetir, karena Pak Yang tidak datang untuk mengantarmu.” Ucap Mi So akan berjalan ke belakang kemudi.
“Tidak, Aku saja yang mengemudi. Jadi Masuklah, Sekretaris Kim.” Kata Young Joon membuka pintu agar Mi So masuk. 
Mi So terlihat canggung tapi akhirnya masuk ke dalam mobil. Young Joon langsung mengatakan  "Sekretaris Kim cantik hari ini." Mi So terlihat senang Young Joon pikir kalau Mi So mendengar kalimat seperti itu sebelumnya maka seharusnya sedikit lebih modis. Mi So sedikit heran
“ Kau mengenakan. blus ini Rabu dan Jumat lalu juga. Orang akan berpikir kalau itu adalah seragam Grup Yumyung.” Ucap Young Joon, Mi So kaget karena Young Joon bisa mengetahuinya.
“Bagaimana Anda bisa mengingatnya?” tanya Mi So heran. Young Joon kembali memperlihatkan sifat nasisnya.
“Ingatanku yang sangat baik juga beban bagiku. Terutama karena ada beberapa hal yang lebih suka kulupakan.” Kata Young Joon lalu memberikan kantung makanan.
“Koki pribadiku membuat roti lapis isi keju dan ham. Kau boleh memakannya kalau belum sarapan.” Ucap Young Joon. Mi So melihat ada sebotol Kopi dingin
“Kau juga boleh minum kopinya.” Kata  Young Joon. Mi So menganguk mengerti.
“Kau juga bisa menyimpan tas belanja ini.” Kata Young Joon. Mi So terlihat binggung dengan sikap bosnya.
Mi So akhirnya mengucapkan Terima kasih. Young Joon menatap  Mi So yang duduk disampingnya, Mi So terlihat binggung lalu bertanya apakah harus diminum sekarang.  Young Joon menganguk., Mi So seperti terpaksa minum dan akhirnya Young Joon pun tersenyum lalu mengemudikan mobilnya. 



Mi So berjalan bersama bosnya, saat di depan lift Young Joon tiba-tiba hanya diam saja. MiSo binggung ternyata Young Joon menyuruhnya masuk lebih dulu, lalu mengikuti perintah bosnya. Young Joon berdiri dalam lift sengaja mensejajarkan berdirinya dengan wajah bahagia.  Sementara di ruangan
“Nona Oh, bagaimana penampilanku hari ini? Aku mengganti alas bedakku.” Ucap Se Ra pada Young Ok
“Astaga, sayang periksa dulu matamu itu sebelum mengoles alas bedaknya. Coba lihat Ada belek di matamu.” Komentar Tuan Jung.
“Astaga, sejak kapan ada belek?” ucap Se Ra membersihkan wajahnya dengan kaca dan dikagetkan dengan Tuan Yang sudah berada dibelakangnya.
“Sejak 10 menit yang lalu.” Kata Tuan Yang. Se Ra mengeluh karena baru mengatakan sekarang.
Saat itu Young Joon masuk ruangan, Semua membungkuk memberikan hormat. Tapi Young Joon dengan senyuman menyapa “Selamat pagi seumuanya.” Semua melonggo binggung dengan sikap bosnya.
“Bukankah ini pertama kalinya Wakil Ketua menyapa kita sangat manis seperti ini?” komentar Tuan Jung
“Tidak, dia selalu baik padaku.” Kata Se Ra, Tuan Jung merasa tetap aneh dengan mengejek kalau itu hanya di dalam mimpi.
“Ngomong-ngomong, kenapa Wakil Ketua suasana hatinya lagi baik hari ini?” tanya Tuan Park penasaran.
“Entahllah.”ucap Mi So pura-pura tak tahu dan mengajak mereka mulai berkerja. 




Young Joon masuk ke ruangan mengantung jasnya lalu kembali memuji dirinya sendiri “Lee Young Joon memang sangat sempurna. Selain punya penampilan yang sempurna, Aku bahkan punya hati yang hangat dan penuh kasih.” Saat itu Mi So masuk ruangan.
“Wakil Ketua, izinkan Aku mengoleskan salep lagi pada luka Anda. Apa Anda mau mengoleskannya sendiri.” Kata Mi So lalu mengoleskanya, Young Joon menyuruh Mi So saja. Dan suasana terasa canggung kembali.
“Anda sudah membaca rencana bisnis ini untuk waktu paruh kedua, kan? Aku akan...” ucap Mi So tanpa sengaja membuat jarinya terluka. Young Joon langsung panik.
“Apa Kau tak apa?” kata Young Joon melihat tangan Mi So, Mi So mengaku baik-baik saja dan bisa sendiri melihat lukanya.
“Anggap saja imbalan karena perawatan yang kemarin. Aku selalu membayar kembali apa yang kuterima.” Ucap Young Joon memberikan plester pada tangan Mi So.
“Aku akan memeriksa dokumen dengan tablet saja mulai sekarang. Kertas itu berbahaya.” Ucap Young Joon. Mi So menganguk mengerti. Keduanya saling menatap lalu memalingkan wajah dengan canggung. 


Mi So membuat teh sambil melamun karena merasakan ada sesuatu yang aneh. Saat it Ji Ah masuk ruangan menyadarkan lamunan Mi So, lalu bertanya apa yang sedang dilakukan. Mi So pikir sedang membuat teh, tapi ternyata tak membuka bungkus teh langsung mencelupkan begitu saja.
“Sekertaris Kim, kadang-kadang kau bisa salah juga.” Komentar Ji Ah.  Mi So pun berusaha menenangkan diri agar bisa berkonsentrasi. 


Nyonya Lee duduk termenung di ruang tengah,  Tuan Lee masuk ruangan menanyakan keadaan istrinya. Nyonya Lee pikir tak mungkin baik-baik saja karena 2 putraku saling berkelahi satu sama lain lebih daripada orang asing dan membuatnya Sangat mengecewakan.
“Jangan tetap di rumah seperti ini, keluarlah berbelanja atau apapun. Apa itu? Kau menyebutkan soal tas edisi terbatas. Kau bisa Pergilah membelinya.” Saran Tuan Lee.
“Lupakan.” Ucap Nyonya Lee. Tuan Lee pikir tak ada alasan menolaknya karena punya cukup uang dan anugerah jadi bisa membeli tas itu sekarang.
“Kubilang, lupakan saja itu.” Ucap Nyonya Lee sinis, Tuan Lee pikir Pak Choi bisa mengantar pergi ke department store sekarang...
“Kubilang tidak usah.” Kata Nyonya Lee. Tuan Lee tetap menyuruh istrinya agar cepat mbeli tasnya.
“Aku sudah membelinya minggu lalu segera setelah dirilis.” Kata Nyonya Lee. Tuan Lee hanya bisa menghela nafas panjang. 



Tuan Lee datang menemui Sung Yeon, bertanya Kapan akan minta maaf kepada Young Joon. Sung Yeon sedang membaca buku, duduk diam. Tuan Lee memberitahu kalau Ibunya  sangat khawatir sampai tidak bisa tidur malam hari.
“Berdamailah dengan Young Joon agar Ibumu merasa lebih nyaman.” Pinta Tuan Lee. Sung Yeon menganguk mengerti.
“Oh, satu lagi... Mulai sekarang, jangan ganggu Young Joon Dia punya banyak proyek penting belakangan ini untuk ditangani. Jika dia goyah, perusahaan kita dan semua karyawan akan goyah juga.” Pesan Tuan Tuan Lee. Sung Yeon menurutinya. 


Ji Ah baru saja masuk memberitahu Mi So kalau ada tamu yang menunggu di lobi. Mi So binggung bertanya siapa namanya,  Ji Ah mengatakan tidak tanya namanya. Mi So menasehati Ji Ah agar Lain kali, periksa informasi pribadinya. Ji Ah menganguk mengerti dan meminta maaf. 


Mi So menemui Sung Yeon di lobby bertanya Apa memang ia yang ingin menemuinya. Sung Yeon membenarkan,  Mi So binggung karena Sung Yeon itu tahu nama dan departemen tempatnya berkerja. Sung Yeon melihat Mi So yang tidak tampak senang menemuinya.
“Tentu saja tidak. Tidak ada alasan bagiku untuk senang menemui Anda. Kurasa Anda kurang sopan saat meminta nomor ponselku dengan manja. Tapi ini sangat tidak tepat mengunjungiku di sini di tempat kerjaku.” Kata Mi So sinis
“Haruskah Aku pergi saja?” ucap Sung Yeon. Mi So pun mempersilahkan pergi saja.
“Itu sangat kasar. Kau memintaku untuk bertemu melalui email.” Kata Sung Yeon. Mi So merasa tak melakukanya.
“Kau ingin Aku mengadakan konser buku di Pusat Seni Yumyung.” Jelas Sung Yeon. Mi So teringat lalu melonggo kaget.
“Jangan bilang...Apa Anda Penulis si Morpheus?” kata Mi So. Sung Yeon tersenyum. 


Mi So duduk di cafe sambil meminta maaf, mengaku sebagai penggemar berat buku-buku karya Sung Yeon tapi membuat kesalahan besar karena tidak tahu wajahnya. Sung Yeon pikir Sudah cukup minta maaf dan mengajak makan saja.
“Makanmu belum dimakan sejak Kau memperhatikan reaksiku.” Komentar Sung Yeon. Mi So menganguk setuju lalu tiba-tiba merasakan sesuatu.
Sung Yeon lalu memanggil pelayan meminta agar vas bunga yang ada diatas meja di pindahkan karena Mi So alergi bunga. Mi So kaget karena Sun Yeon tahu kalau ia yang alergi bunga. Sung Yeon pikir tak mungkin tak mengetahuinya karena Sung Yeon yang terus melihat sekeliling danmengendus hidungnya.
“Lalu Kau melihat bunga dan Kau menemukan penyebabnya.” Kata Sung Yeon
“Mungkin itu karena Anda seorang penulis, tapi Anda sangat peka. Jadi, Apa Anda sudah membaca proposalnya?” tanya Mi So
“Secara singkat.” Jawab Sung Yeon. Mi So ingin tahu jawaban Sung Yeon
“Haruskah kujawab sekarang?” kata Sung Yeon mengoda. Mi So terlihat binggung. 



Young Joon menatap marah,Tuan Park bertanya Ada apa. Young Joon mengatakan Ada batu di makanannya.  Tuan Park langsung berdiri dan ingin memarahi Chef, Young Joon menahanya merasa tak masalah. Tuan Park merasa tidak tahu atasannya punya sifat dermawan.
“Siapapun bisa membuat kesalahan.”kata Young Joon mulai merubah sikapnya.
“Tampaknya suasana hatimu lagi bahagia. Apa Ada sesuatu yang bagus?” tanya Tuan Park penasaran
“Kau bilang "Sesuatu yang bagus"?” kata Young Joon mengingatnya sambil tersenyum
“ Apa akhirnya mereka pacaran atau tidak? Maksudku, tentang teman kuliah sepupumu yang Kau bicarakan terakhir kali. Apa dia akhirnya pacaran dengan gadis itu?” tanya Tuan Park
Young Joon menjawab belum, Tuan Park mengeluh mendengarnya sambil mengejek karena teman Young Joon itu itu tidak tahu bagaimana cara ambil kesempatan menurutnya kalau pria itu sangat mengerikan soal pacaran.
“Kau bilang Mengerikan? Bagaimana bisa Kau bilang itu?” kata Young Joon dengan nada tingggi.
“Aku hanya ngomongin soal temanmu, kenapa Kau yang marah-marah begitu?” kata Tuan Park heran
“Dia teman dekatku. Bagaimana bisa Kau bisa bilang dia mengerikan soal pacaran?”ucap Young Joon. Tuan Park mengaku cuma frustrasi saja sambil menahan senyuman.
“Kau tidak perlu frustasi. Dia akan segera mengungkapkan perasaannya.
 tegas Young Joon.
“Katakan padanya untuk melakukannya dengan cepat selagi pikirannya serius... Para gadis benci diberi harapan palsu” kata Tuan Park. Young Joon seperti baru mengetahuinya. 



Sementara Sung Yeon meminta agar menghentikan agar bicara topik yang membosankan  dan fokus makan dulu. Mi So meminta agar Sun Yeon menelpnya setelah memikirkannya.  Sung Yeon pikir Mi So bisa memberikan nomor ponsel aslinya. Mi So pun memberikan nomor ponselnya.


Young Joon duduk termenung di ruanganya tentang Menyatakan perasaannya, lalu teringat dengan pesan dari Mi So “Aku cuma ingin menjalani kehidupan romantis biasa dengan pria biasa.” Lalu berpikir kalau Mi So hanya ingin pria yang berkerja biasa saja.
“Seluruh hidupku luar biasa, jadi Aku tidak tahu apa atau bagaimana jadi orang biasa.” Kata Young Joon binggung lalu keluar dari ruangan.
“Sekretaris Kim Ji Ah... Aku ingin bertanya.” Ucap Young Joon saat itu Mi So datang langsung bertanya apa ada yang dibutuhkan.
“Beliau ingin bertanya. Jadi Silahkan pertanyaanya.” Kata Ji Ah. Young Joon terlihat binggung melihat Mi So.
“Apa persiapan pembukaan untuk pusat seni berjalan lancar?” tanya Young Joon.
“Ya, tim perencanaan akan rapat sebentar lagi.” Ucap Ji Ah. Young Joon pun memujinya lalu masuk ruangan. 



Ji Ah menanyakan apakah Pertemuan Mi So lancar dengan tamunya. Mi So menganguk. Ji Ah mengoda Mi So kalau itu pacar masa depannya. Mi So mengaku kalau itu tak mungkin dan Bukan itu masalahnya dan memberitahu kalau tamunya tadi adalah orang yang Ji Ah juga akan senang melihatnya.
“Apa Aku kenal orangnya?” kata Ji Ah binggung
“Aku akan memberitahumu saat sudah lebih pasti.” Ucap Mi So dengan senyuman bahagia. 


Young Joon melihat Tuan Jung di lorong mengatakan kalau ingin bertanya. Tuan Jung mempersilahkan. Young Joon bertanya apakah ada restoran populer yang sering dikunjungi oleh orang-orang biasa akhir-akhir ini. Tuan Jung terlihat binggung.
“Apa kau tahu, Restoran tempat orang biasa berbicara tentang isu-isu terkini.” Ucap Young Joon.
“Ada restoran babat di Hapjeong, dan itu sangat populer.” Kata Tuan Jung. Young Joon bertanya apakah itu Babat.
“Iya... Minum satu shot soju dengan babat panggang sangat cocok untuk berbicara jujur satu sama lain. Ada juga nasi goreng dengan saus kimchi, Rasanya fantastis.” Ucap Tuan Jung penuh semangat
“Bukan tempat seperti itu... Tempat biasa tapi istimewa” kata Young Joon. Tuan Jung memikirkan tentang Tempat biasa tapi istimewa.
“Di dekat Stasiun Gangnam, ada restoran yang menyajikan jeroan khusus. Dari usus sampai jantung dan perut, mereka melayani berbagai macam jeroan. Tempat di mana mereka menyajikan daging... yang biasanya tidak disajikan di restoran lain.” Kata Tuan Jung malah makin bersemangat
“Apa Anda punya ide lain selain jeroan hewan?”tanya Young Joon penasaran lalu memilih pergi meninggalkan bawahanya. 



Sek Tuan Park menyapa Young Joon yang datang. Yong Joon bertanya Apa CEO Park ada di dalam. Sek Tuan Park mengatakan Tuan Park ada didalam dan mempersilahkan masuk.  Young Joon membuka pintu memberitah kalau Tuan Park tidak ada di dalam.
“Kemana perginya?” ucap Sek binggung. Young Joon heran malah bertanya padanya karena tak mungkin bisa mengetahuinya.
“Bolehkah Aku tanya tentang sesuatu? Apa Kau tahu restoran populer yang sering dikunjungi oleh orang biasa? Tempat yang populer, disukai oleh wanita muda.” Ucap Young Joon
“Apa kebetulan Anda punya pacar?” tanya Sek Tuan Park
“Bukan itu. Aku sedang memikirkan bisnis waralaba. Target pelanggannya adalah perempuan usia 20-an dan 30-an.” Kata Young Joon.
“Ada tempat yang bagus, Akan aku tunjukkan fotonya. Kemarin, Aku bahkan mengambil selfie di sana.”ucap Sek Park menunjukan ceker pedas.
“Apa wanita di usia 20-an dan 30-an suka adalah ceker pedas.” Kata Young Joon heran

“Jika Anda tidak menyukai ide tadi, bagaimana kalau kaki daging babi (jokbal) pedas?” saran Sek Tuan park. Young Joon menolak untuk menerima saran. Sek Tuan park menyakinan kalau restoran itu sangat lezat.
-----
Young Joon ingin bertemu dengan Tuan Yang, kembali bertanya apakah ada restoran yang disukai oleh wanita. Tuan Yang menatapnya, Young Joon pikir kalau sopirnya itu tak tahu dan bergegas pergi
“Ada Restoran Chef Raymon di Sinsa-dong, Restoran Chef Kim Won Suk di Cheongdam-dong... Itu restoran populer.”kata Tuan Yang.
Se Ra datang menemui Ji Ah kalau  sudah waktunya rapat. Ji Ah akan bergegas pergi. Se Ra lalu melihat Young Joon ada diruangan sambil memuji kalau  tampan seperti apa adanya, tapi benar-benar seksi saat sedang bekerja.
“Menurut Sekretaris Kim, Wakil Ketua seksi juga, kan?” tanya Se Ra
“Entahlah, Aku melihatnya setiap hari.” Kata Mi So seperti berusaha biasa saja.
Se Ra pun tak membahasnya lagi mengajak Ji Ah pergi saja. Mi So akhirnya menatap Young Joon dari kejauhan. Sementara Young Joon ada diruangan sedang sibuk mencari keyword  “Tempat biasa tapi istimewa dan sederhana tapi mewah untuk nyatakan cinta, Tempat yang bagus untuk menyatakan cintamu” lalu memuji dirinya itu  Sempurna.

Se Ra mengeluh karena pusat seni tidak bertanggung jawab atas upacara pembukaan, lalu langsung berdiri karena melihat Tuan Ko datang. Tuan Ko menaruh berkas, sementara Ji Ah melihat ada noda nasi yang sama di baju Tuan Ko.
Ji Ah pun mengingat yang dikatakan Se Ra tentang Tuan Ko “Kudengar kalau dia membeli 10 pakaian yang sama persis dan tidak pakai apa-apa lagi karena dia lebih suka menyelesaikan pekerjaan daripada dia harus memutuskan apa yang akan dia kenakan.”
Tuan Ko akhirnya duduk, sementara Ji Ah bergumam kalau sangat jelas melihat sebutir nasi di jasnya jadi kalau menurutnya Tuan Ko memiliki 10 pakaian, harusnya ganti pakaian lainnya dan mulai ragu kalau Tuan Ko memang punya 10 pakaian yang sama persis. Saat itu rapat pun dimulai, Ji Ah seperti menatap curiga. 

Se Ra menerima telp setelah rapat mengeluh karena harus pergikencan buta lainnya, tapi ingin tahu pria itu kerja dan ingin melihat fotonya.  Tuan Ko berjalan pergi dan Ji Ah melihat ada kacing yang jatuh dari setelan jas Tuan Ko.
“Bagus, Aku akan mengajaknya makan malam karena memberikan ini padanya.” Kata Se Ra mengambilnya.
“Kau harus memberikannya padanya sekarang. Dia membutuhkan kancing itu. Kurasa dia cuma punya satu setelan jas.” Ucap Ji Ah yakin
“Apa Kau melakukannya lagi? Kenapa Kau terus menjelek-jelekkan Ko Gui Nam dan bilang dia cuma punya satu setelan jas?” keluh Se Ra
“Aku tidak menjelek-jelekkannya, tapi Faktanya begitu. Aku melihat sebutir nasi yang menempel di tempat yang sama selama 2 hari. Saat Aku tadi melihatnya, sepertinya dia melepasnya, tapi Aku masih bisa liat bekas nasinya, yang artinya dia memakai jas yang sama bahkan tanpa dicuci.” Kata Ji Ah yakin. Se Ra langsung mengejek Ji Ah itu detektif lalu berjalan pergi. 

Di pantry
Ji Ah masih sangat yakin kalau Tuan Ko itu punya 10 setelan jas Tapi J cuma punya satu. Sementara Se Ra yakin kalau itu ada 10 setelan jas. Keduanya terus saling beradu mulut. Mi So meminta mereka agar menghentikan perdebatan.
“Siapa yang peduli berapa banyak pakaiannya? Pakaian tidak penting.” Kata Mi So
“Benar, Sekretaris Kim juga bukti nyatanya. Dia hampir tidak punya pakaian, tapi masih sangat bagus dalam pekerjaannya.” Kata Se Ra. Mi So binggung apa maksudnya.
“Blus itu. Bukankah Kau memakainya di hari Rabu dan Jumat juga?” ucap Se Ra.
Mi So teringat dengan ucapan Young Joon “ Kau mengenakan blus itu Rabu dan Jumat lalu juga. Orang akan menganggap itu seragam perusahaan.” Se Ra mengingat Mi So yang mengunakan Kamis 2 minggu lalu, Selasa 3 minggu yang lalu. Mi So meminta agar mereka berhenti membicarakanya.
“Pakaian bukanlah segalanya. Kedengarannya Kalian hanya peduli soal pakaian..” Kata Mi So dengan nada kesal lalu meminta Ji Ah agar segera menuangkan air.  


Mi So membawakan teh, Young Joon bertanya Apa makan malam dengan ketua Grup UK malam ini. Mi So membenarkan kalau jadwalnya jam 6 sore. Young Joon pikir  Ketua ingin berbicara tentang sesuatu yang penting, jadi menurutnya Mi So tak perlu ikut.
“Ya. Aku akan pulang hari ini...” ucap Mi So dan langsung disela oleh Young Joon.
“Bagaimana kalau jam 8 malam? Ayo kita minum segelas anggur bersama. Ada sesuatu yang ingin kukatakan.” Ucap Young Joon.
“Sesuatu yang ingin dikatakan padaku? Kalau begitu, Aku akan membuat reservasi... di lounge di Hotel Illusion, yang dibeli perusahaan baru-baru ini. Dengan begitu, kita bisa tahu seperti apa di sana.” Kata Mi So
“Tidak perlu. Aku sudah membuat reservasi di tempat lain.” Kata Young Joon. Mi So kaget karena Young Joon membuat reservasi sendiri. 

Mi So bergegas pergi ke toko pakaian memilih baju dan sempat terkejut dengan harganya, tapi meminta izin agar bisa mencobanya lebih dulu pada pegawai toko. Pegawai meminta maaf karenaUkuran 44 sudah terjual habis dan bisa menempatkan pesanan khusus.
“Tidak apa-apa. Aku butuh yang bisa kupakai sekarang.” Kata Mi So. Pegawai binggung karena akan dipakai sekarang juga?
“Oh, kurasa Anda ada kencan.” Kata Pegawai. Mi So mengelak dengan menutupi rasa gugupnya kalau akan memilih pakain yang lain. 


Mi So sudah berganti pakaian dengan dress yang baru dibeli. Saat itu Sang Yeon menelp mengetahui kalau pasti pekerjaanya sudah selesai dan ingin tahu rencananya malam ini.  Mi So mengatakan sudah ada janji malam ini. Sung Yeon ingin tahu kemana pergi.
“Lounge di M Hotel” kata Mi So. Sung Yeon mengaku kalau sedang berada didekat situ dan meminta agar bertemu sebentar
“Jangan sekarang... Seperti yang kubilang, Aku ada janji malam ini.” Kata Mi So
“Aku tanya Apa kita bisa bertemu karena ingin memberimu jawaban. Bisa saja jawabannya berubah jika kita tidak bertemu sekarang.” Kata Sung Yeon seperti sengaja mengoda
“Tunggu. Waktuku tidak banyak.” Ucap Mi So. Sung Yeon pun meyakinkan kalau hanya butuh 10 menit saja. Mi So pun menyetujuinya. 


Young Joon sudah duduk direstoran,Pelayan membawakan sampanye edisi terbatas yang diminta, lalu mencicipinya. Ia meminta agar mengeluarkan kuenya nanti dengan wajah bahagai merasaka kalau Sebotol sampanye memberikan hadiah ucapan selamat terbaik.
“Sekretaris Kim, selamat sebelumnya. Kau akan menjadi satu-satunya wanita yang. yang dapat pengakuan jujur dan tulus dariku.” Kata Young Joon bangga dan bersiap-siap karena Mi So akan segera datang.
Mi So datang menemui Morpheus. Young Joon lansgung memuji Mi So terlihat lebih cantik daripada tadi yang ditemui hari ini lalu mengoda kalau pasti ada janji dengan orang penting. Mi So terlihat panik mendengarnya lalu berpikir kalau mereka lebih baik duduk.
“Aku tidak punya banyak waktu sekarang.” Kata Sung Yeon. Mi So ingin tahu apakah Sung Yeon sudah memutuskannya.
“Ya, Aku sudah memutuskan untuk mempercayaimu dan melakukannya” kata Sung Yeon. Mi So terkejut dan langsung mengucapkan Terima kasih.
“Aku ingin bertemu denganmu segera karena Aku tahu Kau akan senang.” Kata Sung Yeon lalu mengeluarkan sebuah buku yang berjudul "Sekali dalam seumur hidup"
“Bukankah itu buku terbarumu yang akan keluar minggu depan?” kata Mi So kaget
Sung Yeon menyuruh agar Mi So mengambilnya, sengaja memberikan sebagai hadiah karena mereka akan bekerja sama. Mi So terlihat dengan senang hati menerimanya.  Sung Yeon dengan bangga kalau Mi So pasti akan lebih berterimakasih saat membukanya kaena Ada tanda tanganku di dalam buku
Mi So membuka sampul buku dan membaca tulisan (Kebahagiaan membawa kita bersama, tapi mungkin kita ada di jalan yang berlawanan. Lee Sung Yeon) Saat itu Young Joon melihat dari depan pintu langsung mengembalikan buku Sung Yeon lalu menarik Mi So pergi. 

Mi So binggung meminta agar Young Joon menjelaskan tentang sikapnya, Young Joon pikir kalau Mi So yang menjelakan lebih dulu. Mi So memberitah kalau Sung Yeon itu penulis buku dengan nama pena Morpheus, yang sengaja datang karena sudah memutuskan untuk melakukan konser buku di pusat seni nanti.
“Kapan Kau mulai mengerjakan ini?” kata Young Joon sinis
“Aku sudah memberitahumu beberapa waktu yang lalu, Pak. Kubilang akan menyenangkan untuk mengundang seorang penulis terkenal untuk pembukaan.” Jelas Mi So
“Jadi yang Sekretaris Kim maksud itu dia penulis terkenalnya?” kata Young Joon. Mi So membenarkan.
“Mengapa Kau tidak memberiku perkembangannya?” ucap Young Joon marah
“Kurasa tidak ada artinya memberi tahu Anda perkembangannya sebelum lebih menyakinkan.” Jelas Mi So
“Jangan lakukan itu.” Tegas Young Joon. Mi So binggung kenapa tak boleh melakukanya.
“Apa Aku harus menjelaskan semuanya pada Sekretaris Kim? Aku hanya tidak suka ide itu.” Kata Young Joon
“Anda bilang ada sesuatu yang ingin dikatakan padaku. Bisakah Aku mendengarnya lain waktu jika tidak mendesak?” ucap Mi So dengan nada kecewa.
“Tentu, bahkan bukan hal yang penting” ucap Young Joon, Mi So pun segera pamit pergi. 


Young Joon berjalan dengan wajah, saat itu tak sengaja hampir menabrak pelayan dan melihat kue yang sudah direncanakan dan juga wine tapi semuanya gagal.
Mi So berjalan dengan wajah sedih menatap dirinya yang sudah berdandan tapi malah membuat hatinya kecewa, lalu pulang kerumah dan melihat ada luka lecet di tumitnya. Ia pun mengeluh kalau seharusnya tak perlu memikirkan sesuatu karena akhirnya ia juga yang merasa sakit hati. 

Sung Yeon datang menemui adiknya , karena merasa terkejut Young Joon yang meminta untuk bertemu. Young Joon langsung ingin tahu tujuan kakaknya. Sung Yeon mengaku Tidak ada dan hanya ingin membantu perusahaan. Young Joon seperti tak percaya.
“Sekretaris Kim bilang kalau keterlibatanku akan banyak membantu perusahaan. Dan Kenapa dengan raut muka itu? Apa Kau takut? Apa Menurutmu, Aku akan mengambil Mi So darimu?” ejek Sung Yeon
“Tentu saja tidak.” Tegas Young Joon. Sung Yeon mengejek kalau adiknya terlihat ketakutan.
“Haruskah Aku tidak melakukannya jika Kau takut?” saran Sung Yeon. Young Joon menyuruh kakaknya agar melanjutkan saja.
“Aku tidak peduli... Kau melakukannya atau tidak. Jika Kau berpikir kalau Kau akan punya pengaruh pada diri Sekretaris Kim atau perusahaan, maka Kau melebih-lebihkan dirimu sendiri. Kau tidak bisa berbuat apa-apa.” Tegas Young Joon. Sung Yeon tak bisa berkata-kata 


Pagi hari
Young Joon duduk di dalam kamarnya, sambil menuliskan pesan “Sekretaris Kim, Aku punya alasan karena marah padamu tadi malam.” Tapi kembali menghapusnya dan menuliskan “Sekretaris Kim, Aku bersedia memaafkanmu jika Kau meminta maaf padaku dulu karena marah padaku tadi malam.” Lalu teringat kembali dengan kejadian semalam.
Flash Back
Young Joon pikir kalau Akan menyenangkan jika menjemptunya di depan restoran jadi harus menunggunya di luar. Ia pun kembali memuji dirinya  sangat luar biasa, tapi saat itu melihat Sung Yeon yang memberikan buku pada Mi So.
“Aku memberikannya padamu sebagai hadiah karena kita akan bekerja sama.” Ucap Sang Yeon. Mi So dengan wajah tersenyum mengucapkan  Terima kasih.
“Kau akan lebih berterimakasih saat membukanya. Ada tanda tanganku di dalamnya.” Kata Sang Yeon saat itu Ia pun datang dengan wajah wajah penuh amarah. 

Semua pegawai berdiri ingin menyapa Young Joon  “Selamat pagi” tapi Young Joon kembali sinis dan pergi begitu saja. Semua binggung karena Young Joon kemarin baru saja menyapa "Selamat pagi" dengan senyuman  dan berpikir kalau ini pagi yang buruk.
“Benarkan? Dia kelihatan sedikit berbeda hari ini.” Komentar Se Ra, Sementara Mi So hanya bisa diam saja. Tuan Jung tiba-tiba masuk dengan wajah gelisah
“Sudah lama, Aku tidak melihatmu berkeliaran kesana-kemari seperti itu. Ada apa?”tanya Young Ok pada Tuan Jung.
“Ada berita besar. Hanya yang berkumpul yang bisa mengetahuinya. Ayolah. Berkumpul, kawan.” Kata Tuan Jung mengajak berkumpul. Se Ra yang enggan akhirnya ikut mendekati Tuan Jung.

“Kalian tahu kalau kami merencanakan acara pembukaan untuk perpustakaan pusat seni, benarkan? Ini akan menjadi konser buku Morpheus.” Ucap Tuan Jung. Semua terlihat tak percaya mendengarnya.
“Pasti rumor tanpa dasar.” Ucap Se Ra yakin. Tuan Jung mengeluh karena tak ada yang mempercayainya dan menyakinkan kalau baru saja mendengarnya dari... saat itu Mi So memanggilnya.
“Manajer Jung... Dimana Kau mendengar rumor itu?” tanya Mi So penasaran
“Mereka yang ada di tim PR memberitahuku. Kudengar Wakil Ketua Lee mengatakan pada mereka untuk segera mengirimkan siaran media soal itu.” Kata Tuan Jung. Mi So semakin kaget mendengarnya. 

Mi So masuk ke ruangan Young Joon memastikan Apa benar kalau memberi tim PR lampu hijau untuk mulai bekerja di konser buku Morpheus. Young Joon membenarkan,  Mi So binggung karena Kemarin, mengatakan tidak akan pernah mengizinkannya dan meminta izin untuk mengetahui alasan tiba-tiba berubah pikiran.
“Ahh.. Benar, Anda tidak perlu menjelaskan semuanya padaku.” Kata Mi So menyadari pertanyaan salah.
“Tolong jangan melewati batas lagi.” Tegas Yong Joon
“Sejujurnya, Aku sudah salah paham. Aku pikir Anda memintaku untuk berkencan dan menikah denganmu, Sebelumnya kau mulai bersikap baik padaku,jadi kupikir kau mungkin benar-benar serius.” Akui Mi So. Young Joon seperti kaget mendengarnya.
“Jadi Tolong jangan... membingungkanku lagi.” Kata tegas Mi So lalu keluar dari ruangan. Young Joon pun hanya bisa terdiam.


Ji Ah dan Se Ra sedang duduk di luar ruangan dan Tuan Ko berjalan didekat mereka. Se Ra panik karena lupa  membawa kancingnya. Ji Ah pikir Se Ra harusnya segera memberikannya, karean Tuan cuma punya satu etelan jas itu, jadi pasti tidak nyaman.
“Astaga, Kau keras kepala sekali. Kenapa Kau terus membuat pernyataan yang salah?” kata Se Ra
“Itu bukan pernyataan palsu...Aku punya bukti untuk membuktikan... Apa kau Mau taruhan? Kancing itu jatuh kemarin, jadi jas yang dia kenakan hari ini pasti kehilangan satu kancing. Itu Kenapa? Karena dia cuma punya satu jas itu.” Kata Ji Ah yakin
“Kupikir Kau sudah salah paham.” Ucap Tuan Ko tiba-tiba sudah berdiri dibelakang keduanya. 

Ji Ah dan Se Ra kaget melihat Tuan Ko sudah ada dibelakang mereka. Tuan Ko meminta agar mereka bisa melihat baik-baik dan melihat kalau jasnya itu tak kehilangan satu kancing pun, dengan memperlihatkan  semua kancing yang ada disetiap setelan jasnya,
“Aku bahkan punya kancing cadangan... Semua kancing masih utuh.” Tegas Tuan Ko
“Maaf... Aku membuat kesalahan besar.” Ucap Ji Ah. Se Ra mencari kesempatan akan mentraktir minum...
“Tidak, terima kasih... Jadi Tolong mulai sekarang, jangan menyebarkan rumor palsu.” Tegas Tuan Ko lalu berjalan pergi
“Bagaimana kalau kita pergi minum bir? Jika tidak suka bir, kita bisa minum soju atau bir... Bagaimana kalau makgeolli?” kata Ji Ah. Tuan Ko hanya diam saja sambil tersenyum puas.
Se Ra akhirnya memarahi Ji Ah kalau jangan main detektif-detektifan, jadi sekarang Tuan Ko sangat marah. 

Young Joon mencari cara untuk mencari perhatian lalu keluar ruangan mengeluh kepalanya sakit. Mi So tak menatapnya hanya mengangkat telp menelp Dokter Choi karena Young Joon sakit kepala  dan bisa mengunjunginya jam 10.
“Tidak seburuk itu... “ kata Young Joon. Mi So menutup telpnya kalau tidak buruk. Young Joon dengan sengaja sedikit melonggarkan dasinya.
“Aku sudah mengirim email pidato yang akan Anda katakan di upacara peringatan pusat kesejahteraan minggu depan... Tolong diperiksa.”  Ucap Mi So masuk ke dalam ruangan dan membalikan badan.
“Kurasa dasiku mungkin agak longgar.” Kata Young Joon memanggilnya.  Mi So seperti tak peduli dan masih kesal 
Mi So ada di pantry, Tuan Jung masuk ruangan dengan nafas terengah-engah mengatakan kalau datang dengan berita besar lainnya. Mi So ingin tahu apa beritanya. Tuan Jung mengatakan sedang berbicara dengan tim PR tentang konser buku penulis Morpheus.
“Dan mereka memberitahuku sesuatu yang mengejutkan. Apa Kau bisa menangani berita ini?” ucap Tuan Jung. Mi So pikir akan mencobanya. Tuan Jung meminta agar Mi So jangan sampai kaget.
“Penulis Morpheus adalah kakak Wakil Ketua Lee.” Kata Tuan Jung. Mi So kaget mendengarnya merasa tak percaya
“Ini nyata... Morpheus adalah putra sulung dari Grup Yumyung... Bukankah ini berita yang sangat besar? Terakhir kali, Sekretaris Kim tanya padaku soal saudara lelaki Wakil ketua Lee. Aku ingat itu, jadi Itu sebabnya Aku berlari padamu dengan berita itu... Putra sulung tiba-tiba muncul. Bukankah itu artinya ada perubahan dalam rencana suksesi?” kata Tuan Jung mengebu-gebu.
Mi So mengingat ucapan Young Joon “Aku sering bertengkar dengan teman-teman kakakku. Mereka bilang Aku tidak sopan dan berkelahi denganku.” Lalu mi So merasa kalau Young Joon tak ada masalah karena bersama kakaknya. Young Joon mengaku kakaknya adalah pria terburuk.
“Sepertinya dia tidak berhubungan baik dengan kakaknya.” Kata Mi So. Tuan Jung yang mendengarnya terlihat binggung. 



Young Joon datang menemui Tuan Park ingin tahu caranya mengatakan maaf. Tuan Park mengeluh merasa kalau itu tak sulit untuk mengatakan "Maafkan Aku." Young Joon memberitaahu Bahasa Spanyolnya "Maafkan Aku", yaitu "Lo siento."  Tuan Park terlihat tak mudah mengatakanya.
“Ahh.. Lupakan saja... Kau tidak bisa mengatakannya karena canggung dan tidak pernah bilang maaf sebelumnya.” Ejek Tuan Park
“Itulah arti "Maafkan Aku" bagiku... Karena Aku tidak pernah bilang maaf sebelumnya. Apa tidak ada cara supaya Aku bisa berbaikan dengannya tanpa bilang maaf?” kata Young Joon. Tuan Park menegaskan Tidak ada cara.
“Lalu... bagaimana jika Aku tidak minta maaf?” tanya Young Joon.
“Kau akan kehilangan orang itu.” Ucap Tuan Park. Young Joon terlihat mulai panik. 

Mi So dan Young Joon tak sengaja bertemu, keduanya saling bertatapan dan berjalan berpapasan. Akhirnya Young Joon berani memanggilnya mengatakan “Aku minta maaf” Mi So terlihat kaget. Young Joon pun kembali meminta maaf.
“Tidak, Akulah yang minta maaf... Wakil Ketua tidak akan marah tanpa alasan... Aku terlalu kebawa perasaan... Tapi kumohon ketahuilah ini. Aku melakukannya karena kupikir itu akan membantu Anda.” Ucap Mi So
“Aku sangat tahu itu...” ucap Young Joon dengan senyuman lalu sengaja berjalan sedikit melambatkan langkahnya agar Mi So tak terburu-buru. 


Keduanya duduk di ruang kerja, Young Joon pikir Mi So harus merayakan perdamaian mereka dengan makan malam yang menyenangkan. Mi So pikir mereka punya banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan. Young Joon merasa tak masalah.
“Kau pasti baik-baik saja. Tapi Aku tidak fokus kerja karena Sekretaris Kim sangat menggangguku.” Ungkap Young Joon. Mi So terlihat binggung.
“Apa Anda mau minum kopi?” tanya Mi So gugup. Young Joon menunjuk kalau sudah ada diatas meja.
“Agak panas di sini...Haruskah kubuka jendelanya?” kata Mi So. Young Joon memberitahu kalau jendela sudah terbuka.
“Sekretaris Kim... Tadi belum lama, Kau bilang padaku untuk tidak mengaduk-aduk perasaanmu lagi.” Ucap Young Joon tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya.
“Itu... Aku...ingin mengaduk-aduk perasaan Sekretaris Kim.” Kata Young Joon lalu mendekat ingin mencium bibir Mi So, tapi tiba-tiba bangkunya terdorong.
Mi So sudah memajukan bibirnya pun menjauh dari bosnya. Young Joon terlihat binggung, saat itu juga Mi So sangat marah melirik sinis dari atas bangkunya.

BERSAMBUNG KE EPISODE 6