Young
Joon sengaja mendekap Mi So saat berada diatas tubuhnya,meminta agar bertahan sebentar
saja dan mengakui kalau Mulai sekarang, Aku akan tergila-gila Mi So. Mi So
terdiam mendengarnya, keduanya saling menatap dengan wajah gugup.
“Itu Yang
tertulis di buku kekanak-kanakan. Apa ini yang mereka sebut romantis?” ucap
Young Joon gugup.
“Jadi
Anda sudah hafal isi bukunya... Ingatan Wakil Ketua selalu mengejutkanku.”kata
Mi So lalu bergegas pergi untuk melihat air yang sudah mendidih. Suasana masih
terasa canggung berada dalam satu kamar.
Mi So
membawakan semangkuk ramyun dan meminta agar Young Joon mencoba lebih dulu.
Young Joon mengaku biasanya tidak makan makanan yang dikemas dengan bahan-bahan
kimia Tapi karena Mi So sudah berusaha memasaknya jadi akan memakan.
“Baiklah.
Aku merasa terhormat.” Ucap Mi So mengoda lalu meminta pendapat rasa mie
buatanya.
“Lumayan
enak.” Kata Young Joon dengan wajah datar. Mi So memberikan kimchi diatas
sumpit. Young Joon menatap heran.
“Jika
memakan mie dan kimchi rasanya jadi tambah lezat.” Kata Mi So dengan bangga.
“Kau baru
saja menggandakan tingkat natrium. Apa masuk akal dalam ilmu gizi?” kata Young
Joon lalu mulai memakanya, wajahnya pun berubah. Mi So tersenyum bahagia karena
Young Joon menyukai mie buatanya.
Young
Joon berjalan keluar rumah mengaku sangat menikmati Ramyun. Mi So mengejek
kalau Young Joon yan bilang makanan itu penuh
dengan bahan-bahan kimia, tapi tetap sangat menikmatinya. Young Joon mengaku
kalau pertama kalinya makan masakan Mi So. Mi So seperti baru menyadarinya.
“Sebelum
tidur, pastikan untuk mendesinfeksi dan oleskan salep ke luka Anda.” Ucap Mi
So. Young Joon menganguk mengerti.
“Terima
kasih untuk hari ini.” Kata Young Joon lalu masuk ke dalam mobil.
Mi So
kembali ke kamar baru menyadari kalau pertama kalinya Young Joon datang ke
rumahnya, lalu terdengar bunyi bel dan berpikir kalau Young Joon datang kembali
dan melihat kalau Tidak ada yang ketinggalan. Tapi ternyata Pil Nam yang datang
ke rumahnya.
“Unnie
ada apa kemari?” tanya Mi So kaget. Pil Nam pikir bisa datang kapan saja ke
rumah adiknya.
“Aku Kan
tidak perlu buat reservasi, Aku bawakan makana dan kau Ada bir, kan?” ucap Pil
Nam membuka kulkas. Mi So menganguk.
“Apa ini?
Apa tadi ada yang kemari?” tanya Pil Nam curiga, Mi So mengaku kalau Young Joon
yang baru datang ke rumahnya.
“Omoo...omoo...omoo...Kau
pasti tak waras ya! Beraninya ada wanita dewasa yang membiarkan pria dewasa
masuk ke rumahnya!” jerit kakaknya
“Yang dia
lakukan cuma makan ramen dan pergi.” Kata Mi So. Kakaknya makin menjerit
mengetahui Mi So mengajak makan Ramen
“Bukan jjolmyun atau jjajangmyun, tapi R..A..M..E..N?!!!”
teriak Pil Nam. Mi So masih terlihat binggung
Young
Joon yang tak mengerti bertanya pada Tuan Park,Apa ramen itu luar biasa. Tuan
Park menegaskan kalau Jika ada wanita yang bilang, "Oppa, mau makan ramen
sebelum pergi?" kepada seorang pria, maka itu artinya "Jika Kau makan
ramen ini, mulai sekarang kita pacaran ya!" jadi Artinya dia menyukai
Young Joon.
“Tapi itu
'kan bukan kaviar (telur ikan mahal) atau truffle (jamur mahal). Cuma makanan
cepat saji yang komposisinya bahan-bahan kimia, tapi Ternyata meminta seseorang
untuk tetap tinggal dan memakan mie... punya arti tersebulung, yah?” kata Young
Joon heran.
“Ya
ampun, kau itu naif sekali, Ramen cuma alasan saja! Jika seorang pria dan
seorang wanita bersama di ruang tertutup, mereka mulai ingin berpegangan tangan
dan merangkul satu sama lain.” Ucap Tuan Park memperagakan dengan dua tanganya.
Young Joon seperti bisa membayangkan tersadar karena tanganya jatuh dari meja.
“Apa
kebetulan ini terjadi antara Kau dan Sekretaris Kim?” kata Tuan Park
“Bagaimana
bisa Kau mengatakan hal seperti itu? Apa menurutmu kami punya waktu luang? Ini Cuma
masalahnya teman sekelas di kampus sepupuku saja” kata Young Joon mencoba
mencari alasan.
“Lalu,
apa Aku kelihatan punya banyak waktu luang denganmu? Apa Aku benar-benar harus
duduk di sini mendengarkan sesuatu... yang terjadi pada teman sekelas di kampus
sepupumu jam segini lagi, hah?” balas Tuan Park kesal
Pil Nam
duduk disofa dengan adiknya, merasa yakin kalau Mi So itu sebenarnya menyukai
Young Joon. Mi So menyangkalnya. Pil Nam mengeluh dengan sikap adiknya yang
terus menyangkal. Pil Nam menasehati adiknya kalau permasalahan orang adalah
mereka akan bahagia jika berkencan dengan kasta yang sama.
“Ini
Bukan hanya orang. Hal yang sama juga berlaku untuk semua hal lain di bumi ini.
Apa Kau pernah lihat anjing dan burung... bersama-sama seperti pasangan,
seperti di acara "Bagaimana itu mungkin?" ucap Pil Nam. Mi So
berpikir kakaknya sedang mengumpat.
“Bukan
maksudku memaki... Jadi, Unnie bilang anjing dan burung adalah pasangan.” Kata
Mi So
“Iya.
Kedengaranya menarik, kan? Kau sendiri bilang, "Bagaimana ini bisa
terjadi," kan? Seperti itulah saat orang dari dua ras yang berbeda menjadi
pasangan.” Jelas Pil Nam
“Apa
artinya Wakil Ketua Lee si anjing itu,dan Aku si burung?” tanya Mi So.
“Ya,
mirip... Wakil ketuamu kaya, dan kita cuma orang biasa. Jadi, jauh beda dengan
kita. Jika kita bilang padanya kalau saat masih kecil dulu kita bertiga suka
rebutan paha ayam.... Apa menurutmu wakil ketua-mu bisa paham seperti apa itu?”
ucap Pil Nam
“Nyatanya
yang kita perjuangkan itu paha ayam dan bukan rebutan perusahaan. Itulah
seberapa banyaknya perbedaan dengan dunia yang ia tinggali. Dunia yang jauh
yang tidak pernah bisa kita jangkau. Kau tahu 'kan kalau Aku begini karena Aku
menghawatirkanmu? Aku cuma tidak ingin Kau terluka nantinya.” Jelas Pil Nam
Mi So
menganguk mengerti menurutnya kalau itu masalah yang perlu dihadapi, lalu
berpesan pada kakanya untuk Pulanglah dengan selamat dan mengirimkan pesan
setelah sampai rumah. Pil Nam pun pamit pergi dan meminta adiknya agar Cepat
saja istirahat. Pil Nam mengaku kalau sangat khawatir sekali dengan Mi So.
Sung Yeon
tertidur dikamarnya, terlihat bermimpi buruk seperti dalam sebuah rumah yang
gelap. Ia memanggil ibu dan ayahnya dengan ketakutan, suasana terlihat sangat
menyeramkan untuk seorang anak kecil.
Mi So
akan pergi ke kantor lalu ponselnya berdering, Young Joon menelp keberadan
Sekreratis Kim. Mi So memberitahu kalau masih di rumah dan bertaya Apa ada
urusan yang perlu dikerjakan. Young Joon bertanya apakah Mi So sudah selesai
siap-siap mau kerja.
“Ya, Aku
baru saja mau berangkat.” Kata Mi So. Young Joon menyuruh Mi So agar segera
keluar. Mi So mengangguk mengerti lalu tersadar dan langsung membuka tirai
ternyata Young Joon sudah ada didepan rumahnya.
“Aku akan
segera keluar. “ kata Mi So lalu bergegas keluar dari rumah.
“Kau mau
kemana, Sekretaris Kim?” tanya Young Joon
“Aku harus
menyetir, karena Pak Yang tidak datang untuk mengantarmu.” Ucap Mi So akan
berjalan ke belakang kemudi.
“Tidak,
Aku saja yang mengemudi. Jadi Masuklah, Sekretaris Kim.” Kata Young Joon
membuka pintu agar Mi So masuk.
Mi So
terlihat canggung tapi akhirnya masuk ke dalam mobil. Young Joon langsung
mengatakan "Sekretaris Kim cantik
hari ini." Mi So terlihat senang Young Joon pikir kalau Mi So mendengar
kalimat seperti itu sebelumnya maka seharusnya sedikit lebih modis. Mi So
sedikit heran
“ Kau
mengenakan. blus ini Rabu dan Jumat lalu juga. Orang akan berpikir kalau itu adalah
seragam Grup Yumyung.” Ucap Young Joon, Mi So kaget karena Young Joon bisa
mengetahuinya.
“Bagaimana
Anda bisa mengingatnya?” tanya Mi So heran. Young Joon kembali memperlihatkan
sifat nasisnya.
“Ingatanku
yang sangat baik juga beban bagiku. Terutama karena ada beberapa hal yang lebih
suka kulupakan.” Kata Young Joon lalu memberikan kantung makanan.
“Koki
pribadiku membuat roti lapis isi keju dan ham. Kau boleh memakannya kalau belum
sarapan.” Ucap Young Joon. Mi So melihat ada sebotol Kopi dingin
“Kau juga
boleh minum kopinya.” Kata Young Joon.
Mi So menganguk mengerti.
“Kau juga
bisa menyimpan tas belanja ini.” Kata Young Joon. Mi So terlihat binggung
dengan sikap bosnya.
Mi So
akhirnya mengucapkan Terima kasih. Young Joon menatap Mi So yang duduk disampingnya, Mi So terlihat
binggung lalu bertanya apakah harus diminum sekarang. Young Joon menganguk., Mi So seperti terpaksa
minum dan akhirnya Young Joon pun tersenyum lalu mengemudikan mobilnya.
Mi So
berjalan bersama bosnya, saat di depan lift Young Joon tiba-tiba hanya diam
saja. MiSo binggung ternyata Young Joon menyuruhnya masuk lebih dulu, lalu
mengikuti perintah bosnya. Young Joon berdiri dalam lift sengaja mensejajarkan
berdirinya dengan wajah bahagia. Sementara di ruangan
“Nona Oh,
bagaimana penampilanku hari ini? Aku mengganti alas bedakku.” Ucap Se Ra pada
Young Ok
“Astaga,
sayang periksa dulu matamu itu sebelum mengoles alas bedaknya. Coba lihat Ada
belek di matamu.” Komentar Tuan Jung.
“Astaga,
sejak kapan ada belek?” ucap Se Ra membersihkan wajahnya dengan kaca dan
dikagetkan dengan Tuan Yang sudah berada dibelakangnya.
“Sejak 10
menit yang lalu.” Kata Tuan Yang. Se Ra mengeluh karena baru mengatakan
sekarang.
Saat itu
Young Joon masuk ruangan, Semua membungkuk memberikan hormat. Tapi Young Joon
dengan senyuman menyapa “Selamat pagi seumuanya.” Semua melonggo binggung
dengan sikap bosnya.
“Bukankah
ini pertama kalinya Wakil Ketua menyapa kita sangat manis seperti ini?”
komentar Tuan Jung
“Tidak,
dia selalu baik padaku.” Kata Se Ra, Tuan Jung merasa tetap aneh dengan
mengejek kalau itu hanya di dalam mimpi.
“Ngomong-ngomong,
kenapa Wakil Ketua suasana hatinya lagi baik hari ini?” tanya Tuan Park
penasaran.
“Entahllah.”ucap
Mi So pura-pura tak tahu dan mengajak mereka mulai berkerja.
Young
Joon masuk ke ruangan mengantung jasnya lalu kembali memuji dirinya sendiri “Lee
Young Joon memang sangat sempurna. Selain punya penampilan yang sempurna, Aku
bahkan punya hati yang hangat dan penuh kasih.” Saat itu Mi So masuk ruangan.
“Wakil
Ketua, izinkan Aku mengoleskan salep lagi pada luka Anda. Apa Anda mau
mengoleskannya sendiri.” Kata Mi So lalu mengoleskanya, Young Joon menyuruh Mi
So saja. Dan suasana terasa canggung kembali.
“Anda
sudah membaca rencana bisnis ini untuk waktu paruh kedua, kan? Aku akan...”
ucap Mi So tanpa sengaja membuat jarinya terluka. Young Joon langsung panik.
“Apa Kau
tak apa?” kata Young Joon melihat tangan Mi So, Mi So mengaku baik-baik saja
dan bisa sendiri melihat lukanya.
“Anggap
saja imbalan karena perawatan yang kemarin. Aku selalu membayar kembali apa
yang kuterima.” Ucap Young Joon memberikan plester pada tangan Mi So.
“Aku akan
memeriksa dokumen dengan tablet saja mulai sekarang. Kertas itu berbahaya.”
Ucap Young Joon. Mi So menganguk mengerti. Keduanya saling menatap lalu
memalingkan wajah dengan canggung.
Mi So
membuat teh sambil melamun karena merasakan ada sesuatu yang aneh. Saat it Ji
Ah masuk ruangan menyadarkan lamunan Mi So, lalu bertanya apa yang sedang
dilakukan. Mi So pikir sedang membuat teh, tapi ternyata tak membuka bungkus
teh langsung mencelupkan begitu saja.
“Sekertaris
Kim, kadang-kadang kau bisa salah juga.” Komentar Ji Ah. Mi So pun berusaha menenangkan diri agar bisa
berkonsentrasi.
Nyonya
Lee duduk termenung di ruang tengah,
Tuan Lee masuk ruangan menanyakan keadaan istrinya. Nyonya Lee pikir tak
mungkin baik-baik saja karena 2 putraku saling berkelahi satu sama lain lebih
daripada orang asing dan membuatnya Sangat mengecewakan.
“Jangan
tetap di rumah seperti ini, keluarlah berbelanja atau apapun. Apa itu? Kau
menyebutkan soal tas edisi terbatas. Kau bisa Pergilah membelinya.” Saran Tuan
Lee.
“Lupakan.”
Ucap Nyonya Lee. Tuan Lee pikir tak ada alasan menolaknya karena punya cukup
uang dan anugerah jadi bisa membeli tas itu sekarang.
“Kubilang,
lupakan saja itu.” Ucap Nyonya Lee sinis, Tuan Lee pikir Pak Choi bisa
mengantar pergi ke department store sekarang...
“Kubilang
tidak usah.” Kata Nyonya Lee. Tuan Lee tetap menyuruh istrinya agar cepat mbeli
tasnya.
“Aku sudah
membelinya minggu lalu segera setelah dirilis.” Kata Nyonya Lee. Tuan Lee hanya
bisa menghela nafas panjang.
Tuan Lee
datang menemui Sung Yeon, bertanya Kapan akan minta maaf kepada Young Joon.
Sung Yeon sedang membaca buku, duduk diam. Tuan Lee memberitahu kalau
Ibunya sangat khawatir sampai tidak bisa
tidur malam hari.
“Berdamailah
dengan Young Joon agar Ibumu merasa lebih nyaman.” Pinta Tuan Lee. Sung Yeon
menganguk mengerti.
“Oh, satu
lagi... Mulai sekarang, jangan ganggu Young Joon Dia punya banyak proyek
penting belakangan ini untuk ditangani. Jika dia goyah, perusahaan kita dan
semua karyawan akan goyah juga.” Pesan Tuan Tuan Lee. Sung Yeon menurutinya.
Ji Ah
baru saja masuk memberitahu Mi So kalau ada tamu yang menunggu di lobi. Mi So
binggung bertanya siapa namanya, Ji Ah
mengatakan tidak tanya namanya. Mi So menasehati Ji Ah agar Lain kali, periksa
informasi pribadinya. Ji Ah menganguk mengerti dan meminta maaf.
Mi So
menemui Sung Yeon di lobby bertanya Apa memang ia yang ingin menemuinya. Sung
Yeon membenarkan, Mi So binggung karena
Sung Yeon itu tahu nama dan departemen tempatnya berkerja. Sung Yeon melihat Mi
So yang tidak tampak senang menemuinya.
“Tentu
saja tidak. Tidak ada alasan bagiku untuk senang menemui Anda. Kurasa Anda
kurang sopan saat meminta nomor ponselku dengan manja. Tapi ini sangat tidak
tepat mengunjungiku di sini di tempat kerjaku.” Kata Mi So sinis
“Haruskah
Aku pergi saja?” ucap Sung Yeon. Mi So pun mempersilahkan pergi saja.
“Itu
sangat kasar. Kau memintaku untuk bertemu melalui email.” Kata Sung Yeon. Mi So
merasa tak melakukanya.
“Kau ingin
Aku mengadakan konser buku di Pusat Seni Yumyung.” Jelas Sung Yeon. Mi So
teringat lalu melonggo kaget.
“Jangan
bilang...Apa Anda Penulis si Morpheus?” kata Mi So. Sung Yeon tersenyum.
Mi So
duduk di cafe sambil meminta maaf, mengaku sebagai penggemar berat buku-buku
karya Sung Yeon tapi membuat kesalahan besar karena tidak tahu wajahnya. Sung
Yeon pikir Sudah cukup minta maaf dan mengajak makan saja.
“Makanmu
belum dimakan sejak Kau memperhatikan reaksiku.” Komentar Sung Yeon. Mi So
menganguk setuju lalu tiba-tiba merasakan sesuatu.
Sung Yeon
lalu memanggil pelayan meminta agar vas bunga yang ada diatas meja di pindahkan
karena Mi So alergi bunga. Mi So kaget karena Sun Yeon tahu kalau ia yang
alergi bunga. Sung Yeon pikir tak mungkin tak mengetahuinya karena Sung Yeon
yang terus melihat sekeliling danmengendus hidungnya.
“Lalu Kau
melihat bunga dan Kau menemukan penyebabnya.” Kata Sung Yeon
“Mungkin
itu karena Anda seorang penulis, tapi Anda sangat peka. Jadi, Apa Anda sudah
membaca proposalnya?” tanya Mi So
“Secara
singkat.” Jawab Sung Yeon. Mi So ingin tahu jawaban Sung Yeon
“Haruskah
kujawab sekarang?” kata Sung Yeon mengoda. Mi So terlihat binggung.
Young
Joon menatap marah,Tuan Park bertanya Ada apa. Young Joon mengatakan Ada batu
di makanannya. Tuan Park langsung
berdiri dan ingin memarahi Chef, Young Joon menahanya merasa tak masalah. Tuan
Park merasa tidak tahu atasannya punya sifat dermawan.
“Siapapun
bisa membuat kesalahan.”kata Young Joon mulai merubah sikapnya.
“Tampaknya
suasana hatimu lagi bahagia. Apa Ada sesuatu yang bagus?” tanya Tuan Park
penasaran
“Kau
bilang "Sesuatu yang bagus"?” kata Young Joon mengingatnya sambil
tersenyum
“ Apa
akhirnya mereka pacaran atau tidak? Maksudku, tentang teman kuliah sepupumu yang
Kau bicarakan terakhir kali. Apa dia akhirnya pacaran dengan gadis itu?” tanya
Tuan Park
Young
Joon menjawab belum, Tuan Park mengeluh mendengarnya sambil mengejek karena
teman Young Joon itu itu tidak tahu bagaimana cara ambil kesempatan menurutnya
kalau pria itu sangat mengerikan soal pacaran.
“Kau
bilang Mengerikan? Bagaimana bisa Kau bilang itu?” kata Young Joon dengan nada
tingggi.
“Aku
hanya ngomongin soal temanmu, kenapa Kau yang marah-marah begitu?” kata Tuan
Park heran
“Dia teman
dekatku. Bagaimana bisa Kau bisa bilang dia mengerikan soal pacaran?”ucap Young
Joon. Tuan Park mengaku cuma frustrasi saja sambil menahan senyuman.
“Kau
tidak perlu frustasi. Dia akan segera mengungkapkan perasaannya.
tegas Young Joon.
tegas Young Joon.
“Katakan
padanya untuk melakukannya dengan cepat selagi pikirannya serius... Para gadis
benci diberi harapan palsu” kata Tuan Park. Young Joon seperti baru
mengetahuinya.
Sementara
Sung Yeon meminta agar menghentikan agar bicara topik yang membosankan dan fokus makan dulu. Mi So meminta agar Sun
Yeon menelpnya setelah memikirkannya.
Sung Yeon pikir Mi So bisa memberikan nomor ponsel aslinya. Mi So pun
memberikan nomor ponselnya.
Young
Joon duduk termenung di ruanganya tentang Menyatakan perasaannya, lalu teringat
dengan pesan dari Mi So “Aku cuma ingin menjalani kehidupan romantis biasa
dengan pria biasa.” Lalu berpikir kalau Mi So hanya ingin pria yang berkerja
biasa saja.
“Seluruh
hidupku luar biasa, jadi Aku tidak tahu apa atau bagaimana jadi orang biasa.”
Kata Young Joon binggung lalu keluar dari ruangan.
“Sekretaris
Kim Ji Ah... Aku ingin bertanya.” Ucap Young Joon saat itu Mi So datang
langsung bertanya apa ada yang dibutuhkan.
“Beliau
ingin bertanya. Jadi Silahkan pertanyaanya.” Kata Ji Ah. Young Joon terlihat
binggung melihat Mi So.
“Apa
persiapan pembukaan untuk pusat seni berjalan lancar?” tanya Young Joon.
“Ya, tim
perencanaan akan rapat sebentar lagi.” Ucap Ji Ah. Young Joon pun memujinya
lalu masuk ruangan.
Ji Ah
menanyakan apakah Pertemuan Mi So lancar dengan tamunya. Mi So menganguk. Ji Ah
mengoda Mi So kalau itu pacar masa depannya. Mi So mengaku kalau itu tak
mungkin dan Bukan itu masalahnya dan memberitahu kalau tamunya tadi adalah
orang yang Ji Ah juga akan senang melihatnya.
“Apa Aku
kenal orangnya?” kata Ji Ah binggung
“Aku akan
memberitahumu saat sudah lebih pasti.” Ucap Mi So dengan senyuman bahagia.
Young
Joon melihat Tuan Jung di lorong mengatakan kalau ingin bertanya. Tuan Jung
mempersilahkan. Young Joon bertanya apakah ada restoran populer yang sering
dikunjungi oleh orang-orang biasa akhir-akhir ini. Tuan Jung terlihat binggung.
“Apa kau
tahu, Restoran tempat orang biasa berbicara tentang isu-isu terkini.” Ucap
Young Joon.
“Ada
restoran babat di Hapjeong, dan itu sangat populer.” Kata Tuan Jung. Young Joon
bertanya apakah itu Babat.
“Iya... Minum
satu shot soju dengan babat panggang sangat cocok untuk berbicara jujur satu
sama lain. Ada juga nasi goreng dengan saus kimchi, Rasanya fantastis.” Ucap
Tuan Jung penuh semangat
“Bukan
tempat seperti itu... Tempat biasa tapi istimewa” kata Young Joon. Tuan Jung
memikirkan tentang Tempat biasa tapi istimewa.
“Di dekat
Stasiun Gangnam, ada restoran yang menyajikan jeroan khusus. Dari usus sampai jantung
dan perut, mereka melayani berbagai macam jeroan. Tempat di mana mereka
menyajikan daging... yang biasanya tidak disajikan di restoran lain.” Kata Tuan
Jung malah makin bersemangat
“Apa Anda
punya ide lain selain jeroan hewan?”tanya Young Joon penasaran lalu memilih
pergi meninggalkan bawahanya.
Sek Tuan
Park menyapa Young Joon yang datang. Yong Joon bertanya Apa CEO Park ada di
dalam. Sek Tuan Park mengatakan Tuan Park ada didalam dan mempersilahkan
masuk. Young Joon membuka pintu
memberitah kalau Tuan Park tidak ada di dalam.
“Kemana
perginya?” ucap Sek binggung. Young Joon heran malah bertanya padanya karena
tak mungkin bisa mengetahuinya.
“Bolehkah
Aku tanya tentang sesuatu? Apa Kau tahu restoran populer yang sering dikunjungi
oleh orang biasa? Tempat yang populer, disukai oleh wanita muda.” Ucap Young
Joon
“Apa
kebetulan Anda punya pacar?” tanya Sek Tuan Park
“Bukan
itu. Aku sedang memikirkan bisnis waralaba. Target pelanggannya adalah perempuan
usia 20-an dan 30-an.” Kata Young Joon.
“Ada
tempat yang bagus, Akan aku tunjukkan fotonya. Kemarin, Aku bahkan mengambil
selfie di sana.”ucap Sek Park menunjukan ceker pedas.
“Apa
wanita di usia 20-an dan 30-an suka adalah ceker pedas.” Kata Young Joon heran
“Jika Anda
tidak menyukai ide tadi, bagaimana kalau kaki daging babi (jokbal) pedas?”
saran Sek Tuan park. Young Joon menolak untuk menerima saran. Sek Tuan park
menyakinan kalau restoran itu sangat lezat.
-----
Young
Joon ingin bertemu dengan Tuan Yang, kembali bertanya apakah ada restoran yang
disukai oleh wanita. Tuan Yang menatapnya, Young Joon pikir kalau sopirnya itu
tak tahu dan bergegas pergi
“Ada Restoran
Chef Raymon di Sinsa-dong, Restoran Chef Kim Won Suk di Cheongdam-dong... Itu
restoran populer.”kata Tuan Yang.
Se Ra
datang menemui Ji Ah kalau sudah
waktunya rapat. Ji Ah akan bergegas pergi. Se Ra lalu melihat Young Joon ada
diruangan sambil memuji kalau tampan
seperti apa adanya, tapi benar-benar seksi saat sedang bekerja.
“Menurut
Sekretaris Kim, Wakil Ketua seksi juga, kan?” tanya Se Ra
“Entahlah,
Aku melihatnya setiap hari.” Kata Mi So seperti berusaha biasa saja.
Se Ra pun
tak membahasnya lagi mengajak Ji Ah pergi saja. Mi So akhirnya menatap Young
Joon dari kejauhan. Sementara Young Joon ada diruangan sedang sibuk mencari
keyword “Tempat biasa tapi istimewa dan sederhana tapi
mewah untuk nyatakan cinta, Tempat yang bagus untuk menyatakan cintamu” lalu memuji dirinya itu Sempurna.
Se Ra
mengeluh karena pusat seni tidak bertanggung jawab atas upacara pembukaan, lalu
langsung berdiri karena melihat Tuan Ko datang. Tuan Ko menaruh berkas,
sementara Ji Ah melihat ada noda nasi yang sama di baju Tuan Ko.
Ji Ah pun
mengingat yang dikatakan Se Ra tentang Tuan Ko “Kudengar kalau dia membeli 10 pakaian yang
sama persis dan tidak pakai apa-apa lagi karena dia lebih suka menyelesaikan
pekerjaan daripada dia harus memutuskan apa yang akan dia kenakan.”
Tuan Ko
akhirnya duduk, sementara Ji Ah bergumam kalau sangat jelas melihat sebutir
nasi di jasnya jadi kalau menurutnya Tuan Ko memiliki 10 pakaian, harusnya
ganti pakaian lainnya dan mulai ragu kalau Tuan Ko memang punya 10 pakaian yang
sama persis. Saat itu rapat pun dimulai, Ji Ah seperti menatap curiga.
Se Ra
menerima telp setelah rapat mengeluh karena harus pergikencan buta lainnya,
tapi ingin tahu pria itu kerja dan ingin melihat fotonya. Tuan Ko berjalan pergi dan Ji Ah melihat ada
kacing yang jatuh dari setelan jas Tuan Ko.
“Bagus, Aku
akan mengajaknya makan malam karena memberikan ini padanya.” Kata Se Ra mengambilnya.
“Kau
harus memberikannya padanya sekarang. Dia membutuhkan kancing itu. Kurasa dia
cuma punya satu setelan jas.” Ucap Ji Ah yakin
“Apa Kau
melakukannya lagi? Kenapa Kau terus menjelek-jelekkan Ko Gui Nam dan bilang dia
cuma punya satu setelan jas?” keluh Se Ra
“Aku
tidak menjelek-jelekkannya, tapi Faktanya begitu. Aku melihat sebutir nasi yang
menempel di tempat yang sama selama 2 hari. Saat Aku tadi melihatnya,
sepertinya dia melepasnya, tapi Aku masih bisa liat bekas nasinya, yang artinya
dia memakai jas yang sama bahkan tanpa dicuci.” Kata Ji Ah yakin. Se Ra
langsung mengejek Ji Ah itu detektif lalu berjalan pergi.
Di pantry
Ji Ah
masih sangat yakin kalau Tuan Ko itu punya 10 setelan jas Tapi J cuma punya
satu. Sementara Se Ra yakin kalau itu ada 10 setelan jas. Keduanya terus saling
beradu mulut. Mi So meminta mereka agar menghentikan perdebatan.
“Siapa
yang peduli berapa banyak pakaiannya? Pakaian tidak penting.” Kata Mi So
“Benar,
Sekretaris Kim juga bukti nyatanya. Dia hampir tidak punya pakaian, tapi masih
sangat bagus dalam pekerjaannya.” Kata Se Ra. Mi So binggung apa maksudnya.
“Blus
itu. Bukankah Kau memakainya di hari Rabu dan Jumat juga?” ucap Se Ra.
Mi So
teringat dengan ucapan Young Joon “ Kau mengenakan blus itu Rabu dan Jumat lalu
juga. Orang akan menganggap itu seragam perusahaan.” Se Ra mengingat Mi So yang
mengunakan Kamis 2 minggu lalu, Selasa 3 minggu yang lalu. Mi So meminta agar
mereka berhenti membicarakanya.
“Pakaian
bukanlah segalanya. Kedengarannya Kalian hanya peduli soal pakaian..” Kata Mi
So dengan nada kesal lalu meminta Ji Ah agar segera menuangkan air.
Mi So
membawakan teh, Young Joon bertanya Apa makan malam dengan ketua Grup UK malam
ini. Mi So membenarkan kalau jadwalnya jam 6 sore. Young Joon pikir Ketua ingin berbicara tentang sesuatu yang
penting, jadi menurutnya Mi So tak perlu ikut.
“Ya. Aku
akan pulang hari ini...” ucap Mi So dan langsung disela oleh Young Joon.
“Bagaimana
kalau jam 8 malam? Ayo kita minum segelas anggur bersama. Ada sesuatu yang
ingin kukatakan.” Ucap Young Joon.
“Sesuatu
yang ingin dikatakan padaku? Kalau begitu, Aku akan membuat reservasi... di
lounge di Hotel Illusion, yang dibeli perusahaan baru-baru ini. Dengan begitu,
kita bisa tahu seperti apa di sana.” Kata Mi So
“Tidak
perlu. Aku sudah membuat reservasi di tempat lain.” Kata Young Joon. Mi So
kaget karena Young Joon membuat reservasi sendiri.
Mi So
bergegas pergi ke toko pakaian memilih baju dan sempat terkejut dengan
harganya, tapi meminta izin agar bisa mencobanya lebih dulu pada pegawai toko.
Pegawai meminta maaf karenaUkuran 44 sudah terjual habis dan bisa menempatkan
pesanan khusus.
“Tidak
apa-apa. Aku butuh yang bisa kupakai sekarang.” Kata Mi So. Pegawai binggung
karena akan dipakai sekarang juga?
“Oh,
kurasa Anda ada kencan.” Kata Pegawai. Mi So mengelak dengan menutupi rasa
gugupnya kalau akan memilih pakain yang lain.
Mi So
sudah berganti pakaian dengan dress yang baru dibeli. Saat itu Sang Yeon menelp
mengetahui kalau pasti pekerjaanya sudah selesai dan ingin tahu rencananya
malam ini. Mi So mengatakan sudah ada
janji malam ini. Sung Yeon ingin tahu kemana pergi.
“Lounge
di M Hotel” kata Mi So. Sung Yeon mengaku kalau sedang berada didekat situ dan
meminta agar bertemu sebentar
“Jangan
sekarang... Seperti yang kubilang, Aku ada janji malam ini.” Kata Mi So
“Aku
tanya Apa kita bisa bertemu karena ingin memberimu jawaban. Bisa saja
jawabannya berubah jika kita tidak bertemu sekarang.” Kata Sung Yeon seperti
sengaja mengoda
“Tunggu.
Waktuku tidak banyak.” Ucap Mi So. Sung Yeon pun meyakinkan kalau hanya butuh
10 menit saja. Mi So pun menyetujuinya.
Young
Joon sudah duduk direstoran,Pelayan membawakan sampanye edisi terbatas yang diminta,
lalu mencicipinya. Ia meminta agar mengeluarkan kuenya nanti dengan wajah
bahagai merasaka kalau Sebotol sampanye memberikan hadiah ucapan selamat
terbaik.
“Sekretaris
Kim, selamat sebelumnya. Kau akan menjadi satu-satunya wanita yang. yang dapat
pengakuan jujur dan tulus dariku.” Kata Young Joon bangga dan bersiap-siap
karena Mi So akan segera datang.
Mi So
datang menemui Morpheus. Young Joon lansgung memuji Mi So terlihat lebih cantik
daripada tadi yang ditemui hari ini lalu mengoda kalau pasti ada janji dengan
orang penting. Mi So terlihat panik mendengarnya lalu berpikir kalau mereka
lebih baik duduk.
“Aku
tidak punya banyak waktu sekarang.” Kata Sung Yeon. Mi So ingin tahu apakah
Sung Yeon sudah memutuskannya.
“Ya, Aku
sudah memutuskan untuk mempercayaimu dan melakukannya” kata Sung Yeon. Mi So
terkejut dan langsung mengucapkan Terima kasih.
“Aku
ingin bertemu denganmu segera karena Aku tahu Kau akan senang.” Kata Sung Yeon
lalu mengeluarkan sebuah buku yang berjudul "Sekali dalam seumur
hidup"
“Bukankah
itu buku terbarumu yang akan keluar minggu depan?” kata Mi So kaget
Sung Yeon
menyuruh agar Mi So mengambilnya, sengaja memberikan sebagai hadiah karena
mereka akan bekerja sama. Mi So terlihat dengan senang hati menerimanya. Sung Yeon dengan bangga kalau Mi So pasti
akan lebih berterimakasih saat membukanya kaena Ada tanda tanganku di dalam
buku
Mi So
membuka sampul buku dan membaca tulisan (Kebahagiaan membawa kita bersama, tapi
mungkin kita ada di jalan yang berlawanan. Lee Sung Yeon) Saat itu Young Joon
melihat dari depan pintu langsung mengembalikan buku Sung Yeon lalu menarik Mi
So pergi.
Mi So
binggung meminta agar Young Joon menjelaskan tentang sikapnya, Young Joon pikir
kalau Mi So yang menjelakan lebih dulu. Mi So memberitah kalau Sung Yeon itu
penulis buku dengan nama pena Morpheus, yang sengaja datang karena sudah
memutuskan untuk melakukan konser buku di pusat seni nanti.
“Kapan
Kau mulai mengerjakan ini?” kata Young Joon sinis
“Aku
sudah memberitahumu beberapa waktu yang lalu, Pak. Kubilang akan menyenangkan
untuk mengundang seorang penulis terkenal untuk pembukaan.” Jelas Mi So
“Jadi
yang Sekretaris Kim maksud itu dia penulis terkenalnya?” kata Young Joon. Mi So
membenarkan.
“Mengapa
Kau tidak memberiku perkembangannya?” ucap Young Joon marah
“Kurasa
tidak ada artinya memberi tahu Anda perkembangannya sebelum lebih menyakinkan.”
Jelas Mi So
“Jangan
lakukan itu.” Tegas Young Joon. Mi So binggung kenapa tak boleh melakukanya.
“Apa Aku
harus menjelaskan semuanya pada Sekretaris Kim? Aku hanya tidak suka ide itu.”
Kata Young Joon
“Anda bilang
ada sesuatu yang ingin dikatakan padaku. Bisakah Aku mendengarnya lain waktu jika
tidak mendesak?” ucap Mi So dengan nada kecewa.
“Tentu,
bahkan bukan hal yang penting” ucap Young Joon, Mi So pun segera pamit pergi.
Young
Joon berjalan dengan wajah, saat itu tak sengaja hampir menabrak pelayan dan
melihat kue yang sudah direncanakan dan juga wine tapi semuanya gagal.
Mi So
berjalan dengan wajah sedih menatap dirinya yang sudah berdandan tapi malah
membuat hatinya kecewa, lalu pulang kerumah dan melihat ada luka lecet di
tumitnya. Ia pun mengeluh kalau seharusnya tak perlu memikirkan sesuatu karena
akhirnya ia juga yang merasa sakit hati.
Sung Yeon
datang menemui adiknya , karena merasa terkejut Young Joon yang meminta untuk
bertemu. Young Joon langsung ingin tahu tujuan kakaknya. Sung Yeon mengaku
Tidak ada dan hanya ingin membantu perusahaan. Young Joon seperti tak percaya.
“Sekretaris
Kim bilang kalau keterlibatanku akan banyak membantu perusahaan. Dan Kenapa
dengan raut muka itu? Apa Kau takut? Apa Menurutmu, Aku akan mengambil Mi So
darimu?” ejek Sung Yeon
“Tentu
saja tidak.” Tegas Young Joon. Sung Yeon mengejek kalau adiknya terlihat
ketakutan.
“Haruskah
Aku tidak melakukannya jika Kau takut?” saran Sung Yeon. Young Joon menyuruh
kakaknya agar melanjutkan saja.
“Aku
tidak peduli... Kau melakukannya atau tidak. Jika Kau berpikir kalau Kau akan
punya pengaruh pada diri Sekretaris Kim atau perusahaan, maka Kau melebih-lebihkan
dirimu sendiri. Kau tidak bisa berbuat apa-apa.” Tegas Young Joon. Sung Yeon
tak bisa berkata-kata
Pagi hari
Young
Joon duduk di dalam kamarnya, sambil menuliskan pesan “Sekretaris Kim, Aku
punya alasan karena marah padamu tadi malam.” Tapi kembali menghapusnya dan
menuliskan “Sekretaris Kim, Aku bersedia memaafkanmu jika Kau meminta maaf
padaku dulu karena marah padaku tadi malam.” Lalu teringat kembali dengan
kejadian semalam.
Flash Back
Young
Joon pikir kalau Akan menyenangkan jika menjemptunya di depan restoran jadi harus
menunggunya di luar. Ia pun kembali memuji dirinya sangat luar biasa, tapi saat itu melihat Sung
Yeon yang memberikan buku pada Mi So.
“Aku memberikannya
padamu sebagai hadiah karena kita akan bekerja sama.” Ucap Sang Yeon. Mi So
dengan wajah tersenyum mengucapkan Terima
kasih.
“Kau akan
lebih berterimakasih saat membukanya. Ada tanda tanganku di dalamnya.” Kata
Sang Yeon saat itu Ia pun datang dengan wajah wajah penuh amarah.
Semua
pegawai berdiri ingin menyapa Young Joon
“Selamat pagi” tapi Young Joon kembali sinis dan pergi begitu saja.
Semua binggung karena Young Joon kemarin baru saja menyapa "Selamat
pagi" dengan senyuman dan berpikir
kalau ini pagi yang buruk.
“Benarkan?
Dia kelihatan sedikit berbeda hari ini.” Komentar Se Ra, Sementara Mi So hanya
bisa diam saja. Tuan Jung tiba-tiba masuk dengan wajah gelisah
“Sudah
lama, Aku tidak melihatmu berkeliaran kesana-kemari seperti itu. Ada apa?”tanya
Young Ok pada Tuan Jung.
“Ada
berita besar. Hanya yang berkumpul yang bisa mengetahuinya. Ayolah. Berkumpul,
kawan.” Kata Tuan Jung mengajak berkumpul. Se Ra yang enggan akhirnya ikut
mendekati Tuan Jung.
“Kalian
tahu kalau kami merencanakan acara pembukaan untuk perpustakaan pusat seni,
benarkan? Ini akan menjadi konser buku Morpheus.” Ucap Tuan Jung. Semua
terlihat tak percaya mendengarnya.
“Pasti
rumor tanpa dasar.” Ucap Se Ra yakin. Tuan Jung mengeluh karena tak ada yang
mempercayainya dan menyakinkan kalau baru saja mendengarnya dari... saat itu Mi
So memanggilnya.
“Manajer
Jung... Dimana Kau mendengar rumor itu?” tanya Mi So penasaran
“Mereka
yang ada di tim PR memberitahuku. Kudengar Wakil Ketua Lee mengatakan pada
mereka untuk segera mengirimkan siaran media soal itu.” Kata Tuan Jung. Mi So
semakin kaget mendengarnya.
Mi So
masuk ke ruangan Young Joon memastikan Apa benar kalau memberi tim PR lampu
hijau untuk mulai bekerja di konser buku Morpheus. Young Joon membenarkan, Mi So binggung karena Kemarin, mengatakan
tidak akan pernah mengizinkannya dan meminta izin untuk mengetahui alasan
tiba-tiba berubah pikiran.
“Ahh.. Benar,
Anda tidak perlu menjelaskan semuanya padaku.” Kata Mi So menyadari pertanyaan
salah.
“Tolong
jangan melewati batas lagi.” Tegas Yong Joon
“Sejujurnya,
Aku sudah salah paham. Aku pikir Anda memintaku untuk berkencan dan menikah
denganmu, Sebelumnya kau mulai bersikap baik padaku,jadi kupikir kau mungkin
benar-benar serius.” Akui Mi So. Young Joon seperti kaget mendengarnya.
“Jadi
Tolong jangan... membingungkanku lagi.” Kata tegas Mi So lalu keluar dari
ruangan. Young Joon pun hanya bisa terdiam.
Ji Ah dan
Se Ra sedang duduk di luar ruangan dan Tuan Ko berjalan didekat mereka. Se Ra
panik karena lupa membawa kancingnya. Ji
Ah pikir Se Ra harusnya segera memberikannya, karean Tuan cuma punya satu
etelan jas itu, jadi pasti tidak nyaman.
“Astaga,
Kau keras kepala sekali. Kenapa Kau terus membuat pernyataan yang salah?” kata
Se Ra
“Itu
bukan pernyataan palsu...Aku punya bukti untuk membuktikan... Apa kau Mau
taruhan? Kancing itu jatuh kemarin, jadi jas yang dia kenakan hari ini pasti
kehilangan satu kancing. Itu Kenapa? Karena dia cuma punya satu jas itu.” Kata Ji
Ah yakin
“Kupikir
Kau sudah salah paham.” Ucap Tuan Ko tiba-tiba sudah berdiri dibelakang
keduanya.
Ji Ah dan
Se Ra kaget melihat Tuan Ko sudah ada dibelakang mereka. Tuan Ko meminta agar
mereka bisa melihat baik-baik dan melihat kalau jasnya itu tak kehilangan satu
kancing pun, dengan memperlihatkan semua
kancing yang ada disetiap setelan jasnya,
“Aku
bahkan punya kancing cadangan... Semua kancing masih utuh.” Tegas Tuan Ko
“Maaf... Aku
membuat kesalahan besar.” Ucap Ji Ah. Se Ra mencari kesempatan akan mentraktir
minum...
“Tidak,
terima kasih... Jadi Tolong mulai sekarang, jangan menyebarkan rumor palsu.”
Tegas Tuan Ko lalu berjalan pergi
“Bagaimana
kalau kita pergi minum bir? Jika tidak suka bir, kita bisa minum soju atau
bir... Bagaimana kalau makgeolli?” kata Ji Ah. Tuan Ko hanya diam saja sambil
tersenyum puas.
Se Ra
akhirnya memarahi Ji Ah kalau jangan main detektif-detektifan, jadi sekarang
Tuan Ko sangat marah.
Young
Joon mencari cara untuk mencari perhatian lalu keluar ruangan mengeluh
kepalanya sakit. Mi So tak menatapnya hanya mengangkat telp menelp Dokter Choi
karena Young Joon sakit kepala dan bisa
mengunjunginya jam 10.
“Tidak
seburuk itu... “ kata Young Joon. Mi So menutup telpnya kalau tidak buruk.
Young Joon dengan sengaja sedikit melonggarkan dasinya.
“Aku
sudah mengirim email pidato yang akan Anda katakan di upacara peringatan pusat
kesejahteraan minggu depan... Tolong diperiksa.” Ucap Mi So masuk ke dalam ruangan dan
membalikan badan.
“Kurasa
dasiku mungkin agak longgar.” Kata Young Joon memanggilnya. Mi So seperti tak peduli dan masih kesal
Mi So ada
di pantry, Tuan Jung masuk ruangan dengan nafas terengah-engah mengatakan kalau
datang dengan berita besar lainnya. Mi So ingin tahu apa beritanya. Tuan Jung
mengatakan sedang berbicara dengan tim PR tentang konser buku penulis Morpheus.
“Dan
mereka memberitahuku sesuatu yang mengejutkan. Apa Kau bisa menangani berita
ini?” ucap Tuan Jung. Mi So pikir akan mencobanya. Tuan Jung meminta agar Mi So
jangan sampai kaget.
“Penulis
Morpheus adalah kakak Wakil Ketua Lee.” Kata Tuan Jung. Mi So kaget
mendengarnya merasa tak percaya
“Ini
nyata... Morpheus adalah putra sulung dari Grup Yumyung... Bukankah ini berita
yang sangat besar? Terakhir kali, Sekretaris Kim tanya padaku soal saudara
lelaki Wakil ketua Lee. Aku ingat itu, jadi Itu sebabnya Aku berlari padamu
dengan berita itu... Putra sulung tiba-tiba muncul. Bukankah itu artinya ada
perubahan dalam rencana suksesi?” kata Tuan Jung mengebu-gebu.
Mi So
mengingat ucapan Young Joon “Aku sering bertengkar dengan teman-teman kakakku. Mereka
bilang Aku tidak sopan dan berkelahi denganku.” Lalu mi So merasa kalau Young
Joon tak ada masalah karena bersama kakaknya. Young Joon mengaku kakaknya
adalah pria terburuk.
“Sepertinya
dia tidak berhubungan baik dengan kakaknya.” Kata Mi So. Tuan Jung yang
mendengarnya terlihat binggung.
Young
Joon datang menemui Tuan Park ingin tahu caranya mengatakan maaf. Tuan Park
mengeluh merasa kalau itu tak sulit untuk mengatakan "Maafkan Aku." Young
Joon memberitaahu Bahasa Spanyolnya "Maafkan Aku", yaitu "Lo
siento." Tuan Park terlihat tak
mudah mengatakanya.
“Ahh.. Lupakan
saja... Kau tidak bisa mengatakannya karena canggung dan tidak pernah bilang
maaf sebelumnya.” Ejek Tuan Park
“Itulah
arti "Maafkan Aku" bagiku... Karena Aku tidak pernah bilang maaf
sebelumnya. Apa tidak ada cara supaya Aku bisa berbaikan dengannya tanpa bilang
maaf?” kata Young Joon. Tuan Park menegaskan Tidak ada cara.
“Lalu... bagaimana
jika Aku tidak minta maaf?” tanya Young Joon.
“Kau akan
kehilangan orang itu.” Ucap Tuan Park. Young Joon terlihat mulai panik.
Mi So dan
Young Joon tak sengaja bertemu, keduanya saling bertatapan dan berjalan
berpapasan. Akhirnya Young Joon berani memanggilnya mengatakan “Aku minta maaf”
Mi So terlihat kaget. Young Joon pun kembali meminta maaf.
“Tidak,
Akulah yang minta maaf... Wakil Ketua tidak akan marah tanpa alasan... Aku
terlalu kebawa perasaan... Tapi kumohon ketahuilah ini. Aku melakukannya karena
kupikir itu akan membantu Anda.” Ucap Mi So
“Aku
sangat tahu itu...” ucap Young Joon dengan senyuman lalu sengaja berjalan
sedikit melambatkan langkahnya agar Mi So tak terburu-buru.
Keduanya
duduk di ruang kerja, Young Joon pikir Mi So harus merayakan perdamaian mereka dengan
makan malam yang menyenangkan. Mi So pikir mereka punya banyak sekali pekerjaan
yang harus diselesaikan. Young Joon merasa tak masalah.
“Kau
pasti baik-baik saja. Tapi Aku tidak fokus kerja karena Sekretaris Kim sangat
menggangguku.” Ungkap Young Joon. Mi So terlihat binggung.
“Apa Anda
mau minum kopi?” tanya Mi So gugup. Young Joon menunjuk kalau sudah ada diatas
meja.
“Agak
panas di sini...Haruskah kubuka jendelanya?” kata Mi So. Young Joon memberitahu
kalau jendela sudah terbuka.
“Sekretaris
Kim... Tadi belum lama, Kau bilang padaku untuk tidak mengaduk-aduk perasaanmu
lagi.” Ucap Young Joon tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya.
“Itu...
Aku...ingin mengaduk-aduk perasaan Sekretaris Kim.” Kata Young Joon lalu
mendekat ingin mencium bibir Mi So, tapi tiba-tiba bangkunya terdorong.
Mi So
sudah memajukan bibirnya pun menjauh dari bosnya. Young Joon terlihat binggung,
saat itu juga Mi So sangat marah melirik sinis dari atas bangkunya.
BERSAMBUNG KE EPISODE 6